1 / 37

CACING PITA YG PENTING DI INDONESIA

CACING PITA YG PENTING DI INDONESIA. Adrial FK-Unand. Cacing pita yang penting di Indonesia # 1. Taenia saginata 2 . Taenia solium 1 . Taenia saginata (cacing pita sapi). Hospes definitif : Manusia Hospes Perantara : hewan Bovidae mis. sapi, kerbau dll. Penyakit : taeniasis saginata

hunter
Download Presentation

CACING PITA YG PENTING DI INDONESIA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. CACING PITA YG PENTING DI INDONESIA Adrial FK-Unand

  2. Cacing pita yang penting di Indonesia #1. Taenia saginata2. Taenia solium1. Taenia saginata (cacing pita sapi) • Hospes definitif : Manusia • Hospes Perantara : hewan Bovidae mis. sapi, kerbau dll. • Penyakit : taeniasis saginata • Penyebaran Geografis : kosmopolit.

  3. Morfologi dan Siklus Hidup • Habitat : usus halus • Cacing dewasa : • Panjang 4 – 12 m, Σ proglotid 1000 - 2000 bh • Skoleks : 1 - 2 mm, 4 batil isap tanpa kait • Proglotid : imatur, matur dan gravid • Proglotid gravid : cabang uterus 15 -30 buah • Proglotid gravid : keluar sendiri satu per satu secara aktif atau bersama tinja. • Setiap hari proglotid lepas ± 9 buah proglotid • Satu buah proglotid gravid berisi 100.000 telur • Cara infeksi : makan daging sapi yg mengandung Cystisercus bovis yg tdk dimasak sempurna. • Skoleks akan keluar dgn cara evaginasi & melekat pd mukosa usus halus manusia, spt yeyenum.

  4. Stadium Telur • 30 – 40 x 20 - 30 µm • Dibungkus embriofor yang bergaris-garis radial • Isi onkosfer dengan 3 pasang kait-kait (embrio heksakan) • Dimakan hospes perantara >>> sapi Larva yang keluar membentuk Cysticercus bovis dalam otot sapi: otot maseter, paha belakang & punggung.

  5. PROGLOTID Taenia saginata PANJANG : 4 - 8 M PG : MONOLATERAL BERGANTIAN PROGLOTID : 1000 - 2000 LEBAR < PANJ PG CAB LAT UTERUS: 15 - 30

  6. Taenia saginata Taenia saginata mature segment: nearly square, bilobed ovary, scattered testis, uterus:median tube (magnifier) Taenia saginata gravid segment longer than broad branched uterus filled with eggs (magnifier) Egg of Taenia sp. circular,radiating double wall (H.P).

  7. TELUR : • 35 x 25  • EMBRIOFOR • HEKSAKAN • EMBRIO • GRS RADIER TELUR & LARVA Taenia saginata LARVA: SISTISER- KUS BOVIS

  8. Taenia saginata (Cacing pita sapi)

  9. Patologi dan Gejala Klinis • Gejala klinis yang ringan, spt: sakit ulu hati, perut merasa tdk enak, mual,muntah, mencret, pusing/gugup. • Gejala klinis yang berat bisa menyebabkan proglotid menyasar masuk appendiks, atau illeus (obstruksi oleh strobila cacing) • Gejala berkaitan dengan ditemukan cacing yang bergerak-gerak dalam tinja atau cacing keluar dari anus.

  10. Diagnosis • Ditemukan proglotid yang aktif bergerak dalam tinja atau keluar spontan. • Proglotid dpt diidentifikasi dgn merendam dalam cairan laktofenol sampai jernih. • Menemukan telur dalam tinja atau dengan anal swab pd daerah perianal. • Tes ELISA >>>>>>>>> tes mendeteksi antigen T. saginata dlm sampel tinja (copro antigen) • Tes DNA dot blot >>> membedakan telur berdasarkan spesies (T. saginata/T. solium)

  11. Pengobatan • Obat tradisional : biji labu merah, biji pinang • Obat lama : kuinakrin, amodiakuin, niklosamid • Obat baru : prazikuantel

  12. Epidemiologi • Sering di negara yang penduduknya makan daging sapi/kerbau yg tdk dimasak dgn sempurna (setengah matang). • Ternak yang dilepas di hutan atau padang rumput lebih mudah diinggapi cacing dari pada ternak yang diikat dengan tali atau di kandang. • Kebiasaan makan daging sapi yang dimasak kurang matang

  13. Pencegahan • Membuang kotoran dengan benar • Memasak daging sapi dengan sempurna • Pemeriksaan daging sapi yg terkontaminasi • Vaksinasi sapi • Tes ELISA >>> deteksi antibodi spesifik utk Cystisercus

  14. Taenia solium (Cacing pita babi) • Hospes definitif : Manusia • Hospes Perantara : babi, monyet, unta, anjing, babi hutan, domba,kucing , tikus dan manusia. • Penyakit : • Stadium dewasa  taeniasis solium • Stadium larva  sistiserkosis • Penyebaran geografis : kosmopolit, kecuali di negara-negara Islam.

  15. Morfologi dan Daur hidup • Cacing dewasa • Putih tembus cahaya • Panjang 2 – 4 m, kk 8 m, tdd 800 – 1000 ruas proglotid • Skoleks : ± 1 mm, dgn 4 batil isap, rostelum dgn 2 baris kait-kait • Proglotid gravid : cabang uterus 7 – 12 buah. • Panjang = lebar • Lbg kelamin terletak pada sisi kiri/kanan, teratur. • Berisi 30.000 - 50.000 telur

  16. Telur : mirip telur T. saginata • Larva : pada otot babi (hospes perantara) disebut Cysticercus cellulose • Biasanya ditemukan di otot lidah babi, punggung dan pundak babi. • Cara infeksi : makan daging babi mentah /kurang matang yang mengandung Cysticercus cellulose • Tertelan telur secara kebetulan (jarang terjadi)

  17. PJNG : 2- 4 m SKOLEKS Taenia solium • SKOLEKS : • GLOBULAR • SUCKER, 4 • ROSTELUM • DNG KAIT

  18. SCOLEKS Taenia solium ROSTELUM DENGAN KAIT-KAIT

  19. PROGLOTID : • 800 - 1000 • LEBAR < PJNG • UTERUS, CAB • LATERAL 7 - 12 • PG, MONO LAT • BERGANTIAN PROGLOTID Taenia solium MATURE PG PROG IMMATURE

  20. Taenia solium (cacing pita babi)

  21. Patologi dan Gejala Klinis • Cacing dewasa • hanya satu ekor tidak menimbulkan gejala yang berarti (bila ada hanya berupa nyeri hulu hati, mencret, mual, obstipasi & sakit kepala). • Gejala klinik berat dapat timbul bila skoleks dengan kait-kaitnya menembus dinding usus  peritonitis • Larva :  sistiserkosis • Tertelan telur atau regurgitasi isi usus sehingga telur tertelan masuk usus. • Dapat menghinggapi jaringan subkutis, mata, jaringan otak, otot, otot jantung, hati, paru dan rongga perut.

  22. Cysticercus cellulose pd hati babi yg terinfeksi berat

  23. Cysticercus cellulose yg diambil dari otot babi

  24. Pada otak atau medulla spinalis sistiserkus jarang mengalami kalsifikasi  reaksi jaringan  epilepsi, meningo-ensefalitis, gejala tekanan intrakranial meninggi dan kadang-kadang kelainan jiwa. Dapat terjadi hidrosefalus internus. • Sistiserkus tunggal pada ventrikel IV  †

  25. Diagnosis • Menemukantelurdanproglotiddalamtinja • Diagnosis sistioserkosiskulit : • Biopsi • Radiologis • CT scan otak

  26. Pengobatan • Taeniasis : Prazikuantel dan Mebendazol • Sistiserkosis : Prazikuantel dan pembedahan • Prognosis • Taeniasis baik • Sistiserkosis tergantung berat ringannya infeksi dan organ yang dihinggapi

  27. Epidemiologi • Penyebaran infeksi dipengaruhi oleh : • Kebudayaan • Agama • Cara mengkonsumsi daging babi.

  28. PERBEDAAN KARAKTERISTIK

More Related