1 / 68

Bab 8

Bab 8. Perangkat Ilmu. Perangkat Ilmu Istilah Ilmiah. Istilah Ilmiah Ilmu memerlukan sejumlah pengertian yang dituangkan ke dalam istilah ilmiah Meliputi bidang Besaran atau dimensi Aturan Penjelasan aturan Besaran atau Dimensi Mencakup Konstanta dan variabel Faktor Definisi

deon
Download Presentation

Bab 8

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Bab 8 Perangkat Ilmu

  2. Perangkat IlmuIstilah Ilmiah Istilah Ilmiah • Ilmu memerlukan sejumlah pengertian yang dituangkan ke dalam istilah ilmiah Meliputi bidang • Besaran atau dimensi • Aturan • Penjelasan aturan Besaran atau Dimensi Mencakup • Konstanta dan variabel • Faktor • Definisi • Fakta • Konsep • Konstruk • Data • Sekor • Dan sejenisnya

  3. Perangkat IlmuIstilah Ilmiah Aturan Ilmu Mencakup • Masalah • Hipotesis • Proposisi • Aksioma dan Asumsi • Postulat • Dalil dan Hukum • Prinsip • Dan sejenisnya Penjelasan Aturan Mencakup • Teori • Model dan Paradigma • Dan sejenisnya

  4. Perangkat IlmuBesaran atau Dimensi 1. Konstanta dan Variabel • Konstanta memiliki nilai yang tetap; • Variabel memiliki nilai yang dapat berubah • Berubah tak acak (matematik) • Berubah acak (probabilitas, statistik) Variabel Berkenaan dengan apa dari siapa atribut obyek makhluk benda peristiwa

  5. Perangkat IlmuBesaran atau Dimensi Contoh Variabel AtributObyek Kepemimpinan manajer (orang) Hasil belajar mahasiswa (orang) Kebuasan buaya (hewan) Kekuatan gajah (hewan) Kesuburan pohon mangga (tumbuhan) Nilai saham (benda) Titik didih air (benda) Keterjualan rumah (benda) Kecepatan olah data (peristiwa) Temperatur kebakaran (peristiwa) Kelancaran penjualan (peristiwa)

  6. Perangkat IlmuBesaran atau Dimensi Simbol Variabel • Variabel sering dinyatakan dalam bentuk simbol • Simbol variabel dapat berbentuk: • Gambar     . . . • Abjad Latin A B X Y a b c . . . • Abjad Yunani ΦΔΓΩαβμ . . . • Sering ditambahkan dengan lambang indeks atau pangkat

  7. Perangkat IlmuBesaran atau Dimensi Abjad Yunani Nama Kapital kecil Nama Kapital kecil alpha Αα nu Νν beta Ββ xi Ξξ gamma Γγ omicron Οο delta Δδ pi Ππ epsilon Εε rho Ρρ zeta Ζζ sigma Σσς eta Ηη tau Ττ theta Θθ upsilon Υυ iota Ιι phi Φφ kappa Κκ khi Χχ lambda Λλ psi Ψψ mu Μμ omega Ωω

  8. Perangkat IlmuBesaran atau Dimensi 2. Faktor • Sering dimaksudkan sebagai variabel penyebab Sebab ----- akibat (faktor) • Ada kalanya diartikan sebagai kumpulan variabel sejenis Faktor 1 Faktor 2 A = Membaca D = Tambah B = Menulis E = Kurang C = Mengisi rumpang F = Kali Faktor 1 = verbal Faktor 2 = numerik A F D C E B

  9. Perangkat IlmuBesaran atau Dimensi 3. Definisi • Definisi adalah batasan secara singkat tentang pengertian dan lingkup suatu besaran • Definisi Substansi Batasan tentang pengertian substansinya • Definisi Operasional Batasan pengertian berkenaan dengan cara pengukurannya • Biasanya rumusan definisi berupa satu kalimat saja sedangkan pengertian luas atau pengertian lengkapnya dijelaskan di dalam konsep atau konstruk

  10. PLATO’S MAN At one meeting of the Academy in ancient Athens, the Platonists are said to have defined man as “a featherless animal with two feet.” When Diogenes heard the definition, he plucked all the feathers off a cock, took the poor bird to the Academy where the Platonists were in solemn conclave, threw it down among them and said, “Plato’s man.” Whereupon the members put their heads together again and after appropriate consideration of the matter added to the definition the phrase “without claws.” (quoted from Ralph Brosoli, TheDefinition of Definition, as quoted by Morris Freilich)

  11. Perangkat IlmuBesaran atau Dimensi 4. Fakta • Merupakan kenyataan konkrit yang teralami • Biasanya dinyatakan di dalam bentuk sekor atau data Contoh: • Umur di dalam tahun • Tingkat pendidikan • Tempat lahir • Jumlah mahasiswa • Luas kampus • Gaji karyawan • Sering dicatat melalui inventori (misalnya melalui kuesioner).

  12. Penrangkat IlmuBesaran atau Dimensi 5. Konsep • Berkenaan dengan pengertian secara lengkap tentang sesuatu Misalnya: Arti dari • Mahasiswa • Karyawan • Manajer • Komputer • Jurusan teknik elektro • Bayi • Remaja • Sesuatu yang sama bisa saja memiliki uraian konsep yang berbeda karena perbedaan bidang ilmu, aliran, atau pakar • Dicari dari literatur; memerlukan diskusi

  13. Perangkat IlmuBesaran atau Dimensi 6. Konstruk • Berkenaan dengan besaran abstrak yang dikonstruksi oleh para pakar; uraian tentang pengertiannya secara lengkap Misalnya: • Sikap • Minat • Inteligensi • Kepemimpinan • Agresivitas • Status sosial ekonomi Dapat berbeda pengertiannya karena perbedaan • Bidang ilmu • Aliran/paham • Pakar Dicari melalui literatur; memerlukan analisis dan sintesis

  14. Perangkat IlmuBesaran atau Dimensi Analisis dan sintesis pada konstruk Variabel (konstruk) Literatur literatur literatur . . . . . . . Analisis (urai) . . . . . . . . Diskusi (bahas) . . . . . . . . Sintesis (gabung) . . . . . . . konstruk (sesuai dengan konteks kita)

  15. Perangkat IlmuBesaran atau Dimensi 7. Data dan Sekor Data • Catatan hasil pengamatan atau pengukuran yang obyektif, berbentuk • Deskripsi • Numerik • Memerlukan alat ukur yang valid dan dapat dipercaya hasil ukurnya Sekor • Angka atau bilangan pada atribut dari subyek yang diperoleh melalui aturan tertentu (pengukuran) • Numerik • Memerlukan alat ukur yang valid dan dapat dipercaya hasil ukurnya

  16. Perangkat IlmuAturan Ilmu 1. Masalah • Masalah adalah rumusan pertanyaan ilmiah yang memerlukan jawaban (biasanya belum terjawab atau jawaban yang ada masih diragukan) • Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya serta diakhiri dengan tanda tanya (?) • Berisikan variabel yang biasanya berkaitan dengan • variabel yang mengandung atribut serta responden pemilik atribut • pertanyaan tentang perbandingan variabel, atau • pertanyaan tentang ketergantungan variabel 2. Hipotesis • Hipotesis adalah rumusan pernyataan ilmiah sebagai jawaban terhadap masalah serta masih memerlukan pengujian empiris • Rumusan hipotesis harus sepadan dengan rumusan masalah (supaya dicocokkan) • Biasanya dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan

  17. Perangkat IlmuAturan Ilmu Hipotesis Induktif • Dari data diduga (dicurigai) ada keterkaitan di antara variabel sehingga ingin dipastikan melalui pengujian hipotesis (statistika) • Data harus sangat banyak dan representatif • Setelah hipotesis teruji, barulah data digunakan untuk digeneralisasi, sebab-akibat, ditemukan teorinya Hipotesis Deduktif • Dari premis mayor (teori, hukum, asumsi) dan premis minor (kasus yang dipertanyakan di dalam masalah) dengan armentasi (logika) ilmiah dihasilkan keterkaitan variabel • Hipotesis ini diuji secara empiris (sering melalui sampel dan diinferensi ke populasi)

  18. Perangkat IlmuAturan Ilmu 3. Proposisi • Proposisi adalah istilah umum untuk pernyataan ilmiah yang memiliki kemungkinan benar (true) dan palsu (false) • Hipotesis adalah suatu bentuk proposisi; demikian juga dengan hukum, teori, dan pernyataan ilmiah lainnya 4. Aksioma dan Asumsi • Aksioma adalah suatu pernyataan yang diterima tanpa pembuktian serta dapat digunakan sebagai dasar (premis) untuk deduksi • Asumsi sama dengan aksioma • Digunakan pada logika, matematika, atau ilmu

  19. AXIOM Axiom, in logic, an indemonstrable first principle, rule, or maxim, that has found general acceptance or is thought worthy of common acceptance whether by virtue of a claim to intrinsic merit or on the basis of an appeal to self-evidence. An example would be: “Nothing can be both be and not be at the same time and in the same respect.” In Euclid’s Elements the first principles were listed as postulates and common notions. The former are principles of geometry and seem to have been thought of as required assumptions because their statement opened with “let there be demanded” (ēthesthō). The common notions are evidently the same as axioms of Aristotle, who deemed axioms the first principles from which all demonstrative sciences must start; indeed Proclus, the last important Greek philosopher (“On the First Book of Euclid”), stated explicitly that the notion and axiom are synonymous. The principle distinguishing postulates from axioms, however, does not seem certain. Proclus debated various accounts of it; among them that postulates are peculiar to geometry whereas axioms are common either to all sciences that are concerned with quantity or to all sciences whatever. In modern times, mathematicians have often used the words postulate and axiom as synonyms. Some recommend that the term axiom be reserved for the axioms of logic and postulate for those assumptions or first principles beyond the principles of logic by which a

  20. Particular mathematical discipline is defined. AXIOMATIC METHOD Axiomatic method, in logic, a procedure by which an entire system (e.g., a science) is generated in accordance with specified rules by logical deduction from certain basic propositions (axioms or postulates), which in turn are constructed from a few terms taken as primitive. These terms and axioms may either be arbitrarily defined and constructed or else be conceived according to a model in which some intuitive warrant for their truth is felt to exist. The oldest examples of axiomatized systems are Aristotle’s syllogistic and Euclid’s geometry. Early in the present century Bertrand Russell and Alfred North Whitehead attempted to formalize all of mathematics in an axiomatic manner. Scholars have even subjected the empirical sciences to this method, as J.H. Woodger has done in The Axiomatic Method in Biology (1937) and Clark Hull (for psychology) in Principles of Behaviour (1943).

  21. Perangkat IlmuAturan Ilmu Beberapa Contoh Aksioma • Benda yang sama-sama sama dengan benda yang sama adalah sama satu terhadap lainnya X = A dan Y = A maka X = Y • Jika sama ditambahkan kepada sama, maka jumlahnya adalah sama X = Y + A A -------------------- X + A = Y + A

  22. Perangkat IlmuAturan Ilmu • Hanya ada satu garis lurus yang menghubungkan dua titik yang diketahui A ---------------------------- B • Jika suatu titik O bergerak dari A ke B sepanjang suatu garis lurus AB, maka O harus melewati suatu titik yang membagi AB ke dalam dua bagian yang sama besarnya --A-----------------0-----------------B--

  23. Perangkat IlmuAturan Ilmu Beberapa Contoh Asumsi Asumsi dari Aristoteles • Benda berat jatuh lebih cepat dari benda ringan • Benda yang bergerak akan berhenti dengan sendirinya • Alam semesta terbuat dari tanah, air, udara, api, dan unsur kelima (quintessential) Asumsi Ptolemaeus • Semua benda langit beredar mengelilingi bumi dalam bentuk lingkarran Asumsi Determinisme • Di dalam alam ada sebab-akibat • Di dalam alam ada keteraturan Asumsi Empirisisme • Ada pengalaman, klasifikasi, kuantifikasi, hubungan, serta pendekatan ke ke kebenaran

  24. Perangkat IlmuAturan Ilmu 5. Postulat • Postulat adalah pernyataan yang diterima tanpa pembuktian dan dapat digunakan sebagai premis pada deduksi • Ada yang menyamakan postulat dengan aksioma sehingga mereka dapat dipertukarkan • Ada yang berpendapat bahwa ada harapan bahwa pada suatu saat postulat dapat dibuktikan Contoh Postulat Postulat Geometri Dengan mistar dan jangka, • dapat dilukis garis lurus dari suatu titik ke titik lain • dapat dihasilkan garis lurus terhingga dengan sebarang panjang • dapat dilukis lingkaran dengan sebarang titik sebagai pusat dan jari-jari sebarang panjang

  25. Pernagkat IlmuAturan Ilmu Postulat Ekivalensi Massa • Hukum lembam Newton menggunakan massa lembam, m G = ma • Hulum gravitasi Newton menggunakan massa gravitasi, m dan M • Postulat: massa lembam m = massa gravitasi m (dapat diterangkan oleh Einstein)

  26. Perangkat IlmuAturan Ilmu Postulat Robert Koch (berupa etiologi spesifik) • mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu (setelah Pasteur menemukan mikroba) • dengan kata lain: setiap penyakit disebabkan oleh satu sebab mikroba tertentu

  27. Perangkat IlmuAturan Ilmu 6. Dalil dan Hukum Ilmiah • Dalil (theorem) biasanya digunakan pada matematika, hukum pada ilmu alam (a) Dalil Hubungan tetap di antara besaran Contoh:

  28. Perangkat IlmuAturan Ilmu (b) Hukum Ilmiah Aturan tentang hubungan tetap di antara besaran yang teramati di antara benda atau peristiwa Ungkapan umum untuk memaparkan • Fakta umum untuk keteraturan di dalam alam • Hubungan di antara peristiwa • Hubungan di antara variabel yang teruji atau dapat diuji kebenarannya Hubungan invarian (matematik atau statistik) di antara konsep ilmiah (ada kalanya dapat dituangkan ke dalam bentuk rumus)

  29. Perangkat IlmuAturan Ilmu Bentuk hubungan pada hukum ilmiah Ada beberapa macam bentuk Ciri atau sifat • mis. Zat terdiri atas molekul • Ruang-waktu terdiri atas 4 dimensi hubungan korelasi atau ketergantungan hubungan sebab akibat urutan tak berubah • mis. Urutan siang dan malam

  30. Perangkat IlmuAturan Ilmu Contoh Hukum Ilmiah • Hukum Boyle Pada gas dengan temperatur tetap pv = konstan • Hukum Snellius Pada pantulan cahaya sudut pantul = sudut masuk • Hukum Avogadro Di dalam satu gram-mol zat terdapat 6. 1023 molekul • Hukum Konversi Massa-Tenaga E = m c2

  31. Perangkat IlmuAturan Ilmu Jenis Hukum dilihat dari Sumber Hukum teoretik • mengacu kepada sesuatu atau ciri yang tidak dapat diobservasi secara langsung • mis. Hukum Avogadro tentang jumlah molekul • di dalam satu gram-mol Hukum empirik • generalisasi yang mengacu kepada obyek atau ciri yahg dapat diobservasi secara langsung • mis. Hukum Boyle tentang tekanan dan volume gas • ada kalanya berbentuk pendekatan (approximation)

  32. Perangkat IlmuAturan Ilmu Jenis Hukum dilihat dari Ketepatan Hukum universal • menunjukkan keteraturan yang berlaku tanpa perkecualian • mis. Hukum Newton • gerak komet, gerhana, dapat diprediksi dengan kecermatan tinggi Hukum statistik • menunjukkan keteraturan menurut suatu persentase tertentu (berdasarkan probabilitas) • mis. Prediksi cuaca, keluruhan inti atom uranium • dapat melakukan prediksi dengan kecermatan agak rendah

  33. Perangkat IlmuAturan Ilmu Penemuan Hukum (dan Teori) • segera diakui (penemu partikel W langsung memperoleh hadiah Nobel) • ditolak dulu, baru kemudian diakui (temuan ion oleh Svante Arrhenius) • baru diakui setelah penemunya meninggal (hukum Mendel) • penemunya lebih dari seorang di tempat lain (telepon) • diterima tetapi kemudian ditolak (bumi datar) Di beberapa cabang ilmu, penemuan yang hebat memperoleh hadiah

  34. Perangkat IlmuAturan Ilmu 7. Prinsip atau Asas Hukum yang mendasar pada cabang ilmu Contoh: Asas Indeterminisme Heisenberg (1928) Pada partikel subatomik terdapat indeterminisme; secara teoretis • kalau massa terukur tepat, maka kecepatan tak bisa terukur tepat • kalau kecepatan terukur tepat, maka masa tidak bisa terukur tetap ada celah ketidakpastian • kecil sekali yakni dalam orde konstanta Planck seukuran 6,626. 10-34

  35. Perangkat IlmuPenjelasan Aturan 1. Pengertian Teori Ilmiah Ada sejumlah pengertian tentang teori ilmiah, mecakup • strutur sistematik yang luas, dihasilkan oleh imaginasi manusia, mencakup serumpun hukum empirik (pengalaman) tentang keteraturan yang ada pada obyek dan peristiwa, baik yang terlihat maupun yang tidak. Teori ilmiah disusun untuk menjelaskan hukum secara ilmiah • sajian sistematik tentang hubungan seperangkat variabel • penjelansan tentang gejala • maksud dasar ilmu melalui perolehan teori yang memberi penjelasan ayng sah tentang gejala alamiah • dan lain-lain

  36. Perangkat IlmuPenjelasan Aturan Teori Menurut Kerlinger • teori adalah seperangkat konstruk [konsep], definisi, dan proposisi yang saling berhubungan yang menampilkan pandangan sistematik dari gejala dengan jalan menspesifikasikan hubungan di antara variabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan memprediksti gejala itu Teori Menurut Mouly • 1. Suatu sistem teori harus memungkinkan deduksi yang dapat diuji secara empirik • 2. Teori harus cocok dengan observasi dan dengan teori yang sudah tervalidasi • 3. Teori harus dinyatakan dengan cara sederhana (parsimoni)

  37. SCIENTIFIC THEORY Scientific theory, systematic ideational structure of broad scope, conceived by the imagination of man, that encompasses a family of empirical (experiential) laws regarding regularities existing in objects and events, both observed or posited. A scientific theory is a structure suggested by these laws and is devised to explain them in a scientifically rational manner. In attempting to explain the things and events that he is presented with, the scientist employs (1) careful observation or experiments, (2) reports of regularities that he has found, and (3) systematic explanatory schemes (theories). The statements of regularities, if accurate, may be taken as empirical laws expressing continuing relationships among the things or characteristics observed. Thus, when empirical laws satisfy the scientist’s curiosity by uncovering an orderliness in the behaviour of things or events, he may advance a systematic scheme, or scientific theory, to provide an accepted explanation of why these laws obtain. Empirical laws and scientific theories differ in several ways. In a Law, reasonably clear observational rules are available for determining the meaning of each of its terms; thus, a law can be tested by carefully observing the things and properties referred to by these terms. Indeed, they are

  38. Initially formulated by generalizing or schematizing from observed relationships. In the case of scientific theories, however, some of the terms commonly refer to things that are not observed. This feature reveals the fact that theories are imaginative constructions of the human mind--the results of philosophical and aesthetic judgments as well as observation--for they are only suggested by observational information rather than inductively generalized from it. Moreover, theories cannot ordinarily tested and accepted on the same grounds as laws. Thus, whereas as empirical law expresses a unifying relationship among a small selection of observables, scientific theories have much greater scope, explaining a variety of such laws and predicting others as yet undiscovered. A theory may be characterized as a postulational system (a set of premises) form which empirical laws are deducible as theorems. Thus, it gave an abstract logical form, with axioms, formation rules, and rules for drawing deductions from the axioms, as well as definitions for empirically interpreting its symbols. In practice, however, theories are seldom structured so carefully.

  39. Perangkat IlmuPenjelasan Aturan Perbedaan Hukum dan Teori • Pada hukum, aturan penamatan cukup jelas, sehingga hukum dapat langsung diuji • Pada teori, sebagian besarnya mungkin saja tidak teramati; teori dapat menjelaskan hukum Misal: Hukum Boyle dengan teori dinamika gas • Hukum Boyle pv = konstan pada temperatur tetap • Teori Dinamika gas terdiri atas molekul yang bergerak dan membentur dinding (- -> tekanan) volume diperkecil, benturan molekul ke dinding makin hebat (--> tekanan naik)

  40. Perangkat IlmuPenjelasan Aturan Beberapa Hukum dan Teori hukum Archimedes hukum Boyle hukum Newton hukum Snellius hukum Mendel hukum Bernoulli hukum Pascal hukum Ohm teori gravitasi teori relativitas teori kinetika (dinamika) gas teori kuantum teori elektromagnetik teori ion teori Maslow

  41. Perangkat IlmuPenjelasan Aturan Teori sebagai Realitas atau Instrumen • Teori dapat dianggap sebagai suatu realitas; apa yang diteorikan memang betul-betul ada • misalnya, teori molekul, apakah molekul betul ada? • Teori dapat juga dianggap sebagai instrumen untuk menjelaskan (instrumental) • misalnya, teori molekul, tidak menjadi soal apakah molekul betul ada atau tidak, yang penting sebagai alat, teori berguna untuk menjelaskan dan dibunakan sebagai premis Parsimoni • Teori dikontrol oleh parsimoni yakni harus yang paling sederhana (pisau cukur Ochkam)

  42. Perangkat IlmuPenjelasan Aturan 2. Model atau Paradigma • Secara luas, paradigma adalah semua bentuk yang biasa kita gunakan sehingga menjadi model dari kehidupan kita • Secara sempit, model atau paradigma adalah bentuk contoh guna mempermudah pemahaman tentang sesuatu (konsep, hukum, atau teori) Wujud Paradigma • model fisik (maket bangunan, manekin) • model matematika (rumus) • simulasi (planetarium)

  43. Perangkat IlmuPandangan terhadap Teori Pandangan terhadap Teori • Ada kalanya teori tidak lagi cocok dengan keadaan tertentu • Ada kalanya teori baru muncul sebagai saingan terhadap teori lama • Bagaimana sikap kita terhadap teori yang dapat mengalami hal-hal seperti ini Perkembangan Beberapa Teori • Teori bumi datar, sudah ditinggalkan orang, diganti dengan bola dunia • Teori geosentris, sudah ditinggalkan orang, diganti dengan heliosentris • Teori eter, sudah diuji, ternyata tidak ada • Teori phlogiston, sudah ditinggalkan orang

  44. PHLOGISTON In early chemical theory, hypothetical principle of fire, of which every combustible substance was in part composed. In this view, the phenomenon of burning, now called oxidation, was caused by the liberation of phlogiston, with the dephlogisticated substance left as an ash or residue. Johann Joachim Becher in 1669 set forth his view that substances contained three kinds of earth, which he called vitrifiable, the mercurial, and the combustible. He supposed that, when a substance burned, combustible earth (Latin terra pinguis, meaning “fat earth”) was liberated. Thus, wood was a combination of phlogiston and wood ashes. To this hypothetical substance Georg Ernst Stahl, at about the beginning of the 18th century, applied the name phlogiston (from Greek, meaning “burned”). Stahl believed that the corrosion of metals in air (e.g., the rusting of iron) was also a form of combustion. The function of air was merely to carry away the liberated phlogiston. The major objection to the theory, that the ash of substances weighed less than the original when the calx was heavier than the metal, was of little significance to Stahl, who thought of phlogiston as an immaterial “principle” rather than as an actual substance. As chemist-

  45. ry advanced, phlogiston was considered a true substance, and much effort was expended in accounting for the weight changes observed. When hydrogen, very light in weight and extremely flammable, was discovered, some thought it was pure phlogiston. The phlogiston theory was discredited by Antoine Lavoisier between 1770 and 1790. He studied the gain of loss of weight when tin, lead, phosphorus, and sulfur underwent reactions of oxidation or reduction (deoxidation); and he showed that the newly discovered element oxygen was always involved. Although a number of chemist—notably Joseph Priestley, one of the discoverers of oxygen—tried to retain some form of phlogiston theory, by 1800 practically every chemist recognized the correctness of Lavoisier’s oxygen theory.

  46. Perangkat IlmuPandangan terhadap Teori Perkembangan Beberapa Teori Teori Cahaya Huygens • Cahaya adalah gelombang, bagus menerangkan pantulan, refraksi, dan sejenisnya; untuk tiba dari matahari ke bumi, dianggap ruang tidak hampa tetapi berisi eter (nilai teori ini tinggi) Teori Cahaya Newton: • Cahaya adalah pancaran partikel, tidak bisa menerangkan pantulan, refraksi, dan sejenisnya (nilai turun); kemudian dapat menerangkan fotoelektrik yang tidak bisa diterangkan oleh teori gelombang (nilai teori naik lagi) Teori Cahaya Kuantum: • Cahaya adalah partikel yang bergelombang (gelombang elektromagnetik--EM); cahaya berubah-ubah dari medan EM ke foton dan sebaliknya

  47. Perangkat IlmuPandangan terhadap Teori Teori Hampa • Aristoteles dan cendekiawan Yunani Kuno beranggapan bahwa tidak ada hampa • Torricelli dengan tabung air raksa, menunjukkan adanya hampa • Dengan teori E = m c2, apakah ruang hampa tidak berisi E sehingga tidak hampa Teori Newton • Tidak cocok untuk planet Uranus • Ditemukan planet Neptunus yang mengganggu gerak Uranus sehingga tampak tidak cocok dengan teori Newton Teori Paritas • Dianut oleh fisikawan • Kemudian ditinggalkan karena tidak cocok

  48. Perangkat IlmuPandangan terhadap Teori Ilmuwan dan Teori • Ilmuwan dapat menganut suatu teori dan dapat juga meninggalkannya • Ada kalanya teori yang sudah ditinggalkan bangkit lagi dan dianut lagi oleh ilmuwan • Di sini, dilihat pandangan dari Popper, Lakatos, dan Kuhn terhadap teori Kebenaran Teori • Kita tidak dapat mengatakan teori itu benar atau tidak benar; yang dapat dikatakan bahwa teori itu masih cocok untuk menerangkan gelaja yang teramati • Teori dapat ditinggalkan orang karena orang menganut teori lain; tetapi dalam keadaan tertentu, orang dapat kembali ke teori yang telah ditinggalkan

  49. Perangkat IlmuFalsifikasi Popper Karl Raimund Popper (1902- • Penyusunan teori berlangsung melalui “imaginasi kreatif” manusia, dan bukan melalui induksi • Teori adalah spekulatif, falsifiabel (bisa palsu), sehingga perlu diuji secara ketat • Pengujian dapat terjadi berulang kali, tanpa batas Falsifikasi • Untuk menjadi bagian dari ilmu, hipotesis, hukum, teori harus memiliki kemampuan untuk palsu • Kepalsuan akan tampak manakala ada amatan logis yang tidak cocok dengan hipotesis, hukum, teori • Hipotesis, hukum, teori yang tidak memiliki kemampuan untuk palsu, bukan bagian dari ilmu

  50. Perangkat IlmuFalsifikasi Popper Contoh tidak bisa falsifikasi Psikoanalisis Freud • Ketika ada orang menenggelamkan anak ke air, hal ini dapat diterangkan dengan alasan depresi • Ketika ada orang menempuh bahaya menolong anak itu dari ari, hal ini diterangkan dengan alasan sublimasi • Jadi psikoanalisis ini bisa menerangkan hal yang berlawanan, sehingga tidak pernah bisa salah • Ini bukan bagian dari ilmu Contoh falsifikasi Relativitas Einstein • Dengan teorinya, Einstein menghitung lenturan cahaya karena melewati daerah dekat massa matahari • Diuji pada gerhana matahari tahun 1919, ternyata cocok • Kalau hitungan Einstein tidak cocok dengan kenyataan maka teori Einstein keliru

More Related