1 / 34

53 KUNCI UNTUK SUKSES DALAM KEHIDUPAN

53 KUNCI UNTUK SUKSES DALAM KEHIDUPAN. Oleh: Prof. Slamet PH, MA, MEd, MA, MLHR, Ph.D. DEFINISI SUKSES. Sukses dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa Sukses dalam perubahan/ kemajuan dirinya sendiri Sukses dibandingkan dengan orang lain.

Download Presentation

53 KUNCI UNTUK SUKSES DALAM KEHIDUPAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. 53 KUNCI UNTUK SUKSESDALAM KEHIDUPAN Oleh: Prof. Slamet PH, MA, MEd, MA, MLHR, Ph.D

  2. DEFINISI SUKSES Sukses dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa Sukses dalam perubahan/ kemajuan dirinya sendiri Sukses dibandingkan dengan orang lain

  3. KESUKSESAN HIDUP MANUSIA SANGAT DIPENGARUHI OLEH KUALITAS MANUSIA (KUALITAS DASAR DAN KUALITAS INSTRUMENTAL)

  4. KUALITAS MANUSIA Daya pikir Kualitas Dasar Daya qolbu Daya pisik Kualitas Manusia Kualitas ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Kualitas Instrumental

  5. KUALITAS DASAR MANUSIA • Daya Pikir • Berfikir Analitis • Berfikir Kritis • Berfikir Kreatif • Berfikir Deduktif • Berfikir Induktif • Berfikir Ilmiah • Berfikir Nalar • Berfikir Lateral • Berfikir Sistem

  6. 2. Daya Qolbu • Iman & Takwa terhadap Tuhan YME • Rasa kasih sayang • Kesopanan • Toleransi • Kejujuran & kebersihan • Disiplin diri • Harga diri • Tanggung jawab • Respek thd. diri sendiri & orang lain

  7. Integritas • Keberanian moral • Kerajinan • Komitmen • Loyalitas • Seni /estetika 3. Daya Pisik (Kinestetika) • Kesehatan • Ketahanan • Kestaminaan • Keterampilan (kejuruan, olah raga, dsb.)

  8. SENI (ESTETIKA, KEINDAHAN CITA RASA) • Seni musik • Seni suara • Seni tari • Seni kriya • Seni lukis • Seni yang lain?

  9. Kualitas Instrumental (Disiplin Ilmu) Ilmu Keras: Teknologi: • Matematika • Fisika • Kimia • Biologi • Astronomi • Konstruksi • Manufaktur • Transportasi • Komunikasi • Bio • Energi • Bahan Disiplin Ilmu Ilmu Lunak: Rekayasa Sosial: • Pemerintahan • Kebijakan • Manajemen • Tata Kelola • Kepemimpinan • Perpolitikan • Perekonomian • Dsb. • Sosiologi • Politik • Ekonomi • Psikologi • Antropologi • Seni • Dsb.

  10. BERIKUT DISAMPAIKAN LIMA PULUH TIGA (53) KUNCI SUKSES DALAM KEHIDUPAN MENURUT CATATAN PENGALAMAN SAYA PRIBADI DAN MENURUT SEBAGIAN PENGALAMAN ORANG LAIN YANG SAYA ANGGAP PENTING SAMPAI SAAT INI. JUMLAH 53 BUKANLAH ANGKA STATIS, PADA SAATNYA AKAN BERTAMBAH SESUAI DENGAN CATATAN PENGALAMAN SAYA YANG AKAN DATANG

  11. Kehidupan di dunia ini ada yang menciptakan dan bukan kebetulan sehingga menyembah kepada Sang Pencipta itu sudah merupakan keharusan • Kehidupan diciptakan oleh-Nya serba berpasang-pasangan (sebab-akibat) dan oleh karenanya marilah kita membuat sebab yang baik agar akibatnya juga baik. Makna lain, kehidupan kita merupakan koleksi dari sejumlah tujuan yang ingin dicapai (sebab) dan sejumlah upaya untuk mencapai tujuan tersebut (akibat) • Apapun yang kita lakukan di dunia haruslah dipuji oleh Allah SWT dan bukannya dicela oleh-Nya

  12. Kehidupan diciptakan oleh-Nya serba sistem dan jika manusia ingin menyentuh hakekat (kebenaran seutuhnya) segala yang ada dalam kehidupan ini tidak dapat lain kecuali mengenalinya (hal-hal) sampai pada sistemnya. Mengenali sistem ciptaan-Nya dilakukan dengan cara berpikir sistem. Sistem memiliki ciri “utuh dan benar” dengan catatan utuh dan benar menurut Hukum-Hukum Ketetapan-Nya

  13. Karena yang ada hanyalah sistem ciptaan-Nya, maka sebenarnya manusia tidak berhak mendefinisi langsung sistem, seseorang perlu lebih dahulu menangkapnya (sistem ciptaan-Nya) dan kemudian mengungkapkannya • Karena kehidupan yang diciptakan oleh Nya serba sistem, maka apa yang kita upayakan di dunia ini seyogyanya menuju kearah sistem (utuh dan benar) dengan catatan utuh dan benar menurut Hukum-Hukum Ketetapan-Nya

  14. Hati kehidupan adalah kehidupan hati dan manakala hati sudah mati, disitu sudah tidak ada lagi kehidupan yang sejati. Hati yang baik berisi nilai-nilai dasar yang merupakan saripati kualitas batiniah/ rohaniah manusia. Oleh karena itu, kita harus kaya hati selain kaya materi. Jangan mendetotalisasi kehidupan hanya untuk materi dengan mengorbankan hati sehingga kita menjadi orang yang kaya materi tetapi miskin hati, dan ini dibenci oleh Illahi • Dengan kalimat yang serupa, hati pendidikan adalah pendidikan hati

  15. Kita harus memiliki kelebihan kualitas dibanding orang lain dan berpacu dalam kebaikan agar dipuji oleh Allah SWT dan agar dapat memiliki pilihan-pilihan dalam kehidupan “saat ini” (duniawi) yaitu karir, pengaruh, penghasilan, prestise, dsb.) maupun “setelah saat ini” (ukrawi) yaitu surga. Dengan kata lain, kita harus mampu mengerjakan pekerjaan yang orang lain tidak mampu mengerjakan agar kita memperoleh imbal jasa yang lebih besar dibanding orang lain

  16. Hidup adalah pembelajaran sepanjang hayat • Hidup adalah keindahan citarasa dan menjunjung tinggi nilai kebersamaan/ solidaritas • Uruslah dirimu dan rumah tanggamu sebaik-baiknya sebelum mengurus orang lain • Tanamkan pemikiran, kamu akan memanen tindakan; tanamkan tindakan, kamu akan memanen kebiasaan; tanamkan kebiasaan, kamu akan meraih karakter; dan tanamkan karakter, kamu akan mencapai tujuan

  17. Setiap masalah saat ini diselesaikan akan selalu menjadi bibit-bibit permasalahan yang akan datang (karena keterbatasan kemampuan manusia) • Mulailah pekerjaan yang bersumber dari tujuan akhir (surga) dalam melakukan pekerjaan saat ini • Kenali jati dirimu dan gunakan potensimu semaksimal mungkin (Jawa: ketoken budi-mu) dan jangan putus asa. Pasrah itu haruslah dimaknai sebagai puncak ihtiar. • Kehidupan haruslah ke depan, tidak perlu terpukau dengan keberhasilan di masa lalu dan juga tidak perlu menyusahi kegagalan yang lalu karena semuanya sudah selesai dan telah menjadi sejarah

  18. Marilah berpikir, bersikap dan bertindak secara proaktif dan jangan hanya aktif apalagi reaktif (akan tertinggal oleh perubahan) • Hidup janganlah setengah-setengah, itu tidak enak, harus tuntas • Kita harus bisa menerima kenyataan dalam kehidupan (enak dan tidak enak) dan lingkungan kita adalah netral, yang tidak netral adalah tanggapan kita terhadap lingkungan (mau nikmat, marah, frustasi, dsb. sangat tergantung pada kita sendiri)

  19. Perbedaan itu harus direspeki, jangan dikonflikkan apalagi dibenturkan. Kita harus mampu memangkas egoisme diri kita seraya membangun kebersamaan. Punya musuh satu itu terlalu banyak dan punya kawan seribu itu terlalu sedikit • Dalam menjalankan kehidupan, lakukanlah secara ikhlas, cerdas, trengginas, tangkas, tuntas, ber-wawasan luas, dan hasilnya pantas serta selaras dengan perkembangan lingkungan lokal, nasional, regional dan internasional

  20. Menerapkan 9 kebiasaan perilaku orang tangguh: proaktif dan tidak sekadar aktif apalagi hanya reaktif, mulailah dengan mengacu pada tujuan akhir, dahulukan yang utama (buat prioritas), berfikir menang-menang (saling menghidupi), mendengar baru didengar, bersinergi (kerjasama kreatif yang memberi nilai tambah), pembaruan secara terus menerus (pro-perubahan), berjiwa kewirausahaan, dan spirit baru untuk maju (Stephen Covey, 2005; Slamet PH, 2008)

  21. Cara efektif untuk menemukan bagaimana kesuksesan itu dicapai adalah dengan mempelajari cara berpikir, bersikap dan bertindak para orang yang telah terbukti hebat pada apa yang mereka kerjakan. Ibu dan Bapak diharapkan melakukan hal tersebut Kita harus rajin memikirkan sesuatu yang belum pernah dipikirkan oleh orang lain dan jangan tertambat pada aksioma yang ada sehingga kita akan mampu menemukan hal-hal diluar yang sudah ada serta gunakanlah kecerdasan majemuk (intelektual, spiritual, moral, estetikal, dan kinestetikal) agar buah pikirannya asli dan bukannya replikasi, baru dan bukannya meniru, memberi kontribusi dan bukannya membuat rugi

  22. Hari esok harus lebih kreatif dari pada hari ini (ikuti asas evolusi kreatif dalam gejala kehidupan) Setiap akan bertindak, selalu bertanyalah pada dirimu sendiri: “Apakah ini benar dan bermoral/baik?” Memiliki budaya yang berdaya preservatif (melestarikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia) dan berdaya progresif (mengembangkan nilai-nilai moderen yang sesuai dengan konteks Indonesia) Berwawasan lokal, nasional, regional dan global di profesinya termasuk teknologi informasi dan komunikasi (ICT), bahasa, dan budayanya

  23. Kehidupan adalah perubahan sehingga jika seseorang tidak membuat perubahan berarti tidak ada kehidupan padanya. Jangan tertambat pada tradisi dan kebiasaan masa lalu. Oleh karena itu, lakukanlah perubahan sekecil apapun, baik peningkatan, pengem-bangan maupun perbaikan Lakukan apa saja yang terbaik sesuai kata hati, jalan menuju ke puncak akan terbuka Setiap orang memiliki kemampuan, akan tetapi banyak orang yang tidak tepat dalam mengelola kemampuannya

  24. Menggunakan agama sebagai panglima dalam kehidupan DayaFikir DayaKalbu Agama DayaFisik

  25. Kita harus cerdas yaitu selalu berpikir dari yang sudah ada dan keluar dari yang sudah ada (atau yang belum ada), dari yang sekadar materiil ke yang imateriil agar kita kaya materi dan kaya hati, dari yang terhingga ke yang tak terhingga, dari yang terbatas ke yang tak terbatas, dari hal-hal yang dapat disentuh ke hal-hal yang tidak dapat disentuh, dari yang dapat diukur ke yang tidak dapat diukur, dan kita harus mencari makna dan tujuan hidup berdasarkan nilai-nilai kehidupan menurut Hukum-Hukum Ketetapan-Nya

  26. Bagi kita, lingkungan adalah netral, yang tidak netral adalah tanggapan kita terhadap lingkung-an • Kita harus selalu mencari makna dan tujuan hidup, mencari hal-hal diluar pengertian dan pengalaman manusia biasa, mencari hal-hal yang sukar dipahami, membangun perasaan kebersamaan, serta sadar bahwa hidup mengandung saling keterkaitan (tidak steril satu sama lain)

  27. Berfikir positif dan berkeyakinan positif merupakan modal dasar untuk menuju sukses • Hidup haruslah ada manfaat/gunanya dan oleh karena itu kita memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberi umur panjang. Tetapi jika hidup sudah tidak ada gunanya, mohon dicabut saja nyawanya • Milikilah spirit hidup yang hebat, keinginan besar, kemauan keras untuk maju, jangan kerdil, dan insyaallah akan terbuka jalan menuju sukses

  28. Membiasakan membaca 1-2 jam per hari pada bidang profesinya dan bacaan-bacaan lain yang terkait • Setiap orang harus mau dan mampu menghargai dirinya sendiri dan orang lain • Percaya diri merupakan modal dasar bagi kesuksesan seseorang dan ini dapat dibangun melalui penguasaan disiplin ilmu tertentu: ilmu lunak serta terapannya yaitu rekayasa sosial; ilmu keras serta terapannya yaitu teknologi; dan seni yang penuh keindahan citarasa

  29. Melalui pendidikan yang terarah, kita dapat keluar dari belenggu kesengsaraan dalam hidup • Seseorang yang mau belajar dari praktek-praktek yang baik dan mau belajar dari kesalahan-kesalahannya serta mau melakukan perbaikan atas kesalahannya akan berkembang dan menjadi pelopor/promotor pembaruan (perubahan) • Kehidupan memerlukan kecerdasan majemuk: daya pikir (intelektual), daya qolbu (spiritual, moral, estetikal), dan daya pisik (kinestetikal)

  30. KECERDASAN MAJEMUK Daya Fikir Daya Qolbu Manusia Daya Fisik

  31. I O P • Berfikir, bersikap dan bertindak secara sistem (utuh dan benar) • Input (I) • Proses (P) • Output (O)

  32. Musuh itu bagaikan duri dalam daging sehingga punya musuh satu terlalu banyak dan punya kawan seribu terlalu sedikit • Penguasaan ilmu itu memiliki sifat alamiah untuk menjadi tua, layu dan kering, jika tidak dijaga, dipelihara, disiram, dibangun, dan dikembangkan • Jika kita memiliki kelebihan kualitas kecerdasan majemuk dibanding orang lain, maka kita akan menjadi pusat keunggulan dan pusat gravitasi bagi orang lain • Jika kita tidak memiliki kelebihan kualitas dibanding orang lain, maka kita tidak berhak memiliki pilihan-pilihan dalam kehidupan (karir, penghasilan, pengaruh, prestise, dan bahkan surga)

  33. Kita lebih menyukai apa yang kita ketahui dari pada apa yang belum kita ketahui padahal apa yang belum kita ketahui akan membawa perubahan (peningkatan, kemajuan, pengembang- an) • Kita juga lebih menyukai kehidupan “saat ini” dari pada kehidupan “setelah saat ini” sehingga kita kurang memikirkan kehidupan di masa depan, akibatnya kita stagnan, tidak progresif dan bahkan regresif serta tidak menuju ke arah kehidupan jangka panjang

  34. Kita lebih banyak belajar dari kesuksesan dari pada belajar dari kegagalan, padahal kegagalan dapat menceritakan lebih banyak tentang “pembelajaran” dari pada kesuksesan

More Related