1 / 23

Sudut Pandang Nasabah / Investor

Sudut Pandang Nasabah / Investor. Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet. Tiga skema aliran dana dari nasabah investor kepada bank. Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet. Mudharabah Mutlaqah on Balance Sheet. Sudut Pandang Nasabah / Investor. Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet.

ganesa
Download Presentation

Sudut Pandang Nasabah / Investor

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Sudut Pandang Nasabah / Investor Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet Tiga skema aliran dana dari nasabah investor kepada bank Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet Mudharabah Mutlaqah on Balance Sheet

  2. Sudut Pandang Nasabah / Investor Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet RIA off Balance Sheet Aliran dana berasal dari satu nasabah investor kepada satu nasabah pembiayaan. Di sini, bank syariah bertindak sebagai arranger saja. Pencatatan transaksinya di bank syariah secara off balance sheet.Bagi hasilnya hanya melibatkan nasabah investor dan pelaksana usaha. Besar bagi hasil tergantung kesepakatan antara nasabah investor dan nasabah pembiayaan. Bank hanya memperoleh arranger fee. Disebut mudharabah karena skemanya bagi hasil, muqayyadah karena ada pembatasan, yaitu hanya untuk pelaksana usaha tertentu, dan off balance-sheet karena bank tidak dicatat dalam neraca bank.

  3. B A N K Sudut Pandang Nasabah / Investor Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet Satu Nasabah Investor Satu Pelaksana Usaha

  4. Sudut Pandang Nasabah / Investor Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet Misalnya, seorang nasabah investor ingin berinvestasi sebesar 10 milyar, dan disepakati nisbah bagi hasil antara investor dengan pelaksana usaha sebesar 35:65. karena bank hanya bertindak sebagai arranger, maka tidak ada dana bank yang digunakan. Katakan pula, pada akhir bulan, pendapatan dari usaha yang dibiayai sebesar Rp 160 juta. Bagi hasil investasi nasabah investor dapat dihitung dengan sistem berikut:

  5. Sudut Pandang Nasabah / Investor Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet Pak Akbar menanamkan dananya di Bank Tabarru dalam bentuk deposito mudharabah sebesar 500.000.000 dengan aqad mudharabah muqayyadah untuk disalurkan dalam pembiayaan pertanian. Dari pembiayaan tersebut pendapatan yang dihasilkan adalah sebesar Rp. 2.500.000. Maka berapakah pendapatan Pak Akbar dari dana yang ditanamkan di bank tersebut ? Nisbah bagi hasil untuk nasabah adalah 35 : 65 dan bobot adalah 0.85. Dana nasabah : Rp. 500.000.000 Dana yg dapat disalurkan : Rp. 0.85 x 500.000.000 = Rp. 425.000.000 Dana bank = 0 Pendapatan dari pembiayaan = Rp. 2.500.000 Maka : Pendapatan tiap 1000 dana nasabah : Rasio Dana Terpakai x Keuntungan x ________1_______ x 1000 Dana Nasabah 425.000.000 x 2.500.000 x ______1_____ x 1000 = 4,25 500.000.000 500.000.000 pendapatan yang akan diterima oleh nasabah : = 4.25 x 35 % x 500.000.000 1000 = 743.750 jadi pendapatan yang akan diterima oleh Pak Akbar adalah sebesar Rp 743.750

  6. Sudut Pandang Nasabah / Investor Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet Latihan Soal Pak Anwar menabung di Bank ”Manfaat” dalam bentuk deposito Mudharabah Muqayadah off Balance Sheet 1 bulan sejumlah Rp 400.000.000 untuk disalurkan kepada para pedagang di Pasar Cipulir. Keuntungan yang diperoleh dari pembiayaan kepada pedagang ini adalah Rp 2.000.000. Jika keuntungan yang diperoleh untuk deposito dalam satu bulan adalah sebesar Rp 1.500.000 dan bobot 0.95. Berapakah nisbah bagi hasil untuk shahibul maal / nasabah penabung ?

  7. B A N K Sudut Pandang Nasabah / Investor Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet RIA on-Balance Sheet Aliran dana dapat terjadi dari satu nasabah investor ke sekelompok pelaksana usaha dalam beberapa sektor terbatas, misalnya pertanian, manufaktur, dan jasa. Skema ini membuat bank terlibat dalam mudharabah-muqayyadah on balance-sheet. Disebut on balance sheet karena dicatat dalam neraca bank. Pertanian Satu Nasabah Investor Manufaktur Jasa

  8. Sudut Pandang Nasabah / Investor Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet RIA on-Balance Sheet Misalnya seorang nasabah investor ingin berinvestasi di sektor perdagangan sebesar Rp 100 juta. Total dana mudharabah yang diinvestasikan di sektor perdagangan adalah Rp 90 milyar. Namun tidak seluruh dana ini dapat digunakan oleh bank, karena bank harus menyisihkan 5 % dari dana tersebut sebagai simpanan wajib di Bank Indonesia (GWM= Giro Wajib Minimum). Katakanlah bank juga ikut melakukan investasi di sektor perdagangan sebesar Rp 14,5 milyar, sehingga jumlah dana nasabah investor dan dana bank untuk sektor perdagangan sebesar Rp 100 milyar. Katakanlah, disepakati nisbah bagi hasil antara bank dan nasabah investor 50:50. Pada akhir bulan, sektor perdagangan yang dibiayai menghasilkan pendapatan sebesar Rp 1,6 milyar. Bagi hasil dihitung sebagai berikut:

  9. Sudut Pandang Nasabah / Investor Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet RIA on-Balance Sheet Perhitungan di atas digunakan untuk menunjukkan pada bulan yang bersangkutan berapa rupiah yang dihasilkan dari tiap Rp 1000 dana nasabah/investor yang digunakan untuk pembiayaan. Angka ini (pada tabel tersebut sebesar Rp 15,20) kemudian digunakan untuk perhitungan selanjutnya. Pada bulan tersebut bagi hasil yang diterima sebesar:

  10. Sudut Pandang Nasabah / Investor Mudharabah Mutlaqah on Balance Sheet URIA on-Balance Sheet Dalam skema ini, seluruh dana nasabah investor kepada bank digunakan tanpa ada pembatasan tertentu pada pelaksana usaha yang dibiayai maupun akad yang digunakan. Nasabah investor memberikan kebebasan secara mutlak kepada bank syariah untuk mengatur seluruh aliran dana, termasuk memutuskan jenis akad dan pelaksana usaha di seluruh sektor.

  11. B A N K Sudut Pandang Nasabah / Investor Mudharabah Mutlaqah on Balance Sheet URIA on-Balance Sheet Penjualan 1 Penjualan 2 . Penjualan n Jual Nasabah 1 Nasabah 2 Nasabah 3 . . Nasabah n Penyewaan 1 Penyewaan 2 . Penyewaan n Sewa Kerjasama 1 Kerjasama 2 . Kerjasama n Kerjasama Usaha

  12. Sudut Pandang Nasabah / Investor Mudharabah Mutlaqah on Balance Sheet URIA on-Balance Sheet Misalnya seorang nasabah investor ingin melakukan investasi dengan URIA on Ballace Sheet sebesar Rp 100 juta, sedangkan total dan nasabah investor yang ingin investasi dengan cara ini sebesar Rp 900 milyar. Namun tidak seluruh dana ini dapat digunakan oleh bank, karena bank harus menyisihkan 5% dari dana tersebut sebagai simpanan wajib di Bank Indonesia (GWM=Giro Wajib Minimum). Katakanlah bank juga ikut melakukan investasi di sektor perdagangan sebesar Rp 145 milyar, sehingga jumlah dana nasabah investor dan dana bank untuk investasi sebesar Rp 1000 milyar. Katakanlah, disepakati nisbah bagi hasil antara bank dan nasabah investor sebesar 35:65. Pada akhir bulan, investasi yang dibiayai menghasilkan pendapatan sebesar Rp 16 milyar. Bagi hasil dihitung sebagai berikut:

  13. Sudut Pandang Nasabah / Investor Mudharabah Mutlaqah on Balance Sheet URIA on-Balance Sheet Dengan demikian, bagi hasil yang diterima oleh nasabah/investor tersebut pada bulan yang bersangkutan sebesar Rp 988.000 sebelum pajak.

  14. Sudut Pandang Bank Berbeda dengan perhitungan bagi hasil dilihat dari sudut pandang nasabah yang lebih terfokus pada penghitungan berapa bagi hasil yang akan didapatkan oleh nasabah. Pada sudut pandang pihak bank perhitungan bagi hasil ditujukan juga untuk menentukan berapa besar nisbah bagi hasil dan alokasi bagi hasil yang akan dibagikan kepada nasabah

  15. Sudut Pandang Bank Penentuan Tingkat Bobot • Yang dimaksud dengan bobot adalah tingkat prosentase produk pendanaan yang dapat dimanfaatkan untuk dana pembiayaan. Dengan demikian tidak semua dana nasabah dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya tuntutan terlaksananya sistem prudential banking dan terpenuhinya kebutuhan likuiditas.Beberapa faktor yang menentukan tingkat bobot adalah : • Tingkat Giro Wajib Minimum yang ditetapkan oleh bank sentral. Untuk Indonesia BI menetapkan GWM bagi rupiah adalah 5% dan GWM bagi dollar adalah 3% • Besarnya cadangan dana yang dibutuhkan oleh bank untuk menjamin terlaksananya operasional perbankan. • Tingkat besarnya dana-dana yang ditarik setor oleh nasabah atau investor (floating).

  16. Sudut Pandang Bank Penentuan Tingkat Bobot Dalam bentuk equation, teknis penghitungan tingkat bobot dapat dituliskan sebagai berikut: Semakin tinggi tingkat bobot menunjukan semakin besar dana nasabah yang dapat digunakan sebagai dana pembiayaan. Demikian sebaliknya, semakin rendah tingkat bobot maka semikin kecil juga prosentase dana yang dapat di gunakan sebagai dana pembiayaan. Besarnya tingkat excess reserve dan floating dipengaruhi oleh karakteristik dari setiap produk yang ada. Untuk produk yang memiliki tingkat turn over yang besar, maka biasanya bank akan menetapkan tingkat floating untuk jenis ini lebih tinggi dari produk lain yang memiliki tingkat turn over yang lebih kecil. Tingkat bobot = 1 – (GWM + Excess Reserve + Floating Rate)

  17. Sudut Pandang Bank Penentuan Tingkat Bobot Hitunglah tingkat bobot untuk masing-masing jenis produk untuk saldo bulanan, bila diasumsikan tingkat GWM untuk rupiah 5%, tingkat excess reserve untuk semua produk 2% dan floating rate untuk giro, tabungan dan deposito berturut-turut adalah 4%,3%, dan 2%. Jika berturut-turut untuk masing-masing produk pendanaan tersebut mempunyai nilai nominal Rp 800 juta untuk giro, Rp 1,2 miliar untuk tabungan dan Rp 2,4 miliar untuk deposito. Maka berapakah total dana pihak ketiga yang dapat digunakan sebagai dana pembiayaan ?

  18. Sudut Pandang Bank Penentuan Tingkat Bobot Bobot = 1 – (GWM) Dalam prakteknya bank syariah dapat saja menanggung kewajiban GWM dari modal bank, sehingga bobotnya : Bobot : 1 – (GWM + ER + FR) Bobot : 1 – Ø Bila hal ini dilakukan, maka bank tidak mengenakan bobot dari dana nasabah tersebut.

  19. Sudut Pandang Bank Penghitungan Bagi Hasil Nasabah

  20. Sudut Pandang Bank Penghitungan Bagi Hasil Nasabah Contoh • Bank menyalurkan pembiayaan sebesar RP 600.000.000 dengan keuntungan dari pembiayaan tersebut adalah sebesar Rp 16.000.000,-. Posisi pengumpulan dana pihak ketiga adalah sebagai berikut : • Giro Mudharabah Rp.100.000.000 • Tabungan  Rp. 200.000.000 • Deposito : • 1 bulan  : Rp 150.000.000 • 3 bulan  : Rp 25.000.000 • 6 bulan  : Rp 75.000.000 • 12 bulan : Rp 50.000.000 • Jika Pak Hasan adalah salah satu nasabah yang memiliki giro di Bank tersebut senilai Rp 25.000.000 dimana nisbah bagi hasil untuk jenis giro adalah 20 : 80, dan bobot giro adalah 0.91 berapakah pendapatan yang akan diterima oleh Pak Hasan ?

  21. Sudut Pandang Bank Penghitungan Bagi Hasil Nasabah Jawab Pembiayaan Rp 600.000.000 Total pendapatan Rp 16.000.000 Bagi hasil yang diperoleh oleh Pak Hasan Per tahunnya adalah : Rp 25.000.000,- x 6% = Rp 1.500.000,- * Nisbah Bagi Hasil yang diberikan kepada nasabah pemegang giro

  22. Sudut Pandang Bank Penghitungan Nisbah Bagi Hasil

More Related