1 / 13

RELIGIOUS/SPIRITUAL DEVELOPMENT ACROSS THE LIFE SPAN

RELIGIOUS/SPIRITUAL DEVELOPMENT ACROSS THE LIFE SPAN. RELIGIOUS/SPIRITUAL DEVELOPMENT. Human growth and development is a life-long process. Therefore, ongoing faith development and spiritual formation of adults is vital to the spiritual life

kalila
Download Presentation

RELIGIOUS/SPIRITUAL DEVELOPMENT ACROSS THE LIFE SPAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. RELIGIOUS/SPIRITUAL DEVELOPMENT ACROSS THE LIFE SPAN

  2. RELIGIOUS/SPIRITUAL DEVELOPMENT Human growth and development is a life-long process. Therefore, ongoing faith development and spiritual formation of adults is vital to the spiritual life Just as we spend time and energy on growing intellectually and professionally, it is also important to make our religious development an important aspect of our lives.

  3. There are two factors that influence religiousity ; 1. Rasa ketergantungan (sense of depend) 2. Instink keagamaan Manusiadilahirkankeduniainimemilikiempatkeinginan, yaitu : keinginanuntukperlindungan, keinginanuntukpengalamanbaru, keinginanmendapattanggapan, dan keinginanuntukdikenal. Relasidiantara 4 kebutuhantersebutmenimbulkan rasa ketergantungan , danterbentuklah rasa keagamaanpadaanak

  4. Ernest Harm defided religious/spiritual development into three stage: The fairly tale stage (tingkat dongeng), The realistic stage (Tingkat kenyataan), The individual stage (tingkat individu) The Fairly Tale Stage Dimulai pada anak berusia 3-6 tahun. Konsep mengenai Tuhan lebih banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi. Sehingga anak dalam menanggapi agama juga menggunakan konsep fantastis yang diliputi oleh dongeng- dongeng yang kurang masuk akal

  5. The Realistic Stage Dimulai sejak anak masuk sekolah dasar hingga ke usia adolesense.Ide ke Tuhanan anak sudah mencerminkan konsep-konsep yang berdasarkan kepada kenyataan.Timbul melalui lembaga-lembaga keagamaan dan pengajaran agama dari orang dewasa lainnya The Individual Stage Konsep ketuhanan yang konvensional dan konservatif dengan dipengaruhi sebagian kecil fantasi. Konsep ketuhanan yang lebih murni yang dinyatakan dalam pandangan yang bersifat personal (perorangan).Konsep ketuhanan yang bersifat humanistik. Agama telah menjadi etos humanis pada diri individu dalam menghayati ajaran agama.

  6. Sifat-sifat keberagamaan pada anak Unreflektif Egosentris Anthromorphis Verbalis dan ritualis Imitatif Rasa heran. • Unreflektif (tidak mendalam) • Penelitian Machion tentang sejumlah konsep ketuhanan pada diri anak, menunjukkan 73% mereka menganggap • Tuhan itu bersifat seperti manusia. • Ajaran agama cenderung diterima begitu saja tanpa kritik. • Kebenaran tidak begitu mendalam

  7. Egosentris • Memahami dan memandang agama dari sudut kepentingan pribadinya. • Anthromorphis • Konsep ketuhanan digambarkan sebagai aspek-aspek kemanusiaan. • Vebalis dan ritualis • Kehidupan agama pada anak-anak sebagian besar tumbuh mula-mula secara verbal dan ritualis. • Egosentris • Memahami dan memandang agama dari sudut kepentingan pribadinya.

  8. Imitatif • Tindak keagamaan pada anak pada dasarnya diperoleh dari meniru. • Rasa heran • Rasa heran dan kagum merupakan tanda dari sifat keagamaan terakhir pada anak, namun rasa heran dan kagum itu berbeda dengan orang dewasa. Rasa heran dan kagum merupakan konskuensi dari kebutuhan anak akan hal yang baru

  9. PERKEMBANGAN KEBERAGAMAAN PADA REMAJA DAN DEWASA

  10. Perkembangan agama pada remaja • Agama adalah omong kosong • Mengingkari pentingnya agama • Menolak kepercayaan-kepercayaan terdahulu Perkembangan pikiran dan mental, ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik lagi bagi mereka. Sifat kritis terhadap ajaran agama mulai timbul. Selain masalah agama mereka pun sudah tertarik pada masalah kebudayaan, sosial, ekonomi dan norma-nornma kehidupan lainnya.

  11. Agama yang ajarannya bersifat lebih konservatif lebih banyak berpengaruh bagi para remaja untuk tetap taat pada ajaran agamanya. Sebaliknya agama yang ajaranya kurang konservatif-dogmatis dan agak liberal akan mudah merangsang pengembangan pikiran dan mental para remaja sehingga mereka banyak meninggalkan ajaran agamanya

  12. Perkembangan sosial Kehidupan beragama mereka timbul konflik antara pertimbangan moral dan material. Perkembangan moral Para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk mencari proteksi. Tipe moral yang terlihat pada para remaja mencakup: (a) self directive ‘taat terhadap agama’; (b) adaptive ‘mengikuti situasi lingkungan’; (c) submissive ‘keraguan terhadap ajaran agama’; (d) unadjusted ‘belum meyakini kebenaran ajaran agama’; (e) deviant ‘menolak dasar agama’.

  13. Negative Masaawalremaja (12-18 tahun) Confused Skeptic Return Remaja Akhir Submit Calm

More Related