1 / 7

Identitas Mahasiswa

YOSY ENIF SENO ACTON, 1301403042 ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 12 SEMARANG (STUDI KUALITATIF PADA PEMBIMBING DI SMA NEGERI 12 SEMARANG PADA TAHUN AJARAN 2009/2010). Identitas Mahasiswa.

fathi
Download Presentation

Identitas Mahasiswa

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. YOSY ENIF SENO ACTON, 1301403042ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 12 SEMARANG (STUDI KUALITATIF PADA PEMBIMBING DI SMA NEGERI 12 SEMARANG PADA TAHUN AJARAN 2009/2010)

  2. Identitas Mahasiswa • - NAMA : YOSY ENIF SENO ACTON - NIM : 1301403042 - PRODI : Bimbingan dan Konseling - JURUSAN : Bimbingan Dan Konseling - FAKULTAS : Ilmu Pendidikan - EMAIL : ocudin pada domain ymail.com - PEMBIMBING 1 : Prof. Dr. Sugiyo, M. Si. - PEMBIMBING 2 : Dra. M. Th. Sri Hartati, M. Pd. - TGL UJIAN : 2010-02-18

  3. Judul • ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 12 SEMARANG (STUDI KUALITATIF PADA PEMBIMBING DI SMA NEGERI 12 SEMARANG PADA TAHUN AJARAN 2009/2010)

  4. Abstrak • Pelaksanaan kegiatan pengembangan diri dalam bimbingan dan konseling idealnya dilaksanakan mencakup tiga tahap, yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian. Penelitian ini dilatar belakangi fenomena banyaknya argumentasi yang beragam tentang kegiatan pengembangan diri dalam bimbingan dan konseling pada sekolah-sekolah di kota semarang. SMA Negeri 12 Semarang merupakan sekolah menengah atas negeri yang terletak di lingkungan pedesan dan merupakan salah satu sekolah yang terletak di pinggir kota, namun berdekatan dengan universitas negeri semarang. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan kegiatan pengembangan diri dalam Bimbingan dan Konseling (BK). Tujuan penelitian ini agar diketahui proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan pengembangan diri dalam BK di SMA Negeri 12 Semarang Tahun Ajaran 2009/ 2010. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Berdasarkan tujuan tersebut, peneliti mengambil sampel yakni seluruh guru pembimbing di SMA Negeri 12 Semarang, yang berjumlah tiga orang. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa perencanaan kegiatan Tidak adanya rapat gabungan antara pembimbing, pihak guru mata pelajaran, dan kepala sekolah dalam penyusunan program. Bahkan kebijaksanaan sekolah muncul secara sepihak. Dalam tahap pelaksanaan kegiatan pengembangan diri dalam BK di SMA Negeri 12 Semarang, Pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan, tidak adanya jam kelas, dan kurang sinergisnya hubungan kerjasama pembimbing dengan personel sekolah lainnya. Dalam tahap penilaian, meski dirunut dari hasil wawancara menunjukkan skor 100% untuk rata-rata persentase jawaban, akan tetapi kualitas penilaian yang dilaksanakan belum mencapai kualitas yang optimal. Tidak semua siswa dapat teridentifikasi oleh guru pembimbing secara intensif. Hasil penelitian menunjukkan siswa yang teridentifikasi dan mendapatkan bimbingan lebih intensif adalah siswa yang tergolong pintar, dan siswa yang sangat bodoh atau mempunyai banyak masalah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan : agar pihak sekolah, baik dari pembimbing, wali kelas, guru mata pelajaran, serta kepala sekolah untuk dapat menyelenggarakan kegiatan pengembangan diri dengan lebih baik lagi. Meningkatkan hubungan kerjasama agar lebih sinergis lagi, sehingga diperoleh kebijakan sekolah yang mendukung upaya pengembangan diri siswa sesuai dengan kebutuhan mereka dan sesuai dengan keadaan sekolah dan lingkungan.

  5. Kata Kunci • Kegiatan Pengembangan diri, Bimbingan dan Konseling.

  6. Referensi • Kegiatan Pengembangan diri, Bimbingan dan Konseling. Pelaksanaan kegiatan pengembangan diri dalam bimbingan dan konseling idealnya dilaksanakan mencakup tiga tahap, yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian. Penelitian ini dilatar belakangi fenomena banyaknya argumentasi yang beragam tentang kegiatan pengembangan diri dalam bimbingan dan konseling pada sekolah-sekolah di kota semarang. SMA Negeri 12 Semarang merupakan sekolah menengah atas negeri yang terletak di lingkungan pedesan dan merupakan salah satu sekolah yang terletak di pinggir kota, namun berdekatan dengan universitas negeri semarang. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan kegiatan pengembangan diri dalam Bimbingan dan Konseling (BK). Tujuan penelitian ini agar diketahui proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan pengembangan diri dalam BK di SMA Negeri 12 Semarang Tahun Ajaran 2009/ 2010. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Berdasarkan tujuan tersebut, peneliti mengambil sampel yakni seluruh guru pembimbing di SMA Negeri 12 Semarang, yang berjumlah tiga orang. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa perencanaan kegiatan Tidak adanya rapat gabungan antara pembimbing, pihak guru mata pelajaran, dan kepala sekolah dalam penyusunan program. Bahkan kebijaksanaan sekolah muncul secara sepihak. Dalam tahap pelaksanaan kegiatan pengembangan diri dalam BK di SMA Negeri 12 Semarang, Pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan, tidak adanya jam kelas, dan kurang sinergisnya hubungan kerjasama pembimbing dengan personel sekolah lainnya. Dalam tahap penilaian, meski dirunut dari hasil wawancara menunjukkan skor 100% untuk rata-rata persentase jawaban, akan tetapi kualitas penilaian yang dilaksanakan belum mencapai kualitas yang optimal. Tidak semua siswa dapat teridentifikasi oleh guru pembimbing secara intensif. Hasil penelitian menunjukkan siswa yang teridentifikasi dan mendapatkan bimbingan lebih intensif adalah siswa yang tergolong pintar, dan siswa yang sangat bodoh atau mempunyai banyak masalah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan : agar pihak sekolah, baik dari pembimbing, wali kelas, guru mata pelajaran, serta kepala sekolah untuk dapat menyelenggarakan kegiatan pengembangan diri dengan lebih baik lagi. Meningkatkan hubungan kerjasama agar lebih sinergis lagi, sehingga diperoleh kebijakan sekolah yang mendukung upaya pengembangan diri siswa sesuai dengan kebutuhan mereka dan sesuai dengan keadaan sekolah dan lingkungan.

  7. Terima Kasih • http://unnes.ac.id

More Related