1 / 15

PARAGRAF/ALINEA Pertemuan 7

PARAGRAF/ALINEA Pertemuan 7. PARAGRAF/ALINEA. Paragraf adalah miniatur sebuah tulisan; kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas ketimbang kalimat.

hubert
Download Presentation

PARAGRAF/ALINEA Pertemuan 7

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PARAGRAF/ALINEAPertemuan 7

  2. PARAGRAF/ALINEA • Paragraf adalah miniatur sebuah tulisan; kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas ketimbang kalimat. • Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri atas beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun secara lengkap, utuh, dan padu. • Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya. • Paragraf adalah rangkaian dari beberapa kalimat yang saling berhubungan dan terkait dalam satu kesatuan serta hanya mempunyai satu pokok pikiran atau gagasan.

  3. A. Ciri-ciri Paragraf • Kalimat pertama menjorok ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis karangan biasa (makalah, skripsi, tesis, dan desertasi). Karangan berbentuk lurus ditandai dengan jarak spasi merenggang, satu spasi lebih banyak daripada jarak antarbaris lainnya. • Paragraf menggunakan pikiran (gagasan) utama yang dinyatakan dalam kalimat topik. • Setiap paragraf menggunakan satu kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan pikiran utama yang ada dalam kalimat topik. • Paragraf menggunakan pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas. Kalimat itu berisi detail-detail kalimat topik. Paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi detail yang sangat spesifik dan tidak mengulang pikiran penjelas lainnya.

  4. B. Fungsi Paragraf • Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan. • Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri atas beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti gagasan. • Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembaca. • Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil. • Memudahkan pengendalian variabel, terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.

  5. C. Pikiran Utama dan Kalimat Topik 1. Paragraf Tanpa Kalimat Topik Paragraf itu tidak memiliki pikiran utama dan pikiran penjelas, juga tidak memiliki kalimat utama dan kalimat penjelas. Semua pikiran dan kalimat sama kedudukannya. 2. Kalimat Topik Dalam Paragraf a. Kalimat Topik Pada Awal Paragraf: kalimat ini umumnya berisi pikiran utama yang bersifat umum. Kalimat selanjutnya berisi pikiran penjelas yang bersifat khusus (kalimat penjelas). Isi kalimat itu berupa penjelasan, uraian, analisis, contoh-contoh, keterangan, atau rincian kalimat topik. Paragraf tersebut menggunakan penalaran deduktif.

  6. b. Kalimat Topik di Akhir Paragraf: paragraf diakhiri kalimat topik dan diawali dengan kalimat penjelas. Artinya, paragraf menyajikan kasus khusus, contoh, penjelasan, keterangan, atau analisis lebih dahulu, barulah ditutup dengan kalimat topik. Paragraf tersebut menggunakan penalaran induktif. c. Kalimat Topik di Awal dan Akhir Paragraf: kalimat topik pada awal paragraf menimbulkan sifat deduktif, pada akhir menjadikan paragraf bersifat induktif, sementara pada awal dan akhir menjadikan paragraf bersifaf deduktif-induktif. d. Kalimat Topik di Tengah Paragraf: paragraf dengan kalimat topik di tengah paragraf berarti diawali dengan kalimat penjelas dan diakhiri pula dengan kalimat penjelas. Paragraf ini menggunakan pola penalaran iduktif-deduktif.

  7. D. Syarat Utama Paragraf • Kesatuan: jika mengandung hanya satu gagasan utama; informasi lain merujuk gagasan utama (mengembangkan, memperjelas, menganalisis) • Kepaduan: hubungan antara satu kalimat dan lainnya, tercermin pada urutan pikiran yang teratur, tidak meloncat-loncat, logis, dan gramatikal. Kepaduan dapat dibangun melalui: 1) penggunaan kata kunci dan sinonim; 2) penggunaan rincian peristiwa (kronologis, sebab-akibat); 3) penggunaan kata transisi; 4) penggunaan paralelisme (repetisi); 5) penggunaan pronomina (kata ganti).

  8. 3. Konsistensi Sudut Pandang: konsistensi sudut pandang diperlukan bagi seorang penulis karya tulis ilmiah, untuk dapat menentukan gaya penulisan yang tepat. Sudut Pandang; aku (diri sendiri), dia (orang lain), penulis (untuk karya ilmiah). 4. Ketuntasan: paragraf telah mencakup semua hal yang diperlukan dalam mendukung gagasan utama, sehingga pembaca tidak bertanya-tanya maksud si penulis.

  9. E. Struktur Paragraf • Struktur sebuah paragraf lazimnya terbagi atas: 1) paragraf pembuka; 2) paragraf tubuh; 3) paragraf penutup. • Paragraf Pembuka, adalah paragraf yang diletakkan di awal tulisan, ditujukan sebagai pengantar gagasan utama si penulis. a. Model 5W 1H; yakni memilih salah satu unsur dalam 5W 1H (what, who, where, when, why, dan how). b. Model Kisahan; menciptakan suasana yang membuat pembaca seolah terlibat di dalamnya peristiwa. c. Model Pertanyaan; menyodorkan pertanyaan yang kreatif, menggelitik, dan merangsang rasa ingin tahu pembaca. d. Model Kutipan Langsung; mengutip secara ringkas pendapat seseorang, baik itu objek tulisan maupun narasumber. e. Model Deskriptif; menghadirkan gambaran suatu peristiwa dalam pikiran pembaca, seolah pembaca mengalami peristiwa tersebut. f. Model Ucapan Kondang; mengutip ungkapan yang sudah dikenal secara umum. g. Model Menuding; mengupayakan ada komunikasi langsung bernada akrab dengan pembaca.

  10. Paragraf Tubuh, adalah paragraf yang menguraikan gagasan utama yang terdapat dalam di dalam paragraf pembuka ke dalam paragraf-paragraf berikutnya. a. Model Spiral; merinci gagasan utama yang terdapat dalam paragraf pembuka ke dalam paragraf2 berikutnya, hingga mencapai suatu gambaran persoalan yang bulat, padu, dan komprehensif. b. Model Rekatan; dilakukan dengan cara menghubung2-kan antarparagraf secara kohesif melalui partikel penghubung atau partikel penegas; seperti “sehubungan hal di atas”, “berpijak dari hal di atas”, “akan tetapi”, “oleh karena itu”, “selanjutnya”, atau “kendati demikian”. Tujuan penggunaan paragraf model ini untuk memecah gagasan utama (pokok pikiran) yang semula ‘bertunpuk’ di dalam satu paragraf.

  11. c. Model Block; model ini dengan cara menyebarkan (bagi2) gagasan utama menjadi beberapa pokok pikiran dan menyebarkannya ke dalam paragraf2 yang terpisah. Namun, pokok pikiran yang diuraikan dalam paragraf yang terpisah-pisah ini harus merujuk ke paragraf pembuka. d. Model Tematik; model ini digunakan untuk menggaris-bawahi atau menegaskan gagasan utama pada paragraf pembuka. Pokok pikiran yang terdapat dalam tiap-tiap paragraf menjelaskan gagasan utama yang telah dkemukakan pada paragraf pembuka. e. Model Kronologis; model ini digunakan jika kita hendak merinci dan mengembangkan paragraf tubuh berdasarkan hukum sebab-akibat (kausalitas). Rincian dan pengembangan yang kausalitas ini, tentu berpangkal dari gagasan utama dalam paragram pembuka. Kronologis dalam kaitan dengan karya tulis ilmiah dianggap efektif untuk mendeskripsikan sebab-akibat (proses) terjadinya suatu persistiwa yang diteliti si penulis.

  12. Paragraf Penutup, adalah paragraf yang terletak pada paragraf akhir bagian simpulan. Fungsi utamanya menyimpulkan tulisan kita, namun upayakan membangun paragraf penutup sedemikia rupa agar mengesankan pembaca. a. Model Simpulan; model ini dilakukan dengan cara merumuskan antiklimaks dari keseluruhan persoalan yang telah diteliti dan dibahas oleh penulisnya dalam paragraf tubuh. Cocok untuk paragraf tubuh model kronologis. b. Model Menggantung; model ini efektif digunakan jika kita sengaja hendak membuat pertanyaan atau pernyataan yang tidak selesai, menyentak, atau menyengat. Kesengajaan ini berkaitan dengan upaya kita membuat pembaca ikut berpikir atau terlibat di dalam persoalan yang kita teliti. c. Model Ringkasan; model ini dilakukan jika kita hendak meringkas intisari persoalan atau temuan penelitian, dengan catatan ringkasan tersebut harus memfokus pada gagasan utama pada paragraf pembuka.

  13. F. Pengembangan Paragraf • Secara Alamiah: Pengembangan paragraf didasarkan pada urutan ruang dan waktu. Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam satu ruang. Urutan waktu adalah urutan yang menggmbarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan. • Klimaks-Atiklimaks: Paragraf jenis ini lazim digunakan untuk menyajikan sebuah cerita atau konflik. Penulisan diawali dengan pengenalan tokoh, dilanjutkan dengan konflik, mencapai puncak konflik, dan menurun menuju solusi (antiklimaks). Jenis paragraf ini lazim digunakan untuk menulis sejarah dan cerita fiksi, kisah permusuhan, atau peperangan. • Deduksi dan Induksi: Deduksi adalah proses penalaran dengan menyebut gagasan utama yang bersifat umum dan dilanjutkan dengan gagasan-gagasan yang bersifat khusus. Sementara, induksi adalah proses penalaran dengan menyebut gagasan-gagasan khusus dan dilanjutkan dengan gagasan utama.

  14. G. Paragraf Berdasar Fungsi • Perbandingan dan Pertentangan: adalah paragraf yang berusaha memperjelas paparannya dengan jalan membandingkan dan mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan. a. Perbandingan; mengemukakan persamaan dan perbedaan antara kedua hal, yakni dua hal yang tingkatannya sama dan kedua hal tersebut memiliki perbedaan dan persamaan. b. Pertentangan; merupakan proses argumentasi dengan melakukan penolakan. Maka, pertentangan ditargetkan menolak eksistensi dan disertai pembuktian. • Analogi: paragraf berupa analogi biasanya digunakan penulis untuk membandingkan sesuatu yang dikenal oleh umum dengan yang kurang dikenal. • Sebab - Akibat: Dalam paragraf sebab-akibat, sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran penjelas. Sebaliknya, akibat sebagai pikiran utama dan sebab sebagai rincian penjelasnya.

More Related