1 / 46

DASAR DASAR ANESTESIA ( IIb - III) Dr.Diana Lalenoh,M.Kes,SpAn

DASAR DASAR ANESTESIA ( IIb - III) Dr.Diana Lalenoh,M.Kes,SpAn. Stadium – stadium anestesia. Stadium – stadium ini hanya jelas terlihat pada “Volatile Anaesthetic Agents”, terutama ether.

hubert
Download Presentation

DASAR DASAR ANESTESIA ( IIb - III) Dr.Diana Lalenoh,M.Kes,SpAn

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. DASAR DASAR ANESTESIA (IIb - III)Dr.DianaLalenoh,M.Kes,SpAn

  2. Stadium – stadium anestesia Stadium – stadium ini hanya jelas terlihat pada “Volatile Anaesthetic Agents”, terutama ether. • Stadium I : Stadium analgesia (disorientasi) : mulai induksi sampai hilangnya kesadaran (refleks bulu mata  - )

  3. Stadium II : Stadium Excitement : Mulai hilangnya kesadaran sampai mulainya pernapasan jadi teratur. Pada stadium ini penderita bisa berontak, tahan napas, muntah, batuk, dll. • Stadium III : Stadium Surgical Anaesthesia : Mulainya pernapasan teratur sampai paralise pernapasan. Stadium III ini terbagi lagi dalam 4 Plane :

  4. Plane 1: Dari mulainya pernapasan teratur sampai pergerakan bola mata terhenti. Plane 2: Dari pergerakan bola mata terhenti sampai mulainya paralise pernapasan interkostal. Plane 3: Dari mulainya paralise sampai komplit paralise pernapasan interkostal. Plane 4: Dari komplit paralise pernapasan interkostal sampai paralise diafragma.

  5. Stadium IV : Stadium overdosis : Dari mulainya paralise diafragma sampai apnu, dan penderita meninggal.

  6. Refleks – refleks yang penting untuk menentukan stadium anestesia • Refleks bulu mata (Eyelash Reflex) : • Sentuhan secara pelan – pelan pada bulu • mata, akan menyebabkan kontraksi kelopak • mata  Refleks ini hilang pada waktu masuk • Stadium II • Refleks kelopak mata (Eyelid Reflex) : • Jika kelopak mata bagian atas diangkat • pelan – pelan, akan menyebabkankontraksi • kelopak mata  Refleks ini hilang pada waktu masuk stadium III

  7. Refleks Conjunctiva (Conjunctival Reflex) : Sentuhan secara pelan – pelan pada conjunctiva palpebra, akan menyebabkan refleks mengejapkan mata  Refleks ini hilang pada akhir stadium III plane 1 Refleks Cornea (Corneal Reflex) : Sentuhan secara hati – hati pada cornea, akan menyebabkan kontraksi kelopak mata  Refleks ini hilang pada pertengahan plane 2 stadium III

  8.  Refleks Cahaya (Light Reflex) : Dengan memberikan cahaya yang kuat pada mata, akan menyebabkan pupil mengalami konstriksi (miosis)  Refleks ini hilang pada pertengahan plane 3 stadium III Refleks Lakrimasi : Terjadi lakrimasi lebih dari normal pada plane 1 dan plane 2 , stadium III Refleks Menelan : Terlihat sebelum plane 1, yaitu awal stadium III

  9. Refleks Muntah : Terlihat pada akhir stadium II (pada waktu recove-ry, refleks ini terlihat saat peralihan dari stadium III ke stadium II) Refleks Carina : Rangsangan pada carina oleh endotracheal - tube, bronchoscope, atau suction catheter, akan menye-babkan batuk – batuk pada semua stadium sebe-lum stadium IV

  10. Refleks Sphincter Ani : Bila sphincter ani diregang dengan cepat, akan terjadi laringospasme atau hiperpnu pada semua stadium sebelum stadium IV Refleks Traksi : Tarikan pada peritoneum, mesenterium, hepar, dll akan mengakibatkan hiperpnu, kontraksi otot – otot dinding anterior abdomen, dan laringospasme  Refleks ini hilang pada plane 4 stadium III

  11. Refleks Kulit (Skin Reflex) : Rangsangan pada kulit akan mengakibatkan pende-rita bernapas dalam atau menggerakkan kaki  Refleks ini hilang pada plane 2 stadium III Refleks Farings Posterior : Rangsangan pada mukosa kerongkongan dengan lendir, darah, muntahan, dll, akan mengakibatkan batuk – batuk  Refleks ini hilang pada akhir plane 1 stadium III

  12. Refleks Larings : Rangsangan pada larings dan epiglotis akan meng-akibatkan batuk - batuk dan adduksi pita suara (spasme)  Refleks ini hilang pada awal stadium III plane 2 Tracheal Tug : Terjadi pergerakan yang tajam dari larings dan trakea kearah bawah  Refleks ini terlihat pada stadium III plane 3 atau plane 4

  13. APPARATUS DAN SIRKUIT ANESTESIA Circle System • Allows rebreathing of anesthetic gases • lower FGF rates • Less pollution • Requires CO2 absorption • Conserves heat and humidity

  14. Four Basic Circuits • Open • Semi-open • Semi-closed • Closed

  15. APPARATUS DAN SIRKUIT ANESTESIA ۩Open - drop methode :  Metode ini simple / mudah , tetapi boros dan polusi kamar bedah  Metode ini tidak dipakai lagi

  16. OPEN SYSTEM MACHINE

  17. Semi – Open Methode :  Metodeini simple / mudah, dead – space kurang, tetapiborosdanpolusikamarbedah  Olehkarenapenumpukan CO2  sewaktu – waktusungkupdibuka / diangkat, atauberikan O2melaluikateterdibawahsungkup  Metodeinijugatidakdipakailagi

  18. TehnikInsufflasi :  Gas anestesiadimasukkankedalamnasoatauorofaringsdengankateterkecildisamping pharyngeal – airway Biasanyadipakaipadaanak – anakmisalnyauntukoperasitonsilektomidimanatidakdikehendakiuntukmelakukanintubasipipaendotrakeal

  19. Semi - Closed Methode : ۩Metodeinimemungkinkanadanyasedikitrebrea-thing  Apparatus untuk closed – methodedapatdipakaiuntuk semi – closed methode, denganjalanmem-biarkansebagian gas yang berlebihankeluarmela-lui valve yang dibuka Maplesonmengajukan 5 tipesirkuit yang dapatdipakaiuntukanestesia semi – closed (tipe A s/d tipe E)

  20. gbr

  21.  Tipe E dikenal sebagai : AYRE’S T - PIECE  Tipe E ini sering dipakai untuk anak – anak, oleh karena resistensi dan dead – space minimal  Untuk mencegah pengenceran gas yang dihirup dan penumpukan CO2 , dianjurkan aliran / flow gas 2 kali minute – volume penderita dan volume reservoir – tube 1/3 kali tidal volume penderita

  22.  Modifikasi tipe E  yaitu dengan menambah corrugated – tube , reservoir – bag, dan valve (memungkinkan untuk assisted / control respiration), dikenal sebagai JACKSON – REES  Prinsipnya sebenarnya tipe E ini termasuk open – methode. Jackson - Rees

  23. ۩Sistim Non - Rebreathing : Udaraekspirasitidakakanbercampurdenganudarainspirasi sebagaicontoh : Ruben Valve (AmbuHesse Valve) gbr

  24. Keuntungan sistim Non - Rebreathing: 1. Metode ini non-rebreathing  Udara ekspirasi tidak di inspirasi lagi 2. Bila inflasi reservoir- bag tetap, tidal - volume dapat ditentukan tepat, maka aliran (flow) gas sama de-ngan minute - volume penderita 3. Bisa dirubah dari respirasi spontan ke respirasi kontrol tanpa pengaturan valve 4. Bisa digunakan pada keadaan2 dimana pemakaian CO 2 absorption merupakan kontra indikasi, misalnya pada anestesia dengan obat Trilene

  25. C2HCl3 + NaOH  C2 Cl2 + NaCl + H2 O • Trilene Soda-lime (co2 abs) Dichloracetylene (toksis utk n.cranialis)  Kerugian sistim Non - Rebreathing : 1.Valve bising dan suka menempel / melekat 2.Valve tidak dapat di sterilkan dengan pemanasan 3.Tangan Anaesthetist harus dilatih (untuk perasaan yang lain) pada saat kontrol respirasi 4.Pada saat respirasi spontan, flow gas harus diru-bah rubah oleh karena minute - volume penderita berubah - ubah 5.Boros

  26. ۩Closed - Methode :  Ini adalah metode rebreathing dengan CO2 absorp.  Sistim closed tidak dipakai lagi; yang sering dipa-kai sistim semi - closed, yaitu dengan membuka sedikit valve nya; Hal ini disebabkan oleh karena : 1. Konsentrasi obat anestesia volatile seperti halotan, isoflurane, dll bisa sangat meningkat dalam sirkuit dan bisa berbahaya untuk penderita 2. Perbandingan N2O dan O2 yang diberikan bisa mengalami perubahan yang berarti dan mungkin bisa membahayakan

  27. Closed-Circuit Anesthesia (Anesthesia, Closed Circuit) Description: Inhalation anesthesia where the gases exhaled by the patient are rebreathed as some carbon dioxide is simultaneously removed and anesthetic gas and oxygen are added so that no anesthetic escapes into the room.

  28. Closed-circuit anesthesia is used especially with explosive anesthetics to prevent fires where electrical sparking from instruments is possible.

  29. Also Known As: Anesthesia, Closed Circuit; Anesthesia, Closed-Circuit; Anesthesias, Closed-Circuit; Anesthesias, Rebreathing; Closed Circuit Anesthesia; Closed-Circuit Anesthesias; RebreathingAnes... Show More

  30. 3. Bila fungsi soda - lime kurang baik, maka CO 2 dalam sirkuit akan sangat meningkat  Salah satu apparatus yang tergolong dalam sistim ini, dan sering dipakai adalah Sistim circle , sbb : gbr

  31.  Keuntungan Sistim Closed : * Bisa untuk respirasi kontrol * Ekonomis * Suhu dan cairan tubuh dipertahankan * Polusi udara kamar bedah kurang * Bahaya ledakan / kebakaran kurang  Kerugian Sistim Closed : * Tube / masker yang terlalu ketat dapat menyebab- kan trauma pada penderita

  32. *Debu alkali (soda - lime) bisa masuk kedalam jalan napas penderita * Panas yang dihasilkan reaksi kimiawi soda - lime bisa menyebabkan keringatan pada penderita * Tahanan respirasi dan dead - space meningkat * Bila daya absorpsi soda - lime kurang baik, akan terjadi peningkatan kadar CO2 dalam sirkuit

  33.  CO2 ABSORPTION : 1. SODA - LIME Terdiri dari :  90 % Ca(OH)2  5 % NaOH  Silicates (Untuk mencegah peruba- han menjadi tepung) 2. BARA - LIME Terdiri dari :  80 % Ca(OH)2  20 % Ba(OH)2

  34. Apparatus Anestesia lain yang sering dipakai Berikut ini adalah gambar contoh alat-alat anestesia : 1. Endotracheal tube (= pipa endotrakeal) : Ada dua tipe : # Oro-trakeal # Naso-trakeal 2. Oropharyngeal tube (= gudel) :

  35. 3. Laryngoscope : 4. Ambu - bag (= Air - Viva) :

More Related