1 / 1

-42

-42. Pengakuan ini menunjukkan bahwa manusia telah memiliki bibit-bibit religiusitas. dalam alam ruhaninya. Ahli-alili psikologi, agama menyebutnya sebagai religious. instinct atau naluri keberagamaan, yaitu suatu yang naluri untuk meyakini dan.

kaia
Download Presentation

-42

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. -42 Pengakuan ini menunjukkan bahwa manusia telah memiliki bibit-bibit religiusitas dalam alam ruhaninya. Ahli-alili psikologi, agama menyebutnya sebagai religious instinct atau naluri keberagamaan, yaitu suatu yang naluri untuk meyakini dan mengadakan penyembahan terhadap suatu kekuatan di luar dirinya (Subandi, 1997). Disamping istilah agama, juga terdapat istilah religi (religion, bahasa Inggris) dan dun (al-diin, bahasa Arab), yang artinya sepadan dengan agama. Walaupun secara etimologis memiliki arti yang berbeda tetapi secara terminologis dan teknis, makna dari kedua istilah ini adalah sama (Anshari, 1997). Pengertian keberagamaan dan pengertian religiusitas (religiusity) memiliki pengertian yang sama. Religi berasal dari bahasa latin yaitu religio, yang akar katanya adalah relegere atau religare. Religare berarti berhati-hati dan berpegang teguh pada kaidah atau aturan yang ketat Menurut Gazalba (Kurniawan, 1997) religare artinya mengikat, yaitu ikatan manusia dengan tenaga gaib. Religi adalah serangkaian aturan dan kewajiban-kewajiban yang mengharuskan pemeluknya untuk mengikuti dalam rangka mengikatkan diri kepada yang gaib. Istilah religi atau agama berbeda dengan religiusitas (Mangunwijaya, 1982) agama menunjuk pada aspek formal, yang berkaitan dengan aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban, sedangkan religiusitas menunjuk pada aspek religi yang telah dihayati individu di dalam hati. Adisubroto (1987) menjelaskan bahwa manusia religius adalah manusia yang struktur mental secara keseluruhannya secara tetap diarahkan kepada Pencipta nilai mutlak, memuaskan dan tertinggi

More Related