1 / 20

Pendahuluan dan Kontrak Belajar Patology Kesehatan Masyarakat

Pendahuluan dan Kontrak Belajar Patology Kesehatan Masyarakat. Burhannudin Ichsan. Kontrak Belajar. Materi : patologi Pengajar : dr Burhannudin Ichsan, M.Med.Ed & dr Sahilah Metode : kuliah interaktif Waktu : 50 menit/ pertemuan Jumlah pertemuan : 12-14 pertemuan Ujian : MCQ

jake
Download Presentation

Pendahuluan dan Kontrak Belajar Patology Kesehatan Masyarakat

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pendahuluan dan Kontrak Belajar PatologyKesehatan Masyarakat Burhannudin Ichsan

  2. Kontrak Belajar • Materi : patologi • Pengajar : dr Burhannudin Ichsan, M.Med.Ed & dr Sahilah • Metode : kuliah interaktif • Waktu : 50 menit/ pertemuan • Jumlah pertemuan : 12-14 pertemuan • Ujian : MCQ • Penilaian : (1 tugas + 2 mid + 3 uas ) : 6

  3. Sub topik • Pendahuluan dan pengertian patologi • Beberapa pemeriksaan Patologi anatomi dan patologi klinik • Perubahan patologi sel dan jaringan • Pembuatan dan pengiriman PA • Radang • Neoplasma • Oedema • Hiperemi dan kongesti • Pendahuluan PK • Perdarahan • PK Air dan Elektrolit • PK Hati • Syok

  4. Perubahan Patologi Sel Dan Jaringan Burhannudin Ichsan

  5. Definisi patologi • Ilmu yang mempelajari perjalanan penyakit terutama perubahan struktur dan fungsi sel, jaringan dan organ akibat penyakit • Patologi anatomi terbagi menjadi 2: umum dan khusus

  6. Bahan dan teknik pemeriksaan PA • Biopsi : • Potongan jaringan atau bahan lain yang didapat dari tubuh penderita • Sitologi : • Cairan tubuh yang abnormal seperti sputum, cairan keputihan, cairan asites, permukaan lesi mulut, dll • Hasil operasi

  7. Pemeriksaan yang digunakan dalam PA: • Makroskopik (perubahan secara visual atau perabaan) • Mikroskopik (perubahan struktur sel atau jaringan) • Sitologik (perubahan yang terjadi dalam sel secara individual) • Mikroskopelektron (mengetahui perubahan pada organel ultrasruktural dalam sel)untuk penelitian • Otopsi (bedah mayat klinis)

  8. Aspek dasar terjadinya penyakit • Etiologi (penyebab) • Patogenesis • Mekanisme perjalanan penyakit sebagai reaksi sel atau jaringan terhadap faktor etiologi, mulai dari stimulus pertama hingga bentuk akhir suatu penyakit • Perubahan morfologi (perubahan struktur sel atau jaringan yang khas) • Gejala klinis

  9. Tahap gangguan progresif dari fungsi dan struktur normal sel • Adaptasi • Bila suatu sel mendapat rangsang patologik, secara fisiologi dan morfologi akan mengalami adaptasi, yaitu perubahan akibat rangsang tadi, namun masih dapat hidup dan mengatur fungsinya • Jejas • Rangsang sel melampaui batas adaptasi, maka terjadi jejas sel atau sel yang sakit (cellinjury), sifatnya reversibel • Nekrosis • Rangsang menetap atau bertambah besar, sel mengalami jejas menetap (irreversibel) yaitu mati atau nekrosis

  10. Adaptasi sel • Adaptasi dapat dibagi : adaptasi fisiologik dan adaptasi patologik • Adaptasi fisiologik : reaksi sel terhadap rangsangan normal oleh hormon atau bahan kimia endogen, seperti pembesaran kelenjar mammae • Adaptasi patologik: adaptasi sel terhadap stimuli abnormal • Adaptasi merupakan : tahap antara sel normal dan sel sakit • Sel dapat beradaptasi melalui: • atrofi, • hipertrofi, • hiperplasia, • metaplasia, dan • induksi

  11. Atrofi • Perubahan ukuran sel dari normal menjadi lebih kecil akibat berkurangnya substansi sel sehingga jaringan yang disusun oleh sel tersebut menjadi lebih kecil • Sel yang mengalami atrofi akan mengalami penurunan fungsi sel tetapi sel tidak mati • Atrofi dapat disebabkan oleh • Penurunan beban kerja • Hilangnya inervasi saraf • Berkurangnya vaskularisasi • Nutrisi yang tidak adekuat • Hilangnya stimulus endokrin • Usia lanjut

  12. Hipertrofi • Bertambah besarukuran sel • Jaringan atau organ yang disusun juga bertambah besar • Secara umum disebabkan oleh permintaan fungsi yang meningkat dan stimulus hormon spesifik • Terdiri dari : fisiologik dan patologik • Contoh fisiologik: tungkai pengemudi becak • Contoh patologik: pembesaran otot jantung pada hipertensi

  13. Hiperplasia • Bertambahnya jumlah sel dalam suatu jaringan atau organ • Jaringan/organ bertambah besar • Pada hiperplasia terjadi pembelahan sel/mitosis • Sering terjadi hipertofi dan hiperplasia terjadi secara bersamaan • Dikelompokkan: fisiologik dan patologik • Hiperplasia fisiologik dibagi 2: hormonal dan kompensasi • Contoh hiperplasia fisiologik: epitel kelenjar mammae pada wanita pubertas mengalami hiperplasia sehingga terjadi pembesaran buah dada • Contoh hiperplasia patologik: hiperplasia karena rangsang hormonal pada endometrium menyebabkan hiperplasia glandularis kistika endometrium

  14. Metaplasia • Perubahan sementara dari sel dewasa menjadi sel dewasa yang lain • Metaplasia dapat dikelompokkan menjadi epitelial dan jaringan ikat • Misalnya: iritasi kronis pada saluran pernapasan individu perokok, sel epitel kolumnar bersilia di trakea dan bronkus yang berubah menjadi sel epitel skuamosa berlapis

  15. Induksi • Merupakan hipertrofi pada retikulumendoplasmik, tempat kemampuan adaptasi sel terjadi pada bagaian subseluler. Misalnya pada individu yg menggunakan obat tidur dalam jangka waktu lama, retikulum endoplasmik sel hepatosit akan melakukan adaptasi hipertrofi terhadap obat tidur ini. Hal ini disebabkan oleh barbiturat akan didetoksifikasi di hepar sehingga untuk dapat tidur memerlukan dosis obat yang semakin besar

  16. Jejas reversibel Dahulu perubahan morfologi sel karena rangsang nonletal yang bersifat reversibel pada sel disebut degenerasi Istilah ini tidak lagi digunakan, tetapi kini digunakan istilah baru yaitu jejas reversibel atau perubahanreversibel

  17. Jejas reversibel dibagi 2 golongan yaitu: • Pembengkakan sel • Perubahan perlemakan

  18. Pembengkakan sel • Pembengkaan sel timbul jika sel tidak dapat mengatur keseimbangan ion dan cairan yang menyebabkan hidrasi sel • Pembengkakan sel adalah manifestasi awal sel terhadap semua jejas sel • Gambaran mikroskopik menunjukkan sel membengkak menyebabkan desakan pada kapiler-kapiler organ seperti kapiler pada sinusoid hati • Bila penimbunan air dalam sel berlanjut karena jejas terhadap sel semakin berat, akan timbul vakuola-vakuola kecil dan nampak cerah dalam sitoplasma

  19. Perubahan perlemakan bermanifestasi sebagai: • Vakuola-vakuola lemak di dalam sitoplasma dan terjadi karena hipoksia atau bahan toksik • Perubahan perlemakan dijumpai pada sel yang tergantung pada metabolisme lemak seperti sel hepatosit dan sel miokard

  20. Jejas ireversibel (nekrosis) • Perubahan morfologi yang terjadi pada kematian sel dalam jaringan hidup • Dua proses utama yang terjadi secara bersama yang menyebabkan perubahan pada nekrosis adalah pencernaan oleh enzim yang ada dalam sel dan denaturasi protein

More Related