1 / 29

KEBIJAKAN BUMN GULA DALAM MEMPRODUKSI GULA KRISTAL PUTIH

SEMINAR SEHARI “MENGANTISIPASI SNI GULA KRISTAL PUTIH : MASALAH DAN SOLUSI PENINGKATAN KUALITAS GULA” SURABAYA, 30 APRIL 2009. KEBIJAKAN BUMN GULA DALAM MEMPRODUKSI GULA KRISTAL PUTIH. Deputi Bidang Usaha Agro Industri , Kehutanan , Kertas , Percetakan dan Penerbitan. PENDAHULUAN.

Download Presentation

KEBIJAKAN BUMN GULA DALAM MEMPRODUKSI GULA KRISTAL PUTIH

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SEMINAR SEHARI “MENGANTISIPASI SNI GULA KRISTAL PUTIH : MASALAH DAN SOLUSI PENINGKATAN KUALITAS GULA” SURABAYA, 30 APRIL 2009 KEBIJAKAN BUMN GULA DALAM MEMPRODUKSI GULA KRISTAL PUTIH DeputiBidang Usaha Agro Industri, Kehutanan, Kertas, PercetakandanPenerbitan

  2. PENDAHULUAN • GULA MERUPAKAN PEMANIS BERKALORI DARI PRODUK AGROINDUSTRI. • MATA RANTAI PROSES PRODUKSINYA DIMULAI DARI BUDIDAYA TEBU DI KEBUN MELALUI FOTOSINTESIS HINGGA PANEN (TEBANG-ANGKUT) DAN PENGOLAHANNYA DI PABRIK. • SETIAP AKTIVITAS DALAM MATA RANTAI MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERHADAP PRODUK YANG DIHASILKAN. • SELAIN DIGUNAKAN UNTUK KONSUMSI LANGSUNG (DIRECT CONSUMPTION), GULA JUGA MERUPAKAN BAHAN BAKU INDUSTRI PANGAN (MAKANAN DAN MINUMAN).

  3. PERILAKU KONSUMEN • TERJADINYA PERUBAHAN PERILAKU KONSUMEN SEBAGAI DAMPAK MASUKNYA WHITE SUGAR IMPOR DAN GULA RAFINASI. • WARNA PUTIH CEMERLANG DIPERSEPSIKAN BERSIH DAN HYGIENIS, SEDANGKAN GULA BERWARNA COKLAT (KECUALI BROWN SUGAR) DIANGGAP KOTOR. • PREFERENSI TENTANG KUALITAS BERUBAH SEJALAN DENGAN TUNTUTAN PRODUK BERSIH DAN YANG DIHASILKAN DARI INDUSTRI RAMAH LINGKUNGAN (ENVIRONMENTALLY FRIENDLY).

  4. PENTINGNYA KUALITAS • KESADARAN AKAN PENTINGNYA HIDUP SEHAT DAN BERSIH MENGHARUSKAN SEMUA PRODUK MEMILIKI STANDAR TERTENTU YANG BERLAKU SECARA NASIONAL DAN GLOBAL. • SEMUA PRODUK MAKANAN DAN BAHAN PANGAN HARUS DIJAMIN BEBAS DARI PATOGEN DAN HAL-HAL LAIN YANG DIPERKIRAKAN BERDAMPAK SERIUS TERHADAP KESEHATAN DALAM JANGKA PANJANG (MISAL PENYEBAB KANKER). • MENGUATNYA TUNTUTAN DIBERLAKUKANNYA STANDAR NASIONAL INDUSTRI (SNI)

  5. KUALITAS SEBAGAI BUDAYA • PRODUK BERKUALITAS TINGGI MENCERMINKAN KOMITMEN PRODUSEN DAN KONSUMEN MENCARI YANG TERBAIK. • KETERBUKAAN PASAR AKIBAT BORDERLESS WORLD MENJADIKAN PRODUK LOKAL BERKUALITAS RENDAH MAKIN KEHILANGAN SEGMEN PASAR. • BAGI PG, PENINGKATAN KUALITAS GULA HENDAKNYA MENJADI GERAKAN BUDAYA UNTUK MERAIH KEUNGGULAN KOMPETITIF DALAM LINGKUNGAN BISNIS YANG MAKIN KETAT. • TEKNOLOGI MEMUNGKINKAN DIPEROLEHNYA PRODUK BERKUALITAS TINGGI DAN HARGA POKOK PRODUKSI BERSAING.

  6. PARADIGMA BARU • SAAT PRODUKSI LEBIH KECIL DARI KEBUTUHAN, BERAPA PUN JUMLAH GULA DIHASILKAN PG PASTI LAKU TERJUAL. • DI MASA LALU, RENDAHNYA RESPONS TERHADAP KUALITAS AKIBAT RENDAHNYA INSENTIF YANG DITERIMA PRODUSEN. • PERUBAHAN LANDSCAPE PERSAINGAN MENJADIKAN CARA-CARA LAMA DALAM MELIHAT KUALITAS TIDAK LAGI RELEVAN. • DIPERLUKAN KESADARAN KOLEKTIF DAN PARADIGMA BARU DARI SELURUH PRODUSEN YANG MELIHAT KUALITAS SEBAGAI SALAH SATU CARA MEMENANGKAN PERSAINGAN.

  7. PERSOALAN PG-BUMN • SEBAGIAN BESAR PG BUMN MERUPAKAN ASET YANG DIBANGUN PADA MASA KOLONIAL. • HANYA BEBERAPA PG BUMN YANG BERKAPASITAS BESAR (> 5.000 TCD) DAN BERTEKNOLOGI MAJU. • BAHAN BAKU BERASAL DARI TEBU RAKYAT. • PERSAINGAN DENGAN GULA RAFINASI DENGAN KUALITAS LEBIH BAIK MAKIN TERBUKA.

  8. INSTRUMEN KEBIJAKAN (1) • REVITALISASI PG MELALUI PENINGKATAN KAPASITAS GILING, EFISIENSI, DAN KEMAMPUAN MENGHASILKAN PRODUK BERKUALITAS TINGGI. • PENINGKATAN KAPASITAS MEMUNGKINKAN HARI GILING LEBIH PENDEK SEHINGGA SEMUA TEBU DITEBANG SAAT RENDEMEN OPTIMAL DAN SELESAINYA PUN SEBELUM MUSIM PENGHUJAN. • MAPPING PG-PG MERUGI YANG DIAWALI KAJIAN KOMPREHENSIF UNTUK DICARIKAN SOLUSI PEMECAHAN MASALAHNYA. • KONTRAK MANAJEMEN ANTARA DIREKSI DAN KEMENTERIAN NEGARA BUMN TERKAIT PENCAPAIAN TARGET YANG KEMUDIAN DIJABARKAN HINGGA LEVEL PG TERENDAH (MANDOR).

  9. INSTRUMEN KEBIJAKAN (2) • REVITALISASI PADA LEVEL ON-FARM DAN RESTRUKTURISASI KELEMBAGAAN PETANI YANG MEMUNGKINKAN ADOPSI TEKNOLOGI BERJALAN LEBIH CEPAT • PEMBATASAN SEGMEN GULA RAFINASI HANYA UNTUK BAHAN BAKU INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN • MENDORONG SEMUA PG MELAKUKAN PEMBENAHAN INTERNAL SELAMA MASA TRANSISI MENUJU SNI WAJIB • KERJA SAMA DENGAN PUSAT PENELITIAN UNTUK MENGAKSELERASI PENINGKATAN KINERJA UNGGUL MELALUI BEST PRACTICES, MISAL PEMANFAATAN BIOTEKNOLOGI

  10. ICUMSA TAHUN 2008 • PTPN IX PG PANGKA (211 IU) – PG RENDENG (450 IU) • PTPN X PG TJOKEIR (105 IU) – PG NGADIREDJO (285 IU) • PTPN XI PG KANIGORO (140 IU) – PG REDJOSARIE (256 IU) • PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA PG REDJOAGUNG BARU (180 IU) – PG KARANGSUWUNG (276 IU)

  11. SASARAN TAHUN 2009 • ICUMSA MAKSIMUM 200 IU • GRAIN 1,2 MM • MOISTURE 0,05% GULA RAFINASI SEBAGAI PERBANDINGAN (ACUAN UNTUK PROGRAM JANGKA MENENGAH) • ICUMSA 50 IU • GRAIN 0,8 MM • MOISTURE 0,05% MUTU GULA

  12. PENINGKATAN RENDEMEN CARA TERMURAH YANG DAPAT DILAKUKAN A. DIMULAI DARI BUDIDAYA DI KEBUN : C. INSENTIF D. PENETAPAN RENDEMEN INDIVIDUAL SEBAGAI SARANA MEMOTIVASI • PENATAAN KOMPOSISI VARIETAS TEBU • APLIKASI AGRO-INPUTS • PEMANFAATAN BIOKOMPOS • PEMELIHARAAN OPTIMAL • MANAJEMEN TEBANG-ANGKUT PRIMA

  13. UPAYA PENINGKATAN KUALITAS • ASAM FOSFAT • KAPUR DAN BELERANG SESUAI pH B. ALIH PROSES PEMURNIAN • SULFITASI – KARBONATASI – SEMI RAFINASI • SACHARAT PADA DEFEKASI C. KONDISI PROSES. D. KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA. A. EFISIENSI BAHAN PEMBANTU.

  14. TANTANGAN KE DEPAN • PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN HPP BERSAING. • SELAIN SNI WAJIB, ANTISIPASI TERHADAP SERTIFIKASI PRODUK YANG MAKIN RUMIT. • INOVASI DAN KREATIVITAS UNTUK MENCARI TEROBOSAN TEKNOLOGI YANG KNOWLEDGE BASED • TEKNOLOGI INFORMASI DAPAT MEMBANTU PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS GULA

  15. PENUTUP • PENINGKATAN KUALITAS MERUPAKAN PROGRAM YANG TIDAK PERNAH BERHENTI DAN BERLANGSUNG TERUS MENERUS. • MENGANTISIPASI PEMBERLAKUAN SNI WAJIB DAN SERTIFIKASI PRODUK YANG MAKIN RUMIT, DIPERLUKAN INOVASI DAN KREATIVITAS TINGGI DARI SETIAP INSAN PERGULAAN BUMN. • PENINGKATAN MUTU HARUS MERUPAKAN GERAKAN BUDAYA.

  16. LAMPIRAN DATA ICUMSA BUMN GULA

  17. PT PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)

  18. PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

  19. PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO)

  20. PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO)

  21. PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO)

  22. PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO)

  23. PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO)

  24. PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO)

  25. PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO)

  26. PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO)

  27. PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO)

  28. PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

  29. PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA (PERSERO)

More Related