1 / 24

Kelompok 1

Kelompok 1. Tambahkan Contoh Perencanaan Audit ( utamakan Perencanaan Audit Berbantuan Komputer jika ada ) Slide ini hanya panduan , bisa ditambahkan atau menggunakan slide yang baru. AUDIT PLAN (Perencanaan Pemeriksaan). Standar Pekerjaan Lapangan Pertama :

kamal
Download Presentation

Kelompok 1

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kelompok 1 • TambahkanContohPerencanaan Audit (utamakanPerencanaan Audit BerbantuanKomputerjikaada) • Slide inihanyapanduan, bisaditambahkanataumenggunakan slide yang baru

  2. AUDIT PLAN (Perencanaan Pemeriksaan) • Standar Pekerjaan Lapangan Pertama : “Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya” • Audit Plan adalah:  pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan • Disusun segera setelah Engagement Letter (surat perikatan) disetujui klien • Tujuan audit plan :  Untuk mencapai keyakinan memadai guna mendeteksi salah saji yang diyakini jumlahnya besar, baik secara individual maupun keseluruhan, yang secara kuantitatif berdampak material terhadap laporan keuangan

  3. Dalam merencanakan audit : • Risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, sesuai dengan pertimbangan profesional • Menetapkan pertimbangan awal mengenai tingkat materialitas • Untuk audit plan, auditor dapat mempertimbangkan materialitas : • Sebelum laporan keuangan yang akan diaudit selesai disusun • Setelah laporan keuangan yang diaudit selesai disusun, namun perlu dimodifikasi • Untuk dua keadaan tsb. didasarkan atas laporan keuangan interim klien yang disetahunkan atau laporan keuangan tahunan satu/lebih periode sebelumnya, dengan syarat memperhatikan pengaruh perubahan besar dalam perusahaan klien dan perubahan lain yang relevan dalam perekonomian secara keseluruhan

  4. Pertimbangan auditor dalam perencanaan auditor : • Pahami bisnis dan industri klien (understanding client bussiness) Memperoleh pemahaman atas peristiwa, transaksi, dan praktik yang menurut pertimbangan auditor dapat mempengaruhi laporan keuangan klien. • Kebijakan dan prosedur akuntansi klien • Metode pengolahan informasi akuntansi yang digunakan klien, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan • Penetapan tingkat Risiko pengendalian yang direncanakan • Pertimbangan awal tingkat materialitas untuk tujuan audit • Pos laporan keuangan yang memerlukan penyesuaian (adjustment) • Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit, seperti Risiko kekeliruan dan ketidakberesan yang material atau adanya transaksi antar pihak yang mempunyai hubungan istimewa • Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi tugas (sebagai contoh, laporan audit tentang laporan keuangan konsolidasi, laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak/perjanjian)

  5. Prosedur yang dipertimbangkan dalam perencanaan dan supervisi : • Arsip korespondensi, kertas kerja, arsip permanen, laporan keuangan dan laporan audit tahun lalu • Membahas masalah (yang mempunyai dampak audit) dengan staf KAP yang bertanggungjawab atas jasa non audit • Mengajukan pertanyaan tentang perkembangan bisnis yang berdampak terhadap entitas • Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan • Membicarakan tipe, luas dan waktu audit dengan manajemen, dewan komisaris atau komite audit • Mempertimbangkan dampak diterapkannya pernyataan standar akuntansi dan auditing • Mengkoordinasikan bantuan dari pegawai perusahaan klien dalam penyiapan data • Menentukan luasnya keterlibatan, jika ada, konsultan, spesialis dan auditor intern • Membuat jadwal pekerjaan audit (time schedule) • Menentukan dan mengkoordinasikan kebutuhan staf audit • Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperoleh tambahan informasi tentang tujuan audit yang akan dilaksanakan sehingga auditor dapat mengantisipasi dan memberikan perhatian terhadap hal yang berkaitan

  6. Untuk membuat perencanaan audit dengan baik  Pahami bisnis klien (understanding bussiness client), Sifat dan jenis usaha klien, Struktur organisasi, Struktur permodalan, Metode produksi, Pemasaran, Distribusi dll • Untuk memperoleh pengetahuan tentang bisnis klien melalui  Pengalaman dengan klien dan industrinya, Pengajuan pertanyaan kepada pegawai perusahaan klien, Kertas kerja audit dari tahun sebelumnya (yang berisi informasi mengenai sifat bisnis, struktur organisasi dan karakteristik operasi serta transaksi yang memerlukan pertimbangan khusus), Publikasi yang dikeluarkan industri, laporn keuangan, buku teks, majalah dan perorangan yang memiliki pengetahuan industri klien • Pengetahuan bisnis klien membantu auditor :  Mengidentifikasikan bidang yang memerlukan pertimbangan khusus, Menilai kondisi yang didalamnya data akuntansi yang dihasilkan, diolah, di review dan dikumpulkan dalam organisasi, Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas persediaan, depresi, penyisihan piutang ragu-ragu, persentase penyelesaian kontrak jangka panjang, Menilai kewajaran representasi manajemen, Mempertimbangkan kesesuaian prinsip akuntansi yang diterapkan dan kecukupan pengungkapannya

  7. Supervisi  pengarahan usaha asisten yang terkait dalam pencapaian tujuan audit dan menentukan apakah tujuan tersebut tercapai • Unsur supervisi : • Memberikan instruksi kepada asisten • Tetap menjaga penyampaian informasi masalah penting yang ditemukan dalam audit • Mereview pekerjaan yang dilaksanakan :  apakah pekerjaan audit telah dilaksanakan secara memadai dan menilai apakah hasilnya sejalan dengan kesimpulan yang disajikan dalan laporan audit • Menyelesaikan perbedaan pendapat antara staf audit dan KAP • Faktor yang mempengaruhhi luasnya supervisi: • Kompleksitas masalah • Kualifikasi orang yang melaksanakan audit • Memahami tanggung jawabnya dan tujuan prosedur audit • Mengetahui hal yang kemungkinan berpengaruh terhadap sifat, luas dan saat prosedur tsb. dilaksanakan (sifat bisnis klien, masalah akuntansi dan audit)

  8. Isi Audit Plan • Hal-hal mengenai klien • Hal-hal yang mempengaruhi klien • Rencana kerja auditor

  9. Hal-hal mengenai klien • Bidang usaha klien, alamat, no. telepon, fax dll • Status hukum perusahaan (berdasarkan akte pendirian)  Nama Pemilik, Permodalan • Accounting policy (Kebijakan Akuntansi) • Buku yang digunakan  Buku Penjualan, Buku Pembelian, Buku Kas/Bank, Buku Memorial • Metode pembukuan  Manual (tulis tembus atau biasa), Komputer, Mesin Pembukuan • Komentar mengenai mutu pembukuan secara umum (membantu dalam menyusun budget dan pemilihan tenaga yang akan ditugaskan di klien tsb) • Neraca komparatif dan perbandingan penjualan, Laba/Rugi tahun lalu dan sekarang • Client contact Presiden direktur, Controller, Chief Accountant, Penasihat hukum • Accounting, Auditing & Tax Problem • Accounting problem  Perubahan metode pencatatan dan manual ke komputer, Revaluasi fixed asset, Perubahan metode atau tarif penyusutan • Auditing problem  Hasil konfirmasi tahun lalu tidak memuaskan, Perubahan accounting policy • Tax problem  Masalah rastitusi, kekurangan penyetoran, adanya dua pembukan dalam perusahaan

  10. AUDIT PLAN • Hal-hal yang Mempengaruhi Klien  Majalah ekonomi/surat kabar (Business News, Ekonomi Keuangan Indonesia) • Rencana Kerja Auditor • Staffing • Nama Partner • Nama Manager • Nama Supervisor • Nama Senior • Nama Asisten • Waktu Pemeriksaan • Waktu dimulai suatu pemeriksaan • Berapa lama waktu pemeriksaan • Dead Line (selesai kapan, dikirim kemana, sampainya kapan, kepada siapa report itu dikirim) • Budget (jam kerja dan biaya audit) • Jenis Jasa yang Diberikan • General Audit, Special Audit, Bantuan Administrasi, Menyusun Neraca/Laba Rugi, Perpajakan

  11. AUDIT PLAN • Hal-hal tambahan • Bantuan yang dapat diberikan klien • Mengisi formulir konfirmasi piutang, utang • Membuat schedule • Aging Schedule • Rincian Harga Tetap • Rincian Utang dan Piutang • Rincian Biaya yang Masih Harus Dibayar • Time Schedule • Jadwal kerja per bulan • Siapa yang mengerjakan • Berapa jam waktu yang dibutuhkan • Pada akhir Audit Plan, mencantumkan : • Dibuat oleh : • Review oleh : • Approved oleh : (harus diapproved oleh Partner) • Contoh Audit Plan …………………..

  12. Kelompok 2 • TambahkanContohProgram Audit (utamakan Program Audit BerbantuanKomputerjikaada) • Slide inihanyapanduan, bisaditambahkanataumenggunakan slide yang baru

  13. AUDIT PROGRAM AUDIT PROGRAM • Merupakan kumpulan prosedur audit (dibuat tertulis) yang rinci dan dijalankan untuk mencapai tujuan audit (akan lebih baik jika audit program dibuat terpisah untuk Compliance Test dan Substantive Test) • Tujuan Audit Program : • Untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan oleh manajemen dari sisi eksistensi atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, pemilaian atau alokasi serta penyajian dan pengungkapan dapat dipercaya, wajar dan tidk menyesatkan terhadap pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tsb • Manfaat Audit Program : • Sebagai petunjuk kerja yang harus dilakukan asisten dan instruksi bagaimana harus menyelesaikan • Sebagai dasar untuk koordinasi, pengawasan, dan pengendalian pemeriksaan • Sebagai dasar penilaian kerja yang dilakukan klien • Disusun setelah Audit Plan (tetapi sebelum pemeriksaan lapangan dimulai) : • Disusun secara standardisasi untuk semua klien • Disusun sesuai dengan kondisi dan situasi klien (tailor made)

  14. AUDIT PROGRAM • Audit program yang baikmencantumkan : • Tujuanpemeriksaan(audit objective) • Prosedur audit yang akandijalankan • Kesimpulanpemeriksaan • Prosedur Audit Program : • Prosedur audit program untuk Compliance Test • Prosedur audit program untuk Substantive Test • Prosedur audit program untukkeduanya • Contoh Audit Program untukCompliance TestdanSubstantive ………………………….

  15. AUDIT PROSEDUR dan AUDIT TEKNIK AUDIT PROSEDUR dan AUDIT TEKNIK • Audit Prosedur :  Merupakan langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaan • Sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan efektif • Dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan bukti (audit evidence) yang cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan • Audit Teknik :  Merupakan cara untuk memperoleh audit evidence, seperti konfirmasi, observasi, inspeksi, tanya jawab (inquiry), dll

  16. RSIKO AUDIT dan MATERIALITAS • PSA No.25 : • Pedomanbagi auditor dalammempertimbangkanRisikodanmaterialitaspadasaatperencanaandanpelaksanaan audit ataslaporankeuanganberdasarkanstandar auditing • Mempengaruhipenerapanstandar audit : • StandarPekerjaanLapangandanStandarPelaporan (yang tercermindalamLaporan Audit Bentuk Baku) • Perludipertimbangkandalam: • Merencanakan audit danmerancangprosedur audit (untukmemperolehbukti audit kompeten yang cukup) • Mengevaluasiapakahlaporankeuangansecarakeseluruhandisajikansecarawajar, dalamsemuahal yang material, sesuaidengn PABU di Indonesia

  17. Risiko Audit • Diakuidenganpernyataandalampenjelasantentangtanggungjawabdanfungsi auditor independen, sbb. :  “Karenasifatbukti audit dankarakteristikkecurangan, auditor dapatmemperolehkeyakinanmemadai, bukanmutlak, bahwasalahsaji material terdeteksi” • Risiko Audit adalah :  Risiko yang timbulkarena auditor tanpadisadaritidakmemodifikasipendapatnyasebagaimanamestinya, atassuatulaporankeuangan yang mengandungsalahsaji material • Risiko audit dapatditentukandalamukuran  kuantitatifdankualitatif • Padatingkatsaldoakunataugolongantransaksi, Risiko audit terdiri : • Risiko (bawaan/inherent riskdanRisikopengendalian/control risk) bahwasaldoakunataugolongantransaksimengandungsalahsaji (kekeliruanataukecurangan) yang dapatmenjadi material terhadaplaporankeuanganapabiladigabungkandengansalahsajipadasaldoakunataugolongantransaksilainnya • Risiko (Risikodeteksi/detection risk) bahwa auditor tidakakanmendeteksisalahsajitersebut

  18. Risiko AUDIT dan MATERIALITAS JenisRisiko Audit • RisikoBawaan, adalah :  Kerentanansuatusaldoakunataugolongantransaksiterhadapsuatusalahsaji material (asumsi : tidakterdapatpengendalian yang terkait) • Faktor yang mempengaruhiRisikobawaan : • Besarnyasaldoakunataugolongantransaksitertentudibandingkandengan yang lain • FaktorEkstern (perkembanganteknologi) • Faktor yang berhubungandenganbeberapaatauseluruhsaldoakunataugolongantransaksi yang mempengaruhiRisikobawaan (lihat SA Seksi 316, PSA No.32 dan PSA No. 70 “PertimbanganatasKecurangandalam Audit LaporanKeuangan”, paragraf 10) • RisikoPengendalian, adalah : • Risikobahwasalahsaji material yang dapatterjadidalamsuatuasersitidakdapatdicegahataudideteksisecaratepatwaktuolehpengendalian intern klien. • Merupakanfungsiefektivitasdesaindanoperasipengendalin intern untukmencapaitujuanklien yang relevandenganpenyusunanlaporankeuanganklien • BeberapaRisikopengendalianakanselaluadakarenaketerbatasanbawaandalamsetiappengendalian intern • RisikoDeteksi, adalah : • Risikobahwa auditor tidakdapatmendeteksisalahsaji material dalamsuatuasersi • Merupakanfungsiefektivitasprosedur audit danpenerapannyaoleh auditor • Timbulkarenaketidakpastian yang adapadawaktu auditor tidakmemeriksa 100% saldoakunataugolongantransaksi, dankarenaketidakpastian lain yang ada, walaupunsaldoakunataugolongantransaksitersebutdiperiksa 100%

  19. Risiko AUDIT dan MATERIALITAS JenisRisiko Audit • RisikoBawaan (Inherent Risk =IR) danRisikoPengendalian (Control Risk=CR) berbedadenganRisikoDeteksi (Detection Risk=DR). • Risikobawaan (IR) danRisikopengendalian (CR):  Harusada, terlepasdaridilakukanatautidaknya audit ataslaporankeuangan • Risikodeteksi (DR) : • Berhubungandenganprosedur audit dandapatdiubaholehkeputusan auditor • Mempunyaihubungan yang terbalikdenganRisikobawaandanRisikopengendalian • SemakinkecilRisikobawaandanRisikopengendalian yang diyakini auditor, semakinbesarRisikodeteksi yang dapatditerima • SemakinbesarRisikobawaandanRisikopengendalian yang diyakini auditor, semakinkeciltingkatRisikodeteksi yang dapatditerima • KomponenRisiko audit  kuantitatif (persentase) ataunonkuantitatif (misalnya, minimum sampaimaksimum) • AR = IR X CR X DR,atau • AR DR = ----------------- IR X CR • Risikodeteksi yang dapatditerima (DR) tergantung : • Tingkat yang diinginkanuntukmembatasiRisiko audit suatusaldoataugolongantransaksi • Penetapan auditor terhadapRisikobawaandanRisikopengendalian • Penetapan auditor terhadapRisikobawaandanRisikopengendalianmenurun, Risikodeteksi yang daoatditerimaakanmeningkat

  20. Risiko AUDIT dan MATERIALITAS Materialitas • Definisi :  Besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tsb. • Frasa “Menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, sesuai dengan PABU di Indonesia”  Menunjukkan keyakinan auditor bahwa laporan keuangan secara keseluruhan tidak mengandung salah saji material • Konsep materialitas  penting bagi kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan PABU, sedangkan beberapa hal lain tidak penting, baik individual atau keseluruhan. • Laporan Keuangan mengandung salah saji material • Apabila laporan keuangan tsb. mengandung salah saji yang dampaknya, secara individual atau keseluruhan, cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tsb tidak disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan PABU di Indonesia

  21. Risiko AUDIT dan MATERIALITAS Materialitas • Salah saji akibat dari  kekeliruan atau kecurangan • Auditor tidak bertanggung jawab  dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa salah saji yang disebabkan karena kekeliruan atau kecurangan, tidak material terhadap laporan keuangan • Kekeliruan (Error) adalah : • Salah saji atau penghilangan yang “Tidak Disengaja” jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan • Kekeliruan mencakup : • Kesalahan dalam pengumpulan atau pengolahan data yang menjadi sumber penyusunan laporan keuangan • Estimasi akuntansi yang tidak masuk akal yang timbul dari kecerobohan atau salah tafsir fakta • Kekeliruan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian atau pengungkapan • Kecurangan (lebih luas dari segi hukum), namun auditor berkepentingan dengan tindakan curang yang menyebabkan salah saji material dalam laporan keuangan

  22. Risiko AUDIT dan MATERIALITAS Materialitas • Dua tipe salah saji (SA Seksi 316, PSA No.32 dan PSA No.70 “Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit Laporan Keungan) : • Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan • Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadapnya aktiva • Faktor utama yang membedakan “kecurangan” (Fraud) dengan “kekeliruan” (Error) : • Apakah tindakan yang mendasarinya, yang mengakibatkan salah saji dalam laporan keuangan, merupakan tindakan yang “disengaja” atau “tidak disengaja” • Auditor tidak membedakan antara kekeliruan dan kecurangan, tanggungjawab auditor adalah memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas salah saji material (perbedaan diungkapkan dalam hal tanggapan auditor terhadap salah saji yang terdeteksi)

  23. Risiko AUDIT dan MATERIALITAS Materialitas • Pertimbangan salah saji material : • Apakah berdampak individual atau gabungan  auditor harus mempertimbangkan sifat dan jumlah pos dalam laporan keuangan yang diaudit • Merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan memadai dan yang akan meletakkan kepercayaan terhadap laporan keuangan • Dihubungkan dengan keadaan sekitarnya dan mencakup pertimbangan  kualitatif maupun kuantitatif

  24. Risiko AUDIT dan MATERIALITAS • HubunganantaraMaterialitas, Risiko Audit danBukti Audit 1. Jika auditor mempertahankanRisiko audit konstandantingkatmaterialitasdikurangi, auditor harusmenambahjumlahbukti audit yang dikumpulkan. 2. Jika auditor mempertahankantingkatmaterialitaskonstandanmengurangijumlahbukti audit yang dikumpulkan, Risiko audit menjadimeningkat. 3. Jika auditor menginginkanuntukmengurangiRisiko audit, auditor dapatmenempuhsalahsatudari 3 caraberikut : • Menambahtingkatmaterialitas, sementaraitumempertahakanjumlahbukti audit yang dikumpulkan, • Menambahjumlahbukti audit yang dikumpulkan, sementaraitutingkatmaterialitastetapdipertahankan, • Menambahsedikitjumlahbukti audit yang dikumpulkandantingkatmaterialitassecarabersama-sama.

More Related