1 / 61

Presentasi Kasus

Nurina M-Nur Hayati-Olaf S-Panji A-Prima A-Primasari-Rangga R-Raissa E-Regina L. Presentasi Kasus. Departemen Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pembimbing : drg . R. Tjipto Agus Subiakto , Sp. PM. Ilustrasi Kasus. Identitas.

jenaya
Download Presentation

Presentasi Kasus

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Nurina M-Nur Hayati-Olaf S-Panji A-Prima A-Primasari-Rangga R-Raissa E-Regina L PresentasiKasus Departemen Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Pembimbing : drg. R. TjiptoAgusSubiakto, Sp. PM

  2. Ilustrasi Kasus

  3. Identitas • Nama : Tn E. • Umur : 28 tahun • Alamat : Cengkareng • Pekerjaan : tidak tetap • Tinggi badan : 176 kg • Berat badan : 60 kg

  4. Anamnesis • Keluhan Utama : demam sejak 1 minggu yang lalu

  5. Riwayat Sosial, Kebiasaan • Os merokok, 1 bungkus per hari

  6. Pemeriksaan Fisik Intra-oral • Calculus ++ • Gangren Radix • GangrenPulpa • Lidahtampakkemerahanlicindisertaibercak-bercakputihkekuningan • Palatum mole tampaklapisanputihgambaranpulau-pulau, pinggirkemerahan • Tonsil tampakkemerahan • Gingiva posterior RA dan RB terdapatlesikecilbergerombol, tampak gingivitis 6 46 7 56 7

  7. Diagnosis Infeksi • Herpes Simpleks Virus • Aphtae • Candidiasis Non Infeksi • Lesi Traumatik • Liken Planus D/stomatitisnikotina,glossodyna DD/ Frictionalkeratosis Burn (panas/kimia) Lichen planus Hyperplasticcandidiasis leukoplakia

  8. TinjauanPustaka

  9. Stomatitis Nikotina Definisi • Lesi putih yang biasanya terdapat pada palatum. • Banyak terjadi pada perokok pipa (terkonsentrasi di satu tempat) serta pengonsumsi minuman kaleng yang panas. • Penyebab efek iritasi dan panas dari bahan kimia rokok (harus langsung terkena).

  10. Stomatitis Nikotina Epidemiologi • 30% dari seluruh perokok dan 60% dari seluruh pemakai rokok pipa. • Banyak terjadi pada pria diatas 45 tahun dengan pajanan rokok yang lama Patogenesis Iritasi udara panas dari produk tembakau  proses reaktif di palatum durum

  11. Stomatitis Nikotina Riwayat Penyakit • Adanya area kemerahan  memutih, menebal, membentuk tampilan fissure. • Kelenjar - kelenjar saliva minor palatum membengkak ,orificium menjadi jelas  bercak putih dan merah. • Asimptomatik

  12. Stomatitis Nikotina Manifestasi Klinis • Lesi hanya terjadi pada mukosa palatum. • Kulit yang terkena akan memerah dan terasa sakit (erosi pada mukosa). • Terjadi hiperkeratinasi yang terlihat sebagai papul putih yang keabu-abuan dengan titik merah di tengahnya (kelenjar saliva minor dan orifisiumnya yang mengalami inflamasi) • Terdapat fissura pada sisi palatal.

  13. Stomatitis Nikotina ManifestasiKlinis • Lesi putih juga bisa terdapat pada gingiva marginal, papil interdental dan bucal. • Kadang ditemukan juga stain tembakau berwarna coklat atau hitam pada gigi. • Gejala berkurang dalam 1-2 minggu jika pasien berhenti merokok. • Bukan lesi prakanker. • Biopsi harus dilakukan bila tidak membaik dalam 1 bulan setelah berhenti merokok.

  14. Nicotine Stomatitis

  15. Stomatitis Nikotina Pemeriksaan Fisis • Mukosa palatum tampilan cobblestone, dengan titik merah di tengahnya. • Tidak dapat dihapus • Palatum durum /palatum mole di dekat palatum durum (perluasan) Pemeriksaan penunjang 5mm – punch Biopsy

  16. Stomatitis Nikotina Gambaran Histopatologi • Lesi akantotik dan hiperkeratotik dengan inflamasi kronik sedang-berat. • Epitel pada saluran saliva biasanya metaplasia • Derajat akantosis dan hiperkeratosis sesusi dengan lama paparan

  17. Stomatitis Nikotina Mortalitas/morbiditas • Secara umum  tidak berhubungan dengan lesi displastik atau perubahan maligna • kecuali perokok terbalik  panan yang terkonsentrasi dan peningkatan bahan kimia Diagnosa banding • Kanker mukosa oral • Kandidiasis mukosa

  18. Tata Laksana Stomatitis Nikotina • Menghilangkanfaktorpenyebab(sepertimerokokatauminumminuman yang terlalupanas)  sembuhsetelah ± 2 minggu • Konsultasiutk program “berhentimerokok” • Terapimedikasi(jikaperlu): • Substitusinikotin : transdermal, permen, inhaler, nasal spray • Agonisparsialreseptorasetilkolinnikotinik : berikatandenganreseptornikotinikdanmengurangiefekstimulannya

  19. glossodynia

  20. Glossodynia • Sensasi terbakar pada lidah, bibir, atau seluruh mulut. • Rasa nyeri biasanya belum ada pada pagi hari, namun semakin memburuk seiring berlalunya hari. • Penyebabdefisiensi nutrien, ansietas atau depresi kronik, DM tipe 2, menopause, penyakit mulut seperti oral thrush atau mulut kering, atau kerusakan saraf kranial. • Lebih sering wanita daripada pria, terutama setelah menopause.

  21. Tata Laksana Glossodynia • Penatalaksanaan pada glossodynia bergantung dari gejala dan tanda masing-masing individu, serta dari penyakit yang mendasarinya.3 • Terapi dapat berupa: • Mengangkat atau membersihkan iritan (gigi palsu yang tidak pas atau alergi terhadap bahan-bahan dari gigi palsu)4 • Anti nyeri pada area yang sakit. 4 • Sering minum air atau mengunyah permen karet untuk membantu mulut tetap lembab.1 • Dosis rendah dari benzodiasepines, trisiklik antidepresan atau antikonvulsan terbukti efektif.2

  22. Tata Laksana Glossodynia (2) • Dosis rendah dari benzodiasepines, trisiklik antidepresan atau antikonvulsan terbukti efektif.2 • Suplement atau perubahan pola makanan untuk defisiensi nutrisi4 • Bedah minor untuk mengembalikan saraf-saraf lingual, jika penyebabnya adalah kelainan saraf. 4 • Area persisten dimana terasa sakit atau terbakar dapat dilakukan biopsi, untuk memastikan kanker atau pre-kanker.3

  23. Terapi Glossodynia • Gabapentin merupakan terapi pilihan utama untuk mengatasi nyeri neuropati. • Glossodynia hampir kebanyakan merupakan akibat gangguan psikosomatik dengan sensasi nyeri pada kavitas oral, terutama mulut , tanpa ditemukan abnormalitas dari mukus membran atau kelainan lainnya. • Antidepresant merupakan terapi pilihan. Tetapi efek samping dari antidepresan adalah mulut kering dan efek anti kolinergik. • Saat ini, Gabapentin dapat dipakai sebagai terapi dari nyeri neuropati. Efek samping dari gabapentin sangat rendah dan tidak ada efek antikolinergik. 5

  24. HSV

  25. HSV • Keluarga dari Human Herpesvirus (HHV) • Ada dua tipe HSV yaitu tipe 1 (HSV1 atau HHV1) dan tipe 2 (HSV2 atau HHV2). • HSV tipe 1 beradaptasi dengan baik di oral, fasial, dan area okuler. Faring, intraoral, bibir, mata, dan kulit di atas pinggang terlibat paling sering dan ditransmisikan melalui saliva yang terinfeksi atau lesi perioral • HSV tipe 2 beradaptasi dengan baik di area genitalia dan ditransmisikan secara utama melalui kontak seksual dan secara tipikal melibatkan genitalia dan kulit di bawah pinggang

  26. Manifestasi Klinis Gingivostomatitis • Pola infeksi simtomatik HSV primer dan lebih dari 90% HSV tipe 1 • Gejala muncul mendadak,sering diikuti dengan limfadenopati servikal anterior, menggigil, demam 1030sampai 1050F), nausea, anoreksia, iritabilitas, dan lesi yang nyeri di mulut. • vesikel sebesar kepala peniti  Lesi kemerahan membesar ulserasi di tengah ditutup oleh fibrin kuning bergabung ulserasi yang lebih besar, dangkal, &irregular • Inokulasi ke jari, mata, dan area genital dapat terjadi. • Kasus yang ringan biasanya sembuh dalam 5 sampai 7 hari, kasus yang berat dapat melebihi 2 minggu

  27. Faringotonsiltis • nyeri tenggorokan, demam, malaise, dan sakit kepala • Vesikel kecil dalam jumlah banyak di tonsil & faring posterior rupturulserasi dangkal & bergabung • Tempat yang paling umum dari berulangnya infeksi HSV 1 adalah vermilion border dan kulit bibir

  28. Herpes Labialis • Tanda dan gejala prodromal seperti nyeri, rasa terbakar, gatal, hangat, kemerahan) muncul pada 6-24 jam sebelum lesi muncul. • Banyak papul eritema yang kecil muncul dan membentuk kelompokan vesikel yang berisi cairan ruptur • Pada pasien yang imunokompeten, keterlibatan terbatas pada mukosa yang berkeratin yang melekat pada tulang

  29. Gambaran Histopatologi • Gambaran akantosis (sel Tzanck), inti yang membesar dan jernih yang lebih dikenal dengan degenerasi balooning. • Infeksi multinukleat • Edema intracelular

  30. Diagnosis • Manifestasi klinis • Pemeriksaan serologi HSV yang biasanya positif pada hari ke 4 sampai ke-8 setelah paparan • Pemeriksaan tambahan yang paling sering dipakai adalah pemeriksaan sitologi dan biopsi jaringan

  31. Tatalaksana • Pemberian acyclovir, valacyclovir dan famcyclovir topikal pada 3 hari awal infeksi • Pemberian Dyclone 0,5-1% mengurangi rasa tidak enak pada mulut • Pengobatan topikal terbaru saat ini antara lain 10% n-docosanazol yang dilaporlan menurunkan waktu sakit • trisodium phosphonoformate hexahydrate (foscarnet

  32. Profilaksis • Pemberian Acycloviar ointment bila ada faktor pencetus • Immunokopramais dapat diberikan antiviral oral.

  33. Diagnosis Banding

  34. Diagnosis Banding • Frictional keratosis • Burn (panas/kimia) • Lichen planus • Hyperplastic candidiasis • Leukoplakia

  35. Frictional keratosis • Etiologi: abrasi ringan atau trauma membran mukosa di mulut, oleh iritan seperti gigi yang tajam, gigitan pada mukosa pipi, atau gigi palsu.

  36. Manifestasi klinis • Awalnya lesi pucat dan translusen • Kemudian menjadi padat dan putih, kadang-kadang permukaannya kasar. • Lokasi lesi putih pada tempat iritasi.

  37. Trauma (bahan kimia) Etiologi: • Disebabkan oleh berbagai macam agen basa atau asam. • Penyebab tersering yaitu tablet aspirin yang dibiarkan larut di dalam mulut. Manifestasi klinis: • Sering di mukosa bukal • Gambaran paling umum berupa lesi putih dengan batas merah.

  38. Chemical burn

  39. Lichenplanus Etiologi : • Tidak diketahui • Penyakit autoimun dimediasi sel-T yang menyerang keratinosit basal (antigen tidak diketahui) Epidemiologi : • 3-4% populasi memiliki lichen planus oral • Terjadi pada dekade ke-4 sampai ke-6

  40. Manifestasi klinis • Distribusi bilateral dan sering simetris • Tempat: mukosa bukal (paling sering); lidah; gusi; bibir (paling jarang) • Jenis : • Retikuler (bentuk paling umum di oral) • Erosif (terdapat rasa nyeri) • Atrophik, papular, tipe plak • Bulous (jarang)

  41. Lichen planus

  42. Pemeriksaan mikroskopik • Hiperkeratosis • Nekrosis keratinosit basal • Limfosit di batas jaringan ikat-epitel

  43. Penatalaksanaan dan prognosis • Ringan sampai sedang: kortikosteroid topikal • Berat: imunosupresi sistemik, terutama prednison Prognosis: • Prognosis baik (jarang menjadi ganas (0,5-3%)) • Cenderung menjadi kronik

  44. Candidiasis Etiologi: • Infeksi jamur dari spesies Candida, biasanya Candida albicans • Dihubungkan dengan faktor predisposisi, paling umum, imunosupresi, diabetes mellitus, penggunaan antibiotik atau xerostomia.

  45. Candidiasis akut Candidiasis pseudomembranosa

  46. Manifestasi klinis Akut: • Pseudomembranosa • Lesi putih yang nyeri • Eritematosa (atropik akut): lesi merah yang nyeri disebabkan pertumbuhan Candida akut Kronis: • Athropic (eritematosa): lesi merah yang nyeri, organisme sulit diidentifikasi dengan kultur, swab, dan biopsi. • Hyperplastic: bentuk hiperkeratosis dimana Candida telah diidentifikasi sebelumnya; biasanya di mukosa bukal dekat komissura

  47. Manifestasi klinis Kronis: • Median rhomboid glossitis: bentuk kandidiasis hiperplastik terlihat di midline dorsum lidah anterior sampai papila sirkumvalata • Angular cheilitis: infeksi candida kronik di komissura labial, sering koinfeksi dengan Staphylococcus aureus

  48. Pemeriksaan mikroskopik • Pewarnaan periodic acid-Schiff (PAS) • Kultur pada medium yang sesuai (Sabouraud’s, agar kentang, corn meal) • Biopsi dengan PAS, Gomori’s methenamine silver (GMS), atau pewarnaan jamur lain

  49. Penatalaksanaan dan prognosis • Antijamur topikal atau sistemik • Koreksi faktor predisposisi, jika mungkin • Beberapa kasus candidiasis kronik membutuhkan terapi jangka panjang (minggu sampai bulan) Prognosis: Sangat baik pada pasien imunokompeten

  50. Leukoplakia • Plak putih yang menempel pada mukosa mulut • Tidak spesifik  diagnosis eksklusi • Pikirkan  candidiasis, lichen planus • Dapat merupakan lesi prekanker

More Related