1 / 106

KOMPENDIUM KAJIAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN: KETAHANAN MASYARAKAT: PENANGGULANGAN KEMISKINAN

KOMPENDIUM KAJIAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN: KETAHANAN MASYARAKAT: PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS IPTEK Dikoleksi oleh: Soemarno, ppsub April 2012. TEORI MENGENAI KEMISKINAN.

jarvis
Download Presentation

KOMPENDIUM KAJIAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN: KETAHANAN MASYARAKAT: PENANGGULANGAN KEMISKINAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KOMPENDIUM KAJIAN LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN: KETAHANAN MASYARAKAT: PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS IPTEK Dikoleksi oleh: Soemarno, ppsub April 2012

  2. TEORI MENGENAI KEMISKINAN. Kemiskinanmerupakanmasalahkemanusiaan yang telah lama diperbincangkankarenaberkaitandengantingkatkesejahteraanmasyarakatdanupayapenanganannya. DalamPanduanKeluarga Sejahtera (1996) kemiskinanadalahsuatukeadaandimanaseorangtidaksanggupmemeliharadirinyasendiridengantarafkehidupan yang dimilikidanjugatidakmampumemanfaatkantenaga, mental maupunfisiknyadalammemenuhikebutuhannya. DalamPanduan IDT (1993) bahwakemiskinanadalahsituasiserbakekurangan yang terjadibukankarenadikehendakiolehsimiskin, melainkankarenatidakdapatdihindaridengankekuatan yang adapadanya. Kemiskinanditandaiolehsikapdantingkahlaku yang menerimakeadaan yang seakan-akantidakdapatdiubah yang tercermindidalamlemahnyakemauanuntukmaju, rendahnyakualitassumberdayamanusia, lemahnyanilaitukarhasilproduksi, rendahnyaproduktivitas, terbatasnya modal yang dimilikiberpartisipasidalampembangunan. Tipologidandimensikemiskinansangatberagam, karenakemiskinanbersifatmultikompleks, dinamis, danberkaitandenganruang, waktu, sertatempat, dimanakemiskinandapatdianalisisdariberbagaisudutpandang. Kemiskinandibagidalamduakriteriayaitukemiskinanabsolutdankemiskinanrelatif. Tata-nilai (value system) Tata-nilai merupakan suatu pola nilai-nilai dari suatu masya­rakat yang didalamnya terdapat nilai-nilai individu yang saling berkaitan sehingga saling memperkuat dan membentuk suatu kesa­tuan yang serasi dan padu (Theodorson dan Theodorson, 1969). Lebih jauh tata-nilai juga merupakan sikap manusia yang tersusun dalam suatu struktur yang mapan dan padu. Hal ini berarti bahwa manusia dengan segenap sikapnya, yang mengandung komponen afektif, kognitif dan perilaku, dapat menafsirkan , mengkaji, dan mengevaluasi kejadian- kejadian di dalam lingkun­gan sekitarnya dan juga kejadian-kejadian internal di dalam dirinya. Pada gilirannya ini semua akan menghasilkan suatu nilai tertentu dan membangun suatu kepercayaan (belief) di dalam dirinya atas sesuatu yang diperhatikannya. Dengan kata lain, tata-nilai berkaitan erat dengan sikap manusia dalam memandang suatu kejadian. Misalnya sikap masyarakat desa terhadap hutan yang memandang bahwa hutan itu merupakan tempat makhluk-makhluk gaib atau tempat keramat untuk bertapa sehingga tidak boleh dirusakkan. Sikap seperti ini pada gilirannya akan dapat mem­bangun suatu kepercayaan dan nilai tersendiri pada diri manusia terhadap hutan. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  3. PRINSIP KEMISKINAN Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Kemiskinandipahamidalamberbagaicara. Pemahamanutamanyamencakup: Gambarankekuranganmateri, yang biasanyamencakupkebutuhanpangansehari-hari, sandang, perumahan, danpelayanankesehatan. Kemiskinandalamartiinidipahamisebagaisituasikelangkaanbarang-barangdanpelayanandasar. Gambarantentangkebutuhansosial, termasukketerkucilansosial, ketergantungan, danketidakmampuanuntukberpartisipasidalammasyarakat. Hal initermasukpendidikandaninformasi. Keterkucilansosialbiasanyadibedakandarikemiskinan, karenahalinimencakupmasalah-masalahpolitikdan moral, dantidakdibatasipadabidangekonomi. Gambarantentangkurangnyapenghasilandankekayaan yang memadai. Makna "memadai" disinisangatberbeda-bedamelintasibagian-bagianpolitikdanekonomidiseluruhdunia. Kepercayaan Kepercayaan dapat diartikan sebagai setiap dugaan dan per­nyataan mengenai kenyataan atas berbagai aspek dunia yang diang­gap benar oleh seorang individu atau suatu kelompok sosial. Kepercayaan ini dapat tumbuh dan berkembang dari observasi empiris, buah pikiran tradisi, penerimaan oleh orang lain, atau keyakinan; sehingga kepercayaan bisa bersifat ilmiah dan non- ilmiah. Kepercayaan merupakan landasan utama dalam pembentuk-an struktur dasar konsepsi manusia (cognitive structure) dan wawa­san hidupnya (persepsi) tentang segala sesuatu dalam lingkungan hidupnya. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  4. KEMISKINAN ABSOLUT VS. SEMENTARA Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang diukur dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sedangkan kemiskinan relatif adalah penduduk yang telah memiliki pendapatan sudah mencapai kebutuhan dasar namun jauh lebih rendah dibanding keadaan masyarakat sekitarnya. Kemiskinan menurut tingkatan kemiskinan adalah kemiskinan sementara dan kemiskinan kronis. Kemiskinan sementara yaitu kemiskinan yang terjadi sebab adanya bencana alam dan kemiskinan kronis yaitu kemiskinan yang terjadi pada mereka yang kekurangan ketrampilan, aset, dan stamina. Menurut seorang ahli antropologi C. Kluckhohn, setiap sistem nilai budaya berkaitan dengan lima masalah mendasar dalam kehidupan manusia, yaitu (i) hakekat hidup dan kehidupan manu­sia, (ii) hakekat karya dan hasil karya manusia, (iii) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (iv) hakekat hubungan manusia dengan lingkungan alamiah sekitarnya termasuk makhluk hidup lainnya, dan (v) hakekat hubungan manusia dengan sesama­nya.

  5. PENYEBAB KEMISKINAN Secaramakro, kemiskinanmunculkarenaadanyaketidaksamaanpolakepemilikansumberdaya yang menimbulkandistribusipendapatantimpang, pendudukmiskinhanyamemilikisumberdayadalamjumlah yang terbatasdankualitasnyarendah; Kemiskinanmunculakibatperbedaankualitassumberdayamanusiakarenakualitassumberdayamanusia yang rendahberartiproduktivitasjugarendah, upahnya pun rendah; Kemiskinanmunculsebabperbedaanaksesdan modal. Ketiga penyebab kemiskinan itu bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of poverty) . Adanya keterbelakangan, ketidak-sempurnaan pasar, kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka terima. Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi, rendahnya investasi akan berakibat pada keterbelakangan dan seterusnya. Logika berpikir yang dikemukakan Nurkse (yang dikutip Kuncoro, 2000) yang mengemukakan bahwa negara miskin itu miskin karena dia miskin (a poor country is poor because it is poor) Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  6. . PENYEBAB KEMISKINAN Kemiskinanbanyakdihubungkandengan: penyebab individual, ataupatologis, yang melihatkemiskinansebagaiakibatdariperilaku, pilihan, ataukemampuandarisimiskin; penyebabkeluarga, yang menghubungkankemiskinandenganpendidikankeluarga; penyebab sub-budaya(subcultural), yang menghubungkankemiskinandengankehidupansehari-hari, dipelajariataudijalankandalamlingkungansekitar; penyebabagensi, yang melihatkemiskinansebagaiakibatdariaksiorang lain, termasukperang, pemerintah, danekonomi; penyebabstruktural, yang memberikanalasanbahwakemiskinanmerupakanhasildaristruktursosial. Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  7. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN Adabeberapafaktor yang dapatmempengaruhikemiskinanbaiksecaralangsungmaupuntidaklangsung : Tingkat kemiskinancukupbanyak. Mulaidaritingkatdanlajupertumbuhan output ( produktivitastenagakerja ). Tingkat inflasi. TinggatInfestasi. Alokasisertakualitassumberdayaalam. Tingkat danjenispendidikan. Etoskerjadanmotivasipekerja. Sektorpertanianmerupakanpusatkemiskinandi Indonesia adatigafaktorpenyebabutamaantara lain : Tingkat produktivitas yang rendahdisebabkanolehjumlahpekerjadisektortersebutterlalubanyak, sedangkantanah, kapital, danteknologiterbatassertatingkatpendidikanpetani yang rata-ratanyasangatrendah. Dayasaingpetaniataudasartukardomistik ( term of trade ) komoditipertanianterhadap out put industrisemakinlemah. Tingkat diversifikasiusahadisektorpertaniankejenis-jeniskomoditi nonfood yang memilikiprospekpasar ( terrutamaekspor ) danharga yang lebihbaikmasihsangatterbatas. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  8. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN • Tidak sulit mencari faktor-faktor penyebab kemiskinan, tetapi dari faktor-faktor tersebut sangat sulit memastikan mana yang merupakan penyebab sebenarnya serta mana yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perubahan kemiskinan • Tingkat dan laju pertumbuhan output • Tingkat upah neto • Distribusi pendapatan • Kesempatan kerja • Tingkat inflasi • Pajak dan subsidi • Investasi • Alokasi serta kualitas SDA • Ketersediaan fasilitas umum • Penggunaan teknologi • Tingkat dan jenis pendidikan • Kondisi fisik dan alam • Politik • Bencana alam • Peperangan. Sebagianbesarmasyarakatmempunyaimatapencahariandalamsektorpertaniantanamanpangan (70-80%), sedangkanlainnyadalamsektor-sektorperkebunan, peternakan, industri/pengrajin, buruh-buruh, perdagangandanjasa-jasalainnyasepertijasaangkutan. Angkatankerja (terutamaangkatanmuda) diseba­gianbesarwilayahpedesaantidaksemuanyatertampungdalamlapangankerjadipedesaan, sebagianbekerjasebagaiburuhbangunanataubidangjasa lain diluarwilayahkecamatan. Persepsi, sikap, danmotivasimasyarakatpedesaanuntukmencapaitarafkehidupan yang lebihbaikpadaumumnyasudahbenar. Hal initercermindalametoskerjamasyarakatpedesaan "yang tidakmengenallelah" dalammengelolasumberdayaalam yang dikuasaiuntukmemenuhikebutuhanhidupnya. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  9. LINGKARAN SETAN KEMISKINAN Umumnya penguasaan masyarakat pedesaan terhadap modal dan teknologi sangat terbatas. Meka­nisme akumulasi modal hanya bertumpu kepada hasil produksi pertaniannya yang relatif rendah, akses terhadap fasilitas modal formal sangat terbatas atau bahkan tidak ada. Teknologi yang dikuasai berasal dari "warisan orang tua", sedangkan kegiatan transfer teknologi melalui agensi-agensi formal masih sangat terbatas. Peranan kelembagaan non-formal dan tokoh panutan non-formal lebih berperanan dibandingkan dengan kelembagaan formal. Kurangnya kegiatan-kegiatan/fasilitas lapangan kerja di luar bidang pertanian primer tampaknya berkaitan erat dengan keterbatasan penguasaan modal dan teknologi oleh penduduk dan kurangnya informasi pasar di luar daerah. Program-program pelatihan ketrampilan dan kredit formal selama ini masih belum mampu menjangkau kelo mpok masyarakat miskin di pedesaan . Program kredit formal yang ada selama ini kurang menarik di kalangan mereka, karena penyaluran kredit tersebut harus melibatkan prosedur yang dianggap cukup rumit. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  10. BEBERAPA FaktorPenyebabKemiskinan Beberapahal yang diperkirakanmenjadipenyebabkemiskinandipedesaanadalah: (1). PermasalahanrendahnyaKapabilitasdanKetersediaanSumberdayaAlambagiprosesproduksi primer. Rendahnyakqalitassumberdayalahanmegakibatkantingginyabiayaproduksi yang harusdikeluarkanolehpetaniprodusen, akibatselan­jutnyaialahprosesproduksikurangefisiendanhargajualproduk yang relatiftinggidibandingkandengnaproduksejenisdaritempat lain. (2). Permasalahantatanilai (etos). Kemiskinan yang telahberjalandalamdimensiruangdanwaktu yang luasdan lama, dantelahmewarnaipengalamankesejarahanberjutapenduduk, ternyatatelahmenyebabkankemiskinanditerimasebagaibagian yang sahdarikehidupandanmewarnaisistemnilaidanstruktursosialmasyarakat. Kemiskinanditerimasebagaikeniscayaan yang tidakperludipermasalahkanlagi. Setiapusahamengentaskemiskinanmenjadipekerjaan yang tidakmudahdanbahkandipandanganehdanmungkindianggap "asosial". (3). Keterbatasanpenguasaanfaktorproduksipertanian, khususnya la hanusaha. Sejumlahbesarrumahtanggapetanitidakmemi-likilahangarapan (sawah) atauhanyamenguasailahansangatsempit (kurangdari 0,05ha). (4). Surplus tenagakerjapedesaandenganketrampilanteknisdanmanajemen yang terbatas, karenaketerbatasanberlatih (bukanketerbatasanpendidikan). Sebagianbesartenaga­kerja (pendudukusiaproduktif) sedangmenganggurdalamberbagaitingkatpengangguran. (5). Keterbatasanlapangankerjadanlapanganusahadisektorpertanian, baikakibatketerbatasanlahanpertanianmaupunsebagaiakibat "keterlemparan" akibatmasuknya input pertanian modern. Sementaraitulapanganpekerjaan non pertanianbelumcukupditunjangolehtradisibisnisdesa. Walaupuntenagakerja paling banyakdisektorperta­nian (50- 60%), namunhampirseparuh (40-45%) daripekerjainibekerjapadakeluargasendiri yang tidakdibayar. (6). Keterbatasanalternatifpilihanteknologibudidayauntukkomoditipertanian yang ekonomis, teknologipascapanendanpengolahanhasil, sertateknologi non pertanian. Kelompokmasyarakatmiskindidesatidakmempunyaiakses yang memadaiuntukmenentukanalternatifusahatanamandan agro-teknologinya, sehinggaproduktivitasmarginalnyasangatrendah. Perkem-banganlapangankerja non pertanianjugabelumdidukungolehteknologitepatguna yang mema­dai, ataumasihbersifatkecil-kecilandansederhanasekali. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  11. BEBERAPA PENYEBAB KEMISKINAN (7). Keterbatasaninformasi, pembinaan, fasilitaspermodalan, proteksiusahadankesempatan (opportunity), suatulingka­ran yang lazimdalambisnis modern. Hampirdalamsetiapkegiatannyamerekaharusmelakukansecaraswakarsadanbersediauntukharuspuasdenganapa yang menjadimilik­nyasaja, tanpakeinginanuntuklebihdariapa yang mung­kin. Sementaraitufaktorproduksiunggulantersebutdikuasaiolehsektorperkotaan industrial, terutamadalamwujudinformasi, teknologidanfasilitasperkreditan. (8). Nilaitukarperdagangan (term of trade) barangprodukpedesaanlebihrendahterhadapbarangprodukperkotaanatausektor modern. Hal inimengakibatkanwargadesakurangmemperoleh surplus yang berarti, hampirdalamsemualapanganpekerjaan yang dilakukan, sehinggatidakmemung­kinkanmelakukanakumulasikapital. Hal inidapatdilihatdarirendahnyanilaitukarpdtani. (9). Terbatasnya volume uang yang beredardipedesaan, halinimerupakandampakdariproduktivitasmarjinal yang sangatrendahataunoldanketerbatasanfasilitaskreditresmi yang masukkedesa. Sebagianbesarpendudukdipedesaanmiskinjikamemerlukankredituntuktambahan modal akanmencaripadasalurankreditataulembagakeuangan non- formal. (10). Kebijakanpemerintah yang lebihmenitikberatkanpadalajupertumbuhanekonomi, ternyataberdampaknegatifterhadapkelompokmasyarakatmiskin. Demikianjugakebijakanpertanian yang dititikberatkankepadaswasembadapangannasionaldankurangmengacukepadapemenuhankonsumsipedesaantelahmenyebabkansektorpedesaan/pertanianhanyaberfungsiseba-gaipenyanggastabilitasekonominasional, denganketerbatasanaksesuntukmenentukanpilihanekonomis. (11). Belumberfungsinyakelembagaanswadayamasyarakatdipedesaan yang mampumenampungprakarsa, peran-sertadanswa­dayamasyarakatuntukmengentasdirisendiri. Kelembagaan yang adamasihkurangfungsionaldan/atautingkatswadayarendah. (12). Rendahnyatingkatkesejahteraanrumahtanggamiskin yang padakenyataannyasangatberhubunganeratdengan (1). Masalahpendapatan yang diperoleh, (2). MasalahGizidanpangan, (3). Masalahkesehatan, (4). Masalahkematian, (5). Masalahlingkunganpemukiman, (6). MasalahPendidi­kan, (7). Masalahpenguasaan IPTEK/Ketrampilan, (8). Masalahpemilikanlahan, (9). MasalahKesempatankerja, dan (10). Masalahprasarana/saranakebutuhandasar. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  12. PROFIL WILAYAH MISKIN • Lima faktor yang dianggapberkaitanlangsungdenganfenomenakemiskinanwilayahpedesaan, yaitu • kapabilitassumberdayalahan yang rendah, • lokasi yang terisolirdan/atauterba­tasnyasaranadanprasaranafisik, • keterbatasanpengua­saan modal danteknologi, • lemahnyakemampuankelembagaan (formal dan non-formal) penunjangpembangunanditingkatpedesaan, dan • masihrendahnyaaksessosialmasyarakatterhadappeluang-peluang "bisnis" yang ada. • Lokasi • Lokasidesamiskinpadaumumnyajauhdaripusat-pusatpela­yanan "Kota Kecamatan". Keterbatasansaranadanprasaranaperhubungan, area yang luas, dankondisibentanglahandengantopografi "berat" mengakibatkan transfer informasi, materidanmoneterantaradesadenganpusatpelayanan formal menjadisangatterbatas. Padaumumnyatransportasiantardesadalamwilayahkecamatanmasihsangatterbatas. • 2. KeadaanAgroekologi • Rataancurahhujantahunandiwilayahmiskinumumnyaberkisarantara 1000 - 2000 mm, dengansuhu rata-rata berkisar 22oC - 26oC. Gambaranumumneracalengaslahandanlamanyamusimpertumbuhanselamasetahundicirikanolehdefisitlengasselama 3-5 bulan. Jenistanah yang dominanadalah, mediteran , kambisoldanlitosoldengantesksturliathinggalempung . Tingkat kesuburantanahnyaberagamdarirendah (litosol) hinggatinggi (KambisoldanMediteran). Kondisibentanglahandiwilayahpedesaanmiskindicirikanolehbentuklahanbergelombangdanberbukit (rata-rata 60-80% dari total luaswilayah) , dansisa­nyamerupakanlahanberombakhinggadatar. Daerah datarhinggaberombakdikelolapenduduksebagailahanpertaniantanamanpangan (sawahtadahhujandantegalan), sedangkankebuncampuranumumnyaberlokasididaerahbergelombanghinggaberbukit. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  13. PROFIL WILAYAH MISKIN • PenggunaanLahandanSistemProduksiPertanian • Penggunaanlahanpertaniandidominasiolehlahankeringtadahhujan. Sistempertanianlahankeringmerupakanpenggunaanterluas (60-80%) yang dikelolaholehpenduduksetempat, berupategalandengantanamanpalawijadankebuncampurandengananekatanamantahunan. Ikhtisarumumtentangpolapenggunaanlahansekarangdicirikanolehdomonasiluaslahankering, lahaninidikelolasebagaitegalan, kebuncampuran, pekarangan, danhutan/agroforestry. Faktorpembatas yang dihadapiadalahdefisitlengasselama 3-5 bulanselamamusimkemarau, sehinggamembatasipilihanpolatanam. Sistemproduksitanamanpanganpadalahankering (tegal) merupakansistemtatagunalahan yang utama, namunproduktivitasnyasangatrendah. Demikianjugalahanpersa­wahanmempunyaiproduktifitaspadi yang relatifrendah: 1,5 - < 5 ton/ha. Kendala yang diperkirakanadaadalahkualitastanah, ketersediaan air, dan/ataupengelolaannya. Kalenderpenanamanditandaiolehpolatanamdengantanamanjagung, ubikayu. Jaraktanaman yang terlalulebar, varitaslokaldanadanyapersainganantaratanaman-tanamanini (untukmemperolehunsurharadan air), dangulmadidugamenjadisebabproduktivitaspolatanamtersebutrendah. • Ikhtisartatagunalahanmenunjukkanrendahnyaproduktivi­taslahankeringsertapekarangandankecilnyaperanpohonbuah- buahandalamsistemusahatani. Tanamanpohgonbuah-buahantropismempunyaipeluangcukupbaikuntukintensifikasilahanpekaran­gan. Pemilihanjenis-jenistanamanbuah-buahan yang sesuaisecaraagroekologihendaknyaberdasarkanpadakreteria : • potensipasar, • produktivitasdanumurekonomis, • potensiuntukteknologipengolahanbuah-buahan, • hubungannyadengankomoditi-komoditi lain, dan • pemillikanolehpetani. • Sapipotong/kerjabiasanyadipeliharauntukmembantumenggaraplahan, dan/ataudigemukkanuntukmenghasilkandaging. Hijauanmakananternakterdiridarisisa-sisapanen , rumput- rumputandandaun-daunansetempat yang mutunyaberagam . Beberapapetanimulaimenanamrumputgajah. Padamusimkemarauparapetanimenjualsebagiankambing-kambingatausapi-sapimerekadanmembelibibitternakpadaawalmusimhujan. Gambarankalenderkebutuhanhijauanpakanternakmusimandilahankeringdicirikanolehkurangnyapakandimusimkemarauselama 3-4 bulan. "Ayamkampung" merupakanjenisunggastradisional yang memberikansumbanganpendapatanrumahtanggasecarakontinyu. Di beberapalokasipengelolaanayamkampungdilakukandengansistemkandangbersama yang dikelolaolehkelompokswa­dayamasyarakat. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  14. PROFIL WILAYAH MISKIN SumberdayaHutandan Air Sumberdayahutandisekitarkawasanpemukimanpedesaanmemberikansumbangan yang cukup "berarti" bagimasyarakatdisekitarnya. Hasilhutan yang lazimdimanfaatkanpendudukadalahkayubakar, hijauanpakan, dedaunan, danrotan. Di beberapalokasiintervensimasyarakatterhadapkawasanhutantelahme­lampauibatas yang diperbolehkan, sehinggadiperlukanstrategikhususuntukmengarahkannya. Program penghijauandibanyaklokasibelummampumenggalangpartisipasimasyarakatsecaraepenuh, sehinggatingkatkeberhasilannxabelummemuaskan . Air yang dapatdimanfaatkanadalah air hujan, air permukaan (mata air, sungai, danau), dan air bawahtanah (groundwater). Surplus air hujan yang terjadiselama 3-5 bulanpadamusimpenghujanbelumdapatdimanfaatkanuntukkepentinganpertanian. Surplus air hujaninisebagianbesarmenjadi run- off karenakapasitasinfiltrasitanahumumnyaagakrendahdankemiringanlahanumumnyalebihdari 15%. Tindakanuntukmenahandanmenam­pung surplus air hujaniniditempatjatuhnyadipandangmempun­yaipeluang yang cukupbaikuntukmemperbaikitata air. DemografidanKependudukan Sistempendidikanmasyarakatdiwilayahpedesaanmiskinsecarafungsionaldilayaniolehberbagaikelembagaanpendidikan formal dannonformal. Perananlembaga non-formal tampaknyacukupbesardanmempunyaipeluanguntukdikembangkanlebihjauhuntukdapatlebihmendukung program-program pembangunanmasyarakatdesa. Sebagianbesarmasyarakatmempunyaimatapencahariandalamsektorpertaniantanamanpangan (70-80%), sedangkanlainnyadalamsektor-sektorperkebunan, peternakan, industri/pengrajin, buruh-buruh, perdagangandanjasa-jasalainnyasepertijasaangkutan. Angkatankerja (terutamaangkatanmuda) diseba­gianbesarwilayahpedesaantidaksemuanyatertampungdalamlapangankerjadipedesaan, sebagianbekerjasebagaiburuhbangunanataubidangjasa lain diluarwilayahkecamatan. Persepsi, sikap, danmotivasimasyarakatpedesaanuntukmencapaitarafkehidupan yang lebihbaikpadaumumnyasudahbenar. Hal initercermindalametoskerjamasyarakatpedesaan "yang tidakmengenallelah" dalammengelolasumberdayaalam yang dikuasaiuntukmemenuhikebutuhanhidupnya. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  15. PROFIL WILAYAH MISKIN Penguasaan Modal dan Teknologi Umumnya penguasaan masyarakat pedesaan terhadap modal dan teknologi sangat terbatas. Mekanisme akumulasi modal hanya bertumpu kepada hasil produksi pertaniannya yang relatif rendah, akses terhadap fasilitas modal formal sangat terbatas atau bahkan tidak ada. Teknologi yang dikuasai berasal dari "warisan orang tua", sedangkan kegiatan transfer teknologi melalui agensi-agensi formal masih sangat terbatas. Peranan kelembagaan non-formal dan tokoh panutan non-formal lebih berperanan dibandingkan dengan kelembagaan formal. Kurangnya kegiatan-kegiatan/fasilitas lapangan kerja di luar bidang pertanian primer tampaknya berkaitan erat dengan keterbatasan penguasaan modal dan teknologi oleh penduduk dan kurangnya informasi pasar di luar daerah. Program-program pelatihan ketrampilan dan kredit formal selama ini masih belum mampu menjangkau kelompok masyarakat miskin di pedesaan . Program kredit formal yang ada selama ini kurang menarik di kalangan mereka, karena penyaluran kredit tersebut harus melibatkan prosedur yang dianggap cukup rumit. Kelembagaan Penunjang Kelembagaan formal penunjang pembangunan yang ada di pede saan umumnya belum mampu berkiprah secara memadai, berbagai kendala dan keterbatasan senantiasa dihadapi oleh kelembagaan formal untuk dapat menggalang partisipasi masyarakat pedesaan. Pada umumnya lembaga non-formal, seperti kelompok arisan, kelom­pok pengajian dan pondok-pesantren (dengan Kyai panutannya) lebih mampu menggalang partisipasi dan keswadayaan masyarakat pedesaan. Sarana dan prasarana transportasi di wilayah pedesaan umumnya sangat terbatas, terutama untuk melayani hubungan antar desa, demikian juga hubungan dengan pusat kecamatan . Sedangkan hubungan antara pusat kecamatan dengan pusat kota kabupaten umumnya telah memadai. Kelembagaan sosial-ekonomi formal di pedesaan umumnya belum dapat menjangkau kepentingan kelompok masyarakat miskin, karena adanya berbagai persyaratan birokrasi dan agunan yang rumit. Hal ini mendorong berkembangnya berbagai bentuk kelemba­gaan non-formal di kalangan masyarakat dengan tokoh panutannya masing-masing. Lembaga keuangan pedesaan non-formal (pelepas uang, pedagang) umumnya lebih mampu menjangkau kelompok masyara­kat miskin dengan berbagai kemudahan pelayanannya, meskipun sesungguhnya dibarengi dengan "tingkat bunga yang sangat tinggi". Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  16. GAMBARAN MENGENAI ORANG MISKIN (1). Rumahtanggamiskinmempunyaikeragamankondisiindividudanlingkungannya yang sangatbesar; baikragamkondisidanlokasitempattinggalnya, ragaipekerjaannya, ragamtingkatkemiskinannya, faktor-faktorpenyebabkemiskinan­nya, maupunragamkeinginanmaupunupaya-upaya yang dilak­ukannyauntukmeng-atasikemiskinan. Olehkarenaitudiperlukanlangkah-langkah yang tepatuntukmengidentifik­asidanmenemukenaliorangmiskindankeluarganyadipedesaan. (2). Umurdanpendidikankepalarumahtanggamiskin (KRTM). Sebagianbesar (90-95 persen) KRTM menammatkansekolahdasar, haliniberartimerekabekerjaadalahpekerja yang tidakmempunyaikeakhlian (unskilled-labourers); dan yang tidakpernahsekolahadalah 30-40 persendariseluruh KRTM. Sekitar 0.1 persendari KRTM yang tammatAkademi/Universitasadalahtermasukkelompokmiskin. Hampir 40 persendari KRTM telahberumurlebihdari 50 tahun, dalamumurmanulainibarangkalisangatsedikitdiharapkantenaga­kerjanyauntukdapatbekerjadenganbaikuntukmeningkatkanpendapatannya. (3). Lapangan Usaha dan Status Pekerjaan KRTM: a. Sebagianbesar (65 persen) dari status usahadari KRTM adalahsektor non-formal. Di pedesaansebagianbesarbekerjadilapanganusahasektorpertaniansedangkandikotabekerjadisektorperdagangan. b. Sejumlah 2.5 persentidakbekerjasamasekali, walaupunmerekatidakbekerjadanmerekainitidakberusahamencarikerja. Kemungkinanpendapatan yang merekabutuhkanberasaldarianggo­takeluarga yang bekerja. DalamsituasidemikianakansulitbagiPemerintahuntukmembantu KRTM untukmenambahpendapatannya; atausasarannyabukan KRTM tetapianggotakeluarganya. (4). Kondisi Geo-fisikwilayahpedesaanmiskindapatdikelompokkanmenjaditiga, yaitu zone pegununganvulkanis yang subur, zone pengunungankapurdengankapabilitaslahan yang rendah; dan zone pesisir-pantai. Jumlah KRTM miskinsecarapersentase yang terbesarberadadi zone pesisir-pantai. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  17. GAMBARAN MENGENAI ORANG MISKIN (5). Indikator yang cukupobyektifuntukdapatdigunakanmenemukankeluargamiskinsecara visual adalahkondisifisikrumahtempattinggalnya. Empat parameter utama yang dapatdigunakansecarahierarkhisadalahjenislanpaidanluasnya, jenislampupenerangandidalamrumah, danjenisdinding; sedangkan parameter penunjang yang dapatdigunakanadalahluaspekarangandansumber air minumuntukmemenuhikebutuhakeluareasehari-hari. a. RumahtanggamiskindipedesaanJawaTimurumumnyadicirikanolehrumahtempattinggal yang lantainyaberupatanahdipadatkanseluas 40-50 m2, lampupenerangandidalamrumahnyaadalah "sentir", dandindijgrumahnyaterbuatdarianyamanbambu (gedek). b. Indikatorpenunjangnyaadalahsumber air minumdarimata air atausungai, danluaspekarangannya 500 - 1000 m2 disekelilingrumah. Informasimengenai parameter-parameter tersebutdapatdiperolehdaricatatandikantordesa, pamongdesa (Kadus, ketua RW atauketua RT), key informanskarangtaruna, ataudenganobservasilangsungdilapangan. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buahbuahan, minyak dan lemak, dll). Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan. Indeks Kedalaman Kemiskinan/Poverty Gap Indeks (P1), merupakan ukuran ratarata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan/Poverty Severity Indeks (P2), merupakan ukuran tingkat ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks maka semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  18. MENGUKUR KEMISKINAN Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa). Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dg pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari.” Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001. Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut. PROPORSI PENDUDUK MISKIN Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  19. BeberapaPermasalahan KEMISKINAN "Kemiskinan dapat dirumuskan sebagai keadaan dari masyarakat yang hidup serba kekurangan, yang terjadi bukan karena dike­hendaki oleh mereka sendiri." Keadaan sosial ekonomi masyarakat miskin di wilayah pedesaan dan perkotaan masih ditandai oleh pertambahan penduduk yang cukup pesat, dan sebagian terbesar masih tergantung pada sektor agrokompleks dan sektor-sektor tradisional. Dalam situasi seperti ini tekanan terhadap sumberdaya lahan pedesaan semakin besar dan rata-rata penguasaan aset lahan setiap rumah tangga semakin minim, bahkan banyak rumahtangga yang tidak memiliki lahan garapan. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi dampak keterbatasan lahan pertanian tersebut, baik melalui program intensifikasi pertanian, transmigrasi, maupun pengem­bangan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha dalam sektor non-pertanian di pedesaan. Sementara itu sebagian penduduk pedesaan mengambil jalan pintas untuk menolong dirinya sen­diri melalui urbanisasi ke kota. Hal ini selanjutnya akan berdampak pada fenomena kemiskinan kota. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Untuk mengukur kemiskinan, dapat digunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran, Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk.

  20. PERMASALAHAN KEMISKINAN Langkahberikutadalahmencarisolusi yang relevanuntukmemecahkan problem itu ( strategimengentaskankelompokmiskindarilembahkemiskinan ). 1. KonsepKemiskinan Paling tidakadatigamacamkonsepkemiskinanantara lain : a. Kemiskinanabsolut. b. Kemiskinanrelatif. c. Kemiskinansubyektif. 2. DimensiKemiskinan Sedikitnyaadaduamacamperspektif yang lazimdipergunakanuntukmendekati masalahkemiskinanantara lain : a. Perspektifkultural ( cultural perspective ). b. Perspektifstrukturalatausituasional ( situational perspective ). Perspektifkulturalmendekatimasalahkemiskinanpadatigatingkatanalisis : a. Individual. b. Keluarga. c. Masyrakat PenanggulanganKemiskinan pemerintahtelahmencanangkanduapokokkebijaksanaanpembagunanyaitu : 1. mengurangijumlahpenduduk yang hidupdibawahgariskemiskinan. 2. melaksanakandelapanjalurpemerataan yang meliputi : a. pemerataanpembagianpendapatan. b. Penyebaranpembangunandiseluruhdaerah. c. Berusaha. d. Kesempatanmemperolehpendidikan. e. Kesehatan. f. Kesempatankerja. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  21. . KAJIAN KEMISKINAN Kemiskinandipelajariolehbanyakilmu, sepertiilmusosial, ekonomi, danbudaya. Dalamekonomi, duajeniskemiskinandipertimbangkan: kemiskinanabsolutdanrelatif. Dalampolitik, perlawananterhadapkemiskinanbiasanyadianggapsebagaitujuansosialdanbanyakpemerintahantelahberupayamendirikaninstitusiataudepartemen. Pekerjaan yang dilakukanolehbadan-badaninikebanyakanterbatashanyadalamsensusdanpengidentifikasiantingkatpendapatandibawahdimanawarganegaradianggapmiskin. Penanggulanganaktiftermasukrencanaperumahan, pensiunsosial, kesempatankerjakhusus, dll. BeberapaideologisepertiMarxismemenyatakanbahwaparaekonomisdanpolitisibekerjaaktifuntukmenciptakankemiskinan. Teorilainnyamenganggapkemiskinansebagaitandasistemekonomi yang gagaldansalahsatupenyebabutamakejahatan. Dalamhukum, telahadagerakan yang mencaripendirian "hakmanusia" universal yang bertujuanuntukmenghilangkankemiskinan. Dalampendidikan, kemiskinanmemengaruhikemampuanmuriduntukbelajarsecaraefektifdalamsebuahlingkunganbelajar. Terutamamurid yang lebihkecil yang berasaldarikeluargamiskin, kebutuhandasarmerekaseperti yang dijelaskanolehAbraham Maslowdalamhirarkikebutuhan Maslow; kebutuhanakankeamanandanrumah yang stabil, pakaian, dankurangnyakandungangizimakanmerekamembayangikemampuanmurid-muridiniuntukbelajar. Dalam lingkungan pendidikan ada istilah untuk menggambarkan fenomena "yang kaya akan tambah kaya dan yang miskin bertambah miskin" (karena berhubungan dengan pendidikan, tetapi beralih ke kemiskinan pada umumnya) yaitu efek Matthew. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  22. . MENGHILANGKAN KEMISKINAN Tanggapanutamaterhadappengentasankemiskinanadalah: Bantuankemiskinan, ataumembantusecaralangsungkepadaorangmiskin. InitelahmenjadibagianpendekatandarimasyarakatEropasejakzamanpertengahan. Bantuanterhadapkeadaanindividu. Banyakmacamkebijakan yang dijalankanuntukmengubahsituasiorangmiskinberdasarkanperorangan, termasukhukuman, pendidikan, kerjasosial, pencariankerja, dan lain-lain. Persiapanbagi yang lemah. Daripadamemberikanbantuansecaralangsungkepadaorangmiskin, banyaknegarasejahteramenyediakanbantuanuntukorang yang dikategorikansebagaiorang yang lebihmungkinmiskin, sepertiorangtuaatauorangdenganketidakmampuan, ataukeadaan yang membuatorangmiskin, sepertikebutuhanakanperawatankesehatan. Penanganankemiskinanpadaprinsip­nyamerupakanpemecahanmasalah-masalah yang berkaitandengankondisisumberdayaalam yang tidakmenguntungkandanrendah­nyaakseskelompokmasyarakatmiskinterhadappeluang- pel­uang yang tersedia. Olehkarenaituupayapengentasan yang harusdiarahkanpada: (a). Meningkatkankualitasdankemampuansumberdayamanusia, melaluijalurpelayananpendidikan (pemantapan IMTAQ dan transfer IPTEK), pelayanankesehatandanperbaikangizi. (b). Mengembangkantingkatpartisipasipendudukmiskinsecarasinergisuntukmembentukkelompoksehinggamempunyaiposisitawar yang lebihkuatdalambernegosiasidenganpihak lain (c). Mengembangkandanmembukausahaproduk­tif yang dapatdiaksesolehkelompokmasyarakatmiskinsecaraberkelanjutansertamemperbesaraksesmasyarakatmiskindalampenguasaanfaktorproduksi. (d). Memeliharadanmemperbaikifungsiproduktifdarisumberdayaalambagimasyarakatmiskin (e). Pemihakankebijakanpublik yang mampumendorongpeningkatandayabelimasyarakatmiskin Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  23. PENDAPATAN Dalambisnis, pendapatanadalahjumlahuang yang diterimaolehperusahaandariaktivitasnya, kebanyakandaripenjualanprodukdan/ataujasakepadapelanggan. Bagi investor, pendapatankurangpentingdibandingkeuntungan, yang merupakanjumlahuang yang diterimasetelahdikurangipengeluaran. Pertumbuhanpendapatanmerupakanindikatorpentingdaripenerimaanpasardariprodukdanjasaperusahaantersebut. Pertumbuhanpendapatan yang konsisten, danjugapertumbuhankeuntungan, dianggappentingbagiperusahaan yang dijualkepublikmelaluisahamuntukmenarik investor. Kesejahteraansosialdapatberarti: Kesejahteraansebuahmasyarakat. Dalamekonomi, pendayagunaanorang yang dianggapdalamsebuahkesatuan. (Lihatekonomikesejahteraandanfungsikesejahteraansosial.) Penyediaanpelayanansosialdiberbagaibidang, untukkeuntunganmasyarakatindividu. Penggunaaninimemilikigagasan yang miripdengannegarasejahtera. Di IndonesiaKesejahteraanSosialjugadigunakansebagainamadisiplinakademik, yaitusisiterapandariilmusosiologi. Kesejahteraansosialmerupakankeadaandimanaseseorangmerasanyaman,tentram,bahagia, sertadapatmemenuhikebutuhanhidupnya. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  24. GARIS KEMISKINAN Gariskemiskinanataubataskemiskinanadalahtingkat minimum pendapatan yang dianggapperludipenuhiuntukmemperolehstandarhidup yang mencukupidisuatunegara. Dalampraktiknya, pemahamanresmiatauumummasyarakatmengenaigariskemiskinan (danjugadefinisikemiskinan) lebihtinggidinegaramajudaripadadinegaraberkembang. Hampirsetiapmasyarakatmemilikirakyat yang hidupdalamkemiskinan. Gariskemiskinanbergunasebagaiperangkatekonomi yang dapatdigunakanuntukmengukurrakyatmiskindanmempertimbangkanpembaharuansosio-ekonomi, misalnyaseperti program peningkatankesejahteraandanasuransipengangguranuntukmenanggulangikemiskinan. Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dg pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari.” Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001. Selama periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Akan tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  25. PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama. JENIS-JENIS PENGANGGURAN Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu : Pengangguran Terselubung(Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal. Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinyadikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu : Pengangguran konjungtural(Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi. Pengangguran struktural(Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti : (1) Akibat permintaan berkurang , (2) Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi , dan (3) Akibat kebijakan pemerintah. Pengangguran friksional(Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen. Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand). Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  26. SEBAB-SEBAB TERJADINYA PENGGANGURAN • Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai berikut: • Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja • Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi. • Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang • Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang • Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia. • 4. Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia • Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang • Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  27. . III. DAMPAK-DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP PEREKONOMIAN • Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu: • Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara • Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. • Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. • Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini: • Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah. • Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian me-nurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun. • Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menye-babkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu. • Dampak pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat • Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya: • Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian • Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan • Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  28. KEBIJAKAN – KEBIJAKAN PENGANGGURAN • Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sbb : • Cara Mengatasi Pengangguran Struktural adalah : • Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja • Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan • Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan • Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran. • Cara Mengatasi Pengangguran Fungsionalsbb: • Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya • Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru • Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home indiustri • Menggalakkan program transmigrasi untuk me-nyerap tenaga kerja di sector agraris dan sector formal lainnya • Pembukaan proyek-proyek umum oleh peme-rintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta. • Cara Mengatasi Pengangguran Musiman : • Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sector lain, dan • Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu. • Cara mengatasi Pengangguran Siklusadalah : • Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan • Meningkatkan daya beli Masyarakat. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  29. KEBIJAKAN ANTIKEMISKINAN • Untuk menghilangkan atau mengurangi kemiskinan di tanah air diperlukan suatu strategi dan bentuk intervensi yang tepat, dalam arti cost effectiveness-nya tinggi. • Ada tiga pilar utama strategi pengurangan kemiskinan, yakni : • pertumuhan ekonomi yang berkelanjutan dan yang pro-kemiskinan • Pemerintahan yang baik (good governance) • Pembangunan sosial • Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan intervensi-intervensi pemerintah yang sesuai dengan sasaran atau tujuan yang bila di bagi menurut waktu yaitu : • Intervensi jangka pendek, terutama pembangunan sektor pertanian dan ekonomi pedesaan • Intervensi jangka menengah dan panjang • Pembangunan sektor swasta • Kerjasama regional • APBN dan administrasi • Desentralisasi • Pendidikan dan Kesehatan • Penyediaan air bersih dan Pembangunan perkotaan INDEKS KEMISKINAN MANUSIA (IKM) Untuk mengatasi masalah kemiskinan ini sendiri diperlukan suatu telaah yang cukup mendalam mengenai kondisi kemiskinan tersebut. Informasi-informasi yang akurat mengenai peta kemiskinan di suatu daerah akan menjadi landasan untuk melakukan suatu penelaahan yang kemudian akan menjadi input yang sangat penting dalam penetapan kebijakan penanggulangan kemiskinan. Salah satu informasi mengenai kemiskinan yang cukup komprehensif adalah Indeks Kemiskinan Manusia (IKM). Indeks ini dikembangkan oleh United Nations Development Programs (UNDP) yang sebelumnya sudah mengembangkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kemiskinan Manusia dianggap lebih komprehensif karena di dalamnya merupakan komposit dari beberapa variabel-variabel yang mewakili indikator-indikator utama yang berpengaruh terhadap kemiskinan. Indikator-indikator tersebut adalah kesehatan, pendidikan, dan pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi. Pemilihan indikator-indikator utama tersebut merupakan suatu bentuk penyederhanaan dari realitas yang kompleks untuk menetapkan ukuran-ukuran kuantitatif dari sedemikian luasnya dimensi dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan.

  30. UPAH MINIMUM Komponen Kebutuhan hidup layak digunakan sebagai dasar penentuan Upah Minimum, dimana dihitung berdasarkan kebutuhan hidup pekerja dalam memenuhi kebutuhan mendasar yang meliputi kebutuhan akan pangan 2100kkal perhari, perumahan, pakaian, pendidikan dan sebagainya Awalnya penghitungan upah minimum dihitung didasarkan pada Kebutuhan Fisik Minimum (KFM), Kemudian terjadi perubahan penghitungan didasarkan kepada Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Perubahan itu disebabkan tidak sesuainya lagi penetapan upah berdasarkan kebutuhan fisik minimum, sehingga timbul perubahan yang disebut dengan KHM. Tapi, penetapan upah minumum berdasarkan KHM mendapat koreksi cukup besar dari pekerja yang beranggapan, terjadi implikasi pada rendahnya daya beli dan kesejahteraan masyarakat terutama pada pekerja tingkat level bawah. Dengan beberapa pendekatan dan penjelasan langsung terhadap pekerja, penetapan upah minimum berdasarkan KHM dapat berjalan dan diterima pihak pekerja dan pengusaha. Perkembangan teknologi dan sosial ekonomi yang cukup pesat menimbulkan pemikiran, kebutuhan hidup pekerja bedasarkan kondisi "minimum" perlu diubah menjadi kebutuhan hidup layak. Kebutuhan hidup layak dapat meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas nasional. Dari gambaran itu, timbul permasalahan, sampai saat ini belum ada kriteria atau parameter yang digunakan sebagai penetapan kebutuhan hidup layak itu. Penelitian ini menyusun perangkat komponen kebutuhan hidup layak berikut jenis-jenis kebutuhan untuk setiap komponen. Ada lima jeniskebutuhan hidup minimum yang penting, yaitu: makanan dan minuman perumahan dan fasilitas sandang kesehatan dan estetika aneka kebutuhan Dengan dasar yang terdapat dalam komponen KHM sebagi awal tujuan kebutuhan hidup layak, ternyata sebagian besar responden menyetujui jenis dan komponen yang terdapat dalam KHM. Hanya saja, perlu mendapat perubahan: kualitas dari barang yang diajukan dan kuantitas jumlah barang yang dibutuhkan perlu ditambah. Begitu juga pekerja, harus dapat menyisihkan hasil yang diterima paling tidak sebesar 20 persen sebagai tabungan. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  31. STANDAR HIDUP Standar hidup menunjuk ke kualitas dan kuantitas barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia bagi orang. Biasanya diukur oleh pendapatan nyata per orang, meskipun beberapa pengukuran lain dapat digunakan; contohnya adalah ketersediaan barang (seperti jumlah kulkas per 1000 orang), atau pengukuran kesehatan seperti harapan hidup. Ide standar ini dapat berlawanan dengan kualitas hidup, yang memperhitungkan tidak hanya standar hidup material, tetapi juga faktor subyektif lainnya yang menyumbang bagi kehidupan seseorang, seperti hiburan, keamanan, sumber budaya, kehidupan sosial, kesehatan mental, dll. Cara yang lebih rumit untuk menghitung kesejahteraan harus digunakan untuk membuat keputusan semacam itu, dan seringkali hal ini bersangkutan dengan politik, dan oleh sebab itu kontroversial. Penggunaan nilai rata-rata untuk membandingkan standar hidup material, dihantui oleh permasalahan “Indeks Pareto”. Selain itu, “Standar hidup” mungkin juga hal yang subyektif. Sebagai contoh, negara dengan kelas atas yang sangat kecil yang sangat kaya dan kelas rendah yang sangat besar dan sangat miskin dapat memiliki rata-rata pendapatan yang tinggi, meskipun kebanyakan penduduk memiliki "standar hidup yang rendah". Ini mencerminkan masalah pengukuran kemiskinan, yang juga cenderung relatif. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  32. HARAPAN HIDUP Harapan hidup adalah perkiraan jumlah tahun hidup di suatu wilayah dari sekelompok makhluk hidup tertentu. Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode waktu tertentu. GERDU-TASKIN dilaksanakan mulai tahun 2002 dengan tujuan untuk mengentaskan kemiskinan melalui proses pemandirian masyarakat dengan pendekatan TRIDAYA yang meliputi pemberdayaaan manusia, usaha dan lingkungan yang didukung dengan Program Pengembangan Ekonomi Kawasan, dan Program Pengembangan Desa Model Binaan Gerdu-Taskin. Dengan upaya tersebut diharapkan terjadi; penurunan angka kemiskinan; pengurangan jumlah pengangguran; peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi RTM; pengurangan beban dan perbaikan mutu hidup RTM; penguatan kapasitas kelembagaan ekonomi masyarakat miskin. Pranata Sosial (Social Institutions) Pranata sosial dapat dipandang sebagai tatanan norma- norma yang mengatur tingkah laku manusia yang menjadi anggota suatu masyarakat. Sehingga pranata sosial atau institusi ini merupa­kan hal-hal mengenai perilaku yang berpola dari manusia dalam kehidupannya. Pranata sosial senantiasa berkaitan dengan lembaga atau institusi sebagai suatu wadah dimana sekelompok manusia melaku­kan kegiatannya berdasarkan pada pola perilaku tertentu, atau suatu kelompok yang dibangun secara sengaja guna mencapai tu­juan-tujuan tertentu.

  33. KESEJAHTERAAN Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki empat arti. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai. Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda. Sejahtera memliki arti khusus resmi atau teknikal (ekonomi kesejahteraan), seperti dalam istilah fungsi kesejahteraan sosial. Dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjuk ke jangkauan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini merupakan istilah yang digunakan dalam ide negara sejahtera. Di Amerika Serikat, sejahtera menunjuk ke uang yang dibayarkan oleh pemerintah kepada orang yang membutuhkan bantuan finansial, tetapi tidak dapat bekerja, atau yang keadaannya pendapatan yang diterima untuk memenuhi kebutuhan dasar tidak berkecukupan. Jumlah uang yang dibayarkan biasanya jauh di bawah garis kemiskinan, dan juga memiliki kondisi khusus, seperti bukti sedang mencari pekerjaan atau kondisi lain, seperti ketidakmampuan atau kewajiban menjaga anak, yang mencegahnya untuk dapat bekerja. Dalam beberapa kasus penerima dana bahkan diharuskan bekerja, dan dikenal sebagai workfare. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  34. KESEJAHTERAAN SOSIAL Kesejahteraan sosial dapat berarti: Kesejahteraan sebuah masyarakat. Dalam ekonomi, pendayagunaan orang yang dianggap dalam sebuah kesatuan. (ekonomi kesejahteraan dan fungsi kesejahteraan sosial.) Penyediaan pelayanan sosial di berbagai bidang, untuk keuntungan masyarakat individu. Penggunaan ini memiliki gagasan yang mirip dengan negara sejahtera. Di IndonesiaKesejahteraan Sosial juga digunakan sebagai nama disiplin akademik, yaitu sisi terapan dari ilmu sosiologi. Kesejahteraan sosial merupakan keadaan dimana seseorang merasa nyaman,tentram,bahagia, serta dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kesejahteraan sosial harus dibedakan dengan sejahtera. Di Amerika Serikat, sejahtera kadangkala dianggap sinonim dengan penyediaan bantuan finansial dalam bentuk jaminan sosial. Kesejahteraan sosial dapat dihubungkan dengan pelayanan kerja sosial. Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh negara guna menjamin warganegaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak, sebagaimana dalam deklarasi PBB tentang HAM tahun 1948 dan konvensi ILO No.102 tahun 1952. Utamanya adalah sebuah bidang dari kesejahteraan sosial yang memperhatikan perlindungan sosial, atau perlindungan terhadap kondisi yang diketahui sosial, termasuk kemiskinan, usia lanjut, kecacatan, pengangguran, keluarga dan anak-anak, dan lain-lain. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  35. SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah sebuah sistem Jaminan sosial yang diberlakukan di Indonesia. Jaminan sosial ini adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh negara Republik Indonesia guna menjamin warganegaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak, sebagaimana dalam deklarasi PBB tentang HAM tahun 1948 dan konvensi ILO No.102 tahun 1952. Dasar Hukum Dasar Hukum pertama dari Jaminan Sosial ini adalah UUD 1945 dan perubahannya tahun 2002, pasal 5, pasal 20, pasal 28, pasal 34. Deklarasi HAM PBB atau Universal Declaration of Human Rights tahun 1948 dan konvensi ILO No.102 tahun 1952. TAP MPR RI no X/MPR/2001 yang menugaskan kepada presiden RI untuk membentuk Sistem Jaminan Sosial Nasional. UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN KETERANGAN UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN menggantikan program-program jaminan sosial yang ada sebelumnya (Askes, Jamsostek, Taspen, dan Asabri) yang dinilai kurang berhasil memberikan manfaat yang berarti kepada penggunanya, karena jumlah pesertanya kurang, jumlah nilai manfaat program kurang memadai, dan kurang baiknya tata kelola manajemen program tersebut. Manfaat program Jamsosnas tersebut cukup komprehensif, yaitu meliputi jaminan hari tua, asuransi kesehatan nasional, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan kematian. Program ini akan mencakup seluruh warga negara Indonesia, tidak peduli apakah mereka termasuk pekerja sektor formal, sektor informal, atau wiraswastawan. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  36. PARADIGMA JAMSOSNAS Sistem jaminan sosial nasional dibuat sesuai dengan “paradigma tiga pilar” yang direkomendasikan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO). Pilar-pilar itu adalah : Program bantuan sosial untuk anggota masyarakat yang tidak mempunyai sumber keuangan atau akses terhadap pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pokok mereka. Bantuan ini diberikan kepada anggota masyarakat yang terbukti mempunyai kebutuhan mendesak, pada saat terjadi bencana alam, konflik sosial, menderita penyakit, atau kehilangan pekerjaan. Dana bantuan ini diambil dari APBN dan dari dana masyarakat setempat. Program asuransi sosial yang bersifat wajib, dibiayai oleh iuran yang ditarik dari perusahaan dan pekerja. Iuran yang harus dibayar oleh peserta ditetapkan berdasarkan tingkat pendapatan/gaji, dan berdasarkan suatu standar hidup minimum yang berlaku di masyarakat. Asuransi yang ditawarkan oleh sektor swasta secara sukarela, yang dapat dibeli oleh peserta apabila mereka ingin mendapat perlindungan sosial lebih tinggi daripada jaminan sosial yang mereka peroleh dari iuran program asuransi sosial wajib. Iuran untuk program asuransi swasta ini berbeda menurut analisis risiko dari setiap peserta. MenurutKoentjaraningrat (1981), adaduacontohpentingpranatasosialdalamhubungannyadengankebutuhanhidupmanusia, yaitu: Kinship (Domestic Institution), merupakanpranatasosial yang bertujuanuntukmemenuhikebutuhankehidupankekerabatan. Misalnyaperkawinan, poligami, danlainnya. Institusiekonomi, yaitupranatasosial yang bertujuanuntukmemenuhikebutuhanmanusiaakansuatupencaharianhidup, produksi, penumpukanhartabendapribadi. Contohnyaadalahpertanian, peternakan, barter, industri, danlainnya.

  37. ASAS JAMSOSNAS Program Jamsosnas diselenggarakan menurut asas-asas berikut ini: Asas saling menolong (gotong royong): peserta yang lebih kaya akan membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang mempunyai risiko kecil akan membantu peserta yang mempunyai risiko lebih besar, dan mereka yang sehat akan membantu mereka yang sakit Asas kepesertaan wajib: seluruh penduduk Indonesia secara bertahap akan diwajibkan untuk berpartisipasi dalam program Jamsosnas Asas dana amanah (trust fund): dana yang dikumpulkan dari peserta akan dikelola oleh beberapa Badan Pengelola Jamsosnas dalam sebuah dana amanah yang akan dipergunakan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh peserta Asas nirlaba: dana amanah ini harus bersifat nirlaba dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan jaminan sosial seluruh peserta Keterbukaan, pengurangan risiko, akuntabilitas, efisiensi, dan efektifitas: dasar pengelolaan ini akan digunakan sebagai dasar pengelolaan program Jamsosnas Azas Portabilitas Peserta akan terus menjadi anggota program Jamsosnas tanpa memedulikan besar pendapatan dan status kerja peserta, dan akan terus menerima manfaat tanpa memedulikan besar pendapatan dan status keluarga peserta sepanjang memenuhi kriteria tertulis untuk menerima manfaat program tersebut.

  38. JAMINAN HARI TUA Program jaminan hari tua (JHT) adalah sebuah program manfaat pasti (defined benefit) yang beroperasi berdasarkan asas “membayar sambil jalan” (pay-as-you-go). Manfaat pasti program ini adalah suatu persentasi rata-rata pendapatan tahun sebelumnya, yaitu antara 60% hingga 80% dari Upah Minimum Regional (UMR) daerah di mana penduduk tersebut bekerja. Setiap pekerja akan memperoleh pensiun minimum pasti sejumlah 70% dari UMR setempat. JAMINAN KESEHATAN Program Jaminan Kesehatan Sosial Nasional (JKSN) ditujukan untuk memberikan manfaat pelayanan kesehatan yang cukup komprehensif, mulai dari pelayanan preventif seperti imunisasi dan Keluarga Berencana hingga pelayanan penyakit katastropik seperti penyakit jantung dan gagal ginjal. Baik institusi pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta dapat memberikan pelayanan untuk program tersebut selama mereka menandatangani sebuah kontrak kerja sama dengan pemerintah Norma Norma dapat dipandang sebagai suatu peraturan atau kaidah yang merupakan pola tingkah laku bagi individu- individu dalam sistem sosial (masyarakat). Dengan demikian tingkah laku in­dividu di dalam sistem sosial diatur menurut pola-pola tertentu sedemikian rupa sehingga memungkinkan tujuan sistem sosial dapat dicapai secara efektif. Misalnya, seorang anggota HIPPA (Himpunan Petani Pemakai Air) harus bertingkah laku sesuai dengan norma yang telah dite­tapkan oleh HIPPA, apabila tingkah lakunya itu berhubungan dengan pemakaian air (irigasi).

  39. IPM Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. IPM mengukurpencapaian rata-rata sebuahnegaradalam 3 dimensidasarpembangunanmanusia: hidup yang sehatdanpanjangumur yang diukurdenganharapanhidupsaatkelahiran Pengetahuan yang diukurdenganangkatingkatbacatulispadaorangdewasa (bobotnyadua per tiga) dankombinasipendidikandasar , menengah , atas gross enrollment ratio (bobotsatu per tiga). standard kehidupan yang layakdiukurdenganlogaritma natural dariprodukdomestikbruto per kapitadalamparitasidayabeli.

  40. METODOLOGI IPM • Padaumumnyauntukmengubahsebuahvariabelawal, sebagaicontohx, kepadasebuahindexbebasantara 0 dan 1 (yang memperbolehkanindeks yang berbedauntukditambahkansebagaisatukesatuan), formula yang digunakanadalahsebagaiberikut: • x-index = • dimanadanadalahvariabelangkamaksimumdan minimumx yang dapatdiperoleh. • IPM menggambarkantigaindikatorumumberikut: • IndeksHarapanHidup = (LE-25) / (85-25) • IndeksPendidikan = • Angkamelekhurufdewasa (ALI) = • Gross Enrollment Ratio (GER) = (CGER – 0) / (100-0) • Indeks PDB = • LE: Angkaharapanhidup • ALR: Angkamelekhuruf • CGER: Combined gross enrollment ratio • GDPpc: PDB perkapitaberdasarkanPPPdalam USD Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  41. TIGA CIRI YANG MENONJOL DARI KEMISKINAN DI INDONESIA. Pertama, banyakrumahtangga yang beradadisekitargariskemiskinannasional, yang setaradengan PPP AS$1,55-per hari, sehinggabanyakpenduduk yang meskipuntergolongtidakmiskintetapirentanterhadapkemiskinan. Kedua, ukurankemiskinandidasarkanpadapendapatan, sehinggatidakmenggambarkanbataskemiskinan yang sebenarnya. Banyakorang yang mungkintidaktergolong «miskindarisegipendapatan» dapatdikategorikansebagaimiskinatasdasarkurangnyaaksesterhadappelayanandasarsertarendahnyaindikator-indikatorpembangunanmanusia. Ketiga, mengingatsangatluasdanberagamnyawilayah Indonesia, perbedaanantardaerahmerupakancirimendasardarikemiskinandi Indonesia. • Profil Wilayah Miskin • Lima faktor yang dianggapberkaitanlangsungdenganfenomenakemiskinanwilayahpedesaan, yaitu • kapabilitassumberdayalahan yang rendah, • lokasi yang terisolirdan/atauterba­tasnyasaranadanprasaranafisik, • keterbatasanpengua­saan modal danteknologi, • lemahnyakemampuankelembagaan (formal dan non-formal) penunjangpembangunanditingkatpedesaan, dan • masihrendahnyaaksessosialmasyarakatterhadappeluang-peluang "bisnis" yang ada.

  42. BANYAK PENDUDUK INDONESIA RENTAN TERHADAP KEMISKINAN. Angkakemiskinannasional “menyembunyikan” sejumlahbesarpenduduk yang hidupsedikitsajadiatasgariskemiskinannasional. Hampir 42 persendariseluruhrakyat Indonesia hidupdiantaragariskemiskinan AS$1- dan AS$2-per hari-suatuaspekkemiskinan yang luarbiasadanmenentukandi Indonesia. Analisismenunjukkanbahwaperbedaanantaraorangmiskindan yang hampir-miskinsangatkecil, menunjukkanbahwastrategipengentasankemiskinanhendaknyadipusatkanpadaperbaikankesejahteraanmereka yang masukdalamduakelompokkuintilberpenghasilan paling rendah. Hal inijugaberartibahwakerentananuntukjatuhmiskinsangattinggidi Indonesia: walaupunhasilsurveitahun 2004 menunjukkanhanya 16,7 persenpenduduk Indonesia yang tergolongmiskin, lebihdari 59 persendarimerekapernahjatuhmiskindalamperiodesatutahunsebelumsurveidilaksanakan. Data terakhirjugamengindikasikantingkatpergerakantinggi (masukdankeluar) kemiskinanselamaperiodetersebut, lebihdari 38 persenrumahtanggamiskinpadatahun 2004 tidakmiskinpadatahun 2003. Keterbatasan penguasaan faktor produksi pertanian, khususnya la han usaha. Sejumlah besar rumah tangga petani tidak memi-liki lahan garapan (sawah) atau hanya menguasai lahan sangat sempit (kurang dari 0,05ha). Surplus tenagakerja pedesaan dengan ketrampilan teknis dan manajemen yang terbatas, karena keterbatasan berlatih (bukan keterbatasan pendidikan). Sebagian besar tenaga­kerja (penduduk usia produktif) sedang menganggur dalam berbagai tingkat pengangguran. Keterbatasan lapangan kerja dan lapangan usaha di sektor pertanian, baik akibat keterbatasan lahan pertanian maupun sebagai akibat "keterlemparan" akibat masuknya input pertanian modern. Sementara itu lapangan pekerjaan non pertanian belum cukup ditunjang oleh tradisi bisnis desa. Walaupun tenagakerja paling banyak di sektor perta­nian (50- 60%), namun hampir separuh (40-45%) dari pekerja ini bekerja pada keluarga sendiri yang tidak dibayar. Keterbatasan alternatif pilihan teknologi budidaya untuk komoditi pertanian yang ekonomis, teknologi pasca panen dan pengolahan hasil, serta teknologi non pertanian. Kelompok masyarakat miskin di desa tidak mempunyai akses yang memadai untuk menentukan alternatif usaha tanaman dan agro-teknologinya, sehingga produktivitas marginalnya sangat rendah. Perkem-bangan lapangan kerja non pertanian juga belum didukung oleh teknologi tepat guna yang mema­dai, atau masih bersifat kecil-kecilan dan sederhana sekali. Faktor Penyebab Kemiskinan

  43. Kemiskinan dari segi non-pendapatan adalah masalah yang lebih serius dibandingkan dari kemiskinan dari segi pendapatan. Apabilakitamemperhitungkansemuadimensikesejahteraan-konsumsi yang memadai, kerentanan yang berkurang, pendidikan, kesehatandanaksesterhadapinfrastrukturdasar-makahampirseparuhrakyat Indonesia dapatdianggaptelahmengalami paling sedikitsatujeniskemiskinan. Dalambeberapatahunterakhir, Indonesia memangtelahmencapaibeberapakemajuandibidangpengembanganmanusia. Telahterjadiperbaikannyatapencapaianpendidikanpadatingkatsekolahdasar; perbaikandalamcakupanpelayanankesehatandasar (khususnyadalamhalbantuanpersalinandanimunisasi); danpengurangansangatbesardalamangkakematiananak. Akantetapi, untukbeberapaindikator yang terkaitdengan MDGs, Indonesia gagalmencapaikemajuan yang berartidantertinggaldarinegara-negara lain dikawasan yang sama. Bidang-bidangkhusus yang patutdiwaspadaiadalah: Angkagiziburuk (malnutrisi) yang tinggidanbahkanmeningkatpadatahun-tahunterakhir: seperempatanakdibawahusia lima tahunmenderitagiziburukdi Indonesia, denganangkagiziburuktetapsamadalamtahuntahunterakhirkendatitelahterjadipenurunanangkakemiskinan. Kesehatanibu yang jauhlebihburukdibandingkandengannegara-negaradikawasan yang sama: angkakematianibudi Indonesia adalah 307 (untuk 100.000 kelahiranhidup), tiga kali lebihbesardari Vietnam danenam kali lebihbesardariCinadan Malaysia; hanyasekitar 72 persenpersalinandibantuolehbidanterlatih. Lemahnyahasilpendidikan. Angkamelanjutkandarisekolahdasarkesekolahmenengahmasihrendah, khususnyadiantarapendudukmiskin: diantarakelompokumur 16-18 tahunpadakuintiltermiskin, hanya 55 persen yang lulus SMP, sedangkanangkauntukkuintilterkayaadalah 89 persenuntukkohor yang sama. Rendahnyaaksesterhadap air bersih, khususnyadiantarapendudukmiskin. Untukkuintil paling rendah, hanya 48 persen yang memilikiakses air bersihdidaerahpedesaan, sedangkanuntukperkotaan, 78 persen. Aksesterhadapsanitasimerupakanmasalahsangatpenting. Delapanpuluhpersenpendudukmiskindipedesaandan 59 persenpendudukmiskindiperkotaantidakmemilikiaksesterhadaptangkiseptik, sementaraituhanyakurangdarisatupersendariseluruhpenduduk Indonesia yang terlayaniolehsaluranpembuangankotoranberpipa. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  44. PERBEDAAN ANTAR DAERAH YANG BESAR DI BIDANG KEMISKINAN. Keragaman antar daerah merupakan ciri khas Indonesia, di antaranya tercerminkan dengan adanya perbedaan antara daerah pedesaan dan perkotaan. Di pedesaan, terdapat sekitar 57 persen dari orang miskin di Indonesia yang juga seringkali tidak memiliki akses terhadap pelayanan infrastruktur dasar: hanya sekitar 50 persen masyarakat miskin di pedesaan mempunyai akses terhadap sumber air bersih, dibandingkan dengan 80 persen bagi masyarakat miskin di perkotaan. Tetapi yang penting, dengan melintasi kepulauan Indonesia yang sangat luas, akan ditemui perbedaan dalam kantong-kantong kemiskinan di dalam daerah itu sendiri. Misalnya, angka kemiskinan di Jawa/Bali adalah 15,7 persen, sedangkan di Papua adalah 38,7 persen. Pelayanan dasar juga tidak merata antar daerah, karena kurangnya sarana di daerah-daerah terpencil. Di Jawa, ratarata jarak rumah tangga ke puskesmas terdekat adalah empat kilometer, sedangkan di Papua 32 kilometer. Sementara itu, 66 persen kuintil termiskin di Jawa/Bali mempunyai akses terhadap air bersih, sedangkan untuk Kalimantan hanya 35 persen dan untuk Papua hanya sembilan persen. Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah, yakni walaupun tingkat kemiskinan jauh lebih tinggi di Indonesia Bagian Timur dan di daerah-daerah terpencil, tetapi kebanyakan dari rakyat miskin hidup di Indonesia Bagian Barat yang berpenduduk padat. Contohnya, walaupun angka kemiskinan di Jawa/Bali relatif rendah, pulau-pulau tersebut dihuni oleh 57 persen dari jumlah total rakyat miskin Indonesia, dibandingkan dengan Papua, yang hanya memiliki tiga persen dari jumlah total rakyat miskin . Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  45. TIGA CARA UNTUK MENGENTASKAN KEMISKINAN. Tigacarauntukmembantumengangkatdiridarikemiskinanadalahmelaluipertumbuhanekonomi, layananmasyarakatdanpengeluaranpemerintah. Masing-masingcaratersebutmenangani minimal satudaritigaciriutamakemiskinandi Indonesia, yaitu: kerentanan, sifat multi-dimensidankeragamanantardaerah. Strategipengentasankemiskinan yang efektifbagi Indonesia terdiridaritigakomponen: 1. MembuatPertumbuhanEkonomiBermanfaatbagi Rakyat Miskin. 2. MembuatLayananSosialBermanfaatbagi Rakyat Miskin. 3. MembuatPengeluaranPemerintahBermanfaatbagi Rakyat Miskin. Kebijakan pemerintah yang lebih menitik beratkan pada laju pertumbuhan ekonomi, ternyata berdampak negatif terhadap kelompok masyarakat miskin. Demikian juga kebijakan pertanian yang dititikberatkan kepada swasembada pangan nasional dan kurang mengacu kepada pemenuhan konsumsi pedesaan telah menyebabkan sektor pedesaan/pertanian hanya berfungsi sebagai penyangga stabilitas ekonomi nasional, dengan keterbatasan akses untuk menentukan pilihan ekonomis.

  46. Membuat Pertumbuhan Ekonomi Bermanfaat bagi Rakyat Miskin. Pertumbuhanekonomitelahdanakantetapmenjadilandasanbagipengentasankemiskinan. Pertama, langkah «membuatpertumbuhanbermanfaatbagirakyatmiskin» merupakankuncibagiupayauntukmengkaitkanmasyarakatmiskindenganprosespertumbuhan-baikdalamkontekspedesaan-perkotaanataupundalamberbagaipengelompokanberdasarkandaerahdanpulau. Hal inisangatmendasardalammenanganiaspekperbedaanantardaerah. Kedua, dalammenanganicirikerentanankemiskinan yang berkaitandenganpadatnyakonsentrasidistribusipendapatandi Indonesia, apapun yang dapatmeningkatkanpendapatanmasyarakatakandapatdengancepatmengurangiangkakemiskinansertakerentanankemiskinan. Upayauntukmeningkatkankemampuanberproduksidanmenciptakannilaitambahbagioprodukorangmiskinharusdiawalidenganhal-halberikutini: (a). Adanyaaksesterhadapsumberdaya, baiksumberdayaalammaupunsumberdayamanusia yang berupaketrampilan, (b). Adanyaaksesterhadfapteknologi, yaitusuatukegiatandengancaradanalat yang lebihbaikdanlebihefisien, (c). Adanyaaksesterhadappasar, dimanaproduk yang dihasilkanharusdapatdijualuntukmendapatkannilaitambah. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  47. Membuat Layanan Sosial Bermanfaat bagi Rakyat Miskin. Penyediaan layanan sosial bagi rakyat miskinbaik oleh sektor pemerintah ataupun sektor swasta-adalah mutlak dalam penanganan kemiskinan di Indonesia. Pertama, hal itu merupakan kunci dalam menyikapi dimensi non-pendapatan kemiskinan di Indonesia. Indikator pembangunan manusia yang kurang baik, misalnya Angka Kematian Ibu yang tinggi, harus diatasi dengan memperbaiki kualitas layanan yang tersedia untuk masyarakat miskin. Hal ini lebih dari sekedar persoalan yang bekaitan dengan pengeluaran pemerintah, karena berkaitan dengan perbaikan sistem pertanggungjawaban, mekanisme penyediaan layanan, dan bahkan proses kepemerintahan. Ke dua, ciri keragaman antar daerah kebanyakan dicerminkan oleh perbedaan dalam akses terhadap layanan, yang pada akhirnya mengakibatkan adanya perbedaan dalam pencapaian indikator pembangunan manusia di berbagai daerah. Dengan demikian, membuat layanan masyarakat bermanfaat bagi rakyat miskin merupakan kunci dalam menangani masalah kemiskinan dalam konteks keragaman antar daerah. Indikator yang cukupobyektifuntukdapatdigunakanmenemukankeluargamiskinsecara visual adalahkondisifisikrumahtempattinggalnya. Empat parameter utama yang dapatdigunakansecarahierarkhisadalahjenislanpaidanluasnya, jenislampupenerangandidalamrumah, danjenisdinding; sedangkan parameter penunjang yang dapatdigunakanadalahluaspekarangandansumber air minumuntukmemenuhikebutuhakeluareasehari-hari. a. RumahtanggamiskindipedesaanJawaTimurumumnyadicirikanolehrumahtempattinggal yang lantainyaberupatanahdipadatkanseluas 40-50 m2, lampupenerangandidalamrumahnyaadalah "sentir", dandindijgrumahnyaterbuatdarianyamanbambu (gedek). b. Indikatorpenunjangnyaadalahsumber air minumdarimata air atausungai, danluaspekarangannya 500 - 1000 m2 disekelilingrumah. Informasimengenai parameter-parameter tersebutdapatdiperolehdaricatatan `ikantordesa, pamongdesa (Kadus, ketua RW atauketua RT), key informanskarangtaruna, ataudenganobservasilangsungdilapangan. .

  48. Bagaimana Pengeluaran Pemerintah Bermanfaat bagi Rakyat Miskin?. Di sampingpertumbuhanekonomidanlayanansosial, denganmenentukansasaranpengeluaranuntukrakyatmiskin, pemerintahdapatmembantumerekadalammenghadapikemiskinan (baikdarisegipendapatanmaupun non-pendapatan). Pertama, pengeluaranpemerintahdapatdigunakanuntukmembantumereka yang rentanterhadapkemiskinandarisegipendapatanmelaluisuatusistemperlindungansosial modern yang meningkatkankemampuanmerekasendiriuntukmenghadapiketidakpastianekonomi. Kedua, pengeluaranpemerintahdapatdigunakanuntukmemperbaikiindikator-indikatorpembangunanmanusia, sehinggadapatmengatasikemiskinandariaspek non-pendapatan. Membuatpengeluaranbermanfaatbagimasyarakatmiskinsangatmenentukansaatini, terutamamengingatadanyapeluangdarisisi fiscal yang adadi Indonesia saatkini. Tekanan paling utama dari kebijaksanaan yang langsung ditujukan kepada masyarakat miskin harus diletakkan pada perbahkan pelakunya terutama menyangkut pemenuhan kebutuhan dasarnya dan pengembangan kegiatan ekonominya. Dalam rangka itu pula, pelayanan bagi orang jompo, penderita cacat, yatim piatu, dan kelompok masyarakat lain yang memerlukan merupakan bagian tak terpidsahkan dari upaya menanggulangi kemiskinan. Program ini harus dilaksanakan secara selektif dan terarah dengan memperhitungkan eketersediaan sumberdaya. Langkah yang diperlukan adalah meningkatkan efek tivitas, efisiensi dan jangkauan program tersebut. Searah dengan itu pengemban­gan sistem jaminan sosial secara bertahap perlu terus ditingkatkan.

  49. Jalan ke luar pertama dari kemiskinan adalah peningkatan produktivitas pertanian. Hal inibisaterjadiakibatpeningkatanproduktivitaspadapertanianberskalakecilatauakibatpergeserankearahpertaniankomersial. Peningkatanproduktivitaspertaniansebagaihasilrevolusihijaumerupakansalahsatupemicuutamapertumbuhanselamatigadasawarsa yang bermulapadatahun 1970an. Hargakomoditaspertaniandidunia yang tinggitelahmenopangpertumbuhan output, sedangkanpergeserantenagakerjakeluardarisektorpertaniantelahmenjagapertumbuhanproduktivitaskerjadibidangpertanian. Akibatnya, diagnosakemiskinanmenunjukkanbahwapeningkatanpendapatandisektorpertaniantetapmenjadipendorongutamauntukpengurangankemiskinan. Data antaratahun 1993 dan 2000 menunjukkanbahwa 40 persenpekerjapertaniandidaerahpedesaanmampukeluardarijeratankemiskinandengantetapbekerjadisektorpertanianpedesaan. • Konsep Unit Usaha Agribisnis • Sistemagrobisnismelingkupikegiatankompleks yang dimulaidaripengadaandanpenyaluransaranaproduksisampaipemasaranprodukusahatanidan/atauagroindustri yang salingberkaitansatusama lain. • Dalamagribisnisterdapatbeberapasubsistem: • subsistempengadaandanpenyaluransaranaproduksi, teknologidanpengembangansumberdayapertanian, • subsistemproduksipertanianatauusahatani, • subsistempengolahanhasilhasilpertanianatauagroindustridan • subsistempemasaranhasilpertanian. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

  50. Jalankeluarkeduadarikemiskinanadalahpeningkatanproduktivitas non-pertanian, baikdidaerahperkotaanmaupundidaerahpedesaan. Dalamhalini, transisimelaluiusaha non-tanipedesaanmerupakanbatupijakanpentinguntukbergerakkeluardarikemiskinan, baikmelaluiupayamenghubungkanusahapedesaandenganprosespertumbuhanperkotaan, ataulebihpentinglagi, denganmemasukkanusaha-usahadidaerahpedesaanpinggirkotakedalamdaerahperkotaan. Antaratahun 1993 dan 2002, pangsapekerja non-miskindilapangankerja non-tanipedesaanmengalamipeningkatansebesar 6,7 poinpersentase, menunjukkanbahwapeningkatanproduktivitas non-pertaniandidaerahpedesaanmerupakanjalanpentinguntukkeluardarikemiskinan. Lagi pula, banyakdiantaradaerah «pedesaan» tersebutberubahmenjadidaerahperkotaanpadaakhirjangkawaktutersebut, yang menunjukkanperanansalingmelengkapiantaraurbanisasidanpeningkatanproduktivitas. Kawasan Industri diharapkan mampu menjadi wadah dalam aspek keterpaduanfungsional yang memadukan berbagai kegiatan dan program antar sektoral perindustrian secara fungsional. Program pengembangan sektor industri HARUS DAPAT diintegrasikan dengan program sektor lainnya yang mendukung pengembangan komoditas unggulan daerah. Selain aspek keterpaduan fungsional, Kawasan Industri diharapkan mampu menjadi pedoman keterpaduanspasial yang mengisyaratkan pengembangan industri pada wilayah tertentu pula. Keterkaitan antara pusat produksi primer dengan pusat pengolahan dan pemasaran dapat dipacu melalui pengadaan prasarana, merencanakan berbagai kegiatan atau fasilitas yang saling menunjang dalam suatu lokasi. Dengan demikian suatu kegiatan pada lokasi tertentu akan mempengaruhi kegiatan lain ditempat terpisah. Sumber: ….. Diunduh 30/3/2012

More Related