1 / 1

Sebagai contoh adalah kasus Ketapang, Sambas, Sampit di Kalimantan yang

Sebagai contoh adalah kasus Ketapang, Sambas, Sampit di Kalimantan yang melibatkan tiga etnis: Dayak, Melayu, dan Madura. Pihak tertentu bermain peran mengaduk stereotipe yang memang telah mengekal dalam hubungan sosial masyarakat

hagen
Download Presentation

Sebagai contoh adalah kasus Ketapang, Sambas, Sampit di Kalimantan yang

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Sebagai contoh adalah kasus Ketapang, Sambas, Sampit di Kalimantan yang melibatkan tiga etnis: Dayak, Melayu, dan Madura. Pihak tertentu bermain peran mengaduk stereotipe yang memang telah mengekal dalam hubungan sosial masyarakat Kalimantan. Begitu pula kasus etnis Cina pada 1998, pangkalnya karena stereotipe yang mengarah pada prasangka. Kelima, Pemusnalian. Orang Dayak dan Melayu di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah pada bentrokan fisik waktu lalu memusnahan segala hal yang berbau orang Madura. Menurut Samovar & Porter(1981), prasangka beikembang melalui tiga hal, (1) orang tua, saudara, atau siapapun yang berinteraksi. (2) pengalaman pribadi dan generalisasi yang terlalu naif dan berlebihan. (3) Media massa yang dipercaya sebagai referensi. Media cetak maupun media elektronik, merupakan per antara yang paling potensial menimbulkan munculnya prasangka sebab mereka dengan mudah dapat melihat posisi seseorang atau kelompok dalam sudut pandang tertentu. Di sinilah perlunya kehati-hatian. Virus prasangka ini telah demikian menginteraal dalam masyarakat. Untuk itu setiap anggota masyarakat harus pandai menggunakan pikiran untuk bisa memilah-milah, menyeleksi segala informasi yang menerpa kita kendati itu datang dari orang tua, sahabat atau orang-orang yang telah kita percayai. Prinsip check and recheck, dan mencari sumber akurat yang logis dan argumentatif harus selalu kita pegang sehingga dapat terhindar dari tergelincirnya prakonsepsi yang salah, atau juga melakukan kecurigaan, konfirmasi dengan cara yang baik dan bijak.

More Related