1 / 23

PSIKOLOGI SOSIAL 1 IDENTITAS SOSIAL

PSIKOLOGI SOSIAL 1 IDENTITAS SOSIAL. MAIZA FIKRI, ST., M.M maizafikri@rocketmail.com. IDENTITAS SOSIAL.

jaeger
Download Presentation

PSIKOLOGI SOSIAL 1 IDENTITAS SOSIAL

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PSIKOLOGI SOSIAL 1IDENTITAS SOSIAL MAIZA FIKRI, ST., M.M maizafikri@rocketmail.com

  2. IDENTITAS SOSIAL • MenurutWilliam James dalamWalgito, identitassosiallebihdiartikansebagaidiripribadidalaminteraksisosial, dimanadiriadalahsegalasesuatu yang dapatdikatakan orang tentangdirinyasendiri, bukanhanyatentangtubuh dan keadaanfisiknyasendirisaja, melainkanjugatentanganak–istrinya, rumahnya, pekerjaannya, nenekmoyangnya, teman–temannya, milikinya, uangnya dan lain–lain. • Lebihlanjutdisimpulkanbahwadiriadalahsemuaciri, jeniskelamin, pengalaman, sifat – sifat, latarbelakangbudaya, pendidikan, dan semuaatribut yang melekatpadaseseorang.

  3. 4 Dimensi dalam mengkonseptualisasikan identitas sosial MenurutJackson and Smithdalam Barron and Donn: • Persepsidalamkonteksantarkelompok. • Dayatarik in- group • Keyakinansalingterkait • Depersonalisasi Keempatdimensi di atas, cenderungmunculketika individu beradaditengah – tengahkelompok.

  4. KomponendalamIdentitasSosial • 1. Diri pribadi Berfikir mengenai diri sendiri merupakan hal yang paling sering dilakukan oleh orang. Pada umumnya, orang akan berpusat pada dirinya sendiri. Sehingga, diri adalah pusat dari dunia sosial setiap orang. James membagi diri menjadi dua jenis. Pertama diri sebagai “DIRI”. Dan yang kedua diri sebagai “AKU”. Diri adalah aku sebagaimana dipersepsikan oleh orang lain sebagai objek (objective self) sedangkan Aku adalah inti dari diri aktif, mengamati, berfikir dan berkehendak (subjective self).

  5. Aspek-aspek dalam diri : • Kesadaran diri subjektif • Kesadaran diri objektif • Kesadaran diri simbolik

  6. 2. Konsepdiripribadi Konsepdiriadalahkumpulankeyakinan dan persepsidiriterhadapdirisendiri yang teroganisir. Chaplin mengartikankonsepdirisebagaievaluasi individu mengenaidirisendiri; penilaianataupenaksiranmengenaidirisendirioleh individu yang bersangkutan. Strukturkonsepdiri : • Central Self – conception • Peripheral self – conception

  7. Diri dan Konsep Diri Ketika diri berjalan selaras dengan konsep diri yang diyakini oleh individu, maka yang akan muncul kemudian adalah effect self – reference. efek ini berasal dari perhatian dan memori yang terjadi karena pemrosesan kognitif terhadap informasi yang relevan terhadap diri lebih efisien daripada pemoresesan informasi jenis lain.

  8. Konsep Diri Sosial Selainidentitasdiriunik yang dikenaldenganidentitasdiripersonal, juga ada aspeksosial dari diri yang kitabagidengan orang lain. Aspekini yang kitasebutdengankonsepdirisosial. Secaraumumdidefinisikanbahwadirisosialadalahbagian dari siapakita dan bagaimanakitaberfikirtentangdirikitasendiriditentukanolehidentitaskolektif. Terdapat 2 komponen yang melandasidirisosial, yaitu: • Hubungan interpersonal • Hubungankeanggotaanpadakelompok yang lebihbesar

  9. FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI • Perubahan usia • Memasuki pekerjaan baru • Perubahan hidup yang besar • Interaksi interpersonal

  10. Self - Esteem Adabanyak motif yang memungkinkanmunculnya self – esteem, yaitu: • Self – assesment • Self – enhancement • Self - verification

  11. Mengevaluasi diri sendiri Ketika individu memiliki self – esteem yang tinggi terhadap dirinya sendiri, berarti individu tersebut memiliki kecenderungan menyukai dirinya sendiri. Evaluasi positif tersebut, sebagian berdasarkan opini orang lain dan sebagian berdasarkan dari pengalaman spesifik individu tersebut. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa pembentukan self – esteem tidak lepas dari pengaruh budaya setempat.

  12. Social comparisons Ketikaindividumengevaluasitentangsiapadirinya, secaralangsungdiaakanmenemukaninformasiutama yang relevantersebutdiorang lain. Individuakanmenilaidirinyasendiriatasdasarperbandingansosial. Ini yang disebutdengansocial comparison. Social comparisontersebutbergantungpadasiapa, kelompokapaatauaspekapa yang dijadikansebagai parameter pembanding. Ketikaindividumembandingkanbahwaorang lain jauhlebihburukdaripadadirinya, makainidikenaldenganistilahperbandingansosialkebawah (baca; downward social comparison). Sikapinibisamenjadipositifataunegatifpadaindividuterssebut, bergantungpadakelompokpembandingnya

  13. Aspek lain dari fungsi Self • Self – focusing Individu, disadariatautidakdalamkeadaanapapunakanselalumemberikanperhatiankepadadirinyasendiridanduniaeksternalnya. Ini yang disebutdenganfokusdiri (self – focusing). Lebihlanjutdidefinisikanbahwafokusdiriadalahtingkahlaku yang mengarahkanperhatianseseorangkepadadirisendiridaripadasekelilingnya. Fokusdiri yang terusmenerusdankonsistendapatmenyebabkankesulitanbagiindividunya. Kondisiini, berdasarkanhasilpenelitianseringdanlebihkuatterjadipadawanitadibandingpria (Flory,dkk. 2000).

  14. Self – monitoring Istilah self – monitoring merujukpadakecenderunganuntukmengaturtingkah – lakuberdasarkanpetunjukeksternalsepertibagaimanaorang lain bereaksi (self – monitoring tinggi) atauberdasarpadapetunjuk internal sebagaipetunjukkeyakinanseseorangdansikapnya (self – monitoring rendah). • Self – monitoring rendah Individudengan monitoring diri yang rendahcenderungakanmelakukandengancara yang konsistenterlepasdarisituasi yang iahadapi. • Self – monitoring tinggi Individudengan monitoring diri yang tinggiakancenderungmengubahbertingkahlakusaatsituasiberubah.

  15. Self – efficacy (Percayapadadirisendiri) Merupakanevaluasiseseorangterhadapkemampuan dan kompetensinyauntukmelakukansebuahtugas, mencapaitujuan, ataumengatasihambatan (Bandura, 1977). Lebihlanjutmengenaiself-efficacy, Bandura (2000) mengajukan self-efficacykolektifyaitukeyakinan yang dibagiolehanggotasebuahkelompokbahwaaksikolektif akan menghasilkanefek yang diinginkan.

  16. GENDER : Menjadi Seorang Laki-laki atau Perempuan Sebagai Aspek Krusial Identitas • Jeniskelamindan Gender Jeniskelamindidefinisikansebagaiistilahbiologisberdasarkanperbedaananatomifisikantaralaki-lakidanperempuan. Gender merujukpadasegalasesuatu yang berhubungandenganjeniskelaminindividu, termasukperan, tingkahlaku, kecenderungan, danatribut lain yang mendefinisikanartimenjadiseoranglaki-lakiatauperempuandalamkebudayaan yang ada.

  17. Dasaridentitas gender Teoriskema gender menyatakanbahwaanak-anakmemilikikesiapanumumuntukmengorganisasikaninformasitentang self atasdasardefinisibudayapadaatributlaki-lakidanperempuan yang sesuai (Bem, 1981, 1983). Denganbertambahdewasanyaanak, tipejeniskelamin (sex typing)terjadiketikamerekamemahamistereotip “tepat” yang berhubungandengankelaki-lakiandankepermpuanandalambudayamereka. Hal pentingdariapa yang dipelajarianaktentang gender adalahberdasarkanobservasiterhadaporangtuamerekadanmencobamenjadisepertimereka.

  18. Peran Tingkah Laku Gender dan Reaksi Terhadapnya Dengan diperkenalkannya androgini sebagai salah satu kemungkinan peran gender, banyak penelitian berfokus pada hipotesis yang menyatakan bahwa androgini lebih disukai daripada tipe gender laki-laki atau perempuan. Dalam budaya tertentu, maskulinitas lebih menguntungkan dibandingkan androgini. Abdalla (1995) mempelajari self-efficacy dari mahasiswa Arab di Qatar dan Kuwait dalam proses membuat keputusan karir.

  19. Dibalik jenis maskulinitas dan feminitas yang diteliti oleh BSRI, ada identifikasi peran eksterm.hal pertama yang dipelajari adalah hipermaskulinitas dan hiperfeminitas. Baik hipermaskulinitas dan hiperfeminitas berhubungan dengan dukungan terhadap berbagai bentuk agresi legal. Bahkan pada tingkat maskulinitas yang kurang eksterm, pria yang mengidentifikasikan diri secara kuat dengan peran maskulin bertingkah laku lebih kasar dan agresif dibanding pria yang moderat.

  20. Peran gender dirumahdandalampekerjaan perantradisionalmasihmemilikipengaruh yang kuatterhadapcarapriadanwanitabereaksididalamrumah(major,1993). Biro sensusamerikaserikatmelaporkanbahwamayoritaswanitaamerikabekerjadiluarrumah. Dalamberbagaisituasipriamemangmelebihiwanita. Priatelahbelajarmengevaluasidirinyasendiridengancara yang berpusatpada ego daripadawanita.

  21. Peran Gender Tradisional pada masa ke-21 Pad tahun 1998 konvensi U.S Southern Babtist menyetujui deklarasi bahwa wanita seharusnya “ mengabdikan dirinya dengan senang hati” pada kepemimpinan suaminya dan seorang pria harus ”membiayai, melindungi dan mempin keluarganya” (niebuhr, 1998) Pria dan Laki-laki memainkan peran yang aktif dalam mengambil keputusan sementara wanita dan anak perempuan hanya mengikuti pimpinan laki-laki.

  22. Perbedaan kenis kelamin dalam tingkah laku interpersonal • Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan tingkah laku karna mereka memiliki jumlah hormon yang berbeda. Pria memiliki tingkat testoteron yang lebih tinggi dibanding wanita, sehingga pria bertingkah laku lebih dominan dibanding wanita. Aube serta kolegannya (2000).menyatakan bahwa alasan dari perbedaan jenis kelamin adalah karena wanita merasa terlalu bertanggung jawab akan kesejahteraan orang lain dan sulit bersikap asertif galam lingkungannya.

  23. Perbedaan Persepsidiri Laki-laki dan perempuan Dibanding pria, wanita cenderung mengekspresikan kekhawatiran dalam ketidak puasan lebih banyak terhadap tubuh dan penampilan fisik mereka secara keseluruhan (Hagborg, 1993). Bahkan penuaan dipandang lebih negatif bagi wanita dari pada pria (Clark, 1986). Kolumnis Dave Barry(1998) menyatakan bahwa pria memandang diri mereka memiliki penampilan biasa-biasa saja, ini menarik. Namun bagi wanita, memiliki penampilan biasa-biasa saja berarti penampilan mereka tersebut tidak cukup memuaskan.

More Related