1 / 38

RANGKAIAN KOMBINASIONAL

RANGKAIAN KOMBINASIONAL. Rangkaian Kombinasional. Nilai keluaran rangkaian di suatu waktu hanya ditentukan oleh nilai dari masukannya di waktu tersebut Tidak ada penyimpanan informasi atau ketergantungan terhadap nilai sebelumnya Misalnya: multiplekser, enkoder, dekoder, demux, ALU.

jadyn
Download Presentation

RANGKAIAN KOMBINASIONAL

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. RANGKAIAN KOMBINASIONAL

  2. Rangkaian Kombinasional • Nilai keluaran rangkaian di suatu waktu hanya ditentukan oleh nilai dari masukannya di waktu tersebut • Tidak ada penyimpanan informasi atau ketergantungan terhadap nilai sebelumnya • Misalnya: multiplekser, enkoder, dekoder, demux, ALU

  3. Rangkaian Sekuensial • Nilai keluaran rangkaian di suatu waktu ditentukan oleh nilai masukannya waktu itu dan nilai keluaran sebelumnya • Menyertakan storage untuk menyimpan nilai masukan • Elemen dasar untuk menyimpan data 1-bit adalah flip-flop • Rangkaian sekuensial n-bit misalnya register, counter • Sebagian besar rangkaian digital adalah sekuensial

  4. Multiplekser • Sebuah rangkaian multiplekser (MUX) mempunyai • N buah masukan SELECT • Maksimal 2N jalur data masukan • Satu output • MUX melewatkan nilai sinyal dari salah satu data masukan ke jalur keluaran tergantung dari nilai masukan SELECT

  5. Multiplekser 2 masukan S f (s; x1; x2) 0 x1 1 x2

  6. Multiplekser 4 masukan • MUX 4-masukan memilih satu dari 4 data masukanyang akan dilewatkan ke keluaran • Ditentukan oleh nilai 2 jalur SELECT (s0; s1) • Dapat dikonstruksi menggunakan 3 buah MUX 2-masukan

  7. Implementasi MUX

  8. Aplikasi MUX 2x2 Crossbar • Crossbar n x k: rangkaian dengan n masukan dan k keluaran yang fungsinya untuk menyediakan koneksi dari sebarangmasukan ke sebarang keluaran • Crossbar 2 x 2: 2masukan dan 2 keluaran Digunakan di aplikasi untuk menghubungkan satu set jalur ke jalur lainnya (misalnya jaringan switching telepon)

  9. Fungsi Logika dengan MUX • MUX dapat digunakan untuk mensintesis fungsi logika • LUT diimplementasikan dengan MUX untuk memilih nilai konstan dari tabel look-up. Misalnya f = x1 x2

  10. Fungsi Logika dengan MUX: XOR3-masukan XOR 3-masukan dapat diimplementasikan dengan 2 buah MUX 2-masukan

  11. Fungsi Logika dengan MUX: Latihan

  12. Teori Ekspansi Shannon: SintesisMultiplekser

  13. Contoh Ekspansi Shannon

  14. Contoh Ekspansi Shannon

  15. 74LS151: MUX 1-ke-8

  16. Dekoder • Rangkaian dekoder: mendekode informasi (data) terkode • Mempunyai N masukan data dan 2N keluaran (mis: dekoder 3 masukan mempunyai 8 jalur keluaran) • Hanya satu keluaran yang di-assert (diaktifkan) dalam satu waktu (one-hot encoded) • Assert: ke nilai 1 (logika positif/active-high) atau 0 (logika negatif/active-low) • Tiap keluaran ditentukan oleh satu valuasi nilai masukan

  17. Masukan ENABLE (En) digunakan untuk mematikan (disable) keluaran • Asumsi keluaran active-high: • Jika En=0, tidak ada keluaran dekoder yang di-assert • Jika En=1, satu keluaran di-assert sesuai valuasi masukan

  18. Rangkaian Dekoder 2-ke-4

  19. Rangkaian Dekoder 3 to 8 • Dekoder 3-ke-8 dapat tersusun dari 2 buah dekoder 2-ke-4 (mis: asumsi active-high) • Dekoder 4-ke-16 dapat tersusun dari 5 dekoder 2-ke-4. Bagaimana? • Susunan tersebut disebut pohon dekoder

  20. 74138: Dekoder 3-ke-8

  21. Aplikasi Dekoder: Multiplekser Multiplekser 4-ke-1 dengan satu dekoder dan 4 buah buffer tiga-keadaan

  22. Aplikasi Dekoder: Pengalamatan ROM • Dekoder seringkali digunakan untuk mendekodekan jalur alamat chip memori • Misalnyadi ROM (Read-only Memory) 2m n

  23. DEMULTIPLEKSER • Sebuah multiplekser memilih satu dari n masukan data menjadi satu keluaran • Demultiplekser melakukan sebaliknya, yaitu menempatkan nilai satu masukan ke salah satu dari n jalur keluaran • Dapat diwujudkan menggunakan dekoder n-ke -2n

  24. ENKODER • Enkoder melakukan fungsi yang kebalikan dari Dekoder • Enkoder biner mengkodekan informasi (data) dari masukan 2n ke dalam kode keluaran n-bit • Salah satu masukan (dan hanya satu masukan) harus mempunyai nilai ’1’ ! one-hot encoding • Keluaran merepresentasikan bilangan biner yang mengidentifikasi masukan mana yang mempunyai nilai ’1’

  25. Enkoder mengurangi jumlah bit yang diperlukan untuk merepresentasikan suatu informasi (data) • Contoh penggunaan untuk transmisi informasi dalam sistem digital sehingga mengurangi jumlah saluran transmisi, atau ruang penyimpanan

  26. Enkoder Prioritas • Salah satu kelas enkoder: enkoder prioritas • Sinyal masukan mempunyai level prioritas • Keluaran enkoder menunjukkan masukan aktif yang mempunyai prioritas tertinggi • Jika masukan dengan prioritas tinggi ’assert’, masukan dengan prioritas lebih rendah diabaikan

  27. Asumsi: w3 mempunyai prioritas lebih tinggi daripada w0 • Keluaran z menunjukkan bahwa tidak ada masukan bernilai ’1’ • Persamaanfungsi yo, y1 dan z?

  28. KONVERTER KODE • Rangkaian konverter kode digunakan untuk mengkonversikan satu tipe enkoding masukan ke keluaran dengan tipe enkoding lainnya • Dekoder 3-ke-8 mengkonversikan bilangan biner ke satu enkoding one-hot di keluarannya • Enkoder 8-ke-3 melakukan sebaliknya

  29. Beberapa tipe rangkaian konverter kode dapat dibentuk. Contohnya: dekoder BCD-ke-7 segmen • Mengkonversikan digit BCD ke 7 sinyal yang digunakan untuk mengaktifkan segmen tampilan • Tiap segmen diimplementasikan dengan sebuah LED

  30. Dekoder BCD-ke-7 Segment

  31. Dekoder Hexa-ke-7 Segment

More Related