1 / 43

Martha Tiara Dugikawa 0910714040

Hubungan antara Kadar High Sensitive C-Reactive Protein (hs-CRP) dengan Kadar circulating Endothelial Progenitor Cell (EPC) pada P asien Sindroma Metabolik. Martha Tiara Dugikawa 0910714040. Latar Belakang.

ishana
Download Presentation

Martha Tiara Dugikawa 0910714040

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Hubunganantara Kadar High Sensitive C-Reactive Protein (hs-CRP) denganKadar circulating Endothelial Progenitor Cell (EPC)padaPasienSindroma Metabolik Martha Tiara Dugikawa 0910714040

  2. Latar Belakang PadapasienSindrom Metabolik, terutamapadapasiendengankomplikasipenyakit vascular, jumlahEPCpadadarahperifermengalamipenurunansecarasignifikandanfungsinyajugamengalamikerusakan (Tepperet all, 2002, Fadiniet all, 2007)

  3. Rumusan Masalah • Adakahhubunganantarakadar hs-CRP dengan kadar circulating Endothelial Progenitor Cellpadapasien Sindroma Metabolik? Tujuan Penelitian • Mengetahuihubunganantara kadar hs-CRP dengancirculatingEndothelial Progenitor pada pasien Sindroma Metabolik.

  4. Manfaat Akademik • Menambahwawasan tentang peranan circulating EndothelialProgenitorCelldan hs-CRP terhadap terjadinya komplikasipada pasienSindroma Metabolik. Manfaat Praktis • Menambah konsep tentang penanganan Sindroma Metabolik yang berkaitan dengan circulating EndothelialProgenitorCell dan hs-CRP sehingga komplikasi kerusakan pembuluh darah pada pasien Sindroma Metabolik dapat diintervensi lebih dalam lagi.

  5. DefinisiSindrom Metabolik Diagnosis sindroma metabolik ditegakkan bila ada minimal 3 dari 5 kriteria faktor risiko sindroma metabolik : • Obesitassentral: pria > 90 cm wanita > 80 cm • Peningkatantrigliserida: > 150 mg / dL • Penurunan HDL kolesterol: pria < 40 mg / dL wanita <50 mg / dL • Hipertensi: tekanandarahsistolik > 130, diastolik > 85 mm Hg • Peningkatangula darahpuasa: > 100 mg / dL (Alberti et al, 2009)

  6. Hs-CRP • C-Reactive Protein =proteingolonganpentraxin, konsentrasimeningkatdalamsebuahkerusakanjaringan, infeksi, ataukeradangan yang dimediasisitokin-respon(IL-6, IL-1, TNF-α) • Hs-CRP (High Sensitivity C-Reactive Protein) merupakan pemeriksaan yang lebih sensitif dibandingkan pemeriksaan CRP biasa, sehingga konsentrasi yang sedikit dapat dideteksi • hs-CRP merupakan marker inflamasi. Beberapa penelitian membuktikan tingginya tingkat hsCRP (>3 mg/L) memiliki korelasi dengan angka kejadian sindroma metabolik sama dengan angka morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler. Hs-CRP memiliki efek pada patogenesis atheroskelosis (Thompson, 1999 dan Fabiola, 2006).

  7. (American Heart Association dan Konsensus Centers for Disease Control)

  8. EPC • EPC = sel punca (stem cell) namunmemilikikemampuanproliferasidandiferensiasi yang lebihterbatas • Bersifat unipoten, yaitudapatberdiferensiasimenjadiselendotelmatang. • EPCmemilikiperanpentingdalampembentukanpembuluhdarahdanremodelisasiselendotelialpadapembuluhdarah yang mengalamikerusakan. (Frisca dkk, 2008)

  9. Metode Penghitungan EPC • Berdasarkanmorfologi • Berdasarkanfenotip • Berdasarkankarakteristikfungsional (Frisca dkk, 2008)

  10. Faktor-Faktor yang mempengaruhi EPC • Usia • Faktorresikoterhadappenyakitkardiovaskuler • Lemak (lipid) • Hipertensi • Diabetes Mellitus • Faktorresiko lain (Shantsila, 2012)

  11. Sindroma Metabolik Kerangka Konsep Penelitian Sistem Imun Dislipidemia Obesitas Central Resistensi Insulin Hipertensi Adinopectin plasma Free Fatty Acid (FFA) Tg, Kolesterol LDL Disfungsi endotel leptin Gangguan prod. ApoA-1 Vascular remodelling HDL Inflamasi Circullating Endothelial Progenitor Cell (EPC) Kadar High Sensitive C-Reactive (hs-CRP) CD34+ dan VEGF Komplikasi Makrovaskular dan Mikrovaskular

  12. Hipotesa Penelitian Peningkatankadar hs-CRP berhubungandenganpenurunankadar circulatingEndhotelial Progenitor CellpadaSindrom Metabolik.

  13. Rancangan Penelitian • Penelitian survey • Metode cross sectional • Analisis: korelasi

  14. Populasi Penelitian • Semuapasien yang didiagnosisSindrom Metabolik diPoliPenyakitDalamRumahSakit dr. Saiful Anwar Malang. • Sampel yang diambiladalahpasienSindrom Metabolik yang menjalanirawatjalandiPoliPenyakitDalamRumahSakit dr. Saiful Anwar Malang. • TeknikpengambilansampeladalahdenganmetodeNon Probability SamplingyaitudenganConsecutive Sampling

  15. Kriteria Inklusi • Pasien sindrom metabolik yang memenuhi minimal 3 dari 5 kriteria sindrom metabolik, berusia 40-70 tahun, serta bersediamenjadiresponden. Kriteria Eksklusi • Tidak berpuasa atau berpuasa < 8-10 jam sebelum pengukuran • Pasien yang memiliki tanda-tanda penyakit infeksi pada anamnesa dan pemeriksaan fisik, dan demam selama penelitian.

  16. Sampel • Banyaknyasampel yang dibutuhkanadalahsemuasubyek yang datangdanmemenuhikriteriapemilihandimasukkandalampenelitiansampaijumlahsubyek yang diperlukanterpenuhi. • VariabelBebas KadarHigh Sensitive C-Reactive Protein (hs-CRP) • VariabelTerikat Kadar Circulating EndothelialProgenitor Cell (EPC)

  17. Lokasi dan Waktu Penelitian • PenelitianinidilaksanakanpadabulanDesember 2012 – Februari 2013 diPoliPenyakitDalamRumahSakitSaiful Anwar Malang.

  18. Bahan Penelitian • Darah9cc untukmengukurkadar EPC dan kadar hs-CRP • Marker hs-CRP • Marker EPC: PerCp/Cy55 anti-human VEGFR2 antibody FITC anti-human CD34 antibody Limphosite Separation Medium (LSM)

  19. Instrumen Penelitian(Pengambilan sampel) • LembarPenjelasanSubyekPenelitian • SuratPersetujuanmenjadiresponden / Informed Consent • LembarPemeriksaanFisik • Vacutainer EDTA 50 buah • Venojact • Ice box • Alattimbanganberatbadan • Alatpengukurtinggibadan • Meteranuntukmengukurlingkarpinggang • Stetoskop • Spigmomanometer

  20. Instrumen Penelitian(Pemeriksaan hs-CRP) • Tube Non-EDTA100 buah • Venojact • Icebox

  21. Instrumen Penelitian(Pemeriksaan EPC) • Falcon • Blue Tip • Yellow Tip • White Tip • Mikropipet • Tabung 1,5 ml • Sentrifuge • Flowcytometry

  22. Definisi Operasional • Sindrom Metabolik • Kadar hs-CRP • Kadar EPC

  23. Pasien Sindrom Metabolik Populasi Terjangkau Sampel/Responden Pemeriksaan kadar hs-CRP & Kadar EPC Analisis Prosedur Penelitian Kriteria Inklusi Informed Consent

  24. Prosedur Pemeriksaan hs-CRP • Pemeriksaan hs-CRP menggunakan ELISA kit dilakukan di Laboratorium Faal Universitas Brawijaya Malang dengan metode enzyme immunoassay.

  25. Metode Isolasi PBMC • Mencampur 2,5 cc Phosfat Buffer Salin (PBS) dengan 2,5 cc darah (1:1)padatabung sentrifuge 15 mLdengantujuanuntukmempertahankanpH.Setelahitudihomogenkan.

  26. Metode Isolasi PBMC • Campuransampeldarahdengan PBS kemudiandilapiskan secara hati-hati (lewat dinding tabung)kedalamtabung sentrifuge 15 mL yang telahberisiLimphosite Separation Medium (LSM)sebanyak 2,5 cc. • Campurandisentrifugasidengankecepatan 1600 rpm selama 30 menit dengan posisi brake off.

  27. Metode Isolasi PBMC • Setelahdisentrifugasiakanterbentuk4 lapisan berturut-turut eritrosit, granulosit (PMN), ficoll hypaque, cincin buffy coat (limfosit dan monosit), plasma, dan PBS. • Mengambil cincin buffy coat dengan hati-hati lalu memindahkannya ke dalam tabung baru.

  28. Metode Isolasi PBMC • Sel dicuci dengan PBS dan disentrifugasi dengan kecepatan 1300 rpm selama 10 menit. • Proses pencucian diulang 2-3 kali. • Membuang supernatan dan mengambil palatenya yang merupakan PBMC terisolasi.

  29. Prosedur Pemeriksaan EPC • MembuatCell Staining Buffer, yang isinyaadalahFetelBufine Serum (FBS) 2% didalam PBS danmencampurnyadenganantibodi CD34 (1:10) dan VEGFR (1:100). • Enceran antibodi diatas dimasukkan dalam pipet sebanyak 50 µL, dicampurkan ke dalam palate PBMC. Setelah itu diinkubasi selama 20-30 menit dalam gelap dan suhu 4°C.

  30. Prosedur Pemeriksaan EPC • Setelahinkubasi, lalumenambahkanCell Staining Buffersebanyak 300-400 µL danmemindahkannyakedalam tube 5mL. • MelakukanpembacaanEPCpadaflowcytometridenganmenggunakan program software Cell QuestPro.

  31. Hasil Flowcytometry UR UL LL LR

  32. Cara Pengumpulan Data Data Primer • Data pemeriksaan fisik: Tekanan darah, berat badan, tinggi badan, dan lingkar pinggang. • Data pemeriksaan laboratorium dari sampel darah: Kadar hs-CRP serum dan circulating Endothelial Progenitor Cell (EPC). Data Sekunder • Data identitas pasien

  33. Analisis Data Data yang diperolehdianalisisdenganlangkah-langkahsebagaiberikut : • AnalisisDeskriptif • UjikorelasiparametrikdenganmenggunakanPearson’s Test jikadistribusi data normal atauSpearman’s Rho Test jikadistribusi data tidak normal, karena data darikeduavariabel yang tersajimerupakan data jenisskala data rasionumerik. • Ujiregresi linier, untukmemprediksisuatuvariabelindependenterhadapvariabeldependen.

  34. Data Hasil Penelitian • Penelitianinidilakukanpada45respondenyang terdiri dari 22 responden wanita dan 23 responden laki-laki yang memenuhikriteriainklusidaneksklusi yang telahditentukan. • Seluruhrespondendiambilsampeldarahnyamasing-masingsebanyak 9 cc untukpengukurankadarhs-CRP dankadarcirculating endothelial progenitor cell.

  35. Data HasilPenelitian *Kadar EPC(%) adalah median.

  36. High Sensitive C-Reactive Protein (hs-CRP) merupakan salah satu marker inflamasi sebagai pemeriksaan rutin bagi seseorang yang memiliki risiko penyakit jantung. • Didapatkan Mean ± SD dari hs-CRP adalah sebesar 0,484 ± 0,32 mg/L dan nilai median EPC sebesar 0,0385

  37. Analisa Data • BerdasarkanujidistribusimenggunakanKolmogorov-Smirnov yang dilakukanpadamasing-masingvariabeldidapatkannilai normalitas hs-CRPdan EPC adalah 1,082 dan 2,118. • Karena nilai normalitas hs-CRP dan EPC > 0,05 maka disimpulkan bahwapersebaran data normal. • Dari hasiltersebutmakadilakukanujiPearson’s Testuntukmenganalisiskorelasiantarakeduavariabel

  38. Analisa Data • Pearson’s Testmenunjukkanhasilkoefisienkorelasi (r) sebesar -0,298dannilaisignifikansebesar0,047. • Padaujiregresi linier, didapatkanhasilkoefisienregresi (R2) sebesar 0,084

  39. Analisa Data • Koefisienkorelasi (r) sebesar -0,298menunjukkanbahwa: Terdapatkorelasiberbandingterbalikataubersifatnegatifantaravariabelbebasdanvariabelterikat, artinya, semakinmeningkatkadarhs-CRPmakakadar EPC menurun. Selainitu, nilaikoefisienkorelasitersebutjugamenunjukkanbahwaterdapathubunganataukorelasi yang rendah/lemah. • Nilaisignifikansebesar 0,047menunjukkanbahwa: Terdapathubungan yang bermaknaatausignifikankarenanilainyalebihkecildari 0,05. • Koefisienregresi0,084 menunjukkan bahwa: Besar persentase peningkatan hs-CRP yang mempengaruhi penurunan kadar EPC adalah sebesar 8,4%

  40. Analisa Data • Koefisienregresi0,084 tersebutmenyatakankekuatanhubungansebabakibat, jadi8,4% yang menyebabkanpenurunankadar EPC adalahkondisidimanaterdapatpeningkatankadarhs-CRP.

  41. Kesimpulan • Terdapatnya hubungan terbalik yang signifikan antara kadar hs-CRP dan EPC namun korelasinya bersifatlemah. • Padaujiregresi linier, didapatkanhasilkoefisienregresi (R2) sebesar 0,084, yang berarti 8,4% yang menyebabkanpenurunankadar EPC adalahkondisidimanaterdapatpeningkatankadarhs-CRP.

  42. Saran • Adanyapenelitianlebihlanjutmengenai usia dan jenis kelamin respondendengan kadar EPC sehingga dapat diketahui pengaruh usia dan jenis kelamin terhadap kadar EPC. • Adanyapenelitianlebihlanjut yang mengintervensiriwayat penyakit, riwayat pengobatan, riwayat merokok yang lebihketatsehinggahasilidentifikasivariabellebih valid. • Adanya penelitian lebih lanjut dengan menambah jumlah sampel sehingga dapat meningkatkan angka korelasi yang signifikan antara kadar hs-CRP terhadap kadar EPC pada pasien sindroma metabolik.

  43. TERIMA KASIH

More Related