1 / 25

Gangguan keseimbangan elektrolit & cairan

Gangguan keseimbangan elektrolit & cairan. Hipokalemia: - tanpa defisit K+ total tubuh - dg.defisit K+ total Tanpa defisit: terjadi pada Alkalosis Resp.  K+  intrasel; juga terjadi pada hipokalemik periodik paralysis & hiperalimentasi Dengan defisit:

claral
Download Presentation

Gangguan keseimbangan elektrolit & cairan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Gangguan keseimbangan elektrolit & cairan Hipokalemia: - tanpa defisit K+ total tubuh - dg.defisit K+ total Tanpa defisit: • terjadi pada Alkalosis Resp. K+  intrasel; juga terjadi pada hipokalemik periodik paralysis & hiperalimentasi Dengan defisit: • asupan K+ kurang : anoreksia& alkoholism • Kehilangan K+ >>: diare hebat, muntah2, laxans> • Mel.Ginjal: mineralokortikoid> (hiperaldosteron primer/sekunder pada sirosis, SN, dekomp.); diuretik berlebihan, pemberian penisilin atau karbenisilin; asidosis tubular akut, AML, hipomagnesia

  2. Gejala hipokalemi • aritmi: terutama bila mendapat digitalis • EKG: T mendatar, gel.U, ST depresi, QT melebar, kepekaan berkurang • Ileus paralitik, kelemahan otot/kuadriplegi, hipotensi ortostatik • Kronik: vakuolisasi sel tub.proksimal, fibrosis interstitial, atrofi/dilatasi tubulus, poliuri&polidipsi, osmol.urine menurun • NH3 meningkat  ekskresi NH4 urine meningkat • Keasaman berkurang  H+ menurun reabs. HCO3- metabolik alkalosis

  3. Pengobatan • dapat peroral/ parenteral • Alkalosis : K+ dalam bentuk KCl • Alkalosis : bikarbonat, sitrat, glukonat • Parenteral: 10 meq/jam dengan pemantauan kadar K+ plasma • Pemberian dalam larutan NaCl/dextrose

  4. Hiperkalemia Etiologi : • asupan berlebih peroral/enteral • Perpindahan K+ ke ekstrasel pada asidosis • Pseudohiperkalemia: pada pem. Penderita dg. Lekositosis/trombositosis ok.proses koagulasi/hemolisis. Gejala: • kelemahan otot s/d paralisa • Utk.menurunkan K+, meningkatkan hormon2 aldosteron, insulin, epinephrin, glukagon u/ menstabilkan gula darah • Jantung: aritmia/arrest; gambaran EKG: tall T, QRS >, interval P >, hilangnya P, QRS menyatu dg.T dan disebut sine-wave

  5. Pengobatan hiperkalemia • Menurunkan K+ plasma: - pemberian D 10% 500ml/infus ½ jam  insulin endogen  mendorong K+ masuk sel; pada DM perlu ditambah 15 U insulin - pada asidosis: K+ luar sel meningkat  dg. Pemberian Na.Bic. 44-88 meq enteral  K+ terdorong masuk dalam sel - Sod.Polystirene Sulfonat (kayexalate) - hemodialisis: bila cara2 diatas gagal • Menurunkan ambang rangsang neuromuskuler: - 10 cc Gluonas Calc.10% I.v. Diberikan dlm. 2-3 menit dapat diulang setelah 5 menit bila gbr. EKG tak berubah - Terapi cepat dilakukan bila K+ > 8 meq/L atau K+> 6,5 meq/L disertai perubahan EKG yang lanjut.

  6. Gangguan keseimb.Natrium • Na+: ion utama diluar sel; N: 145 meq/L • Intrasel 10 meq/L • Dipertahankan oleh sistim Na-K-ATP ase • Amat menentukan osmolalitas extrasel selain kadar glukosa dan ureum. osmol.=2X Na plasma+ gluc/18+ BUN/2,8 N: osmol.efektif= 2X kadar Na plasma • hipoNa : akibat hilangnya Na+/ retensi cairan • hiperNa: hilangnya cairan/ retensi ion Na.

  7. Hiponatremi Etiologi: • Deplesi volume sirkulasi:ADH naik haus  retensi cairan  hiponatremi • GGK( LFG rendah): air>  hiponatremi insuff.adrenal  diare, mual, muntah, hilangnya Na mel.ginjal  hipo Na • Sindr.Inappropriate ADH (SIADH) secr.: Ggn.neuro: infeksi, tumor, vaskuler, GBS Obat2an : klorpropamid, vincristin,siklofosf. karbamazepin, tiotiksen. Infeksi paru: TBC, aspergilosis, pneumonia Pasca bedah: idiopatik, ADH ektopik, karsinoma, pemberian ADH, vasopresin, oksitosin 4. Hiponatremi esensial

  8. Gejala hiponatremi • G/ timbul o.k edema otak • Hipoosm.otak terjadi 24 jam setelah plasma • Na.< 125 meq/L nausea, malaise • Na. 110-120 : letargi dan sakit kepala • Na. < 110 meq/L: kejang2 dan koma Pengobatan: • menjaga agar kadar Na > 120 meq/L • Rumus: kehilangan= 0,6X BBX (140-Na plasma) • Bila disertai kehilangan cairan: Kehilangan Na= 0,6XBBX (140-Na.Pl) + 140X turunnya BB • Pemberian NaCl: deplesi cairan, Insuf.adrenal, ok. Diuretik • Restriksi cairan: edema, SIADH, GGK, polidipsi psikogen.

  9. Hipernatremia Etiologi : • Fluid-loss: insensibel loss (demam, ISPA, luka bakar, didaerah suhu tinggi); diabetes insipidus; pemberian diuretik; ggn.hipotala mus hipodipsi ok ggn. Osmoreseptor • Intake Na+ >: pemberian NaCl hipertonik Na.Bik.> atau NaCl peroral >, sindroma Cushing dan hiperaldosteronism

  10. Gejala hipernatremi: Berupa G/ neurologis: letargi, kelemahan otot, kedutan (twitching), kejang2 dan koma.. Terjadi ok keluarnya cairan dari sel otak Dapat terjadi perdarahan otak PENGOBATAN: def.cairan= 0,6XBBX (Na/140 – 1) ( pada wanita 0,5) Dg. Cairan glukosa isotonik peroral atau enteral; pada diabetes insipidus diberikan diuretik (Hct) dg. diet rendah Na, atau pemberian klofibrat, klorpropamid, asetaminofen, karbamasepin, pitresin dalam minyak

  11. Gangguan keseimb.kalsium • 40% Ca serum terikat albumin • 55-60% difusabel berupa ion Ca++/ kompleks Kalsium • Kebutuhan kalk 0,5 g/hari (DepKes); saat hamil perlu tambahan 0,5 g/hari • Diet rata2 mengandung 0,4-1,4 g dg susu  2,8 g/hari • Diabsorbsi usus halus proksimal secara difusi pasif; abs. Menurun ok oksalat, sitrat atau fitat; peristaltik meningkat atau def.protein; Abs.naik pada pemberian vit.D3 (kolekalsiferol), hormon PTH • Ekskresi melalui urine secara filtrasi & reabsorbsi ( 99%) melalui tub.prox.(20-30%), Loop Henle (10-15%); tub.distal (2-8) ; reabsorbsi ini seimbang dengan abs. Na.

  12. Hipokalsemia : Etiologi : • Def.vit.D: makanan kurang lemak, sindrom malabsorbsi( gastrektomi, pankreatitis, obat pencahar), ggn.metab.vit.D (vit.D deficient Rickets= kel.otosomal resesif), renal insuf., ggn.fgs.hati, obat anti kejang • Hipoparatiroidism • Pseudohipoparatiroidism • Keganasan • Hipofosfatemia Pengobatan : koreksi defisiensi dg kalsium iv( Ca.Gluconat/ klorida 10%) atau peroral (Ca.Gluconas/karbonat); dpt. Disertai pemberian vit.D dosis besar

  13. Hiperkalsemia Etiologi: • Hiperparatiroidisme • Tumor ganas yg mengeluarkan PTH • Intoksikasi vit.D • Intoksikasi vit. A • Hipertiroid • Insufisiensi adrenal • Milk Alkali Syndrome: ok pemberian antasid disertai pemberian susu> pada ulkus peptikum atau pemberian tiasid lama bersama vit.D.

  14. Pengobatan: • Fosfat: meningkatkan deposisi kalk tulang & menghambat resorbsi tulang; hati2 pada GGK • Indometasin : berguna pada hiperkalsemia akibat keganasan • Meningkatkan ekskresi dg. Lar. NaCl. • Diet rendah kalsium • hemodialisis

  15. Gangguan keseimb.fosfor HIPOFOSFATEMIA: Etiologi: • Antasid pengikat fosfat dosis besar • Luka bakar yg luas & berat • Diet rendah fosfat • Alkalosis respiratorik • Ketoasidosis diabetik • alkoholisme

  16. Gejala : • Kerusakan eritrosit • Gangguan fungsi lekosit • Gangguan fungsi trombosit • Gangguan fingsi saraf pusat • Rabdomiolisis PENGOBATAN: Pemberian garan fosfat peroral/intravena

  17. Hiperfosfatemia Etiologi: Pemberian fosfat> peroral/enema/ enteral, pada gagal ginjal akut/kronik Pemberian sitostatik sitolisis  fosfor keluar kedalam darah Gejala: tetani ok penekanan kadar kalsium, pengendapan kalsium pd jar.lunak

  18. Hipomagnesemia: Etiologi: • Ggn.abs.: primer, steatorea, reseksi usus, • Alkoholism kronik • Ketoasidosis diabetik • Pemberian diuretik, sindr.Barter, SIADH, Hiperaldosteron, vit.D>, hiper PTH G/: otot lemah, fasikulasi, tremor, tetani, tanda Chovstek, tanda Trosseau; gelisah, psikosis Terapi: pemberian magnesium p.o/I.v

  19. Hipermagnesemia E/: GGK atau insuf.hormon korteks adrenal G/: ggn.saraf pusat& neuromusk. A.l. gangguan menelan, quadriplegi,ggn.bicara, kelumpuhan pernafasan Tx/: pemberian kalsium 5-10 meq I.v diuretik bila fungsi ginjal baik hemodialisis

  20. Gangguan keseimbangan asam - basa • penting u/ menjaga fgs.organ tubuh • Diatur oleh ginjal dan paru • Rumus Henderson: H+= 24X P CO2 : (HCO3-) • nilai normal pH : 7,40 + 0,02 H+ : 40 + 2 mmol/L P CO2 : 40 + 2 mmHg HCO3- : 25 + 2 mmol/L

  21. Gangguan asam-basa: • asidosis metabolik: H+ naik, HCO3 turun • Alkalosis metabolik : H+ turun, HCO3 naik • Asidosis respiratorik: H+ naik, PaCO2 naik • Alkalosis resp. : H+ turun, PaCO2 turun • Anion gap: u/ mengetahui ion lain selain ion Cl dan HCO3 seperti laktat/hidroksi butirat • Rumus; anion gap= Na – ( Cl + HCO3) - harga normal : 12 + 2 meq/L

  22. Asidosis metabolik: E/: penambahan asam baru: asidosis laktat, ketoasidosis, infeksi, prod.asam usus>, keracunan metanol,etilen glikol, salisilat HCO3 loss: diare, ileus, ileal conduit Ginjal: asidosis tub.akut, inhibitor kegagalan prod. Bikarb.: GGT, hiperkalemi, penyakit medula G/: Kussmaul resp.,hipotensi, mual, muntah, hiperkalemi, depresi miokard, resisten vasopresor Tx/: Bikarbonat iv/po: 0,4X BBX def.Bicarbonat

  23. Alkalosis metabolik Etiologi: • Defisit cairan extrasel: a. kehilangan cairan lambung: muntah2 b. diuretik berlebihan c. kehilangan NaCl> usus: diare d. pascahiperkapnea & sindroma Barter • Volume cairan normal/berlebih a. hiperaldosteronisme primer/sekunder b. sindroma Cushing c. intake mineralokortikoid berlebihan Pengobatan: koreksi defisit cairan dg. Lar.NaCl, koreksi defisit K, Na, Cl, & menghambat aktifitas aldosteron

  24. Asidosis respiratorik Ok. Paru tak mampu mengeluarkan CO2: • Gangguan pusat pernafasan • Penyakit otot pernafasan: GBS, obat2, Miastenia Gravis • Ggn.elastisitas sal.nafas: fibrosis pulm., peny.interstisial paru, obstruksi ( asma, emfisema, bronkitis, bronhiolitis)

  25. Alkalosis respiratorik: Timbul akibat hipoksi atau hipotensi: • Penyakit paru: pneumoni, asma, edem paru • Berada didaerah tinggi/gunung • Penyakit jantung kongestif • Obat2: salisilat, teofilin • Hiperventilasi primer/sentral, pernafasan Cheyne-Stokes, perdarahan sub-arachnoid • Hiperventilasi psikogenik, sirosis, sepsis, asidosis metabolik yg.baru teratasi • Latihan fisik

More Related