1 / 27

SELEKSI SUBYEK PENELITIAN

SELEKSI SUBYEK PENELITIAN. Sumber : Chapter 4 (Critical Appraisal of Epidemiological Studies and Clinical Trails) - Mark Elwood. TOPIK BAHASAN. Bagian 1. Prinsip-prinsip seleksi subyek penelitian

eldon
Download Presentation

SELEKSI SUBYEK PENELITIAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SELEKSI SUBYEK PENELITIAN Sumber : Chapter 4 (Critical Appraisal of Epidemiological Studies and Clinical Trails) - Mark Elwood

  2. TOPIK BAHASAN • Bagian 1. Prinsip-prinsip seleksi subyek penelitian • Bagian 2. Aplikasi prinsip-prinsip seleksi subyek penelitian pada masing2 desain studi dan contoh-contohnya

  3. Bagian 1. Prinsip-prinsip Seleksi Subyek Penelitian • Populasi target, Populasi sumber, eligible, entrant, and participant populations • Perbedaan antara validitas internal dan validitas eksternal • Bias Seleksi dan efek-efeknya • Metode untuk mengurangi bias seleksi

  4. Latar Belakang • Pd bab ini dibahas mengenai bagaimana subyek dipilih utk diikutsertakan dlm sebuah penelitian. • Kita harus memahami dan mengkaji masalah yg mungkin timbul dari metode/desain penelitian yang digunakan: • Cohort studies  exposed >< un/less exposed • Case control studies  cases >< controls • Intervention studies  suitable & willing subjects

  5. Populasi Target, Populasi sumber, eligible, entrant, and participant populations (1) • Populasi target (target population): a/ keseluruhan subyek yg akan ditarik kesimpulannya o/ peneliti. Populasi ini merupakan populasi dimana hasil dr penelitian nantinya akan dapat diaplikasikan. • Populasi sumber (source population/reference population): a/ kumpulan subyek yg merupakan sumber pengambilan subyek penelitian. Mis: RS, Kantor, dll Dari populasi sumber terdapat 4 klmpk subyek: • Klmpk yg memenuhi persyarat utk dipilih/eligible • Klmpk yg scr adekuat dikaji namun tdk memenuhi syarat/tdk eligible • Klmpk yg tdk diikutsertakan k/ informasi yg kurang • Klmpk yg tdk di kaji k/ lack of resources, unavailability, dll.

  6. Populasi Target, Populasi sumber, eligible, entrant, and participant populations (2) • Eligible population: a/ mereka yg memenuhi persyaratan utk diikutsertakan dlm studi. Beberapa dr eligible population bisa tidak diikutsertakan dlm penelitian k/ mati, sakit, persyaratan administratif, atau menolak berpartisipasi. • Study entrants: a/ yg menjadi peserta dlm studi. Hampir sama dgn study participant, tp mereka ada yg tdk mengikuti studi sampai akhir.  LTFU • Study Participants: a/ individu yg diamati dan diukur oleh peneliti serta berkontribusi dlm memberikan data dalam penelitian. a/ individu yg mengikuti studi sampai akhir.

  7. Levels of subject selection (1) Level of selection Main exclusions Target Population Source Population Subjects not assessed Subjects assessed and found not eligible Subject not classified because of inadequate data Eligible Population Exclusions because of death, illness, inability to cooperate, administrative issue, confidentiality, voluntary non response.... (do not enter study) Study Entrants Failure to complete study requirements, missing data, LTFU (do not complete study) Study Participants

  8. Levels of subject selection (2) Target Population The population to which the results can be applied Direction of selection of subjects Direction of application of results Source Population The populations, defined in general terms and enumerated if possible, from which eligble subjects are drawn selection Application Eligible Population The populations of subjects eligible for inclusion in the study; should be difined precisely selection Application Study Entrants Those individuals who enter the study; should be defined and counted. All the non-participants should be accounted for with reasons for non-participation given selection Application Those individuals who contribute data to study; the results apply directly only to these subjects Study Participants

  9. CONTOH (1) Participation rate yg rendah akan menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana intepretasi hasil studi tersebut: • Slanetz et al : Mengkaji opini dokter tentang apakah mammograms lebih baik dibaca langsung dan segera o/ seorang radiologi atau dikirim u/ dibaca o/ 2 org radiologi. Dr 278 dokter yg menjawab kuesioner, 90% memilih u/ dibaca o/ 2 org radiologi . Respon rate penelitian ini 28% k/ yg dikirimi kuesioner a/ 1.000 dokter. Hasil penelitian ini akan valid bila yg merespon kuesioner tsbt (the participants) sama dgn kelompok yg dikirimi kuesioner (the eligible population).

  10. CONTOH (2) • Uji coba terapi infark miokard : Populasi sumbernya a/ pasien yg dirawat di RS pendidikan atau unit ttt slm periode waktu ttt. Secara prinsip seluruh pasien hrs dinilai apakah memenuhi persyaratan utk ikut serta dlm penelitian (eligible). Populasi target jauh lebih besar dibandingkan populasi sumber, melibatkan pasien dari daerah lain, negara lain atau pasien lainnya. Populasi target hrs memiliki kriteria2 dan karakteristik yg merupakan bagian dr populasi sumber. Contoh: Uji coba terapi infark miokard yg diberikan secara segera pd pasien yg baru datang di unit dgn penanganan yg cepat , hasil ujicoba ini tdk dpt di aplikasikan pd pasien yg telah bertahan cukup lama setelah infark.

  11. CONTOH (3) Pilihan populasi sumber akan mempengaruhi inteprestasi hasil penelitian: • Penelitian mengenai Kejang pada anak yg disebabkan Demam (Kejang Demam) : Studi yg menilai apakah anak yg mengalami kejang demam akan berpengaruh terhadap kejadian kejang sesudahnya. Didapatkan hasil lebih berisiko tinggi pd pasien RS dan rendah pd puskesmas. Hal ini disebabkan k/ pasien RS biasanya mengalami keadaan yg lebih parah di bandingkan dengan yg datang ke puskesmas, sehingga prognosisnya lebih buruk.

  12. Perbedaan Antara Validitas Internal dan Validitas Eksternal (1) 1. Validitas Internal: • a/ seberapa besar kepercayaan kita bahwa hasil penelitian adalah benar disebabkan o/ paparan / intervensi dan bukan karena bias, confounding, chance variation.

  13. Perbedaan Antara Validitas Internal dan Validitas Eksternal (2) Contoh study dgn Validitas Internal Tinggi • Eksperimen thdp tikus dgn strain dan keturunan yg sama, diperlakukan dengan perlakuan yg sama: pola diet, dan lingkungan. • Scr random beberapa tikus tsbt diberi bahan kimia pd makanan mrk. Sdgkan sebagian lagi diberi bahan yg tidak berbahaya. • Pemberian dosis dilakukan sama. • Outcome (cancer) terlihat saat pemeriksaan post mortem pd saat tikus2 itu mati utk mengetahui prevalensi cancer. • Pemeriksaan dilakukan oleh ahli patologi yg tdk mengetahui hewan mana yg dilakukan intervensi. • Pd studi ini terjadi perlakuan yg sama pd tiap kelompoknya potensial terjdnya bias dpt minimalisasi atau dihilangkan • o/k itu hasil studi ini bisa disebut memiliki validitas internal yg baik. Bahan Kimia Cancer

  14. Perbedaan Antara Validitas Internal dan Validitas Eksternal (3) Contoh studi dgn Validitas Internal yang Rendah • Klmpk pria yg melakukan olah raga teratur >< klmpk pria yg tdk melakukan olah raga teratur, kemudian dilihat tjdnya outcome (HD) yg didiagnosa o/ dokter mrk setelah dilakukan follow up beberapa tahun kemudian. • Tjd perbedaan frekuensi HD pd kedua group ini, hal ini kemungkinan krn perbedaan pengambilan keputusan, cnth: perbedaan frek. mengunjungi dokter, perbedaan dlm menentukan diagnosa atau pencatatan medik, dll. • Kemungkinan perbedaan lain : Freq merokok atau pola diet. • Jika jumlah pria yg dibandingkan sedikit, maka kemungkinan perbedaan yg timbul dr chance variation mungkin terjadi. • o/k itu studi ini bisa disebut memiliki validitas internal rendah (low internal validity). Regular Exercise Heart Disease

  15. Perbedaan Antara Validitas Internal dan Validitas Eksternal (4) 2. Validitas Eksternal: • a/ kemampuan u/ mengaplikasikan hasil dari penelitian, ke populasi yg lebih besar/luas. • Meskipun memiliki validitas internal yg baik seperti pd contoh eksperimen tikus, namun tdk dpt disimpulkan bahwa bahan kimia tersebut akan menyebabkan kanker jg pd manusia. Krn perbedaan spesies, perbedaan dosis, cara pemberian dan faktor lainnya. • Contoh lain misal penelitian pd pekerja yg terpapar bahan kimia selama bekerja dibandingkan dengan yg tidak terpapar bahan kimia. Hasil dari penelitian ini akan memiliki validitas eksternal yg lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian tikus tersebut.

  16. Studi yg baik adalah studi yg memiliki validitas internal dan eksternal yg baik. • Key word: “External validity is usefull only if the internal validity of the study is acceptable”. • Studi dgn validitas internal rendah akan bernilai kecil. • Sedangkan studi dengan validitas internal tinggi, akan bernilai sama walaupun validitas eksternalnya rendah. • Jd jelas bahwa validitas internal adalah yg terpenting

  17. Bias Seleksi dan Efek-efeknya • Bias seleksi a/ bias sistematik yg disebabkan o/ kesalahan pd saat menyeleksi subyek pd awal studi. • Terjadi perbedaan asosiasi yg tampak (observed) pd populasi studi yg diteliti dgn asosiasi pd populasi sumber.  bs krn subjek yg eligible tdk ikut dlm studi (LTFU atau low participate rate), pdhal dia berpeluang besar menghasilkan outcome. • Bisa berdampak pd validitas internal dan eksternal, serta mengubah hipotesis yg diuji.

  18. Efek Bias Seleksi pada Validitas Internal • Terjadi jika proses seleksi memiliki efek yg berbeda pd klmpok yg dibandingkan. • Terjadi bila subyek yg mengundurkan diri atau LTFU bervariasi tergantung pd status eksposure saja atau status outcome saja. Non participant ini memiliki probabilitas yg tinggi dlm menghasilkan outcome. • Contoh: membandingkan frek. Merokok pada pria dan wanita dgn mengirimkan kuesioner pd seluruh komunitas. Respon rate wanita > tinggi, dan > rendah pd perokok. Hasil  underestimate (mendekati null value). Hal ini tdk menggambarkan kondisi yg sebenarnya. • Subyek yg berpartisipasi sering kali berbeda dgn yg tdk berpartisipasi. Contoh: Penelitian psikososial issue thn 1950. Ditemukan masalah psikosomatik mayor pd 3 dari 20 keluarga yg berpastisipasi dan 11 dari 17 keluarga yg kurang kooperatif.

  19. Efek Bias Seleksi pada Validitas Eksternal • Validitas Eksternal dipengaruhi o/ participation rate. • Subyek yg eligible menolak berpartisipasi atau low participation dalam studi. • Hal ini akan mempengaruhi validitas eksternal karena populasi studi tidak mewakili populasi sumber. • Contoh: • - Uji coba 2 obat u/ infark miocard. Di Retriksi (dibatasi) pd psn laki2, usia dibwh 55 thn dgn pola infark ttt. Validitas Eksternal akan terpengaruh k/ tdk bs diaplikasikan pd populasi di luar karakteristik subyek td. Namun bila dilakukan sama pd kedua klmpk tdk akan mempengaruhi validitas internal. • - Angka partisipan (participant rate) yg rendah akan membuat hasil tidak mewakili populasi.

  20. Efek Bias Seleksi pada Hipotesis yg di uji • Efek dari bias seleksi bisa mempengaruhi hipotesis yg akan diuji. • Bisa terjadi kesalahan / perbedaan definisi dalam menentukan definisi kasus dan kontrol, atau exposed dan non exposed. Terjadi misclasification subject. • Hal ini akan menyebabkan bias pd data yg diperoleh dan berdampak pd analisisnya hipotesis yg di buat.

  21. Metode untuk Mengurangi Bias Seleksi (1) • Mengoptimalkan proses pelaporan, partisipasi dan respon subjek terhadap penelitian. • Salah satu indikator dlm proses seleksi adalah participation rate dan response rate • Respons rate akan rendah bila terdapat pertanyaan2 sensitif, pertanyaan yg terlalu umum, dan ada penawaran utk memilih keluar dr studi. • Metode yg digunakan utk meningkatkan response rate: Pemberian insentif baik berupa uang atau lainnya, pesan promosi dalam amplop, topik yg lebih menarik, pre-notifikasi subyek, follow-up contact, kuesioner yg lebih pendek, menyediakan duplikat kuesioner pd saat follow-up, Mengingatkan kewajiban utk merespon, sponsorship dari universitas, kuesioner yg di personalisasi, amplop balasan yg telah dibubuhi perangko, jaminan kerahasiaan, first class mailing, etc.

  22. Metode untuk Mengurangi Bias Seleksi (2) • Efek Seleksi pada Desain Studi yang Berbeda Tujuan yg penting dlm study design a/ menjaga validitas internal. Desain penelitian yg baik a/ yg menggunakan kriteria seleksi yg sama pd tiap group yg dibandingkan. Contoh: Diagram mengenai skema seleksi yg berbeda-beda pada tiap study design.

  23. Selection Levels in Different Designs (a) (b) (c) (d) Target Target Target Target Source Source Source Source exposed (or case) Source unexposed (or control) Eligible Eligible Eligible exposed (or case) Eligible unexposed (or control) Exposed (or case) Unexposed (or control) Participants Randomize Exposed participants Unexposed participants participants participants participants participants participants participants

  24. Metode untuk Mengurangi Bias Seleksi (3) Seleksi Subyek untuk studi komparatif Walaupun detail dari tiap design berbeda, namun pd pemilihan subyek memiliki kriteria yg sama yg bisa diaplikasikan pd semua desain. Terdapat 2 kelompok: • The group of prime interest  (the cases in case control & the exposed group in cohort, intervention group in trial) • The comparison group.

  25. Metode untuk Mengurangi Bias Seleksi (4) • Seleksi subjek untuk subjek pembanding

  26. Dlm menilai sebuah studi akan sangat berguna sekali utk memeriksa komponen dr populasi, spt yg terlihat dlm bagan ini.

  27. Thank you

More Related