1 / 43

MODEL-MODEL IKATAN KIMIA

MODEL-MODEL IKATAN KIMIA. Sifat Atom dan Ikatan Kimia. Suatu partikel baik berupa ion bermuatan, inti atom dan elektron diantara mereka, akan membentuk ikatan kimia karena akan menurunkan energi potensial antara partikel positif dan negatif

Download Presentation

MODEL-MODEL IKATAN KIMIA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MODEL-MODEL IKATAN KIMIA

  2. Sifat Atom dan Ikatan Kimia • Suatu partikel baik berupa ion bermuatan, inti atom dan elektron diantara mereka, akan membentuk ikatan kimia karena akan menurunkan energi potensial antara partikel positif dan negatif • Dalam tataran atomik, kita membedakan adanya logam dan non logam berdasarkan beberapa sifat yang berhubungan dalam tabel periodik

  3. Tabel Periodik: Logam dan Non Logam

  4. 3 Kombinasi Ikatan antara Logam dan Non Logam

  5. Transfer Elektron dan Ikatan Ionik • Ikatan ini terjadi ketika ada perbedaan tendensi yang sangat besar dari atom untuk melepas atau menangkap elektron • Perbedaan terjadi antara logam yang reaktif (gol 1A) dan non logam (gol 7A dan 6A atas) • Atom logam (IE rendah) kehilangan satu atau dua elektron valensi, sementara atom non logam (EA sangat negatif) menangkap elektron • Terjadi transfer elektron antara logam dan non logam membentuk ion dengan konfigurasi gas mulia • Gaya elektrostatik antar ion positif dan negatif membentuk susunan padatan ionik dengan rumus kimia menunjukkan rasio kation terhadap anion (rumus empiris)

  6. Sharing Elektron dan Ikatan Kovalen • Ikatan ini terjadi manakala terjadi perbedaan kecil pada tendensi untuk melepas atau menangkap elektron sehingga terjadi sharing elektron • Tipe ikatan ini umum terjadi antar atom non logam (logam juga bisa berikatan kovalen) • Tiap-tiap atom non logam mempertahakan elektron masing-masing dan mencoba menarik elektron atom lain • Gaya tarik masing-masing atom terhadap elektron valensi lawannya membuat kedua atom berikatan • Pasangan elektron sharing (pakai bersama) dianggap terlokalisasi diantara kedua atom • Ikatan ini menghasilkan molekul-molekul yang terpisah dan merefleksikan rumus kimia sebenarnya (rumus molekul)

  7. Pita Elektron Ikatan Logam • Secara umum atom logam berukuran besar, logam dapat dengan mudah kehilangan elektron terluar (IE rendah) namun sulit menangkap/memperoleh elektron • Sifat ini mengarahkan logam-logam untuk sharing elektron valensi mereka dengan cara yang berbeda pada ikatan kovalen • Dalam model ikatan logam, elektron valensi atom-atom logam yang berdekatan akan berkumpul membentuk pita (lautan elektron) yang terdistribusi secara merata diantara atom-atom tersebut dan disekitar inti dan elektron bagian dalam • Pada ikatan ini elektron sharing terdelokalisasi dan bergerak bebas disekujur potongan logam.

  8. Simbol Titik Elektron Lewis • Dalam model simbol titik elektron Lewis (G.N. Lewis1875 – 1946), simbol unsur mewakili inti dan elektron bagian dalam sedangkan titik-titik disekitarnya menunjukkan elektron valensi • Nomor grup A yang menunjukkan jumlah elektron valensi • Tempatkan satu titik pada masing-masing sisi (atas, bawah, kiri, kanan) • Baru pasangkan titik-titik hingga semua terpakai

  9. Model Ikatan Ionik • Fokus utama model ikatan ionik adalah adanya transfer elektron dari logam ke non logam untuk membentuk ion yang kemudian bersatu membentuk padatan senyawa ionik • Berdasarkan fenomena yang terjadi Lewis mengajukan aturan oktet, saat atom-atom berikatan, ia akan melepas, menangkap atau memakai bersama elektron untuk mencapai pengisian kulit terluar 8 (atau 2) elektron

  10. 3 Cara Penulisan Transfer Elektron • Penggambaran dengan konfigurasi elektron • Penggambaran dengan diagram orbital • Penggunaan simbol titik elektron Lewis

  11. Soal Latihan • Gunakan diagram orbital parsial dan simbol titik elektron Lewis untuk menggambarkan pembentukan ion Na+ dan O2- dari atom-atomnya dan tentukan rumus senyawa • Gunakan konfigurasi elektron ringkas dan simbol Lewis untuk menggambarkan pembentukan ion Mg2+ dan Cl-, tuliskan rumus senyawanya!

  12. Aspek Energi dalam Ikatan Ionik: Energi Kisi • Misalkan ada suatu reaksi antara unsur logam yang reaktif (Li) dan mudah melepas elektron dengan gas halogen (F) yang cenderung menarik elektron: Li(g)  Li+(g) + e- IE1 = 520 kJ F(g) + e-  F-(g) EA = -328 kJ • Reaksi total: Li(g) + F(g)  Li+(g) + F-(g) IE1 + EA = 192 kJ

  13. Energi total yang dibutuhkan reaksi ini bahkan lebih besar karena kita harus mengkonversi Li dan F kedalam bentuk gas • Akan tetapi eksperimen menunjukkan enthalpi pembentukan padatan LiF (∆H0f) = -617 kJ • Jika kedua unsur dalam bentuk gas: • Li+(g) + F-(g)  LiF(g) ∆H0 = -755 kJ • Energi kisi adalah perubahan enthalpi yang menyertai ion-ion gas yang bergabung membentuk padatan ionik: • Li+(g) + F-(g)  LiF(s) ∆H0kisi LiF = energi kisi = -1050 kJ

  14. Daur Born-Haber

  15. Nilai Energi Born-Haber • Hoatom Li = 161 kJ • BE F2 = 159 kJ • IE1 (Li) = 520 kJ • EA (F) = -328 kJ • HoLattice (LiF) = -1050 kJ • Hof LiF = -617 kJ • Total Energi : Hof LiF = Hoatom Li + ½ BE F2 + IE1 (Li) + EA (F) + HoLattice

  16. Soal Latihan • Dengan menggunakan daur Born-Haber untuk senyawa KF, hitung afinitas elektron fluorine jika diketahui data-data sebagai berikut K(s)  K(g) ∆H0 = 90 kJ K(g)  K+(g) + e- ∆H0 = 419 kJ F2(g)  2F(g) ∆H0 = 159 kJ K(s) + ½ F2(g)  KF(s) ∆H0f = -569 kJ K+(g) + F-(g)  KF(s) ∆H0kisi = -821 kJ

  17. Trend Periodik Energi Kisi • Menurut Hukum Coulomb: • Gaya elektrostatik ∞ (muatan A x muatan B) Jarak2 • Karena energi = gaya x jarak, maka rumusan diatas dapat juga ditulis: • Energi elektrostatik = (muatan A x muatan B) Jarak • Didalam padatan ionik, A dapat berupa kation dan B anion dengan memperhitungkan jarak = jari-jari kation + jari-jari anion

  18. Trend pada Energi Kisi

  19. Faktor yang Mempengaruhi Energi Kisi • Pengaruh dari ukuran ion, semakin besar ukuran/jari-jari maka energi kisi akan semakin kecil. Dalam satu golongan makin kebawah ukuran makin besar dan energi kisi makin kecil • Pengaruh dari muatan ion dengan semakin besar muatan ion (Na+ < Mg2+) maka energi kisi akan semakin besar. • Li+ = 76 pm, Mg2+ = 72 pm, • F- = 133 pm, O2- = 140 pm • LiF = -1050 kJ, MgO = -3923 kJ

  20. Soal Latihan • Untuk masing-masing pasangan berikut tentukan mana senyawa dengan energi kisi tertinggi (paling negatif) dan jelaskan jawaban anda! (a) BaS atau CsCl (b) LiCl atau CsCl

  21. Sifat-sifat Ikatan Ionik • Keras • Kaku • Rapuh

  22. Model Ikatan Kovalen • Jika kita membuka literatur kimia berupa hand book atau ensiklopedi maka akan didapati sebagian besar senyawa kimia yang ada dialam berupa senyawa kovalen • Senyawa kovalen mengambil porsi terbesar dan yang utama dalam model ikatan kimia antar unsur-unsur dialam

  23. Pembentukan Ikatan Kovalen

  24. Dalam model ikatan kovalen, atom mencapai konfigurasi elektron kulit terluar penuh (seperti gas mulia) namun elektron yang dipakai bersama dihitung secara keseluruhan sebagai milik masing-masing • Pasangan elektron sunyi (tidak berikatan) adalah pasangan elektron yang tidak dipakai bersama dalam ikatan • Orde ikatan menunjukkan jumlah pasangan elektron yang digunakan bersama antara dua atom yang berikatan

  25. Energi Ikatan

  26. Hubungan Orde Ikatan, Panjang Ikatan dan Energi Ikatan

  27. Soal Latihan • Dengan menggunakan tabel periodik, urutkan ikatan dibawah ini dengan panjang dan kekuatan ikatan semakin kecil (a) S – F, S – Br, S – Cl (b) C = O, C – O, C ≡ O • Urutkan ikatan dibawah ini menurut kenaikan panjang dan kekuatan ikatan: (a) Si – F, Si – C, Si – O (b) N = N, N – N, N ≡ N

  28. Sifat Ikatan Kovalen

  29. Sifat Ikatan Kovalen 2

  30. Elektronegatifitas dan Polaritas Ikatan • Dicetuskan pertama kali oleh Linus Pauling dan menelurkan skala elektronegatifitas (EN) dari unsur dalam tabel periodik • Gambaran Umum: Kita bisa memperkirakan energi ikatan H – F akan memiliki nilai diantara energi H – H (432 kJ/mol) dan F – F (159 kJ/mol). Namun ternyata nilai energi ikatan H – F sebesar 565 kJ/mol • Pauling menduga besarnya energi ini karena ada kontribusi elektrostatik dalam ikatan tsb. • Jika F menarik elektron lebih banyak kearahnya, maka pemakaian bersama yang tidak seimbang ini memicu timbulnya muatan parsial negatif pada F dan positif pada H. Beda muatan ini kemudian menimbulkan gaya tarik elektrostatik sehingga ikatan H – F lebih besar energinya dari yang diperkirakan

  31. Elektronegatifitas dan Polaritas Ikatan

  32. Elektronegatifitas dan Ukuran Atom

  33. Elektronegatifitas dan Bilangan Oksidasi • Penentuan bilangan Oksidasi berdasarkan elektronegatifitas: • Atom yang lebih elektronegatif mendapatkan semua elektron sharing dan atom yang kurang elektronegatif dihitung nol • Tiap-tiap atom dalam ikatan masing-masing dihitung semua elektron tak berikatannya sendiri-sendiri • Bilangan oksidasi diberikan oleh rumus: • Biloks = jml e valensi – (jml e share + jml e non share) • Contoh HCl memiliki elektron valensi 7 dan elektron share 2 sehingga biloksnya = 7 – 8 = -1. sedangkan H dihitung biloks = 1 – 0 = 1

  34. Ikatan Kovalen Polar dan Polaritas Ikatan • Dalam ikatan kovalen dengan perbedaan elektronegatifitas besar, elektron cenderung tertarik lebih besar kearah satu atom • Pada posisi ini ikatan bersifat polar dan digambarkan dengan dua cara: • Dengan panah polar → atau • Dengan pemberian tanda δ+ dan δ-

  35. Soal Latihan • Tunjukkan polaritas ikatan berikut dengan bantuan panah polar: N – H, F – N, I – Cl • Susun berdasarkan urutan kenaikan polaritas beberapa ikatan berikut: H – N, H – O, H – C. • Susun berdasarkan kenaikan polaritas ikatan dan beri tanda dengan δ+ dan δ- pada atom yang sesuai: (a) Cl – F,Br – Cl, Cl – Cl, (b) Si – Cl, P – Cl, S – Cl, Si – Si.

  36. Karakter Ionik Parsial Ikatan Kovalen Polar • Didunia nyata, ikatan kimia tidak dapat sepenuhnya dikatakan ionik atau kovalen, seringkali lebih cocok menggunakan istilah seberapa ionik atau seberapa kovalen! • Karakter ionik parsial suatu ikatan terkait dengan perbedaan keelektronegatifan (EN) • Semakin besar EN akan semakin besar muatan parsial dan semakin besar pula karakter ionik parsial • LiF memiliki EN = 4,0 – 1,0 = 3,0; HF memiliki EN = 4,0 – 2,1 = 1,9; F2 memiliki EN = 0. sehingga dapat disimpulkan LiF lebih berkarakter ionik dibandingkan HF yang juga lebih berkarakter ionik dibandingkan F2.

  37. Skala Karakter Ionik Parsial

  38. Perubahan Sifat Dalam Perioda

  39. Ikatan Logam

  40. Teori Orbital Molekul Padatan

  41. Sifat Konduktifitas Padatan

More Related