1 / 3

Selembar Kertas Putih

Selembar Kertas Putih

emery
Download Presentation

Selembar Kertas Putih

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Selembar Kertas Putih Seorang anak yang suka mencari-cari kesalahan dengan cekatan akan mampu menunjukkan kesalahan teman-teman dan orangtuanya. Bahkan jika sesuatu terjadi pada dirinya, ia akan menyalahkan teman dan orangtuanya. “Aku jatuh karena Ayah meletakkan ember di sembarang tempat,” kata anak tersebut kepada ayahnya saat ia terjatuh di kamar mandi. “Kamu mengalami musibah ini karena kamu tidak berhati-hati. Oleh karena itu, kalau berjalan harus hati-hati,” kata anak itu kepada seorang anak lain yang terkilir kakinya. Pada suatu hari, anak itu berjalan-jalan di pinggir hutan. Matanya tertuju pada sekelompok lebah yang mengerumuni sarangnya. “Wah, madu lebah itu pasti sangat manis. Aku akan mengambilnya. Aku akan mengusir lebah-lebah itu!” Ia pun mengambil sebuah galah dan menyodok sarang lebah itu dengan keras. Ribuan lebah merasa terusik dan menyerang anak itu. Melihat binatang kecil yang begitu banyak, anak itu lari terbirit-birit. Lebah- lebah itu tidak membiarkan musuhnya pergi begitu saja. Satu … dua … tiga, lebah-lebah menghajar dengan sengatan. “Aduh, tolong!”

  2. Byur!! Anak itu menceburkan dirinya ke sungai. Tak lama kemudian, lebah-lebah itu pergi meninggalkan anak yang sedang kesakitan itu. • “Mengapa Ayah tidak menolongku? Jika Ayah sayang padaku, pasti Ayah sudah berusaha menyelamatkanku. Semua ini salah Ayah!” • Ayahnya diam sejenak, lalu mengambil selembar kertas putih. • “Anakku, apa yang kamu lihat dari kertas ini?” “Itu hanya kertas putih, tidak ada gambarnya,” jawab anak itu. Kemudian, ayahnya menorehkan sebuah titik berwarna hitam di kertas putih itu. • “Apa yang kamu lihat pada kertas putih ini?” • “Ada titik hitam di kertas putih itu!” • “Anakku, mengapa kamu hanya melihat satu titik hitam pada kertas putih ini? Padahal sebagian besar kertas ini berwarna putih. Betapa mudahnya kamu melihat kesalahan Ayah! Padahal masih banyak hal baik yang telah Ayah lakukan padamu.” • Ayahnya berjalan pergi meninggalkan anaknya yang duduk termenung.

  3. Renungan: • Banyak di antara kita yang masih melihat kekurangan orang lain lebih besar daripada kebaikannya. Bahkan kita melakukan hal yang sama kepada orang yang kita kasihi, orang yang paling dekat dengan kita. • Berapa kali kita mengoreksi kesalahan pasangan, menganggapnya tidak sebaik kita, mengkritik apa yang diucapkannya, dan sebagainya. Kita tidak sadar telah menilai pasangan hanya dari kekurangannya saja. Ketika ia lupa memberi perhatian karena kesibukannya, kita menganggapnya egois. Kita sendiri lupa, ia bekerja keras adalah untuk kita juga, untuk menghidupi keluarga. Perhatian sebenarnya tetap diberikan, hanya saja dalam bentuk yang berbeda. • Mari kita belajar mengoreksi diri sendiri, sebelum menyalahkan orang lain. Jangan hanya melihat sisi buruk dari suatu masalah, tetapi perlu juga untuk melihat sisi baiknya. • Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?

More Related