1 / 93

INDUSTRI PETROKIMIA DAN DAMPAK LINGKUNGANNYA

INDUSTRI PETROKIMIA DAN DAMPAK LINGKUNGANNYA. BAHAN BAKU PETROKIMIA. Bahan baku yang berasal dari kilang minyak : Fuel gas Gas propane dan butane Mogas Nafta Kerosin/ minyak tanah Gas oil Fuel Oil Short residue/ waxy residue. BAHAN BAKU PETROKIMIA.

hamish
Download Presentation

INDUSTRI PETROKIMIA DAN DAMPAK LINGKUNGANNYA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. INDUSTRI PETROKIMIA DAN DAMPAK LINGKUNGANNYA

  2. BAHAN BAKU PETROKIMIA • Bahan baku yang berasal dari kilang minyak : • Fuel gas • Gas propane dan butane • Mogas • Nafta • Kerosin/ minyak tanah • Gas oil • Fuel Oil • Short residue/ waxy residue

  3. BAHAN BAKU PETROKIMIA • Bahan baku yang berasal dari lapangan gas bumi : • Metana (CH4 • Etana (C2H6) • Propana (C3H8) • Butana (n-C4H10) • Kondensat (C5H12 – C11H24)

  4. BAHAN BAKU PETROKIMIA • Kilang Minyak : Kilang Minyak Cilacap, Balongan, Dumai, Musi, Balikpapan, dll • Sumur Gas : • Lapangan Gas Arun (LNG, pupuk urea dan ammonia) • Lapangan Gas Badak/ Bontang (LPG, pupuk urea, ammonia, dan LNG) • Lapangan lainnya, seperti Lapangan Gas Natuna

  5. Cara-Cara Mendapatkan Bahan Baku Industri Petrokimia • Gas Metana (CH4) Dari pengeboran gas di lapangan. Gas metana dari kilang BBM (off gases)dijadikan gas buangan • Gas Etana (C2H6) Dari lapangan gas bumi • Gas Etilena (C2H4) Cracking gas etana, nafta dan kondensat. • Gas Propana (C3H8) Absorpsi dan ekstraksi. • Gas Propilena (C3H6) Cracking gas etana, propane, nafta dan kondensat.

  6. Cara-Cara Mendapatkan Bahan Baku Industri Petrokimia • Gas Butana (n-C4H10) Ekstraksi dan absorpsi. • Kondensat (C5H12 – C11H24) Ekstraksi dan absorpsi. Selain itu, juga dapat diperoleh dari kilang BBM. • Benzena, Toluena dan Xilena (BTX Aromatik) catalytic reforming. • Nafta (C6H14 – C12H26) Proses distilasi. • Kerosin (C12H26) Distilasi atmosferik. • Short Residue/ waxy residue

  7. Penyediaan Bahan Baku Industri Petrokimia di Indonesia • Ketersediaan Cadangan Gas Bumi (C1-C4) • 60%-80% kandungannya dalah gas metana • Hampir merata dan menjangkau dareah padat penduduk dan pusat industri

  8. Penyediaan Bahan Baku Industri Petrokimia di Indonesia 2. Ketersediaan Bahan Baku Kondensat (C5-C11) : • Kondensat dalam negeri selama ini diekspor ke luar negeri. • Jika kandungan Produk paraffin dan olefinnya besar jalur olefin center • Jika kandungan naftene dan aromatic besar jalur aromatic center

  9. Penyediaan Bahan Baku Industri Petrokimia di Indonesia 3. Ketersediaan Bahan Baku Nafta (C6-C12): • Diperoleh dari kilang Cilacap dan Balikpapan • Produksinya diekspor ke luar negeri 4. Ketersediaan Bahan Baku residu / Low Sulfur Waxy Residu (LSWR) : • Berasal dari Kilang Dumai, Sungai Pakning dan Eksor I Balongan.

  10. PRODUK-PRODUK PETROKIMIA Industri petrokimia dibagi menjadi dua bagian besar : • Industri Petrokimia Hulu (upstream petrochemical) Masih berupa produk dasar (produk primer) dan produk antara (produk setengah jadi) • Industri Petrokimia Hilir (downstream petrochemical Berupa produk akhir dan atau produk jadi

  11. Berdasarkan proses pembentukan dan pemanfaatannya, produk petrokimia dibagi menjadi empat jenis : • Produk Dasar: gas CO dan H2 sintetik, etilena, propilena, butadiene, benzene, toluene, xilena dan n-parafin. • Produk Antara : ammonia, methanol, carbon black, urea, etanol, etil klorida, cumene, propilen oksida, butyl alkohol, isobutilen, nitrobenzene, nitrotoluena, PTA (Purified Terepthalic Acid), TPA (Terepthalic Acid), DMT (Dimethyl terepthalate), kaprolaktam, LAB (Linear Alkyl Benzene), dll. • Produk Akhir : urea, carbon black, formaldehida, asetilena, polietilena, polipropilena, poli vinil klorida, polistirena, TNT (Trinitrotoluena), polyester, nilon, poliuretan, LAB sulfonat, dll. • Produk Jadi : barang-barang yang banyak dipakai sehari-hari di rumah tangga.

  12. Jalur-Jalur dalam Pembuatan Produk Petrokimia CLICK HERE TO FIND : pohon petrokimia

  13. 1. Jalur Gas Sintetik, Amonia dan Carbon Black • Reaksi steam reforming untuk pembuatan ammonia. 2 CH4 + O2 + 2 H2O + N2  2 CO2 + 4 NH3 • Reaksi steam reforming pada pembentukan methanol : • Lurgi High Pressure Process • ICI Low Pressure Process • Reaksi Oksidasi Parsial untuk membuat carbon black

  14. Pembuatan Amonia Dengan Gas Sintetis

  15. Pembuatan Methanol dengan Steam Reforming

  16. Carbon Black Channel Black • * Bahan baku : gas alam, setiap 500 cuft gas alam menghasilkan 1 lb carbon black. • * Diameter partikel besar, sehingga struktur partikelnya rendah • * Derajat keasaman permukaannya (acidic surface pH) tidak aktif ,tidak bisa dipakai dalam vulkanisasi, permukaannya tidak tahan asam. • * Pada saat ini produksinya telah ditutup karena tidak ekonomis.

  17. Carbon Black Thermal Black : • * Proses pembuatannya menggunakan thermal process, bahan baku gas alam maupun minyak cair (residu) • * Diameter partikel besar, sehingga struktur partikelnya rendah • * Baik dipakai pada campuran karet yang tahan lentur (hogh elongation) atau pada campuran karet tahan gores (high abrasion).

  18. Carbon Black Furnace Black : • * Bahan baku : gas alam atau minyak residu. • * 1000 cuft gas alam menghasilkan 10 lb carbon black. 1 lb minyak residu menghasilkan 0,55 lb carbon black. • * Diameter partikel kecil, sehingga struktur partikelnya kuat • * Derajat keasaman permukaannya (acidic surface pH) sangat aktif sehingga sering dipakai dalam vulkanisasi, karena permukaannya sangat tahan asam.

  19. Produk Hilir dan Reaksi untuk Menghasilkannya Reaksi Pembentukan Pupuk Urea : Tahap 1 : Pembentukan Amonia Carbamat (NH4COONH2) 2 NH3 + CO2  NH4COONH2 Tahap 2 : Pengkristalan ammonium carbamat di dalam prilling tower menjadi urea NH4COONH2  CO(NH2)2 + H2O

  20. Pembuatan Urea dengan Total Recycle

  21. Produk Hilir dan Reaksi untuk Menghasilkannya Reaksi PembentukanFormaldehida (CH2O) Reaksi yang terjadi adalah reaksi oksidasi methanol pada suhu 250oC, dengan katalis tembaga. 2 CH3OH + O2 → 2 CH2O + 2 H2O

  22. Produk Hilir dan Reaksi untuk Menghasilkannya Reaksi Pembentukan Urea Formaldehida

  23. Produk Hilir dan Reaksi untuk Menghasilkannya Reaksi pembentukan DMT (esterifikasi)

  24. Produk Hilir dan Reaksi untuk Menghasilkannya Reaksi pembentukan Methylamines CH3OH + NH3  CH3NH2 + H2O CH3OH + CH3NH2  (CH3)2 NH + H2O CH3OH + (CH3)2 NH  (CH3)3 N + H2O Reaksi Pembentukan Methyl Halides CH3OH + HCl  CH3Cl + H2O CH3OH + HBr  CH3Br + H2O

  25. 2. Jalur Olefin (olefin center) • Olefin : senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap terbuka yang sangat reaktif. • Mudah terpolimerisasi. • Jalur olefin menghasilkan etilena, propilena dan butilena → produk dasar dari cracking bahan baku nafta

  26. Pembuatan Olefin dengan Tubular Process

  27. Olefin dengan Bahan Baku Nafta Jika bahan baku berasal dari nafta fraksi berat (C15 – C23) dan dari jenis minyak parafin, maka akan terbentuk campuran molekul parafin dan olefin : • C23H48  C8H18 + C15H30  C3H8 + C12H22 (cracking) Proses ini dapat terjadi terus menerus hingga terbentuk cokes : • C12H22  C2H6 + C10H16  C2H4 + C8H12  2 CH4 + C6H4 (cracking) • C6H4  CH4 + 5 C (cracking) Selain itu juga dapat terbentuk ter dari hasil polimerisasi olefin : • C10H16 + C10H16 C20H32 + C15H30  C35H62 (kopolimerisasi C20H32 dengan C15H30 )

  28. Olefin dengan Bahan Baku Etana Jika bahan baku yang digunakan adalah gas etana, maka reaksi cracking yang terjadi adalah sebagai berikut : • C2H6  2 C2H4 + H2 (cracking) Karena di dalam umpan juga terdapat gas propana, maka terjadi pula reaksi cracking sebagai berikut : • C3H8  C3H6 + H2 (cracking) • C3H8  C2H4 + CH4 (cracking) • 2 C3H8  C4H8 + 2 CH4 • 2 C3H8  C2H6 + C2H6 + CH4 Hasil cracking tersebut akan mengalami cracking dan hidrogenasi lebih lanjut sebagai berikut : • C3H6 + 3 H2  3 CH4 • C3H6  C4, C5, C6 + H2

  29. Gambaran Suatu Kilang Olefin

  30. Jalur Olefin (olefin center) Produk petrokimia hilir yang dihasilkan melalui jalur olefin : • Plastik dari etilena: polietilena (PE), polivinilklorida (PVC), polistirena (ps), etilen glikol (EG), dan etilen asetat (EA). • Plastik dari propilena: polipropilena (PP), isobutilasetat, akrilat, fenol, karet etilen propilena. • Plastik dari butilena atau butadiena: polibutadiena.

  31. Contoh-Contoh Reaksi Untuk Menghasilkan Produk Hilir • Polietilena (PE) • Low Density Polyethylene (LDPE): • Dihasilkan dengan High Pressure Process, T suhu 100-300 OC, dan P 1000-3000 kg/cm2, bantuan katalis peroksida. • Densitas PE 0,915 – 0,930 gr/cm3 • Titik didih 100oC. • Jenis plastik ringan

  32. Pembuatan LDPE dengan Tekanan Tinggi

  33. Pembuatan LDPE

  34. Polietilena (PE)(cont’d) • High Density Polyethylene (HDPE) • Dihasilkan dengan Medium (Phillips process) atau Low Pressure Process (Ziegler Low Pressure Process). • Densitas sebesar 0,940-0,970 gr/cm3 • Titik didih sebesar 122-131 oC. • Produk ini dipergunakan untuk pembuatan botol plastik, kaleng plastik, ember dan kontainer.

  35. Proses Pembuatan HDPE

  36. Pembuatan HDPE dengan Proses Ziegler

  37. Pembuatan HDPE dengan Metode Philips

  38. Contoh-Contoh Reaksi Untuk Menghasilkan Produk Hilir • Polipropilena (PP)[ C3H6 -]n Monomer Propilen terpolimerisasi menjadi polimer sederhana dan resin plastik propilena dengan katalis stereospesific alumunium alkil (ziegler natta). • Karet Polibutadiena n CH2 = CH2 – CH = CH2  [ - CH2 – CH2 = CH2 – CH2 - ]n

  39. Proses Pembuatan Poli Propilena

  40. Pembuatan Tetramer Polipropilena

  41. Pembuatan Karet Polibutadiena

  42. Contoh-Contoh Reaksi Untuk Menghasilkan Produk Hilir Polivinil klorida (PVC) • Rigid PVC (keras dan mudah pecah); digunakan di sektor bangunan dan konstruksi • Flexible PVC (lunak); digunakan pada industri kulit imitasi dan kemasan.

  43. Polivinil klorida (PVC)(cont’d) • Proses pembuatan PVC : • Klorinasi langsung gas etilena membentuk etilen diklorida (EDC) yang tidak stabil • Pirolisis (Thermal Cracking) EDC membentuk Vinil Chloride monomer (VCM) • Polimerisasi VCM menjadi PVC

  44. Pembuatan VCM

  45. Contoh-Contoh Reaksi Untuk Menghasilkan Produk Hilir • Polistirena Proses pembuatan : • Reaksi Alkilasi Etilena dengan Benzena membentuk etil benzena • Dehidrogenasi dengan steam terhadap etil benzena sehingga terbentuk monomer stirena • Reaksi polimerisasi atas monomer stirena

  46. Proses Pembuatan Monomer Stirena

  47. Polimerisasi Stirena

  48. 3. Jalur Aromatik • Senyawa hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan atom C siklis, berupa ikatan atom antara C6 – C8, seperti benzena, toluena, xilena, dlL • Sangat reaktif sehingga mudah bereaksi dan terpolimerisasi. • Menghasilkan Benzena, Toluena dan Xilena(BTX) sebagai hasil utama, serta sikloheksana (CHX) sebagai produk samping.

  49. Aromatik dengan Bahan Baku Nafta • Hidrokarbon aromatik (BTX) dihasilkan melalui proses catalytic reforming, dengan nafta sebagai bahan baku dan katalis platina, pada suhu 450-500oC • Reaksi pembentukan benzena: dehidrogenasi hidrokarbon sikloparafin

More Related