1 / 69

Kuliah Pertemuan 2 : Strukturisasi Spasial Model Transportasi

Dr. Sri Atmaja P. Rosyidi Laboratorium Teknik dan Infrastruktur Transportasi Jurusan Teknik Sipil , Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kuliah Pertemuan 2 : Strukturisasi Spasial Model Transportasi. Perspective of urban transportation planning:.

clancy
Download Presentation

Kuliah Pertemuan 2 : Strukturisasi Spasial Model Transportasi

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Dr. Sri Atmaja P. Rosyidi LaboratoriumTeknikdanInfrastrukturTransportasi JurusanTeknikSipil, UniversitasMuhammadiyah Yogyakarta KuliahPertemuan2 : StrukturisasiSpasial Model Transportasi

  2. Perspective of urban transportation planning: “The purpose of planning tools is to provide systematic and neutral information to support decision-making, while the ethical content of planning is assumed to be in the definition of the problem and the weighing of information by decision makers” – Wachs, 1985 “Transport planning must be seen as an integral part of a much wider process of decision making. Too often in the past transport solutions have been seen as the only way to resolve transport problems…transport planning must be seen as part of the land-use planning and development process, which requires an integrated approach to analysis and a clear vision of the type of city and society in which we wish to live” – Banister, 1994

  3. SistemTransportasi

  4. Lesson Learned on Transport Facts

  5. Households are getting smaller with more vehicles…

  6. More workers and more cars on the road…Millions of Workers commuting by POV—U.S. Census

  7. A Real Shift to Longer Commutes… U.S. Census

  8. Vehicles commutes by time of day… NHTS 2001

  9. All Vehicles in Motion— The Changing Peak Period NHTS 2001

  10. “Transportation is a derived demand” “but it also helps a community change its form – for good or bad, depending on the quality of planning” Improved access changes the land use A New community B Land use A generates trips Need for transportation facilities Land use B attracts trips

  11. Multimodal transportation system and land use system Multimodal transportation planning: “The process of defining problems, identifying alternatives, evaluating potential solutions and selecting preferred actions that meet community goals in a manner that includes all feasible transportation modes” – Michael d. Meyer, GIT

  12. Intermodalism example: Gateway Intermodal Center “Gateway Intermodal Center” – near the current AMTRAK station Downtown SLC U TRAX I-15 Sandy Terminal SLC Airport Streets Provo/Orem Payson “Commuter Train”

  13. CAAA – ISTEA - TEA-21 LAND USE INTEGRATED MODELS = AN ACCOUNT FOR TWO WAY RELATIONSHIPS TRANSPORTATION AIR QUALITY

  14. Mobility vs accessibility policies (Kennedy et al, 2005)

  15. Policy Coordination with Packages of Policy Actions in the EU • Effective Governance = • Integration of Policies = • New Needs for Policy Action Assessments = • More Informative Models

  16. Transportation and Land Use • Land Development --> Location Choices • Location Choices --> Activities • Location Choices - Car Ownership • Activities -> Travel • Travel -> Flows • Flows -> Activity Patterns • Use Spatial Distribution • AND MANY MORE • See next

  17. Wegener’s simplified cycle

  18. Wegener’s LU/T Feedback Cycle

  19. Lagged Relationships

  20. Chapter 01 Model SpasialdalamPemodelanTransportasi

  21. Pendahuluan • Model suatu sistem wilayah (perkotaan) adalah model spasial, sehingga diperlukan cara untuk menjelaskan karakteristik spasial secara numerik. • Suatu wilayah sebagai daerah studi perlu dibagi dalam beberapa zona dan dinyatakan secara numerik untuk setiap zona (misal.: ukuran tata guna lahan)

  22. … Pendahuluan • Jaringantransportasididefinisikansebagaiurutanruasjalandannoda. • Ruas : PotonganJalan, JalanKeretaApi, dll. • Noda : PersimpanganJalan, Stasiun, dll. • Setiapruas, nodadiberikannomoruntukmengidentifikasi data yang berkaitdenganruas, nodadanzona.

  23. ContohHasilAkhir master Plan Transportasi yang melibatkanPetaSpasialdanJaringannya Sumber : chesapeake.va.us

  24. ContohPenzonaan Sumber : consult.rochdale.gov.uk

  25. 102 103 Ilustrasi Spasial ke Numeris 12 smp/menit 425

  26. Daerah Studi Pengertian Daerah studi ditetapkan sebagai suatu ruang/spasial (obyek) yang dilakukan perencanaan dan pemodelan untuk memprediksi kebutuhan transportasi yang ada di dalam/dari/menuju ke daerah tersebut. Daerah studi dapat berupa daerah perkotaan atau pengembangan kota di masa yang akan datang. Cordon Daerah studi dibatasi oleh suatu garis batas yang disebut sebagai cordon. Cordon ditentukan untuk tidak memotong jalan yang sama lebih dari dua kali. Cordon dapat ditentukan sebagai batas alami, seperti sungai, jalan kereta api,dll.

  27. EXTERNAL CORDON LINE 300 370 DAERAH STUDI 360 310 350 320 330 340 … Daerah Studi

  28. Zona Daerah studi biasanya dipecahkan menjadi beberapa zona. Zona adalah satuan wilayah yang merupakan pendekatan terhadap agregasi bangkitan/tarikan individu. Zona dianggap sebagai satuan pergerakan terkecil sehingga seluruh sifat pergerakan merupakan rata-rata atau mewakili dari seluruh bagian zona. Variabilitas sifat pergerakan sering menjadi kendala yang tidak dapat diantisipasi dalam zona.

  29. … Zona Ukuran zona tergantung dari tujuan pekerjaan yang dapat berupa banyak zona-zona kecil atau sedikit zona-zona luas. Zona kecil memiliki akurasi yang lebih baik namun memerlukan data yang lebih banyak dan waktu pemprosesan komputer yang lama. Zona luas memiliki intra-zonal trip yang cukup besar yang sulit untuk dibebankan kepada jaringan jalan.

  30. … Zona Zona luas sesuai untuk strategic study karena memiliki periode jangka panjang. Banyak studi jangka menengah menggunakan zona-zona kecil yang selanjutnya diagregasikan menjadi sejumlah zona-zona yang lebih besar. Zona kecil biasanya digunakan di daerah pusat kota dimana tata guna tanah/lahan lebih rapat. Zona luas digunakan untuk daerah pinggiran kota.

  31. Syarat Penentuan Sistem Zona Batas zona diusahakan bertepatan dengan batas daerah/wilayah kajian. Besar zona konsisten dengan kerapatan jaringan tinjauan. Luas zona tidak terlalu kecil agar pergerakan dapat dibebankan ke jaringan secara efektif. Batas masing-masing zona sesuai dengan jenis perkembangan tata ruang kota (diusahakan agar sehomogen mungkin). Batas- batas zona dapat menggunakan batas administratif, batas alam, batas jaringan atau batas jenis tata guna lahan.

  32. Pembagian Zona Untuk menjelaskan pergerakan yang berasal dari luar daerah studi (daerah yang lain) diperlukan suatu zona yang disebut sebagai zona eksternal. Data populasi zona eksternal biasanya digunakan untuk mendapatkan nilai akurasi tinggi dan mengkaji pengaruh pergerakan dalam daerah studi, meskipun demikian tidak perlu diperinci sebagaimana model yang digunakan dalam daerah studi. Zona-zona yang berada di dalam daerah studi disebut sebagai zona internal. Zona eksternal tidak memiliki batas yang pasti dan ditetapkan lebih besar dari zona internal.

  33. Ukuran Zona Rata-rata ukuran zona dapat ditentukan dengan jumlah populasi. Well (1975) merangkumkan untuk studi perencanaan transportasi di UK. :

  34. ZONE 3 ZONE 1 ZONE 4 ZONE 2 Representasi Zona Aktivitas tata guna lahan diasumsikan berlokasi pada suatu titik dalam zona yang disebut dengan pusat zona (Black, 1981)

  35. DAERAH STUDI 300 200 370 210 INTERNAL ZONA 230 260 220 360 310 250 240 350 320 330 340 EXTERNAL ZONA … Daerah Studi

  36. Pola Perjalanan dalam Jaringan

  37. Sifat Pergerakan dalam Zona Pergerakan dalam zona (intra zonal trip) yaitu pergerakan dari dan ke zona yang sama umumnya diabaikan (dianggap = nol). Pergerakan antar zona internal (internal zonal trip) yaitu pergerakan dari dan ke zona yang termasuk zona internal. Pergerakan antar zona internal dan eksternal, yaitu pergerakan ke luar/masuk wilayah studi. Pergerakan antar zona eksternal yaitu pergerakan antar zona yang melewati wilayah studi yang dikenal sebagai through traffic.

  38. Keuntungan Penggunaan Sistem Zona Nomor dapat digunakan untuk mengidentifikasi lokasi kota Sistem grid dapat digunakan untuk menentukan pusat zona Tipe dan intensitas tata guna lahan dapat diagregasi dengan sistem zona.

  39. Node 1 Node 2 Node 4 Node 3 Node 5 Sistem Transportasi Jaringan transportasi dapat dimodelkan dengan metode grafis. Jaringan dapat direpresentasikan dalam bentuk ‘ruas’ dan ‘noda’ (Black, 1981). Ruas merupakan fasilitas transportasi (misal. Jalan, rute bis, dll.). Dalam pemodelan sebaiknya menggunakan ruas-ruas yang penting untuk menghindari sistem yang rumit.

  40. Representasi Ruas • Noda adalah tempat dimana ruas-ruas jalan berpotongan atau tempat dimana orang atau barang memasuki jaringan (bus stop, stasiun, terminal, dll.). • Pusat Zona adalah noda khusus dan merupakan noda yang menunjukkan asal dan tujuan perjalanan • Untuk menghubungkan ruas dengan pusat zona digunakan dummy link atau centroid connector.

  41. 147 146 28 27 145 152 151 144 25 149 26 154 150 143 148 153 Zone Boundary Centroids Links (Road) Centroid Connectors Nodes Hubungan antara Zona, Ruas, Noda, Pusat Zona dan Centroid Connector

  42. Keuntungan Metode Grafis dalam Penetapan Jaringan Transportasi Jaringan dapat dinyatakan secara numerik dan juga karakteristik sistem dapat dikaitkan untuk setiap ruas dan jalan, contohnya: jalan satu atau dua arah, kecepatan, waktu tempuh, kapasitas, tingkat pelayanan dll. Seluruh informasi dapat dinyatakan dalam bentuk matriks.

  43. Keuntungan Metode Grafis dalam Penetapan Jaringan Transportasi • Matriks digunakan dengan dua maksud : • Menunjukkan informasi masing-masing ruas, misalnya : panjang, kapasitas. Matriks ini menggunakan noda dan nomor untuk menyatakan kolom dan baris. • Menunjukkan informasi antara setiap pasangan zona, misalnya : jarak, waktu atau jumlah pergerakan. Matriks ini mempunyai nomor zona untuk menyatakan baris dan kolom. Nilai setiap ruas jalan ditambahkan untuk mendapatkan total waktu tempuh, biaya, dll.

  44. Adaenam (6) pergerakandalamhubungannyadengankonsepfungsiklasifikasijalanyaitu, pergerakanutama, transisi, distribusi, koleksidanpergerakanakseske terminal: Hubungan Fungsi Klasifikasi Jalan Gambar Hirarki pergerakan kendaraan di jalan Gambar Garis Perjalanan (Desire lines) KonsepFungsiKlasifikasiJalanHirarkiPergerakandanKomponennya Desa Desa Rumah/ terminal/ kantor Jalan lokal Kecamatan Jalan Akses Jalan bebas hambatan Ibukota Propinsi Ibukota Propinsi Jalan kolektor “Ramp” Jalan Arteri Ibukota Kabupaten

  45. Jalan lokal Desa Desa Jalan kolektor Kecamatan Ibukota Propinsi Ibukota Propinsi Jalan kolektor Jalan arteri Jalan arteri Ibukota Kabupaten Adabeberapahal yang perludipertimbangkandalamkonsepdasarhirarkisistemjaringanjalanantara lain adalah: jarakantarsimpang, penentuanjaringan yang baikdanefesien KonsepHirarki

  46. KlasifikasiJalansesuaiFungsinya Intermediate Roads traffic & Theoritical balance between traffic and land service Clearly serve traffic movement Clearly serve adjacent Land 100 % 100 % Service only a Network function Access only for Land service % traffic Function % Land Function Land service Function L T Traffic Function No network function No Access Arterials Local Street Kollektor Road Type Gambar Klasifikasi jalan sesuai fungsinya sebagai Media arus lalu lintas dan pelayanan daerah. Dengan demikian setidaknya terdapat dua pertimbangan dasar dalam menentukan fungsi klasifikasi jalan dan jaringan jalan yaitu, aksesibilitas dan mobilitas

  47. SistemKlasifikasidanPeranfungsionalJalanmenurutpergerakandanAksesSistemKlasifikasidanPeranfungsionalJalanmenurutpergerakandanAkses PeranFungsionalJalan

  48. Klasifikasijaringanjalanjugasangatditentukanolehkarakteristik per-gerakan (lalulintas) ygmenggunakanjaringanjalantersebut. Perjala-nanjarakjauh yang sifatpergerakannyamemer-lukankecepatan yang tinggiperludipisahkandenganperjalananlokaljarakpendek yang tipi-kalpenggunannyaakanmemerlukankemudahandankeselamatandalamaksesnyakelingkungansekitar Ped. Trips And access Local traffic distribution District Traffic distribution Long distance and through traffic distribution 1,0 Proportion of Trips (Tij) with journey Distance, (d) Pedes. Streets And Access Roads Local distribution 0,5 District Distribution Primary Distribution (A) (L) (D) (P) 0 dD dA dL Journey distance, d Gambar Karakteristik Pergerakan Pada Masing- masing Kelas Jalan KarakteristikPergerakan

  49. Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu-lintas (UU No.38/2004) Ruang Pengawasan Jalan Ruang Manfaat Jalan Gambar Bagian-bagian (unsur) Jalan Ruang Milik Jalan Bagian-bagian jalan adalah: Batis pinggir • Ruang manfaat jalan (RUMAJA). Meliputi badan jalan, saluran tepi jalan,dan ambang pengamannya serta bangunan utilitas. • Ruang Milik Jalan (RUMIJA). Meliputi Daerah Manfaat Jalan dan sejalur tanah tertentu di luar Daerah Manfaat Jalan • Ruang Pengawasan Jalan (RUWASJA). Merupakan sejalur tanah tertentu di luar Daerah Milik Jalan yang ada dibawah pengawasan pembina jalan Batas pinggir Bahu Jalan Bahu Jalan Halaman rumah Jalur Lalu-lintas Jalur pejalan Jalur pejalan SistemJaringanJalandi Indonesia

  50. Screen Lines Screen Line adalah sebuah garis yang membagi daerah studi menjadi dua bagian yang relatif hampir sama dimana digunakan untuk menentukan lokasi traffic counting bagi kalibrasi hasil pemodelan dalam wilayah studi tersebut. Syarat screen line : diusahakan merupakan batas alami misalnya : jalan kereta api, atau sungai, sehingga tidak berubah lokasi untuk waktu yang akan datang.

More Related