1 / 68

GANGGUAN PSIKOSEKSUAL

GANGGUAN PSIKOSEKSUAL. Klasifikasi. Gangguan Identitas Jenis (Gender Identity Disorders) Ditandai oleh perasaan tidak senang (discomfort) dan tidak sesuai terhadap alat jenis kelaminnya, dan perilaku menetap yg mirip dg perilaku lawan jenisnya. II. Parafilia.

Download Presentation

GANGGUAN PSIKOSEKSUAL

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. GANGGUAN PSIKOSEKSUAL

  2. Klasifikasi • Gangguan Identitas Jenis (Gender Identity Disorders) Ditandai oleh perasaan tidak senang (discomfort) dan tidak sesuai terhadap alat jenis kelaminnya, dan perilaku menetap yg mirip dg perilaku lawan jenisnya

  3. II. Parafilia. • Ditandai oleh adanya kegairahan seksual terhadap benda (objek) atau situasi seksual yg tidak merupakan bagian dari pola aktifitas rangsang seksual yg lazim dan yg dlm pelbagai taraf dapat menghambat kemampuan untuk aktivitas seksual mesra secara terbalik

  4. Parafilia… • Contoh : • Zoofilia (bestialitas ) • Pedophilia • Transvestisme • Exhibitionism • Fetishism • Voyeurism • Masochism seksual • Sadism seksual • Parafilia tidak khas

  5. III. DisfungsiPsikoseksual • Ditandaiolehhambatandlmseleraseksualatauperubahanpsikofisiologikygkhasdarisiklusresponsseksual. Contoh : • Hambatanseleraseksual • Hambatangairahseksual • Hambatanorgasmewanita • Hambatanorgasmepria • Ejakulasiprematur • Dispareuniafungsional • Vaginismusfungsional • Disfungsipsikoseksualtidakkhas

  6. Gangguan Identitas Jenis • Gambaran Utama. Ketidak sesuaian antara alat kelamindengan identitas jenis (gender identity) • Identitas Jenis : • Perasaan seseorang tergolong dalam jenis kelamin tertentu • Kesadaran bahwa dirinya adalah pria atau wanita • Suatu penghayatan pribadi dari peran jenis (gender rule) • Peran jenis • Pernyataan terhadap masy dari identitas jenisnya • Segala sesuatu yg dilakukan atau dikatakan oleh seseorang termasuk gairah seksual untuk menyatakan pada orang lain atau diri sendiri sampai berapa jauhnya dirinya itu pria atau wanita

  7. Transeksualisme • Terdiri dari 4 subtipe, sesuai dgn yg paling dominan dalam riwayat seksual sebelumnya, dan diberi kode pada angka ke lima yaitu : • Aseksual Individu mengatakan tidak pernah berhasrat dan bergairah seksual yg kuat. Kadang-kadang ada sedikit atau tidak ada sama sekali aktivitas seksual, atau perasaan menyenangkan yg didapat dari alat kelaminnya

  8. 4 sub… • Homoseksual Didapatkecenderunganhomoseksualygpredominansebelumtimbulkeadaantranseksualismemeskipunseringkaliindividuitumenyangkalbahwaperilakuseksbersifathomoseksualkarenaiayakinbahwadirinya ‘sebenarnya’ adalahlawanjenisnya • Heteroseksual Individuitumenyatakanpernahmempunyaikehidupanheteroseksualygaktifsebelumnya

  9. Usia Timbul • Dalam masa anak-anak sudah mempunyai masalah identitas jenis, meskipun demikian, beberapa diantaranya mengatakan bahwa hal itu hanya diketahui oleh mereka sendiri dan tidak nyata di mata keluarga atau kawan-kawan mereka. • Untuk subtipe aseksual atau homoseksual, biasanya sindrom lengkap timbul pada akhir masa remaja atau usia dewasa muda. • Untuk subtipe ‘heteroseksual’ gangguan ini dapat timbul dalam usia lebih tua

  10. Diagnosis Differensial • Laki-laki homoseksual yg bersifat kewanitaan • Keadaan interseks biologik • Schizophrenia • Transvestisme

  11. Kriteria Diagnostik • Terdapat perasaan tidak senang dan tidak sesuai terhadap alat kelamin • Keinginan untuk menghilangkan alat kelaminnya dan hidup sebagai lawan jenisnya • Gangguan ini terjadi terus menerus (tidak terbatas dalam periode stress), selama paling sedikit 2 tahun • Tidak ada keadaan interseks biologik (fisik) atau abnormalitas genetik • Tidak di sebabkan oleh gangguan mental lain seperti Schizophrenia

  12. GangguanIdentitasJenisMasaAnak • Diagnosa differensial: • Anak-anak dg perilaku yang tidak sesuai dg jenis kelamin mereka menurut norma-norma kebudayaan. • Abnormalitas alat kelamin • Contoh : Anak perempuan tomboy

  13. Kriteria Diagnosa Anak Wanita • Keinginan yg kuat dan menetap untuk menjadi anak laki-laki atau bersikeras menyatakan bahwa dirinya seorang anak laki-laki, bukan semata-mata berkeinginan untuk menjadi anak laki-laki, karena secara kebudayaan menjadi laki-laki lebih menguntungkan.

  14. Next.... • Penolakanygmenetapakanstrukturanatomikygbermanifestasisecaraberulangoleh paling sedikitsatudaripernyataanberikutini : • Bahwadirinyaakantumbuhmenjadilaki-laki (bukanhanyadalamperananlaki-lakisaja) • Bahwasecarabiologikiatidakbisahamil • Bahwaiatidakmempunyai vagina • Bahwapadadirinyatidakakanberkembangpayudara • Bahwapadadirinyatelahadaatauakantumbuh penis

  15. Kriteria Diagnosis untuk Pria • Keinginan yg kuat dan menetap untuk menjadi anak wanita atau bersikeras bahwa dirinya seorang anak wanita. Terdapat salah satu dari yg berikut ini : • Penolakan yg menetap akan struktur anatomik pria, yg bermanifestasi secara berulang oleh paling sedikit satu dari pernyataan berikut ini • Bahwa dirinya akan tumbuh menjadi wanita (bukan hanya peranan wanita saja) • Bahwa penis dan testisnya menjijikan atau akan menghilang • Bahwa lebih baik bila tidak mempunyai penis atau testis sama sekali.

  16. Kriteria/….. • Terdapat preokupasi dengan aktivitas stereotipik wanita, yg dimanifestasikan oleh kesenangan untuk memakai baju wanita atau meniru pakaian wanitaatau keinginan yg kuat ikut dalam permainan anak wanita. Usia timbul gangguan ini sebelum masa pubertas

  17. Parafilia = deviasi seksual (terjadi penyimpangan  tdk menyukai lawan jenisnya)

  18. Gambaran utama • Perlukhayalan/perbuatantaklazim/anehuntukmendapatkangairahseksual. Khayalanperbuatanitucenderungberulangsecarainvolunter (tidakbisadikuasailagi) danbersifatmendesakdanmeliputihal – hal : • Lebihmenyukai/memilihbenda (bukanmanusiauntukmenimbulkankegairahanseksual • Aktivitasseksualdenganmanusiasecaraberulangygmencakuppenderitaan/penghinaan, baikygdibuat-buat (simulasi) maupunygsungguh, atau • Aktivitasseksualberulangdenganpasangan yang tidakmenghendakiataumenginginkannya. khayalanparafiliadapatmembahayakandiripasangannya (misalnyadalamkeadaansadismeseksualberat) ataudirinyasendiri (masokismeseksualberat)

  19. Karenadaribeberapaggn iniberkaitan dg pasangannyaygtidakmenghendaki/menginginkanhalitu, makakeadaanituseringberkaitandenganaspekhukumdanmasyarakat • Parafiliadapatterjadisecarabergandaataubersamaandengangangguanjiwalainnya, seperti schizophrenia ataupelbagaijenisgangguankeperibadian perludibuatdiagnosaganda

  20. Zoofilia • Zoofilia ini tidak untuk orang yg di padang gurun/medan perang, terpaksa melakukan zoofilia karena tidak memungkinkan adanya wanita misalnya. • Aktivitas dapat berupa persetubuhan atau binatang itu diajar untuk menjilat/menggosok alat kelamin parafiliak. Seringkali binatang itu sudah lama tinggal bersama penderita

  21. Zoofilia … • Diagnosis differensial Aktivitas seksual patologik dengan binatang • Kriteria diagnosis terdapat perbuatan/fantasi mengadakan aktivitas seksual dengan hewan yg berulang kali, lebih disukai sebagai satu-satunya cara untuk menimbulkan gairah seksual

  22. Pedofilia • Paling banyak adalah seksual abuse, disamping fisical abuse. • Umumnya terjadi pada orang-orang lemah, impoten, imatur dan sering pada orang dengan retardasi mental atau orang tua yang terisolasi.

  23. Pedofilia… • Diagnosis differensial • Retardasi mental • Sindrom kepribadian organik • Intoksikasi alkohol • Schizophrenia • Ekshibisionisme • Sadisme seksual

  24. Kriteria diagnosis • Perbuatan/fantasi untuk melakukan aktivitas seksual dengan anak prapubertas yg berulang kali, lebih disukai sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan gairah seksual. • Pada individu dewasa dimana beda usia dengan anak paling sedikit 10 tahun. Pada individu akhir masa remaja tidak diperlukan dengan tepat beda usia tetapi maturitas seksual anak itu dan beda usia ditentukan berdasarkan pertimbangan klinis.

  25. Transvestisme • Lebih sering terjadi pada pria, dan ibu penderita sebetulnya menginginkan seorang anak wanita sehingga merawat/membesarkan penderita sebagai seorang wanita • Transvestisme tidak boleh disamakan dengan homoseksual oleh karena orientasinya tetap hubungan heteroseksual dan pergaulan sosialnya juga dengan jenis kelamin berlawanan. Mereka seringkali dapat menikah • Biasa mulai pd usia 5-14 thn bersamaan dengan pemakaian pakaian wanita dan pemuasan seksual melalui masturbasi. Perilaku ini diperkuat bila perkembangan heteroseksual dihalangi oleh sikap keluarga yang pasif menentang atau norma-norma sosial yg tak dapat diatasinya.

  26. Trans… • Kriteria diagnosis: • Transseksualisme • Pemakaian pakaian lawan jenis untuk menghilangkan ketegangan/perasaan tak senang tentang identitas jenis • Female impersonators • Pria homoseksual • Fetihisme

  27. Diagnosis Differensial • Pemakaian pakaian wanita secara berulang dan menetap oleh pria heteroseksual • Tujuan pemakaian wanita yaitu untuk mendapatkan kegairahan seksual, setidak-tidaknya pada awal gangguan ini • Timbul frustasi yg mendalam apabila terjadi halangan dalam upayanya memakai pakaian wanita • Tidak memenuhi kriteria untuk transeksualisme

  28. Ekshibisionisme • Salah satu jenis parafilia yg paling sering • Penderita biasanya putra dari seorang ibu yg dominan, agresif, menyesalkan peranan wanitanya dan menjalankan hidupnya melalui anak-anaknya terutama putra-putrinya. Sang ayah merupakan seorang yg lemah, kurang efektif dan sedikit pengaruhnya terhadap perkembangan emosional penderita. Hal ini menyebabkan penderita mengidentifikasikan dirinya kepada ibunya  timbul keinginan incest tetapi hal ini disadari terlarang  mekanisme pertahanan tak sadar yg bersifat kompulsif dg memperlihatkan alat kelamin untuk meyakinkan dirinya terhadap bahayakastrasi. • Keadaan ini sering bercampur dengan pedofilia, voyeurisme dan homoseksual

  29. Ekshibisionisme… Diagnosis Differensial • Perilaku memperlihatkan alat kelamin secara berulang tanpa menghayati rangsang seksual pada penderita ggn jiwa lain. • Pada pedofilik dpt terjadi perilaku memperlihatkan alat kelamin sebagai tindakan permulaan untuk melakukan aktivitas seksual dg anak

  30. Kriteria Diagnosis • Perilaku berulang dg mempertunjukkan alat kelaminnya secara tak terduga kepada org yg tak dikenal, dg tujuan untuk mendapat kegairahan seksual tanpa upaya lanjut untuk mengadakan aktivitas seksual dg org yg tak dikenalnya itu

  31. Fetihisme (302.81) • Khususterdapatpdpria • Benda-benda fetish mempunyanilai genital danbertujuanuntukmengakalperbedaananatomidaripriadanwanita • Fetihismebiasanyadianggapsebagaisubtitusiadanyadorongan genital terhadap rasa takutakankastrasi • Beberapapsikoanalisamenganggapfetihismesebagaiusahauntukmendapatkanidentifikasi ego melaluikontak dg bendapenggantiygmemberikepuasan • Padaanak-anakygtdkbisadipisahkandariboneka, selimut, sarungbantal, dlldptdianggapsbgusahapemuasanpadasaattakadaibu. Sehinggabenda-bendafetisdapatdianggappemuasankeinginanpregenital

  32. Diagnosis Differensial • Eksperimen seksual yg tidak patologik • Transvestisme

  33. Kriteria Diagnosis • Penggunaan benda (fetish) yg berulangkali lebih disukai sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan kegairahan seksual. • Benda fetish yg digunakan tdk terbatas pada perangkat pakaian wanita yg biasa diapakai pada transvestisme atau pada alat khusus untuk merangsang gairah seksual (seperti vibrator)

  34. Voyuerisme (302.82) • Penderita voyeurisme sering mempuyai perasaan takut utuk melihat langsung dan tak dapat menerima pandangan/tatapan orang lain. • Pada masa kecil penderita sering melihat ibunya telanjang. Ia tak berani mengadakan hubungan seks oleh karena bayangan ketakutan akan persatuan dengan ibunya • Penderita biasanya melakukan masturbasi pada waktu mengintip dan sering menikmati fantasi agresif dan tindakan pembunuhan terhadap wanita.

  35. Diagnosis Differensial • Perilaku yg berulang dg cara melihat/mengintip orang lain telanjang, membuka pakaian atau melakukan aktivitas seksual tanpa sepengetahuan mereka, dan tidak ada usaha lanjut untuk melakukan aktivitas seksual dg orang yg dilihat/diintipnya itu. • Perilaku melihat/mengintip itu adalah cara yang berulang kali lebig disukai atau satu-saunya cara untuk mendapatkan kegairahan seksual.

  36. Masochism Sexual • Berasaldarinama org yaituSacherMasochygjugamerupakanseorangmasokhis • Masokismemungkinberasaldari proses identifikasiseoranganakpadaseseorangygsedangdihukumdanpadasaatbersamaanmengalamikenikmatan / kegairahanseksualketika rasa nyeridiberikanolehseorangygdicintai. Misalnyaseoranganakmenyenangipukulanseorangsaudarasaingannya. Denganmenderita, seorangmelatihkepuasan (power) dg menyebabkan rasa bersalahpadaobjekygcintaygdiingini, ygmemberikankepuasanseksual • Fantasiygbersifatmasokistik • Cirikepribadianmasokistik

  37. Kriteria Diagnostik Salah satu dari kedua hal berikut • Bahwa caa yg lebih disukai atau satu-satunya untuk mendapatkan kegairahan seksual yaitu dg cara dihina, diikat, dipukul atau penderitaan lainnya. • Individu itu dengan sengaja turut dalam aktivitas dimana ia mendapat penderitaan atau rudapaksa jasmani atau kehidupannya terancam demi tercapainya kegairahan seks.

  38. Sadism Sexual • Tulisanotobiografi Marquis De Sade  pertamakalimenggambarkanhubunganantaraseksualitasdengankekeasan • Mula-mulapenderitaseringberfantasi + masturbasi  melakukantindakkekerasan + penghinaanterhadapobjektertentu  timbulkegairahanseksual • Kraff – Ebing (1882): memandangsadismesebagaisuatukeinginanuntukmenaklukan orang lain, dengankekuasaansebagaitenagamotivasinya • Para psikoanalisamemandangsadismesebagaipelampiasan (acting out) keinginan-keinginanterhadapkorbanygtelahditransfernya dg perasaan-perasaanambivalententangseksualitas

  39. Terhadappasanganygtidakmenginginkanhalitu, individutelahsecaraberulang kali dandengansengajamenimbulkanpenderitaanpsikologi/fisik agar timbulkegairahanseksual. Denganpasanganygmemangmenginginkanhalitu, caraygberulang kali telahdisukaiatausatu-satunyacarauntukmendapatkegairahanseksualadalahdenganmelakukankombinasipenghinaandenganpenderitaanygdibuat-buat, ataupenderitaanfisikdengancederaringan. Terhadappasanganygmenginginkanhalitumenimbulkancederafisikberat, luas, permanen, ataubahkandapatberakhirdengankematian agar tercapainyakegairahanseksual.

  40. Parafillia tidak Khas (302.20) • Koprofilia (feces) • Fronturisme (menggosok) • Klismafilia (enema) • Misofilia (kotoran) • Nekrofilia (mayat) • Urofilia (urin) • Skatologia (bicara kotor melalui telepon)

  41. Disfungsi Psikoseksual Gambaran Utama • Terdapat hambatan (inhibisi) pada selera (appetitive) atau perubahan patofisiologik yg merupakan ciri khas dari siklus respon seksual yg lengkap. • Siklus ini terdiri dari 4 fase: • Selera (Appetitive) • Gairah (Excitement) • Orgasme • Resolusi

  42. Selera (Appetitive) • FANTASI TENTANG AKTIVITAS SEKS dan KEINGINAN untuk MELAKUKAN AKTIVITAS SEKS

  43. Gairah (Excitement) • Perasaansenangsekssecarasubjektif. Dan perubahan-perubahanfisiologikygmenyertainya • PadaPria • Pembesaran penis  ereksi • Sekresikelenjar Cowper • PadaWanita • Vasokongestimenyeluruhdalam pelvis denganpelumas vagina danpembengkakangenetalialuar. • Perkembangan ‘platform’ organikygberupapenyempitan 1/3 dindingluar vagina olehkarenaketeganganototpubokoksingealdanvasokongesti; vasokongesti labia minor; pembengkakanbuah dada, perpanjangan + pelebaran 2/3 dindingdalam vagina

  44. Orgasme • Pemuncakan kepuasan seks dengan pelepasan ketegangan seks dan kontraksi ritmik otot-otot perineum dan alat-alat reproduksi dalam pelvis. Pada pria terjadi perasaan ejakulasi yg tidak dapat ditahan lagi dan diikuti oleh pengeluaran air mani (kontraksi prostat, vesikula seminal, uretera). Pada wanita kontraksi 1/3 dinding luar vagina. Baik pria dan wanita sering terjadi kontraksi otot menyeluruh seperti gerakan involunter pelvis ke depan

  45. Resolusi • Relaksasi dan rasa puas yg menyeluruh serta relaksasi otot. Selama fase ini pria secara fisiologik tak dapat (refraktor) ereksi dan orgasme untuk suatu periode tertentu. Sebaliknya wanita dapat hampir segera menanggapi stimulasi tambahan. Hambatan dapat timbul pada satu atau lebih fase, meskipun hambatan pada fase resolusi jarang bermakna secara klinis

  46. Disfungsi dapat bersifat menetap seumur hidup, atau didapat imbangan sesudah suatu periode berfungsi (sementara), menyeluruh atau situasional terbatas pada situasi (pasangan tertentu), dan total, atau sebagian derajat (frekuensi gangguan itu). Pada beberapa kasus perlu ditelaah apakah disfungsi timbul juga sewaktu masturbasi.

  47. Gambaran Penyerta • Depresi, cemas, rasa salah, malu, frustasi dan keluhan somatik • Ketakutan gagal dan sensitivitas luar biasa terhadap reaksi pasangannya

  48. Usia Timbul • Paling sering dalam usia dewasa muda (awal 30-an dan akhir 20-an) • Untuk ejakulasi prematur  perjumpaan seksual pertama kali • Usia dewasa lanjut  hambatan gairah seksual pada pria Komplikasi • Gangguan dlm hubungan perkawinan atau seksual

  49. Faktor Predisposisi • Pada wanitas  ciri kepribadian histrionik hambatan gairah seks dan hambatan orgasme • Pada prias  ciri kepribadian kompulsif  hambatan selera dan gairah seks • Kecemasan  ejakulasi prematur • Sikap negatif terhadap seksualitas akibat pengalaman tertentu, konflik internal, berpegang teguh kepada nilai-nilai budaya tertentu yg kaku

  50. Prevalensi • Sering ditemukan khususnya dalm bentuk ringan • Hambatan selera seks + orgasme  pada wanita lebih banyak daripada pria • Dispareunia fungsional  pada wanita lebih banyak daripada pria

More Related