1 / 13

SEJARAH PERKEMBANGAN HADIS NABI SAW

SEJARAH PERKEMBANGAN HADIS NABI SAW. TERBAGI KEPADA TIGA PERIODE: PERIODE PRA KODIFIKASI PERIODE KODIFIKASI PERIODE PASCA KODIFIKASI. PERIODE PRA KODIFIKASI. PERTAMA MASA NABI.

daw
Download Presentation

SEJARAH PERKEMBANGAN HADIS NABI SAW

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SEJARAH PERKEMBANGAN HADIS NABI SAW TERBAGI KEPADA TIGA PERIODE: PERIODE PRA KODIFIKASI PERIODE KODIFIKASI PERIODE PASCA KODIFIKASI

  2. PERIODE PRA KODIFIKASI PERTAMA MASA NABI. Perkembangan hadis pada masa Nabi sebenarnya berjalan secara alamiah. Dimana pun Nabi berada selalu ada sahabat yang mengikutinya untuk mendengarkan pesan-pesan agama dari Beliau, baik berupa ayat Al-Qur’an maupun al-Hadis. Hal ini dapat dibuktikan dengan sebuah pengalaman yang dialami oleh sekelompok pemuda yang sengaja datang kepada Nabi untuk belajar. hadis

  3. Penulisan hadis pada masa Nabi tidak mendapat persetujuan secara resmi dari Nabi karena: 1. Khawatir akan bercampurnya antara al-Qur’an dengan al-Hadis, karena al-Qur’an masih dalam proses penulisan. 2. Para sahabat di minta oleh Nabi untuk menfokuskan perhatian mereka kepada al-Qur’an, karena pemeliharaan al-Qur’an menjadi kewajiban utama bagi mereka ketika itu. 3. Ada larangan secara khusus dari Nabi. HADIS

  4. KONTROVERSI TENTANG PENULISAN HADIS MASA NABI • Nabi melarang menulis hadis, mengacu kepada hadis yang berbunyi: • Nabi menyuruh sahabat untuk menulis hadis, mengaju kepada hadis : Untuk memahami kedua hadis tersebut, yang terlihat bertentangan, ulama menyatakan: 1. Munculnya larangan dari Nabi, karena adanya kekhawatiran bercampurnya al-Qur’an dengan al-Hadis. Dengan demikian jika kekhawatiran itu bisa diatasi, maka tidak dilarang. hadis hadis

  5. 2. Larangan hanya ditujukan kepada sahabat yang dikhawatirkan mencampurkan al-Qur’an dan al-Hadis. Sedangkan bagi sahabat yang tidak dikhawatirkan akan bercampur, maka mereka diberi izin untuk menulis hadis. Diantara mereka: Abdullah bin Amr bin ‘Ash, Ali bin Abi Thalib, Anas bin Malik. 3. Larangan adalah penulisan yang bersifat resmi, sedangan perintah adalah yang bersifat pribadi, seperti shahifah shodiqah milik Abdullah bin Amr.

  6. KEDUA MASA SAHABAT • Pada masa ini dikenal dengan istilah taqlil al-riwayah (pembatasan riwayat). Alasannya: • Agar para sahabat tidak asal meriwayatkan. • Agar mereka berhati-hati dalam riwayat. • Abu Bakar mensyaratkan adanya saksi dalam periwayatan hadis, seperti Imam Malik yang meriwayatkan hadis tentang waris. • Umar bin Khatab juga mensyaratkan saksi, seperti riwayat Ubay bin Kaab tentang . • Usman dan Ali agak longgar dalam hal riwayat.

  7. TOKOH-TOKOH SAHABATPERIWAYAT HADIS TERKEMUKA • Abu Hurairah telah meriwayatkan hadis sebanyak 5374 hadis. • Abdullah bin Umar sebanyak 2630 hadis. • Anas bin Malik sebanyak 2286 hadis. • ‘Aisyah sebanyak 2210 hadis. • Abdullah bin Abas sebanyak 1660 hadis. • Jabir bin Abdulllah sebanyal 1540 hadis. • Abu Sa’id al-Khudri sebanyak 1170 hadis.

  8. PERIODE KODIFIKASI • Masa ini dikenal dengan istilah tadwinal-hadis (pembukuan hadis). Khalifah yang terlibat secara langsung dalam hal ini adalah khalifah Umar bin Abdul Azis (khalifah ke-8 dinasti Umayyah, tahun 99 H). • Sejak itulah hadis ditulis dan dibukukan secara serius dan intensif oleh para ulama yang ahli di bidangnya. Mereka mencurahkan tenaga dan fikirannya untuk menghasilkan kitab hadis yang bisa dipertanggung jawabkan keberadaannya.

  9. Alasan Umar Bin Abdul Azis membukukan hadis adalah: • Khawatir akan hilangnya hadis bersamaan dengan meninggalnya para ulama. • Khawatir akan bercampurnya antara hadis yang benar dan yang palsu. • Karena wilayah Islam semakin luas, sedangkan kemampuan para ulama di setiap wilayah berbeda, sehingga pengetahuan umat tentang hadis menjadi tidak seimbang.

  10. Orang yang diperintahkan Umar untuk melakukan tugas tersebut adalah Ibnu Hazm (Gubernur Medinah) dan Ibnu Syihab al-Zuhri (seorang ulama hadis terkemuka), sekitar awal abad ke-2 H. • Hasil kodifikasi mereka berdua menunjukan hasil yang luar biasa, sebagai pelopor dalam pembukuan hadis secara resmi. • Semenjak itu banyak ulama yang merasa terpanggil untuk mengikuti langkah mereka membukukan hadis, seperti Imam Malik dengan kitab al-Muwattha’, Imam Syafi’i dengan kitab al-Musnad. • Inilah kitab hadis pertama yang masih ada sampai sekarang.

  11. PERIODE PASCA KODIFIKASI • Masa ini merupakan kelanjutan masa kodifikasi, yang ditandai dengan beberapa hal: 1. Masa penyeleksian hadis (abad ke-3 H) • Pada masa inilah hadis baru diseleksi secara ketat untuk membedakan antara hadis shahih, dha’if, dan palsu. • Ulama yang terkenal pada masa ini adalah: Al-Bukhari (kitab Shahih), Muslim (kitab Shahih), Abu Dawud (kitab Sunan), Turmuzi (kitab Sunan), Nasa’i (kitab Sunan), Ibnu Majah (kitab Sunan).

  12. 2. Masa penyempurnaan (abad ke 4 H) • Masa ini ditandai dengan usaha para ulama hadis untuk mengklasifikasikan hadis dengan tema-tema tertentu, baik berdasarkan nilai hadisnya, maupun isi hadisnya. • Contohnya: • Kitab Riyadhus Solihin yang ditulis oleh Nawawi berisi tentang hadis-hadis sohih semata yang diambil dari kitab Bukhari dan Muslim. • Kitab Targhi wa Tarhib yang ditulis oleh al-Munzir berisi tentang hadis-hadis akhlaq.

  13. Masa Selanjutnya.

More Related