1 / 24

lap Spektro

laporan kegiatan praktikum

Download Presentation

lap Spektro

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang di transmisikan atau yang di absorpsi. Pada umumnya ada beberapa jenis spektrofotometri yang sering digunakan dalam analisis secara kimiawi, antara lain: spektrofotometri vis, spektrofotometri UV, sepektrofotometri Uv-Vis. Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh kita, entah itu putih, merah, biru, hijau, apapun. Selama ia dapat dilihat oleh mata, maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar tampak (Khopkar, 1990). Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur kimia dengan simbol W dan no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih yang tertinggi (3422 ºC) dibanding logam lainnya. karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai sumber lampu. Sample yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memilii warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dari metode spektrofotometri visible. Oleh karena itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya bereaksi dengan analat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-benar stabil (Day & Underwood, 1999). Spektrofotometer UV berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV 1

  2. memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah di laut dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki neutron. Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteros, yang berarti ‘dua’, mengacu pada intinya yang memiliki dua pertikel. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan transparan. Spektrofotometri UV memang lebih simple dan mudah dibanding spektrofotometri visible, terutama pada bagian preparasi sample. Namun harus hati-hati juga, karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari senyawa lain selain analat yang juga menyerap pada panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi menimbulkan bias pada hasil analisa (Khopkar, 1990). Spektrofotometer UV-VIS Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator. Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sample tak berwarna (Khopkar, 1990). Penentuan konsentrasi komponen dengan matriks kalibrasi bukanlah suatu matriks bujur sangkar, sehingga tidak akan terdapat matriks kebalikan dari K. Akibatnya persamaan tidak dapat diterapkan. Penyelesaian terhadap matriks kalibrasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis regresi linier seperti halnya pada pembentukan kurva kalibrasi biasa (Constantinides, 1988). Analisis sejumlah komponen didalam larutan dengan metode spektrofotometri, dimungkinkan dengan adanya sifat aditif dari absorbansi masing- masing komponen. Ketelitian kemampian cara ini tergantung pada ketepatan pemilihan panjang gelombang yang akan memberikan perbedaan kontras pada masing-masing absorbansi dan pemilihan faktor koreksi terhadap konsentrasi komponen asing yang tidak terukur (Surawidjaja, 1994). 2

  3. Analisis kuantitafif dapat diketahui dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Penentuan panjang gelombang maksimum yang digunakan dalam pengukuran absorbansi larutan standar maupun larutan sampel ditentukan dengan mengukur nilai absorbansi maksimum konsentrasi larutan standar. Untuk memperoleh panjang gelombang maksimum pengukuran absorbansi dilakukan pada rentang panjang gelombang 265-280 nm. Hasil pengamatan untuk absorbansi maksimum adalah pada panjang gelombang 280 nm kemudian dilakukan penentuan nilai absorbansi pada delapan larutan standar (Sumarauw, dkk, 2013). Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasar cahaya yang di gunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Spektrofotometri Vis (Visible) Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar atau energi adalah cahaya tampak (visible). Cahaya variable termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380-750 nm. Sehingga semua sinar yang didapat berwarna putih, merah, biru, hijau. Apapun itu, selama ia dapat dilihat oleh mata. Maka sinar tersebut termasuk dalam sinar tampak (visible). Sample yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sampel yang memiliki warna. Oleh karena itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dahulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagen spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. 2. Spektofotometri UV (ultraviolet) Berbeda dengan spektrofotometri visible. Pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sinar UV tudak dapat dideteksi dengan mata kita, sehingga senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna, bening dan transparan. Oleh karena itu, sampel tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagen tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah sampel harus jernih dan larut sempurna, tidak ada partikel koloid (suspensi). 3

  4. 3. Spektrofotometri UV-Vis Merupakan alat dengan teknik spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini digunakan mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan tersebut. Dalam hal ini, hukum Lamber beer dapat menyatakan hubungan antara serapan cahaya dengan konsentrasi zat dalam larutan. Dibawah ini adalah persamaan Lamber beer: A = - log T = ε.b.c Dimana : A = Absorban T = Transmitan ε = absorvitas molar (Lcm-4 . mol-1) c = panjang sel (cm) b = konsentrasi zat (mol/jam) Pada spektrofotometer UV-Vis, warna yang diserap oleh suatu senyawa atau unsur adalah warna komplementer dari warna yang teramati. Hal tersebut dapat diketahui dari larutan berwarna yang memiliki serapan maksimum pada warna komplementernya. Namun apabila larutan berwarna dilewati radiasi atau cahaya putih, maka radiasi tersebut pada panjang gelombang tertentu, akan secara selektif sedangkan radiasi yang tidak diserap akan diteruskan. 4. Spektrofotometer (IR) Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar pada penyerapan panjang gelombang inframerah. Cahaya inframerah terbagi menjadi inframerah dekat, inframerah pertengahan dan jauh. Inframerah pada spektrofotometri adalah inframerah jauh dan pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 25-1000 µm. Pada spektro IR meskipun bisa digunakan untuk mengidentisifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa organik. Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu menggambarkan adanya suatu gugus spesifik. Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari bagian-bagian penting yaitu: 4

  5. a) Sumber cahaya Sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tamak, ultraviolet dekat dan infrared dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terluar dari wolform (tunsgten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah panjang gelombang (λ) adalah 350-2200 nm. Untuk sumber pada daerah ultraviloet (UV) digunakan lampu hidrogen atau lampu deuterium dengan panjang gelombang 175 ke 375 atau 400 nm. b) Monokromator Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang berbeda (terdispersi). Ada 2 macam monokromator yaitu prisma dan erating (kisi difraksi). Cahaya monokromatis ini dapat dilihat dengan anjang gelombang tertentu yang sesuai untuk kemudian dilewatkan melalui celah sempit yang disebut slit. Ketelitian dari monokromator dipengaruhi juga oleh lebar celah (slidt width) yang dipakai. c) Cuvet Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang dipakai sebagai tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (1) tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya (2) permukaannnya secara optis harus benar-benar sejajar (3) harus tahan (tidak bereaksi) terhadap bahan-bahan kimia (4) tidak boleh rapuh (5) mempunyai bentuk yang sederhana. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastik dengan bentuk tangan empat persegi panjang 1x1 cm, dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran didaerah ini dipakai cuvet kwarsa, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran sinar tampak. d) Detektor Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan megubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital. Syarat-syarat ideal sebuah detektor yaitu kepekaan 5

  6. tinggi, perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi, respon konstan cepat dan signal minimum tanpa radiasi. Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi. e) Amplifier Berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh detektor agar dapat dibaca oleh indikator yang biasanya berupa recorder analog atau komputer. 6

  7. B.RUMUSAN MASALAH 1.Bagaimana cara mengkalibarasi alat spektrofotometer? 2.Apa yang dimaksud dengan kromofor? 3.Apa saja keuntungan dari spektrofotometer UV-Vis? 4.Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi panjang gelombang cahaya? C.TUJUAN DAN MANFAAT 1.Pengenalan instrument analisis yaitu spektrofotometer UV-Vis. 2.Mahasiswa memahami prinsip kerja alat spektrofotometer UV-Vis. 3.Mahasiswa mengetahui cara mengkalibrasi alat spektrofotometer UV-Vis. 4.Mahasiswa mengetahui cara menentukan nilai λmaks (panjang gelombang maksimum) sebagai parameter penting dalam analisa spektrofotometri UV- Vis. 5.Mengetahui apa yang dimaksud dengan Kromofor. 6.Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi panjang gelombang cahaya. 7

  8. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Batas sensitivitas mata manusia adalah sinar tampak atau terlihat (visible) yaitu dengan panjang gelombang (λ) antara 4 x 10-7 m (400 nm) berupa cahaya violet/ungu/lembayung sampai 8 x 10-7 m (800 nm) atau merah. Panjang gelombang juga lazim disajikan dalam satuan nm dimana 1 m = 10-9 nm. Bila cahaya UV- tampak (UV-Vis) dikenakan pada senyawa maka sebagian dari cahaya tersebut akan diserap oleh molekul yang mempunyai tingkatan energi yang spesifik. Setiap molekul mempunyai tingkat energi dasar (ground state = GS) yang spesik. Sinar yang diserap adalah untuk menaikkan elektron ikatan ke tingkat energy eksitasi (excited state = ES). Karena level energy GS ke ES tiap molekul spesifik maka E (sinar) yang diserap juga spesifik merupakan dasar analisa kualitatif (Sitorus, 2009). Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih lebih dapat terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis. Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter, tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat 8

  9. untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun pembanding (Khopkar, 1990). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri UV-Vis terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna yang akan dianalisis dengan spektrofotometri visible karena senyawa tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi senyawa yang berwarna. Berikut adalah tahapan- tahapan yang harus diperhatikan. a. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis Hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pada daerah tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah menjadi senyawa lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu. b. Waktu operasional (operating time) Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan warna. Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. c. Pemilihan panjang gelombang Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Untuk memilih panjang gelombang maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu. d. Pembuatan kurva baku Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai konsentrasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi (y) dengan konsentrasi (X). e. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan Absorban yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2 sampai 0,8 atau 15% sampai 70% jika dibaca sebagai transmitans. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5% (kesalahan fotometrik). (Gandjar & Rohman, 2007). 9

  10. Komponen-komponen peralatan spektrofotometer UV-Vis dijelaskan secara garis besar sebagai berikut. 1. Sumber Cahaya Sebagai sumber radiasi UV digunakan lampu Hidrogen (H) atau lampu Deutirium (D). Sedangkan sumber radiasi tampak yang juga menghasilkan sinar Infra Merah (IR) dekat menggunakan lampu filament tungsten yang dapat menghasilkan tenaga radiasi 350-3500 nm. 2. Monokromator Radiasi yang diperoleh dari berbagai sumber radiasi adalah sinar polikromatis (banyak panjang gelombang). Monokromator berfungsi untuk mengurai sinar tersebut menjadi monokromatis sesuai yang diinginkan. Monokromator terbuat dari bahan optic yang berbentuk prisma. 3. Tempat Sampel Dalam bahasa sehari-hari tempat sampel (sel penyerap) dikenal dengan istilah kuvet. Kuvet ada yang berbentuk tabung (silinder) tapi ada juga yang berbentuk kotak. Syarat bahan yang dapat dijadikan kuvet adalah tidak menyerap sinar yang dilewatkan sebagai sumber radiasi dan tidak bereaksi dengan sampel dan pelarut. 4. Detektor Detektor berfungsi untuk mengubah tenaga radiasi menjadi arus listrik atau peubah panas lainnya dan biasanya terintegrasi dengan pencatat (printer). Tenaga cahaya yang diubah menjadi tenaga listrik akan mencatat secara kuantitatif tenaga cahaya tersebut. (Sitorus, 2009). 10

  11. BAB III METODE PRAKTIKUM A.ALAT DAN BAHAN Alat-alat Bahan-Bahan 1.Aseton 2.Benzen/toluen 1.Kuvet Quartz 3.Metanol 2.Spektofotometer UV Visible 4.Aquades 11

  12. B.LANGKAH KERJA a.Kalibrasi Alat Spektrofotometer UV-Vis Nyalakan alat spektrofotometer selama ± 15 menit untuk menstabilkan sumber cahaya dan fotodetektor Siapkan larutan blanko (aquades), masukkan ke dalam kuvet yang telahdibersihkan dengan tisue Pilih menu aplikasi wavelength scan. Lakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan blanko (minimal dua kali dengan meekan tombol autoscan) Setting nilai absorbansi = 0 Setting nilai transmitansi = 100% (artinya larutan tidakmengabsorpsi cahaya yang diberikan) 12

  13. b.menentukan panjang gelombang yang memiliki nilai absorbansi maximum Pertama,tentukan panjang rtange gelombang yang akan digunakan Masukkan sampel ke dalam kuvet kering dan bersih Lakukan scanning panjang gelombang maksimum untuk masing masing sampel hingga dihasilkan panjang gelombang maksimal Buatlah grafik hubungan antara nilai absorbans sebagai fungsi panjang gelombang Tentukan panjang gelombang maksimum untuk sampel yang lain dengan cara yang sama seperti diatas. Buatlah tabel yang menjelaskan spesifitas gugus kromofor dengan panjang gelombang yang dihasilkan 13

  14. BAB IV HASIL PRAKTIKUM A.Tabel Pengamatan Nama Gugus Rumus No Rumus Struktur λmaksimum senyawa kromofor Molekul 1. Etanol C-OH C2H6O 200 nm 2. Benzen/Toluen C=C C6H6 200 nm 3. Aquades -OH H2O 200 nm 4. Methanol C-OH CH3OH 200 nm B.Tabel Pengamatan Kelompok No Panjang Absorbansi Gelombang Etanol Benzena Aquades Methanol 1. 200 2,251 2,261 0,266 2,237 2. 220 0,0409 1,986 0,153 0,333 3. 240 0,134 0,285 0,102 0,106 4. 260 0,091 0,254 0,082 0,067 5. 280 0,079 0,220 0,073 0,061 6. 300 0,063 0,085 0,065 0,050 7. 320 0,056 0,068 0,060 0,045 8. 340 0,051 0,054 0,056 0,043 9. 360 0,049 0,056 0,053 0,041 10. 380 0,047 0,052 0,051 0,040 11. 400 0,045 0,047 0,049 0,039 14

  15. BAB V PEMBAHASAN Praktikum kali ini membahas tentang pengenalan instrumen spektrofotometri UV-Vis, kalibrasi dan pengukuran panjang gelombang maksimum.Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memahami prinsip kerja alat spektrofotometri UV-Visible, mengetahui cara mengkalibrasi alat spektrofotometer UV-Visible, dan mengetahui cara menentukan nilai λmaks (panjang gelombang maksimum) sebagai parameter penting dalam analisa spektrofotometri UV-Vis. Prinsip kerja spektrofotometer adalah menggunakan instrumen obat atau molekul dengan radiasi elektromagnetik, yang energinya sesuai. Interaksi tersebut akan meningkatkan energi potensi elektron pada tingkat aksitan. Apabila pada molekul yang sederhana tadi hanya terjadi transisi elektronik pada suatu macam gugus maka akan terjadi suatu absorbsi yang merupakan garis spektrum. Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi. Spektrofotometri UV-Vis merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible. Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sampel tak berwarna. Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber REM (Radiasi Elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektroskopi UV-VIS merupakan metode penting yang mapan, andal dan akurat. Dengan menggunakan 15

  16. spektroskopi UV-VIS, substansi tak dikenal dapat diidentifikasi dan konsentrasi substansi yang dikenal dapat ditentukan. Pelarut untuk spektroskopi UV harus memiliki sifat pelarut yang baik dan memancarkan sinar UV dalam rentang UV yang luas. Cara kerja dari spektrofotometer secara singkat dan mudah dipahami adalah sebagai berikut : 1. Sumber cahaya polikromatis masuk ke dalam monokromator (disini terjadi penyebaran cahaya). 2. Dari monokromator kemudian keluar menuju ke sel sampel, pada sel sampel ini terjadi proses penyerapan cahaya oleh zat yang ada dalam sel sampel (dimana cahaya yang masuk lebih terang dibandingkan cahaya setelah keluar). 3. Selanjutnya cahaya ditangkap oleh detektor dan mengubahnya menjadi arus listrik. Keuntungan dari spektrofotometer UV-Vis adalah sebagai berikut: 1. Penggunaannya luas, dapat digunakan untuk senyawa anorganik, organik dan biokimia yang diabsorpsi di daerah ultra lembayung atau daerah tampak. 2. Sensitivitasnya tinggi, batas deteksi untuk mengabsorpsi pada jarak 10-4 sampai 10-5 M. Jarak ini dapat diperpanjang menjadi 10-6 sampai 10-7 M dengan prosedur modifikasi yang pasti. 3. Selektivitasnya sedang sampai tinggi, jika panjang gelombang dapat ditemukan dimana analit mengabsorpsi sendiri, persiapan pemisahan menjadi tidak perlu. 4. Ketelitiannya baik, kesalahan relatif pada konsentrasi yang ditemui dengan tipe spektrofotometer UV-Vis ada pada jarak dari 1% sampai 5%. Kesalahan tersebut dapat diperkecil hingga beberapa puluh persen dengan perlakuan yang khusus. 5. Mudah digunakan, spektrofotometer mengukur dengan mudah dan kinerjanya cepat dengan instrumen modern, daerah pembacaannya otomatis. Pada praktikum ini didapatkan panjang gelombang maksimum untuk Ethanol 200 nm dengan absorbansi 2,251, Benzena 200 nm dengan absorbansi 2,261, Aquadest 200 nm dengan absorbansi 0,266 dan Metanol 200 nm dengan absorbansi 2,237 nm. 16

  17. Kromofor (chromophore) adalah bagian dari pigmen yang paling sensitif terhadap rangsangan cahaya. Kromofor berfungsi sebagai antena, alat penangkap gelombang elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu. Suatu panjang gelombang spektrum tertentu dapat merangsang perubahan struktur molekul kromofor karena molekul itu "tereksitasi". Perubahan struktur ini mengakibatkan pelepasan energi/elektron. Energi atau elektron yang terlepas ini lalu ditangkap oleh sistem pembawa signal (signaling) yang pada akhirnya memicu dihasilkannya sejumlah enzim bagi suatu proses biokimia tertentu. Seberkas cahaya sejajar yang mengenai celah sempit yang berada di depan layar, maka pada layar tidak terdapat bagian yang terang dengan luas yang sama dengan luas celahnya, melainkan terdapat terang utama yang kiri kanannya dikelilingi garis/pita gelap dan terang secara berselang-seling. Peristiwa ini disebut difraksi. Panjang gelombang dari suatu cahaya tertentu dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini: a. Jarak antar dua celah Jarak antar dua celah berbanding lurus dengan panjang gelombang, dengan kata lain semakin besar jarak antar dua celah maka panjang gelombang yang dihasilkan akan semakin panjang. Karena d=1/N, maka N berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Semakin besar N maka jarak antar dua celah (d) akan semakin kecil, begitu pula dengan panjang gelombangnya. b. Jarak terang atau gelap dengan terang pusat (p) Jarak terang atau gelap dengan terang pusat (p) berbanding lurus dengan panjang gelombang. Artinya semakin panjang jarak terang atau gelap dengan terang pusat maka akan semakin panjang pula panjang gelombangnya. (Pada percobaan ini yang diukur adalah jarak terang dengan terang pusat) c. Jarak layar ke celah (l) Jarak layar ke celah berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Artinya semakin panjang jarak layar ke celah maka panjang gelombang yang dihasilkan akan semakin kecil. 17

  18. d. Orde (k) Orde berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Dengan kata lain semakin besar orde maka panjang gelombang akan semakin kecil. Pada percobaan ini yang diukur/ menjadi patokan adalah jarak terang dengan terang pusat sehingga penghitungan dimulai dari k=0 untuk terang pusat, k=1 untuk terang pertama (orde1), dan k=2 untuk terang kedua(orde2),dst. Hubungan-hubungan tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini: d = jarak antar dua celah p =jarak terang k atau gelap k ke terang pusat λ = panjang gelombang sinar k = orde l = jarak layar ke celah Pengamatan Kelompok 1 Etanol Dengan panjang gelombang >< hasil absorbansi cahaya 200 2,251 220 0,0409 240 0,134 260 0,091 280 0,079 300 0,063 320 0,056 340 0,051 360 0,049 380 0,047 18

  19. 400 0,045 Pengamatan Kelompok 2 Benzena Dengan panjang gelombang >< hasil absorbansi cahaya 200 2,261 220 1,986 240 0,285 260 0,254 280 0,220 300 0,085 320 0,068 340 0,054 360 0,056 380 0,052 400 0,047 Pengamatan Kelompok 3 Aquades Dengan panjang gelombang >< hasil absorbansi cahaya 200 0,266 220 0,153 240 0,102 260 0,082 280 0,073 300 0,065 320 0,060 340 0,056 360 0,053 380 0,051 400 0,049 19

  20. Pengamatan Kelompok 4 Methanol Dengan panjang gelombang >< hasil absorbansi cahaya 200 2,237 220 0,333 240 0,106 260 0,067 280 0,061 300 0,050 320 0,045 340 0,043 360 0,041 380 0,040 400 0,039 20

  21. Grafik hasil pengamatan 2,5 2 1,5 1 0,5 0 200 220 240 260 280 Benzena 300 320 340 360 380 400 Etanol Aquades Methanol 21

  22. BAB VI PENUTUP A.KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1.Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detektor vacuum phototube atau tabung foton hampa. 2.Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energi yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul. 3.Spektrofotometer terdiri dari bagian-bagian yang penting, yaitu sumber cahaya, monokromator, kuvet, detektor, dan amplifier. 4.Pada praktikum ini didapatkan panjang gelombang maksimum untuk Ethanol, Benzena, Aquadest dan Metanol adalah 200 nm dengan absorbansi masing – masing 2,251 nm, 2,261 nm, 0,266 nm, 2,237 nm. B.SARAN Adapun saran yang bisa diberikan pada praktikum ini yaitu sebaiknya alat di laboratorium dilengkapi dan di perbanyak jumlahnya, agar praktikum dapat berjalan dengan lancer dan semua praktikan dapat memahami bagaimana proses penentuan absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer. 22

  23. LAMPIRAN Absorbansi pada panjang Absorbansi pada panjang Spektrofotometer UV - Visible gelombang 200 nm gelombang 220 nm Detektor / Wadah kuvet Absorbansi pada panjang Absorbansi pada panjang Absorbansi pada panjang gelombang 260 nm gelombang 280 nm gelombang 240 nm

  24. Absorbansi pada panjang Absorbansi pada panjang Absorbansi pada panjang gelombang 300 nm gelombang 320 nm gelombang 340 nm Absorbansi pada panjang Absorbansi pada panjang Absorbansi pada panjang gelombang 360 nm gelombang 380 nm gelombang 400 nm

More Related