1 / 8

Diskusi Kamar Bisnis

Diskusi Kamar Bisnis. Rakernas Lembaga Ekolabel Indonesia Bogor, 31 Maret 2012 Pimpinan Sidang: Sae Tanangga Karim Fasilitator: Hayu Wibawa. Sense of Crisis LEI. Penguatan Organisasi Re-organisasi dan optimalisasi organisasi LEI

gilles
Download Presentation

Diskusi Kamar Bisnis

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Diskusi Kamar Bisnis Rakernas Lembaga Ekolabel Indonesia Bogor, 31 Maret 2012 Pimpinan Sidang: Sae Tanangga Karim Fasilitator: Hayu Wibawa

  2. Sense of Crisis LEI • Penguatan Organisasi • Re-organisasi dan optimalisasi organisasi LEI • Fokus kepada membangun jaringan dengan pihak lain terutama pemerintah untuk bisa mendapatkan dukungan (regulasi, pendanaan) • Strategi komunikasi , salah satu opsinya perusahaan bersertifikat LEI membantu promoting LEI, LEI menyediakan media publikasi yang up to date  sekaligus bagian dari memperkuat rekognisi pasar. Termasuk penguatan komunikasi kepada kementerian kehutanan

  3. Pendanaan • Penyusunan rencana anggaran dan belanja LEI dikarenakan pendanaan masih based on project • Fungsi akreditasi terutama terkait iuran sertifikasi akreditasi belum berjalan  peningkatan kinerja akreditasi • Semesthinya bisa hidup dari sertifikasi, dana lain untuk pengembangan • Sumberdana yang bisa dikumpulkan terkait akreditasi/sertifikasi diidentifikasi dan dikumpulkan  • Identifikasi sumber potensial untuk endowment fund • Hiring SDM untuk fund rising • Lobby kepada unit manajemen yang tidak memperpanjang sertifikasi untuk kembali mengikuti sertifikasi skema LEI (terutama hutan alam) • Review kebijakan pendanaan (fee dari panel pakar, asesor, coc) • Kebijakan mengenai fee logo on product LEI certified on the market  berdasar volume • Penyusunan protokol penerimaan sumbangan atau donasi dari pihak ketiga agar tidak mempengaruhi kredibilitas LEI

  4. Kerjasama LEI dengan institusi lain • Kejelasan dan kepastian pelaksanaan MoU dengan FSC • Roadmap dari pelaksanaan MoU LEI-FSC • Jika masih terjadi tarik ulur, pilihan adalah berkompetisi atau berpindah ke PEFC (ada hal yang mandeg dengan HTI)  trend ke depan di hutan tanaman • Kerjasama internasional terbuka dengan skema sertifikasi manapun (FSC, PEFC, termasuk mandatory, dll) • Penjajagan kerjasama dengan MSC (Marine Stewardship Council)  terkait sertifikasi kelautan

  5. Rekognisi Pasar • Fasilitasi terhadap industri kecil kehutanan  peningkatan produk LEI di pasar (sertifikasi coc) • Mempromosikan LEI bekerjasama dengan asosiasi industri kehutanan

  6. Politik Sertifikasi • SVLK masuk sebagai verifier atau indikator, tidak perlu dijadikan pra-syarat untuk sertifikasi PHTL • Loby untuk mengarahkan LEI certified UM (PHTL dan PHAPL) tidak perlu lagi SVLK

  7. Program Kerja • Memprioritaskan aktivitas terkait pendanaan (sustainable source of funding), penyusunan road map aktivitas sertifikasi • Prioritas terhadap peningkatan daya saing LEI, melalui penguatan di sisi organisasi dan pendanaan • Pemilihan DE secepatnya • Pemisahan bagian akreditasi  ke KAN • Melakukan survey pasar terkait dengan klien/perusahaan bersertifikat LEI (nyaman atau tidak, mendapatkan benefit atau tidak, loyal atau tidak)  mengidentifikasi posisi LEI • Re-organisasi dan optimalisasi organisasi LEI, fokus kepada membangun jaringan dengan pihak lain

  8. Revisi Standar LEI • Fokus kepada sistem manajemen yang terpisah antara Badan Akreditasi dan pengembang standar • Diperlukan analisis lebih lanjut mengenai urgensi dari revisi standar Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari. • Diperlukan revisi coc LEI terkait dengan recycle material dan revisi jumlah panel pakar dalam sertifikasi coc  terkait dengan penyesuaian biaya sertifikasi untuk industri

More Related