1 / 40

Kuliah 2

Kuliah 2. PERIODESASI IDEOLOGI PANCASILA. Tinjauan Historis Pancasila. Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945). BPUPKI (Dokuritzu Zumby Co Sakai) dibentuk Jepang tanggal 29 April 2006 Anggota 60 orang, Ketua Dr. Radjiman Wedyoningrat BPUPKI dilantik Letjen Kumakichi Harada, 28 Mei 1945

galeno
Download Presentation

Kuliah 2

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kuliah 2 PERIODESASI IDEOLOGI PANCASILA

  2. Tinjauan Historis Pancasila

  3. Sidang Pertama BPUPKI(29 Mei – 1 Juni 1945) • BPUPKI (Dokuritzu Zumby Co Sakai) dibentuk Jepang tanggal 29 April 2006 • Anggota 60 orang, Ketua Dr. Radjiman Wedyoningrat • BPUPKI dilantik Letjen Kumakichi Harada, 28 Mei 1945 • Sidang pertama 29 Mei 1945, dengan materi pokok calon dasar negara

  4. Ketua BPUPKIDr. RadjimanWedyodiningrat Mengajukanpertanyaan APA DASAR NEGARA INDONESIA?

  5. Muhammad Yamin29 Mei 1945 • Peri kebangsaan • Peri Kemanusiaan • Peri Ketuhanan • Peri Kerakyatan • Kesejahteraan Rakyat

  6. Supomo31 Mei 1945 • Negara yang hendakdidirikanadalahnegarapersatuannasional • WarganegaratundukdanpatuhpadaTuhan • Dibentukbadanpermusyawaratan yang mewakilirakyat • Ekonomiberdasarkanasaskekeluargaan • Indonesia bergabungdalamKeluarga Asia Timur Raya

  7. Soekarno1 Juni 1945 • NasionalismeatauKebangsaan Indonesia • InternasionalismeatauPeriKemanusiaan • MufakatatauDemokrasi • KesejahteraanSosial • Ketuhanan yang Berkebudayaan Diberinama: PANCASILA

  8. EKASILA : Gotongroyong TRISILA. Sosio-Nasionalisme. Sosio-Demokrasi. Ketuhanan Yang MahaEsa

  9. Rumusan PANCASILAdalam Piagam Jakarta (22 Juni 1945) • Ketuhanan, dengankewajibanmenjalankansyari’at Islam bagipemeluk-pemeluknya • Kemanusiaan yang adildanberadab • Persatuan Indonesia • Kerakyatan yang dipimpinolehhikmatkebijaksanaandalampermusyawaratanperwakilan • KeadilanSosialbagiSeluruh Rakyat Indonesia

  10. Peristiwa-peristiwa menjelangKemerdekaan • 6 Agustus 1945, Hiroshima dibomsekutu • 7 Agustus 1945, Jepangmengluarkanmaklumat yang berisi: • DibentukPanitiaPersiapanKemerdekaanbagi Indonesia (PPKI) • PPKI akandilantiktanggal 18 Agustus 1945 danmulaibersidang 19 Agustus 1945 • Kemerdekaan Indonesia direncanakantanggal 24 Agustus 1945

  11. 9 Agustus 1945 Nagasaki di Bom oleh Sekutu • 14 Agustus 1945, Jepang menyerah pada sekutu tanpa syarat (unconditional surrender) • Bekas jajahan Jepang menjadi wilayah perwalian sekutu • 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan KEMERDEKAAN

  12. PROKLAMASI Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Jakarta, 17 Agustus 1945 Atas Nama Bangsa Indonesia Soekarno-Hatta

  13. NASKAH PROKLAMASI OTENTIK

  14. 18 Agustus 1945PPKI bersidang dan memutuskan: • Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945, yang terdiri dari; Pembukaan (di dalamnya ada rumusan Pancasila) sebelumnya bernama Piagam Jakarta dan Batang tubuh (pasal-pasal) • Mengangkat Soekarno dan Hatta, sebagai Presiden dan Wakil Presiden • Membentuk KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat, Parlemen sementara), dilantik 29 Agustus 1945, Ketua: Mr. Kasman Singodimejo.

  15. Rumusan PANCASILA(yang syah dan benar) • Ketuhanan yang Maha Esa • Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab • Persatuan Indonesia • Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan • Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia

  16. Rumusan PANCASILAdalam Konstitusi RIS (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950) • Ketuhanan Yang Maha Esa • Peri Kemanusiaan • Peri Kebangsaan • Kerakyatan • Keadilan Sosial

  17. Rumusan Pancasila dalam UUDS 1950(17 Agustus 1950 – 5 juli 1959) • Ketuhanan Yang Maha Esa • Peri Kemanusiaan • Peri Kebangsaan • Kerakyatan • Keadilan Sosial (sama dengan Konstitusi RIS)

  18. Berdasarkan UUDS 1950,tahun 1955 diadakan PEMILU • Diikuti oleh 100 Partai Politik • Kelompok empat besar peraih suara terbanyak: • Partai Nasional Indonesia (PNI) • Partai Muslimin Indonesia (Parmusi) • Partai Nahdatul Ulama (PNU) • Partai Komunis Indonesia (PKI)

  19. Lembaga Perwakilan Berdasarkan UUDS 1950 • Konstituante Bertugas membuat Konstitusi/UUD definitif pengganti UUDS 1950 • DPR Parlemen sebagai mitra pemerintah membuat undang-undang

  20. Hasil Kerja Konstituante • Pembuatan UUD denganpasal-pasalnyaberjalanbaik, banyakpasal yang telahdihasilkan • Sidang-sidangmenjadiberlarut-larutketikamembicarakanDasar Negara, pilihanantara Islam danPancasila. • Voting tidakmenghasilkankeputusan, karenasuara 2/3 tidaktercapai • Sidangmenjadi deadlock, anggotakonstituantebanyak yang mogokmenghadirisidang.

  21. Konstituante yang “deadlock”, memaksaPresidenSoekarnomengeluarkandekrit 5 Juli 1959 Isi Dekrit: • Pembubaran Konstituante • UUD 1945 dinyatakan berlaku kembali, UUDS 1950 dinyatakan tidak berlaku. • Pembentukan lembaga MPRS dan DPAS

  22. Latar Belakang Dekrit • Meruncingnyaperbedaanideologidalamtubuhkonstituante, dialog buntusebagiananggotamogokbersidang. • PresidenmenganggapKonstituante “gagal” melaksanakantugasmembuat UUD/konstitusidefinitif • Suasana “deadlock” dapatmengakibatkanperpecahanbangsa.

  23. Dasar Hukum Dekrit • Landasan teoritis Dekrit 5 Juli 1959 adalah Hukum Darurat Negara (Staatnoodrecht). • Legitimasi Dekrit ialah persetujuan DPR secara aklamasi tanggal 29 Juli 1959. • Dukungan Angkatan Darat

  24. Konsekuensi setelah Dekrit • Penulisan sila-sila Pancasila harusnya sesuai dengan rumusan dalam Pembukaan UUD 1945. Kenyataannya Rumusan Pancasila setelah Dekrit mengacu pada Konstitusi RIS dan UUDS 1950): • Ketuhanan Yang Maha Esa • Peri Kemanusiaan • Peri Kebangsaan • Kerakyatan (Kedaulatan Rakyat) • Keadilan Sosial • Penyelenggaraan Negara harusnya berdasarkan dan sesuai dengan UUD 1945

  25. Penyelewengan Konstitusional • MPRS mengangkat Soekarno Presiden seumur hidup (bertentangan dengan pasal 7 UUD 1945, Presiden memangku jabatan selama 5 tahun dan dapat dipilih kembali) • Pimpinan Lembaga Tinggi (Ketua MPRS, DPR, DPA diangkat menjadi Menteri), pada hal kedudukannya lebih tinggi atau sejajar dengan Presiden. • Presiden membubarkan DPR (bertentangan UUD 1945)

  26. PERISTIWA G30S/PKI 1965 Akibat dari kekuasaan Presiden Soekarno yang absolut terjadi: • Intrik politik dan perebutan pengaruh terhadap Bung Karno, PKI mendekati, sedangkan kelompok Islam dan Angkatan Darat menjauhi) • Perseteruan antara Angkatan Darat dan PKI berujung pada penculikan Perwira Angkatan Darat, peristiwa 30 Sept. 1965.

  27. Peristiwa G30S gagal, muncul gelombang demonstrasi dipelopori KAMI dan KAPPI TigaTuntutan Rakyat (Tritura) • Bubarkan PKI • BersihkanKabinetdariunsur PKI • TurunkanHarga

  28. SUPERSEMAR • Surat perintah Presiden Soekarno kepada Letjen Soeharto (Pongkostrad) agar mengambil langkah-langkah pengamanan untuk menyelamatkan keadaan • Dibuat di Istana Bogor, dijemput oleh: Basuki Rahmat, Amir Mahmud, dan M.Yusuf

  29. Era Orde Baru(Kekuasaan Presiden Soeharto) • Supersemardikukuhkanmenjadi TAP No. IX/MPRS/ 1966, LetjenSoehartosebagaipengembannya, tanggal 21 Juni 1966 • 5 Juli 1966, MPRS mengeluarkan TAP. No. XVIII/MPRS/1966 yang mencabut TAP No. III/MPRS/1960 tentangPengangkatanSoekarnosebagaiPresidenseumurhidup, konsekuensinyaSoekarnobukanlagiPresidenseumurhidup.

  30. Pembubaran PKI • TAP No. XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI), Pernyataan sebagai Organisasi terlarang di seluruh wilayah Indonesia bagi PKI, dan larangan setiap kegiatan untuk menyebarkan/mengembangkan faham/ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme.

  31. Sidang Istimewa MPRS12 Maret 1967 • Memberhentikan Soekarno sebagai Presiden melalui TAP No. XXXIII/MPRS/ 1967. • Mengangkat Pengemban TAP No. IX/ MPRS/1966, Letjen Soeharto, sebagai Presiden RI, melalui TAP No. XLIV/MPRS/ 1967.

  32. Orde Lama (1945-1965)Pancasila sbg alat pemersatu bgs Keunggulan: • Terbangunnya character building • Tingginya semangat nasionalisme • Kepentingan pribadi dikalahkan • Penghargaan thd pemimpin Kelemahan: • Presiden seumur hdp: otoriter • Nasakom

  33. Presiden Soeharto dan Pancasila • Presiden Soeharto mengeluarkan Inpres No. 12/1968, tentang rumusan Pancasila yang benar dan syah tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. • Presiden Soeharto mengusulkan kepada MPR tentang P-4 (Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila), melahirkan TAP No. II/MPR/1978 tentang P-4 sebagai Ekaprasetya Pancakarsa (satu tetekad/janji melaksanakan lima kehendak)

  34. Pancasila sebagai alat Politik Pancasila dijadikan satu-satunya ASAS bagi: • Organisasi Sosial Politik (ORSOSPOL) UU NO.3/1985 tentang Parpol dan Golkar • Organisasi Masa (ORMAS) UU No. 8/1985 tentang ORMAS (NU, Muhammadiyah, dll.)

  35. PENYELEWENGAN terhadap PANCASILA dalam ORBA • Pancasila sebagai alat kekuasaan (Asas Tunggal Parpol dan Ormas) • Pancasila sebagai tameng Penguasa, anti pemerintah identik dengan anti Pancasila • Pancasila dijadikan lebel; Demokrasi Pancasila, Ekonomi Pancasila, dll. • Pelanggaran HAM (penculikan) terhadap lawan politik bertentangan dengan sila kemanusiaan

  36. Orde Baru (1966-1998)Pancasila sbg alat legitimasi kebijakan A. Keunggulan: • Tingginya semangat pembangunan • Perhatian thd agraris • Lompatan teknologi (Third wave) B. Kelemahan: • KKN • Pelangaran HAM 3. Ekonomicondongkapitalis 4. Monotafsirideologi (P4)

  37. Orde Reformasi (1999- sekarang)Pancasila sbg Ideologi Perubahan • Keunggulan: • Tingginyasemangatdemokrasi • Tuntutan kebebasan berpendapat (media, partai) • Pemilihan presiden scr langsung • Otonomi daerah B. Kelemahan: 1. PusatvsOtonomi Daerah • Dominasikapitalisme • Semangat radikalisme • Demokrasikurangberkualitas • PEMILU kurangartikulasikankepentinganrakyat

  38. Globalisasi:destruktif • Homogenisasi dan Partikularisasi Identitas ditangkis dengan prinsip Sosio-Nasionalisme (sila 2 & 3) • Tirani dan ketidakadilan Politik & Ekonomi ditangkis dengan Sosio-Demokrasi (4 & 5): demokrasi politik harus sejalan dengan demokrasi ekonomi

  39. Pada ranah politik: demokrasi yang berkembang adalah demokrasi permusyawaratan dengan melibatkan dan mempertimbangkan pendapat semua pihak secara inklusif. • Pada ranah ekonomi: negara hrs aktif mengupayakan keadilan sosial dlm rangka mengatasi ketidaksetaraan yg terjadi di pasar dng jalan menjaga kompetisi yang sehat, membela yang lemah, dan berinvestasi dlm public goods yg menyangkut hajat hidup orang banyak.

More Related