1 / 15

Saat Diri Harus Beranjak Pergi

Saat Diri Harus Beranjak Pergi. Author: Abu Aufa (In dedication to Keluarga Masyarakat Islam Indonesia di Jepang). Jiwa meregang...tubuh pun bergetar hebat, berbaur jeritan ketakutan atau

karsen
Download Presentation

Saat Diri Harus Beranjak Pergi

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Saat Diri Harus Beranjak Pergi Author: Abu Aufa(In dedication to Keluarga Masyarakat Islam Indonesia di Jepang)

  2. Jiwa meregang...tubuh pun bergetar hebat, berbaur jeritan ketakutan atau linangan air mata bahagia karena ingin bertemuRabb-nya.Ditarik, dan dicabut dari setiap urat nadi, syaraf,dan akar rambut. Ini sebuah titah, ia harus kembali kepada pemilik-Nya. Allahu Akbar……. janji-Mu telah tiba.

  3. Yaa Robbi.... alangkah sakit nyaPerih laksana tiga ratus tusukan pedang, atau Ringan bagaikan sebuah pengait saat dimasukkan dan ditarik dari gumpalan bulu yang basah. Duhai jiwa, seandainya engkau tahu bahwa sakaratul maut itu lebih ngeri dan dahsyat dari semua yang ada.

  4. Sayup terdengar lantunan ayat suci dan sesegukan air mata yang tumpah. Lalu…. hening berbalut sepi.Semakin hening, bening menggantikan hingar bingar dunia di kala pagi yang penat dan siang yang meranggas.

  5. Diam pun menyisakan kepiluan, kesedihan atau berjuta kenangan. Dia telah pergi, dan tak akan pernah kembali. Yaa Allah...inikah kepastian yang telah Engkau tetapkan?

  6. Mana tumpukan harta yang telah terkumpul sekianlama? Pelayan setia, rumah mewah, kendaraan,kebun rindang dan subur, pakaian indah, danorang-orang tercinta, dimanakah kini kalian berada?Semua telah direnggut kematian, dicampakkan, dandihempaskannya kenikmatan dunia yang dahulu sangatdielu-elukan. Adakah segala amanah dapat menuai pahala, duhai Allah.

  7. Kegelapan pun menyeruak, hitam pekat laksana jelaga,sungguh mengerikan. sebagian jiwa yang akan berteman dengan amalan jahat hingga tibanya hari kiamat.Mencekam, berbaur jeritan keras memekakkan telinga,"Jangan Kau datangkan kiamat yaa Allah, sungguh aku disini sudah sangat tersiksa!!!" .

  8. Bagi sebagian lainnya, alam kubur justru membuatbahagia. Berteman amal sholeh yang diibaratkan sebagaimanusia dengan paras sangat menyenangkan. Lalu ia pun menjerit, menangis bahagia "Datangkan hari kiamat sekarang yaa Allah,aku ingin segera ke sana!!!"

  9. Kematian... Erat menyiratkan takut dan pilu serta lantunansenandung duka. Menciptakan nada pedih dan gamang yang kadang menghujam iman, hingga hati pun bertanya,mengapa selalu ada perpisahan? Rasa itu menghantam dan menikam pada keluarga yang ditinggalkan.

  10. Namun kematian adalah suatu keniscayaan, karena ia telah dijanjikan. Kematian pun hakikatnya adalah sahabat akrab bagi setiap yang bernyawa. Sayang, kesadaran itu baru menghentak saat orang yang kita cintalah yang direnggutnya. Ketika itu auranya begitu dekat, serasa setiap helaan nafas beraroma kematian.

  11. Duhaijiwa...Sadarkahengkaubahwakelakkuburanadalahtempatperistirahatan? Sudahkahengkausiapkanmalampertamadisana, sepertikausibukkandirimenjelangmalampertamapernikahan? Tidakkahengkautahubahwaiaadalahmalam yang sangatmengerikan, yang membuatorang-orangsholehmenangissaatmemikirkannya.

  12. Kau gerakkan lidahmu untuk membaca kitab suci, tetapi tingkah lakumu tak pernah kau selaraskan. • Kau kenal setan, tapi kau jadikan teman. • Kau kejar harta, tapi kau lupa berderma. • Kau katakan ingin masuk surga, tapi tak pernah berhenti berbuat dosa.

  13. Tak henti-hentinya kau sibukkan dirimu dengan kesalahan saudaramu , padahal engkau pun bukan manusia suci. Saat kau kebumikan sahabat-sahabat yang telah mendahului, mengapa kau mengira dirimu tak akan pernah mati?Ampuni dosaku...

  14. Duhai Allah...Engkau yang Maha MendengarDengarkan munajat ini yaa Robbi, berilah kesempatanuntuk kami selalu memperbaiki diriJadikan diri ini bersih, hingga saat menghadap-Munanti

  15. Ringankan kematian kami yaa Allah, mudahkanlah duhai …Pemilik JiwaJadikan hati ini ikhlas saat malaikat maut menyapaHingga kematian menjadi sangat indah, kematian yangkhusnul khaatimahamiiin .

More Related