1 / 35

Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur

Tatalaksana Penyakit Kusta. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur. DEFINISI. Penyakit kusta adalah suatu penyakit menular yang menahun yang menyerang primer syaraf tepi sekunder kulit yang disebabkan oleh M.Leprae Bukan karena kutukan atau keturunan.

Download Presentation

Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Tatalaksana Penyakit Kusta Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur

  2. DEFINISI • Penyakit kusta adalah suatu penyakit menular yang menahun yang menyerang primer syaraf tepi sekunder kulit yang disebabkan oleh M.Leprae • Bukan karena kutukan atau keturunan. • Yang dapat menimbulkan problem sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan Nasional. • Pada umumnya terdapat di negara-negara yang sedang berkembang

  3. SEJARAH • Zaman Purbakala Dapat ditemui pada hampir semua kitab agama antara lain : • Agama Hindu (kitab Weda 1400 SM Kustha) • Agama Kong Hu Cu (Ta Feng) • Agama Kristen ( Zaraath) • Agama Islam (di Alqur’an dikenal Al-Abras, dan di hadist dikenal dg Al-Majrum)

  4. SEJARAH • Zaman Pertengahan (abad ke 13) • Pada abad ini di Eropa banyak penderita kusta yang takut terhadap penguasa sehingga penderita cenderung diasingkan karena penyakit ini belum ditemukan obatnya. • Zaman Modern • Kuman kusta ditemukan oleh G.A Hansen pada th.1873

  5. SEJARAH • Di Indonesia orang yang mempelopori pengobatan kusta adalah Dr.Sitanala. Perkembangan pengobatan Kusta di Indonesia • Tahun 1951 menggunakan DDS • Tahun 1969 Kusta di intregasikan di Puskesmas • Tahun 1982 menggunakan MDT (24 bulan) • Tahun 1988 MDT digunakan di Indonesia • Tahun 1997 Pengobatan MDT menjadi 12 bulan

  6. EPIDEMIOLOGI • Pengertian : • Ilmu yang mempelajari distribusi dan faktor-faktor yang menentukan dari suatu kejadian yg berhubungan dengan penyakit pd sekelompok masyarakat. • 6 komponen rantai infeksi yang sangat berperanan dalam proses penularan penyakit kusta: 1).Penyebab, 2).Sumber Penularan, 3).Cara keluar dari sumber penularan, 4). Cara penularan, 5).Cara masuk ke penjamu, 6).Penjamu

  7. EPIDEMIOLOGI 2. Distribusi penyakit menurut waktu & tempat. • Dari 122 negara di dunia Indonesia urutan ke 3 setelah India dan Brazil. • Dari 33 propinsi di Indonesia 16 propinsi mempunyai kasus kusta yang masih tinggi, sementara Jawa Timur menempati urutan ke 1 dari jumlah penderita karena 35 % penderita nasional ada di Jawa Timur.

  8. EPIDEMIOLOGI 3. Distribusi menurut orang. • Bahwa umur yang paling banyak terserang kusta antara 10 – 20 th. • Jenis kelamin Laki-laki banyak terkena kusta dibanding perempuan. • Di asia tipe MB lebih banyak dibandingkan dengan tipe PB

  9. EPIDEMIOLOGI 4. Faktor–faktor yg menentukan terjadinya peny kusta. a. Penyebab : “Mycobacterium leprae” • Waktu belah 12 – 14 hari, bisa hidup diluar tubuh manusia sampai 9 hari, petumbuhan optimal pd suhu 27 – 30 C b. Sumber penularan : Hanya manusia satu-satunya sebagai sumber penularan c. Cara keluar dari Host Luka dikulit dan mucosa hidung yg merupakan sumber keluarnya kuman dan tipe MB merupakan sumber penularan dan penderita yg belum berobat sekali bernafas 10 – 10. d. Cara penularan • Masa inkubasi 2 – 5 th • Hanya kuman yg solid yang bisa menularkan. • Butuh waktu yg lama dan terus menerus untuk dapat ketularan

  10. EPIDEMIOLOGI e. Cara masuk ke dalam Host Tempat masuk kuman kusta sampai saat ini belum diketahui secara pasti, para ahli sepakat bahwa masuknya kuman melalui saluran pernafasan bagian atas & kulit yg tidak utuh. f. Penjamu (Host) Hanya orang yg mempunyai imunitas rendah thd kuman kusta yg dpt tertular. Berdasarkan hasil penelitian para ahli bahwa : Dari 100 orang yang terpapar dg penderita kusta maka 95 % kebal (tidak tertular), 3 orang ditemukan gejala klinis tapi sembuh dg sendirinya, 2 orang jadi sakit dan perlu pengobatan untuk dpt sembuh.

  11. INFEKSI KUSTA Perilaku hidup + / - • Makanan • Tempat • Hygien • Sarung tangan Masy BCG (+) Desa Kel MDT (+) Immunitas 2 minggu pengob. (-) menular Genetics + / - Pend.Kusta Incubasi : 3-10 tahun Infeksi : droplet hidung Penyakit : - Sos.Ek. ( org miskin ) - Menular Stigma Orang.terinfeksi Pendrt.Kusta di depan Influence

  12. DIAGNOSIS ? DIAGNOSIS PENYAKIT KUSTA DITEGAKKAN JIKA SESEORANG MEMPUNYAI SATU ATAU LEBIH TANDA UTAMA ( CARDINAL SIGN ) KUSTA YANG DITEMUKAN PADA WAKTU PEMERIKSAAN KLINIS.

  13. DIAGNOSE PENYAKIT KUSTA • Ditemukan lesi kulit yang mati rasa {kelainan kulit ini bisa berwarna kemerah-merahan(eritematous) atau hypopigmentasi}. • Penebalan syaraf tepi yg disertai dg gangguan fungsi (sensoris, motoris & otonom). • Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA +). Seseorang bisa dinyatakan positif kusta apabila ditemukan minimal 1 (satu) cardinal sigh pada diri penderita. Apabila seseorang tersebut tidak ditemukan cardinal sign maka dianggap sebagai suspek, di evaluasi 3 – 6 bulan kemudian dilakukan pemeriksaan ulangan.

  14. ALUR TATALAKSANA PENDERITA KUSTA TANDA UTAMA TIDAK ADA ADA RAGU KUSTA TERSANGKA BUKAN KUSTA PERIKSA ULANG 3-6 BLN JUMLAH BERCAK TANDA UTAMA 1-5 >5 TAK ADA RAGU ADA MB PB RUJUK

  15. TANDA-TANDA TERSANGKA KUSTA • Tanda – tanda pada kulit. • Bercak/kelainan kulit yg merah / putih dibagian tubuh. • Kulit mengkilap • Bercak yg tidak gatal • Adanya bagian tubuh yg tidak berkeringat/tidak berambut. • Lepuh tidak nyeri

  16. TANDA-TANDA TERSANGKA KUSTA • Tanda-tanda pada syaraf. • Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota badan atau muka. • Gangguan gerak anggota badan atau bagian muka. • Adanya cacat (deformitas) • Luka (ulkus) yang tidak mau sembuh. Catatan : Tanda-tanda tersebut merupakan tanda-tanda tersangka penderita kusta, jangan dipakai sebagai dasar diagnose penyakit kusta.

  17. Syaraf tepi yg biasa terganggu

  18. KLASIFIKASI • Dasar Klasifikasi • Manifestasi klinik. • Hasil pemeriksaan bacteriologis. • Tujuan • Menentukan jenis & lamanya pengobatan peny • Waktu penderita dinyatakan RFT • Perencanaan logistik • Jenis klasifikasi • Madrid • Ridley – Jopling • India • WHO

  19. KLASIFIKASI • Untuk kepentingan program pemberantasan kita menggunakan klasifikasi WHO yaitu :

  20. Tipe PB

  21. Tipe MB

  22. PENGOBATAN • Tujuan • Memutus matai rantai penularan • Menyembuhkan penyakit penderita • Mencegah terjadinya cacat • Obat yang dipakai • DDS (Dapsone, Diamino Diphenyl Sulfone) • Bentuknya tablet berwarna putih dg takaran 100 mg dan 50 mg dan dosisnya harian • Sifatnya bacteriostatik (menghambat pertumbuhan kuman) • Efek samping : yang paling sering Anemia

  23. PENGOBATAN • Lamprene (B663) / Clofazimine • Sifatnya Bacteriostatik, Bacterisid lemah • Anti reaksi • Bentuknyakapsul berwarna coklat, dg takaran 100 dan 50 mg dosisnya bulanan dan harian. • Efek samping : Dapat merubah warna kulit • Rifampicin • Sifatnya Bacteriosid, bentuknya kapsul atau tablet dg takaran 150, 300, 450 dan 600 mg • Pemberiannya bulanan, dengan efektifitas 1 x minum 99% kuman akan mati. • Efek samping : Flu syndrum, air seni berwarna merah

  24. PENGOBATAN • Regimen Pengobatan MDT Untuk kasus anak umur < 10 th dengan mengunakan kg/Bb yaitu DDS : 1 - 2 mg/kg/bb Rifampicin : 10 – 15 mg/kg/bb. Lamprene : bulanan 100 mg, harian 50mg/2x/mgg

  25. PENGOBATAN GRATIS Untuk tipe Basah/MB pengobatan 12 blister selama 12 bulan dengan 3 macam obat Untuk tipe Kering/PB pengobatan 6 blister selama 6 bulan dengan 2 macam obat

  26. Estimasi Biaya Untuk Pengobatan Penderita Kusta Harga Obat : • Harga MDT MB per blister : Rp.185.000,- • Harga MDT PB per blister : Rp.20.000,- Kebutuhan biaya untuk 1 orang penderita MB adalah : MB: 1 or x Rp.185.000 x 12 blistes Rp.2.220.000,-

  27. REAKSI KUSTA • Suatu episode dalam perjalanan kronis penyakit kusta yg merupakan suatu reaksi antigen antibodi yang kejadiannya mendadak kelihatan penyakitnya lebih parah dari sebelumnya serta merugikan penderita. • Reaksi ini merupakan penyulit dari pada program, tetapi tidak semua penderita mengalami reaksi berdasarkan penelitian bahwa penderita yg mengalami reaksi sekitar 20 – 30 % dari jumlah penderita diobati. • Reaksi kusta dapat terjadi Sebelum pengobatan, selama dan setelah pengobatan Reaksi ini dapat menyebabkan kecacatan yang permanen kalau tidak diketahui dengan cepat baik oleh penderita sendiri maupun petugas kesehatan.

  28. REAKSI KUSTA Hal-hal yg mempermudah(pencetus) terjadinya reaksi kusta, • Penderita dalam keadaan kondisi lemah. • Kehamilan, setelah melahirkan. • Sesudah mendapat imunisasi. • Infeksi, Malaria, karies gigi, bisul & cacingan dll. • Stres fisik dan mental. • Kurang gizi.

  29. Reaksi Kusta tipe 2 ( Eryhtema Nodosum Leprosum / ENL ) Erythema Nodosum Leprosum (ENL)

  30. Maturnuwun Oleh : Sumarsono, SKM

More Related