1 / 33

LIQUID PENETRANT TEST

LIQUID PENETRANT TEST. UJI CAIRAN PENETRAN. Pendahuluan. Liquid Penetrant Test (PT ) : Metoda uji yang mampu mendeteksi cacat terbuka pada permukaan suatu bahan atau komponen baik dari raw material maupun lasan.

judith
Download Presentation

LIQUID PENETRANT TEST

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. LIQUID PENETRANT TEST UJI CAIRAN PENETRAN

  2. Pendahuluan Liquid Penetrant Test (PT ) : Metoda uji yang mampu mendeteksi cacat terbuka pada permukaan suatu bahan atau komponen baik dari raw material maupun lasan. Syarat supaya bisa dideteksi oleh Dye Penetrant Test : Cacat atau Discontinuity harusOPEN TO THE SURFACE

  3. Jenis Material yang dapat di uji dengan DPT • Ferros • Polimer • Ceramic • Non Ferros Etc

  4. PRINSIP KERJA PT Penetrant Test bekerja berdasarkan fungsi dari gaya kapilaritas chemical penetrant. Bila celah yang sangat sempit diber cairan, maka celah tersebut akan mampu menyedot cairan sehingga celah akan berisi cairan. Cairan yg ada didalam celah akan dpt di sedot keluar ke permukaan bila ujung celah diberi developer yang daya kapilaritasnya lebih kuat. Cairan yang disedot oleh depelover di ujung celah akana memberikan indikasi bahwa di tempat tersebut terdapat cacat. Gaya kapilaritas

  5. Sifat–sifat cairan penetran • Mampu memasuki celah yang sangat sempit • Mampu berada di dalam celah yang besar • Tidak mudah menguap • Bila berada di permukaan benda uji mudah dibersihkan • Bila berada didalam celah sukar dibersihkan • Mudah disedot didalam celah • Mampu menyebar dalam bentuk film • Tidak mudah berubah warna • Tidak korosif • Tidak berbau • Tidak mudah menyala • Stabil bila disimpan • Tidak beracun • Murah

  6. Sifat Fisis Cairan Penetran • Viskositas tinggi -> turunnya daya penetrasi rendah -> cepat menyebar ke tempat lain • Tegangan permukaan tinggi -> daya melarutkan zat warna sangat baik rendah -> kemampuan penetrasi dan penyebarannya sangat baik • Daya pembasah berkaitan dengan sudut kontak cairan dengan permukaan

  7. Sifat Fisis Cairan Penetran (lanjutan) • Massa jenis Tidak berpengaruh terhadap kemampuan penetrasi, umumnya 0,86 – 1,06 gr/cm3pada 16oC • Volatilitas Tidak boleh bersifat volatil karena menyebabkan : - Formula tidak stabil, dpt terjadi perubahan sifat - Mengurangi daya penyebaran, shg cepat kering

  8. Sifat Fisis Cairan Penetran (lanjutan) • Titik nyala Tinggi -> tidak mudah terbakar umumnya ditambahkan dengan cairan yang titik nyalanya rendah shg mampu meningkatkan sensitivitas • Korosifitas Harus non korosif terhadap benda uji maupun tempat penyimpanan

  9. Tipe dan System Ditinjau dari cara inspeksinya : 1. Cairan penetran Fluorescent Inspeksi uji penetran dengan bantuan sinar Ultraviolet 2. Cairan penetran Non Fluorescent Inspeksi uji penetran dilakukan secara visual

  10. Tipe dan System (lanjutan) Ditinjau dari cara pembersihan penetra: • Sistem water washable • Sistem post emulsified • Sistem solvent remoble Ketiga sistem berlaku untuk penetran Fluorescent dan Non Fluorescent

  11. 1. 1. Sistem water washable Fluorescent Dalam sistem inipembersihan dilakukan dengan menggunakan air. Penetran terdiri dari minyak untuk penetrasi, zat warna, zat pengemulsi dan zat pen-stabil. Keuntungan : - Indikasi mudah dilihat dan terang sekali - Mudah dan ekonomis, sekali dilapiskan langsung dicuci - Cepat terutama untuk benda uji kecil - Baik digunakan untuk permukaan kasar Kerugian : - Kurang baik untuk mendeteksi cacat yang dangkal - Tidak baik bila pencucian berlebih - Mudah berubah oleh kontaminan, terutama air - Sensitivitas dipengaruhi oleh asam, terutama asam dan senyawa cromat. - Bila benda uji tidak boleh kena air, sistem tidak dipakai - Pemeriksaan harus menggunakan sinar ultraviolet di ruang gelap

  12. 1.2. Sistem Post EmulsifiedFluorescent Dalam sistem ini pembersihan dilakukan juga dengan air. Penetran tidak mengandung zat pengemulsi. Zat pengemulsi dilapiskan setelah penetran masuk ke dalam celah. Tanpa melapiskan zat pengemulsi, Penetran tidak dapat dipersikan dari permukaan benda uji Keuntungan : - Dapat digunakan untuk mendeteksi cacat terbuka yg dangkal - Sensitivitas tinggi walaupun cacatnya halus - Konsentrasi zat warna tinggi -> hasil lebih jelas - Waktu penetrasi pendek - Asam dan senyawa kromat tdk mengganggu sensitivitas Kerugian : - Sistem dilakukan dalam dua tahap sebelum pembersihan akhir, jadi lebih lama - Selisih waktu antara pelapisan penetran dan emulsifier sangat kritis - Benda uji seperti ulir sukar dicuci karena emulsifier tdk dapat mencapai celah yang sempit - Lebih mahal

  13. 1.3. Sistem solvent remobleFluorescent Sistem ini sebaiknya dipakai bila metodawater washable tidak dapat digunakan. Karena kelebihan penetran dilakukan dalam dua tahap. a. Benda uji dilap dengan lap bersih dan kering, b. kemudian baru dilakukan tahap kedua yakni dilap dengan solven. Sistem solvent remoble sangat menguntungkan untuk spot test

  14. Cairan Penetran Non Fluorenscent • Cairan yang terdiri dari tiga sistem yaitu Sistem water washable, post emulsified dan solvent remoble dengan keuntungan dan kerugian yang sama seperti pada cairan fluorenscent, kecuali sifat fluenresensinya, jadi cairan ini tidak memerlukan lampu ultraviolet

  15. Pre-Cleaning • Detergen • Solven • Vapour Degresing • Larutan pembuang kerak • Pembuang/pengupas cat • Pembersih ultrasonik • Blasting • Pembakaran • Pengeringan setelah pembersihan

  16. Pelapisan Cairan Penetran 1. Pencelupan (dipping) 2. Penyemprotan (Spraying) 3. Pemulasan 4. Penyemprot elektrostatik

  17. Pelapisan Cairan Penetran (lanjutan) • Pencelupan/Perendaman • Benda uji yang telah bersi dan kering dicelupkan dalam waktu tertentu (waktu penetrasi) kemudian diangkat dan dikeringkan. Pencelupan dapat dilakukan sekaligus teruama untuk benda uji kecil.

  18. Pelapisan Cairan Penetran (lanjutan) 2. Penyemprotan (Spraying) Benda uji setelah bersih dan kering dapat disemprot dgn cairan penetran secara merata atau pada bagian yang akan diperiksa saja kemudian di keringkan

  19. Pelapisan Cairan Penetran (lanjutan) 3. Pemulasan Benda uji setelah bersih dan kering dapat dipulas dengan kuas. Harus diusahakan agar cairan penetran dipulaskan secara merata kemudian dikeringka 4. Penyemprot Elektrostatik Benda uji disemprotkan cairan penetran dan developer secara elektrostatik, mahal tetapi memiliki kecepatan tinggi, pelapisan seragam penyemprotan tidak akan berlebihan

  20. Pembersihan Kelebihan cairan Penetran Hanya bagian kecil penetran dapat masuk ke dalam cacat sehingga ada sisa penetran yang terdapat pada permukaan. Sisa penetran yang terdapat dipermukaan harus dibersihkan sehingga hanya cairan penetran yang berada pada celah (cacat) Cara pembersihan tergantung pada sistem cairan penetran yang dipakai serta pengeringannya dengan menyemprotkan udara kering yg panas -+ 65oC.

  21. Developing • Developer berfungsi menyedot cairan yang terdapat dalam celah sehingga akan timbul indikasi pada lapisan developer. Indikasi ini akan menunjukkan adanya cacat. • Tiga macam developer : 1. Developer basah 2. Developer kering 3. Developer Basah nonaquaeos

  22. Inspeksi Visual Inspeksi cairan penetran flourenscent • Panjang indikasi menunjukkan panjang cacat • Lubang kecil akan menghasilak indikasi berupa titik • Retakan akan menghasilkan indikasi garis Inspeksi cairan penetran Non flourenscent • Indikasi berwarna merah menunjukkan adanya cacat

  23. Material color contras / DPT : Merek : Magnaflux - USA Penetrant SKL- SP Cleaner SKC - S Developer SKD - S2

  24. Persyaratan Chemical Material PT : Persyaratan Material PT : Kandungan Chlorine (Cl) Max 1 % ( Stainless steel ) Kandungan Sulfur (S) Max 1 % (Paduan Nickel)

  25. Dwell Time • Waktu yang dibutuhkan penetrant untuk meresap kedalam cacat ( Irregularitas ) • Penetrant 5 minutes • Developer 7 minutes

  26. Prosedur Kerja Penetran Test a. Permukaan yang akan diperiksa, harus bersih dari kotoran, debu, grease atau lainnya, yang mungkin menyumbat/menutup celah, inimal berjarak 25 mm (kiri-kanan) Material yang akan di check /PT tidak oleh di Blasting Lasan

  27. Pergunakan bahan-bahan penetrant test sesuai dengan prosedur • Bersihkan daerah yang dicheck, semprotkan cleaner, dan ditunggu sampai kering dengan sendirinya, pengeringan kurang lebih 5 menit • Selama pengecekan , temperatur udara diantara 16 ~ 52 oC • Semprotkan penetrant pada bagian yang di check, pada jarak secukupnya. Bersihkan penetrant yang meluber diluar daerah pengecekan (+/- 25 mm kiri-kanan). Biarkan penetrant meresap pada daerah yang diperiksa selama +/- 10 menit atau sesuai petunjuk pabrik pembuatanya.

  28. f. Setelah waktu penetrasi tercapai, penetrant pertama-tama dibersihkan dengan lap halus/majun, perhatikan cara menyapunya satu arahsaja. Selanjutnya bersihkan jejak penetrant dengan majun/lap yang dibasahi cleaner dan disapukan satu arah, sampai didapatkan jejak-jejak penetrant bersih g. Biarkan kering dengan sendirinya h. Semprotkan developer pada daerah yang diperiksa i. Hasil pemeriksaan didapatkan setelah 7 menit, tetapi setelah 30 menit waktu pengembangan tidak diakui sebagai indikasi. Jadi pemeriksaan harus dilakukan setelah tercapai 7 menit.

  29. j. Ukur cahaya pada daerah yang di Examination minimal ukuran cahaya 1000 Lux k. Setelah hasil pemeriksaan didapatkan, segera dilakukan post cleaning , yaitu bekas-bekas penetrant dibersihkan dengan majun dan disemprotkan cleaner dan dibersihkan sehingga seperti keadaan semula sebelum dilakukan pemeriksaan.

  30. Tahapan Penetran Test

  31. Evaluasi Cacat Suatu Indikasi dengan dimensi lebih dari 1/16 inch (1,6 mm) dikategorikan sebagai indikasi yang relevant. Linear Indication, bila P > 3 x L Rounded Indication, bila L > 3 x P

  32. Acceptance Creteria • Harus bebas dari Linier Indikasi • Ronded Indikasi yang lebih dari 3/16 (4,8mm) harus di repair • Rounded Indikasi sebanyak 4 buah atau lebih, dengan masing-masing berjarak kurang dari 1/16 inch (1,6mm) harus di repair. • ASME Sec VIII Div I • AWS D1.1 • ASME B31.1 & ASME B31.3 dan Standard lainnya • API 1104 atau API 650

  33. Terima kasih Atas Perhatiannya

More Related