1 / 8

Al-Qur ’ an  Verbal (tidak hanya makna dan ide saja) Wahyu  Pembuka rahasia ( “ inspirasi ” )

Devine Revelation menurut Fazlur Rahman ---------------------------------------- Oleh : zainul adzvar. Al-Qur ’ an  Verbal (tidak hanya makna dan ide saja) Wahyu  Pembuka rahasia ( “ inspirasi ” ) Firman tidak sama dengan suara  ada “ malaikat ” .

Download Presentation

Al-Qur ’ an  Verbal (tidak hanya makna dan ide saja) Wahyu  Pembuka rahasia ( “ inspirasi ” )

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Devine Revelation menurut Fazlur Rahman---------------------------------------- Oleh : zainul adzvar • Al-Qur’an  Verbal (tidak hanya makna dan ide saja) • Wahyu  Pembuka rahasia (“inspirasi”) • Firman tidak sama dengan suara  ada “malaikat”. • Dalam sejarahnya, konsep wahyu ada berbagai macam pendapat (yang bisa saja dipengaruhi oleh kristen), maka ortodoksi muncul untuk merumuskan kembali dengan tepat.

  2. Karakter wahyu nabi • Wahyu nabi bersifat eksternal • Al-Qur’an mempertahankan sifat “kelainan” tapi ada “jibril”. • Ortodok tidak mampu merumuskan antara dogma “kelainan” dengan verbalitas wahyu dan yang berhubungan dengan kepribadian religius nabi.

  3. Al-Qur’an adalah Firman Tuhan juga perkataan Muhammad, bagaimana ia bersifat eksternal dari Muhammad ? • Nabi melihat dan terhubung dengan figur yang diproyeksikan (“malaikat”, ruh al-Quds) yang terhubung dengan pengalaman-pengalaman tertentu,  isra’ Mi’raj. Jadi malaikat adalah internal (bukan eksternal)

  4. Karakteristik al-Qur’an • Semangat al-Qur’an adalah Moral  hukum Moral  ia abadi (sebab perintah Allah) :: Manusia harus menyerah (islam) dan harus mengabdi (ibadah). • Kualitas manusia berbeda-beda :: kualitas intrinsik dari persepsi moral adalah bersama persepsi o.k.i moral “bertingkat”. • Nabi adalah karakter dan perilaku jauh lebih tinggi dari manusia  dalam ortodoksi ada “ma’shum”

  5. Al-Qur’an dan Muhammad • Seluruh perilaku Muhammad adalah model yang “sempurna”. • Kadang ia melampaui dirinya sendiri  persepsi kognitif moralnya menjadi sangat tajam, sehingga kesadarannya menjadi “Hukum Moral” itu sendiri. • Hukum Moral adalah perintah Tuhan  adalah bagian dari pada-Nya.  o.k.i al-Qur’an bukanlah hasil sastra (seni murni). • Ketika Persepsi intuitif Moral Muhammad berada di puncak tertinggi, maka kalimat dalam wahyu diberikan bersama inspirasinya . • Al-Qur’an adalah murni “kata” Ilahi ia mengalir melalui hati nabi. • Ketika Muhammad menjadi “satu” dengan hukum moral, bukan berarti ia menjadi Tuhan  sebab tidak ada ruang untuk “Syirik” - nabi bersabda “ Akulah Hukum Moral itu”

  6. Philosophy • Bahan untuk menyusun Filsafat adalah Bahan Yunani  Hellenistic  Metafisika Religius Islam. • Misalnya: Penciptaan kekekalan alam  cari bantuan Neo Platonist == ada perbedaan antara Tuhan dan alam. • Masih terkesan Plotinus  Pikiran yang menyimpan segala sesuatu :: tidak mungkin Tuan mengerti hal-hal yang rinci dll. • Epistemologi Yunanian == Pembeda antara badan dan pikiran. • Al-Farabi __> Konsep Ruh yang abadi.

  7. Truth (?)Apa ada 2 kebenaran (Agama dan Filsafat) ? • Kebenaran Ganda. • Kebenaran agama adalah Kebenaran Filosofis - perwujudannya adalah symbol dan imaginatif. • Nabi adalah Intellectual yang perfect. • Filsafat yang murni memiliki sifat Religius (berdasar prinsip-prinsip Rasional dan murni naturalistic lalu ia membangun pandangan dunia yang jelas = Agama)

  8. Ide Ortodoksi (metafisik + Filosofis) واجيب الوجود (esensi).ممكين الوجود (eksistensi) Filsafat dalam Islam adalah “spiritualitas” dalam realitas. Al-Ghazali menolak rasionalitas sebab Emanasi diganti dengan aktifitas Tuhan yang disertai kehendak-Nya.

More Related