1 / 18

Mengenal Sinyal yang Ditransmisikan dalam Jaringan Telekomunikasi

Mengenal Sinyal yang Ditransmisikan dalam Jaringan Telekomunikasi. Tutun Juhana KK Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung. Konsep Frekuensi.

hertz
Download Presentation

Mengenal Sinyal yang Ditransmisikan dalam Jaringan Telekomunikasi

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Mengenal Sinyal yang Ditransmisikan dalam Jaringan Telekomunikasi Tutun Juhana KK Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

  2. Konsep Frekuensi • Sinyal telekomunikasi merupakan kombinasi dari banyak gelombang cosinus atau sinus dengan kekuatan dan frekuensi yang berbeda • Frekuensi adalah jumlah siklus gelombang sinyal di dalam satu detik • Satuan frekuensi adalah Hertz • Jika suatu sinyal memiliki 1000 siklus gelombang per detik maka frekuensinya 1000 Hz • Rentang frekuensi yang dikandung sebuah sinyal disebut spektrum • Nilai maksimum sinyal disebut amplituda

  3. Setiap sinyal telekomunikasi dapat dinyatakan oleh penjumlahan gelombang fundamental cosinus sebagai berikut v(t) =Acos(ωt+φ) = Acos(2πft +φ) f = frekuensi sinyal t = waktu dalam satuan detik φ = pergeseran fasa ω = frekuensi sudut (angular) dalam satuan radian per detik • Perioda satu siklus gelombang disebut T • T = 1/f dan f = 1/T • l menyatakan jarak yang ditempuh oleh satu siklus gelombang • l = c/f = cT c = kecepatan rambat sinyal • Kecepatan suara di udara mendekati c = 346 m/s; kecepatan cahaya atau gelombang radio di udara mendekati c = 300.000 km/s

  4. Bandwidth • Bandwidth sebuah sinyal diukur dari titik dimana daya sinyal turun menjadi setengah dari daya sinyal maksimum • Bandwidth ini biasa disebut bandwidth 3dB (10 log [(1/2Pmax)/Pmax]  -3dB)

  5. Bandwidth bisa dihitung juga dengan cara mengurangi frekuensi maksimum sinyal dengan frekuensi minimum sinyal • Misalnya, spektrum sinyal voice adalah 300 – 3400 Hz, maka bandwidth sinyal voice adalah 3100 Hz

  6. Cacat yang dialami sinyal ketika ditransmisikan • Distorsi akibat redaman • Distorsi fasa • Distorsi akibat noise

  7. Distorsi akibat redaman • Setiap kanal komunikasi bersifat meredam sinyal • Sinyal-sinyal berfrekuensi tinggi akan lebih teredam dibandingkan sinyal-sinyal berfrekuensi rendah

  8. Distorsi fasa • Waktu yang diperlukan oleh sinyal untuk melewati kanal komunikasi disebut delay • Delay absolut adalah adalah delay yang dialami sinyal ketika melewati kanal pada suatu frekuensi referensi • Di lain pihak, waktu propagasi sinyal yang frekuensinya berbeda akan berbeda pula • Kondisi ini ekivalen dengan pergeseran fasa • Jika pergeseran fasa terjadi pada seluruh frekuensi yang terkandung pada sinyal komunikasi, maka sinyal output akan sama dengan sinyal input • Sebaliknya apabila pergeseran fasa tidak linier dengan frekuensi maka sinyal output akan terdistorsi • Distorsi delay disebut juga distorsi fasa • Distorsi akibat delay ini biasanya dinyatakan dalam milisecond atau microsecond di sekitar frekuensi referensi

  9. Noise • Noise merupakan setiap sinyal yang tidak diinginkan di dalam sirkit telekomunikasi • Noise merupakan pembatas kinerja telekomunikasi yang utama • Noise dapat dibagi ke dalam empat katagori: • Thermal noise • Intermodulation noise • Crosstalk • Impulse noise

  10. Thermal Noise • Thermal noise merupakan noise yang muncul pada seluruh media transmisi dan perangkat komunikasi akibat pergerakan elektron • Thermal noise memiliki distribusi energi yang uniform pada spektrum frekuensi dan memiliki distribusi level yang normal (Gaussian) • Thermal noise merupakan faktor penentu batas bawah sensitivitas sistem penerima • Thermal noise dapat didekati oleh suatu white noise yang memiliki rapat spektral daya yang uniform pada spektrum frekuensi • Thermal noise berbanding lurus dengan bandwidth dan suhu • Thermal noise untuk sistem dengan bandwidth B adalah: Pn = -228,6 dBW + 10 log T + 10 log B T = suhu kerja absolut (dalam satuan Kelvin) • Satuan Pn adalah dBW • Note: Kelvin = Celsius + 273,15 • Untuk penerima (receiver) yang bekerja pada suhu ruang (290 K), thermal noise pada receiver tersebut adalah: Pn = -228,6 dBW + 10 log 290 + NFdB +10 log BHz Pn = -204 dBW + 10 log 290 + NFdB +10 log BHz • NF adalah noise figure dalam satuan dB

  11. Contoh: • Misalnya ada suatu receiver yang memiliki temperatur derau (noise) 100 K dengan bandwidth 10 MHz, berapa level thermal noise pada output receiver tersebut? • Jawab: Pn = -228,6 dBW + 10 log T + 10 log B = -228,6 dBW + 10 log 102 + 10 log 107 = -228,6 + 20 + 70 = -138,6 dBW • Misalnya ada suatu amplifier dengan temperatur derau 10.000 K dan bandwidth 10 MHz, hitung level thermal noise di output! • Jawab: • Pn = -228,6 dBW + 10 log 104 + 10 log 107 = -228,6 + 40 + 70 = -118,6 dBW • Suatu receiver mempunyai noise figure 4 dB dan beroperasi pada suhu ruangan (290 K). Bandwidth receiver tersebut adalah 20 MHz, berapa thermal noisethreshold? • Jawab: • Pn = -228,6 dBW + 10 log 290 + NFdB +10 log BHz = -204 dBW + 4 dB + 73 dB = -127 dBW

  12. Intermodulation Noise • Intermodulation noise muncul akibat gejala intermodulasi • Bila kita melewatkan dua sinyal masing-masing dengan frekuensi F1 dan F2 melalui suatu medium atau perangkat non-linier, maka akan dihasilkan frekuensi-frekuensi spurious yang berasal dari frekuensi harmonisa sinyal • Frekuensi-frekuensi spurious ini bisa terletak di dalam atau di luar pita frekuensi kerja yang diinginkan F1 Second-order products: 2F1,2F2,F1F2 Medium/perangkat non-linier Third-order products: 2F1F22F2F1 F2 Fourth-order products: 2F12F2 3F1F2 • Penyebab intermodulation noise a.l.: • Level input terlalu tinggi sehingga perangkat berkerja daerah non-linier • Kesalahan penalaan perangkat sehingga perangkat bekerja secara non-linier

  13. Crosstalk • Crosstalk terjadi akibat kopling antar dua jalur sinyal yang tidak diinginkan • Ada dua tipe crosstalk: • Intelligible crosstalk • Bila crosstalk menyebabkan paling tidak ada empat kata yang dapat didengar (dari sumber yang tidak diinginkan) selama percakapan 7 detik • Unintelligible crosstalk • Setiap bentuk gangguan akibat crosstalk lainnya

  14. Impulse noise • Impulse noise merupakan noise tidak kontinu yang terdiri dari pulsa-pulsa tak beraturan atau noise spikes berdurasi pendek dengan amplituda yang relatif tinggi • Spike-spike ini biasa disebut hits • Impulse noise sangat mengganggu transmisi data

  15. Signal-to-noise ratio (S/N) • (S/N) = Level signal/Level noise (S/N)dB = Level signal (dBm) – Level noise (dBm)

  16. Noise Figure • NF = (S/N)in/(S/N)out • NFdB = (S/N)dBinput - (S/N)dB output • Contoh • Suatu receiver memiliki noise figure 10 dB. S/N pada output adalah 50 dB, berapa S/N input? • Jawab: NFdB = (S/N)dBinput - (S/N)dB output 10 dB = (S/N)dBinput – 50 dB (S/N)dBinput = 60 dB

More Related