1 / 36

Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan PRB 2009-2011

Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan PRB 2009-2011. Kelompok 2– Prioritas Aksi 2 Workshop Nasional, 21 Juli 2010 FGD Prioritas Verifikasi di Daerah. HFA Priority for Action 2. Mengidentifikasi, mengkaji dan memantau Risiko dan meningkatkan peringatan dini.

cicily
Download Presentation

Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan PRB 2009-2011

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pemantauan Kemajuan Pelaksanaan PRB 2009-2011 Kelompok 2– Prioritas Aksi 2 Workshop Nasional, 21 Juli 2010 FGD Prioritas Verifikasi di Daerah

  2. HFA Priority for Action 2 Mengidentifikasi, mengkaji dan memantau Risiko dan meningkatkan peringatan dini

  3. Indikator Prioritas Aksi 2:1Penilaian risiko lokal dan nasional berdasarkan data bahaya/hazard dan informasi kerentanan yang tersedia dan meliputi penilaian risiko untuk sektor-sektor utama Peta risiko semua jenis bahaya sudah dibuatkan dalam Renas PB (2009-2012) tingkat nasional, yang kemudian dijabarkan dalam Rencana Aksi Nasional. Dokumen Parba (Hazard analysis) sudah diterbitkan oleh BNPB, belum dioverlay dengan data kerentanan termasuk aspek sosek Belum diketahui pedoman umum analisis risiko menurut spesifik bahaya, di tingkat nasional. Kalaupun ada, belum ‘public accessible’ Pusat Studi Bencana sudah membuat peta index risiko bencana nasional. Namun belum diketahui (tdk ada data yg dimiliki kelompok) mengenai parameter dan metode yang digunakan Tidak diketahui apakah pengembangan peran pusat studi memberikan kontribusi terhadap penyediaan produk analisi risiko Terbitnya Surat Edaran dari Mendiknas dan Menkes mengenai pengarusutamaan pendidikan PRB, serta Rumah Sakit Aman Bencana, mendukung kebutuhan penilaian risiko RPP Sungai sudah menyertakan parameter kerentanan dan risiko bencana banjir. Belum ada pedomannya. RSNI PB sedang dalam proses penggodokan, panitian teknis telah dibentuk Dapat dianggap 90% daerah belum membuat kajian risiko (risk assessment). Sudah masuk dalam UU 24, bahwa setiap pembangunan gedung harus menyertakan dokumen kajian risiko.ada Masih ada keragaman bahasa dan pemahaman mengenai risiko, peta risiko, kajian risiko, elemen peta risiko, parameter kajian risiko, dst. Masalah kapasitas nasional dan daerah, serta keinginan dan upaya. Perlu peningkatan kapasitas tk.nasional dan daerah

  4. Indikator Prioritas Aksi 2:1 Penilaian risiko lokal dan nasional berdasarkan data bahaya/hazard dan informasi kerentanan yang tersedia dan melipyuti penilaian risiko untuk sektor-sektor utama Tingkat kemajuan untuk 2010-2011

  5. Indikator Prioritas Aksi 2:1 Penilaian risiko lokal dan nasional berdasarkan data bahaya/hazard dan informasi kerentanan yang tersedia dan meliputi penilaian risiko untuk sektor-sektor utama Alasan-alasan mengapa kemajuan dari indikator 2:1 ada di tingkat kemajuan tersebut : Peta risiko semua jenis bahaya sudah dibuatkan dalam Renas PB (2009-2012) tingkat nasional, yang kemudian dijabarkan dalam Rencana Aksi Nasional. Dokumen Parba (Hazard analysis) sudah diterbitkan oleh BNPB, belum dioverlay dengan data kerentanan termasuk aspek sosek

  6. Indikator Prioritas Aksi 2:1 Penilaian risiko lokal dan nasional berdasarkan data bahaya/hazard dan informasi kerentanan yang tersedia dan melipyuti penilaian risiko untuk sektor-sektor utama Kendala/tantangan-tantangan: PetarisikosemuajenisbahayasudahdibuatkandalamRenas PB (2009-2012) tingkatnasional, yang kemudiandijabarkandalamRencanaAksi Nasional. DokumenParba (Hazard analysis) sudahditerbitkanoleh BNPB, belumdioverlaydengan data kerentanantermasukaspeksosek Belumadapedomanumum/standaranalisisrisikomenurutspesifikbahaya, ditingkatnasional. Kalaupunada, belum ‘public accessible’ PusatStudi Bencana sudahmembuatpeta index risikobencananasional. Namunbelumdiketahui (tdkada data ygdimilikikelompok) mengenai parameter danmetode yang digunakan Tidakdiketahuiapakahpengembanganperanpusatstudimemberikankontribusiterhadappenyediaanprodukanalisirisiko TerbitnyaSuratEdarandariMendiknasdanMenkesmengenaipengarusutamaanpendidikan PRB, sertaRumahSakitAman Bencana, mendukungkebutuhanpenilaianrisiko RPP Sungai sudahmenyertakan parameter kerentanandanrisikobencanabanjir. Belumadapedomannya. RSNI PB sedangdalamprosespenggodokan, panitianteknistelahdibentuk Dapatdianggap 90% daerahbelummembuatkajianrisiko (risk assessment). Sudahmasukdalam UU 24, bahwasetiappembangunangedungharusmenyertakandokumenkajian risiko.ada Masihadakeragamanbahasadanpemahamanmengenairisiko, petarisiko, kajianrisiko, elemenpetarisiko, parameter kajianrisiko, dst. Masalahkapasitasnasionaldandaerah, sertakeinginandanupaya. Perlupeningkatankapasitastk.nasionaldandaerah Kurangnyastrategisosialisasi, aksesinformasidandibutuhkannyapeningkatankapasitasuntukpemfaatan data daninformasi Masyarakat , pemerintahdaerahdan stakeholder terkaitbelumcukupproaktifuntukmengakses

  7. Indikator Prioritas Aksi 2:1 Penilaian risiko lokal dan nasional berdasarkan data bahaya/hazard dan informasi kerentanan yang tersedia dan meliputi penilaian risiko untuk sektor-sektor utama Rekomendasi/Opportunity:

  8. HFA Priority 2:2Sistem-sistem tersedia dan siap untuk memantau, mengarsip, dan menyebarluaskan data tentang bahaya-bahaya dan kerentanan-kerentanan utama. Sistem sudah ada (gempa, tsunami, banjir, cuaca ekstrim, gelombang pasang, kebakaran, gunung api, gerakan tanah) Belum semua sistem menyediakan data kerentanan termasuk isu kesetaraan gender Masih terbatasnya pedoman2 terstandardisasi, termasuk level/status bahaya contoh: banjir) Standar pengarsipan juga belum cukup baik/berbeda-beda menurut instansi Pengarsipan meta data dan sejarah bencana belum cukup baik. Sebaiknya masuk dalam DIBI Pengarsipan pengetahuan kearifan lokal yang masih terbatas Mekanisme diseminasi dan aksesibilitas informasi belum optimal Perlu penguatan DIBI Belum ada safety index standard

  9. HFA Priority 2:2 Sistem-sistem tersedia dan siap untuk memantau, mengarsip, dan menyebarluaskan data tentang bahaya-bahaya dan kerentanan-kerentanan utama. Tingkat kemajuan untuk 2007-2009

  10. Alasan-alasan mengapa kemajuan dari indikator 2:2 ada di tingkat kemajuan tersebut: Data dan informasi teknis tersedia di sektor, belum ada format standar. Data dan informasi yang terarsip disediakan oleh fasilitas DIBI HFA Priority 2:2Sistem-sistem tersedia dan siap untuk memantau, mengarsip, dan menyebarluaskan data tentang bahaya-bahaya dan kerentanan-kerentanan utama.

  11. HFA Priority 2:2Sistem-sistem tersedia dan siap untuk memantau, mengarsip, dan menyebarluaskan data tentang bahaya-bahaya dan kerentanan-kerentanan utama. Kendala/Tantangan : Pemanfaatan DIBI Sistem jaringan yang ada belum memungkinkan data dikumpulkan di DIBI Kebijakan lembaga dan kurangnya koordinasi, termasuk payung hukum Keterbatasan sumber daya berkesinambungan, infrastruktur di daerah, dalam pemantauan, pengarsipan dan penyebarluasan data Belum ada pedoman penyusunan risk map

  12. HFA Priority 2:2Sistem-sistem tersedia dan siap untuk memantau, mengarsip, dan menyebarluaskan data tentang bahaya-bahaya dan kerentanan-kerentanan utama. Rekomendasi/Opportunity:

  13. HFA Priority 2:3Sistem peringatan dini tersedia dan siap untuk segala bahaya besar, dengan jangkauan ke tingkat komunitas/masyarakat 6 poinuntukdiskusi

  14. HFA Priority 2:3Sistem peringatan dini tersedia dan siap untuk segala bahaya besar, dengan jangkauan ke tingkat komunitas/masyarakat Tingkat Kemajuan 2007-2009

  15. Alasan-alasan mengapa kemajuan dari indikator 2:3 ada di tingkat kemajuan tersebut: sudah ada kejelasan pengambilan keputusan Beberapa daerah sudah memiliki SOP. Belum ada pedoman SOP yang menjadi panduan bagi daerah-daerah HFA Priority 2:3 Sistem peringatan dini tersedia dan siap untuk segala bahaya besar, dengan jangkauan ke tingkat komunitas/masyarakat

  16. HFA Priority 2:3 Sistem peringatan dini tersedia dan siap untuk segala bahaya besar, dengan jangkauan ke tingkat komunitas/masyarakat Kendala/Tantangan: Terjadi penurunan dukungan sumberdaya signifikan dalam sistem peringatan dini tsunami (struktur dan kultur) Pemantauan sistem termasuk Operation & Maintenance (Operasi & Pemeliharaan) yang bersinambung Belum selesainya grand strategi sistem peringatan dini multi-bencana

  17. HFA Priority 2:3Sistem peringatan dini tersedia dan siap untuk segala bahaya besar, dengan jangkauan ke tingkat komunitas/masyarakat Rekomendasi/Opportunity:

  18. HFA Priority 2:4Pengkajian risiko lokal dan nasional mempertimbangkan risiko-risiko regional/lintas batas, guna menggalang kerja sama reginal mengenai pengurangan risiko 3 poinuntukdiskusi • Pemerintah daerah memiliki kemampuan yang berbeda-beda, pada kawasan dan hazard yang sama. • sistem administrasi kepemerintahan membatasi sumberdaya dalam pengurangan risiko bencana (pendekatan kajian risiko yang tidak holistik) • komitmen bersama pemerintahan dan lintas sektor yang berada dalam satu wilayah/regio dalam menghadapi satu hazard

  19. HFA Priority 2:4 Pengkajian risiko lokal dan nasional mempertimbangkan risiko-risiko regional/lintas batas, guna menggalang kerja sama reginal mengenai pengurangan risiko Tingkat Kemajuan untuk 2007-2009

  20. HFA Priority 2:4 Pengkajian risiko lokal dan nasional mempertimbangkan risiko-risiko regional/lintas batas, guna menggalang kerja sama reginal mengenai pengurangan risiko • Alasan-alasan mengapa kemajuan dari indikator 2:4 ada di tingkat kemajuan tersebut: • .blm ada kemajuan yang cukup berarti dalam hal kerjasama kajian risiko lintas batas/lintas negara • Blm ada pedoman baku dan kesepakatan bersama antar daerah untuk melakukan kajian risiko bersama • Pernah/sedang dilakukan kerjasama ASEAN dan Indian Ocean (IOTWS) untuk risk assessment, dan disaster management. • Rencana kerjasama regional dilakukan pada prioritas jangka menengah (setelah 3 tahun) implementasi kerjasama AIFDR-Indonesia-ASEAN • Sudah ada kesepakatan dan komitmen dalam pengurangan tingkat ASEAN • Sudah ada pengelolaan untuk pemantauan risiko lintas batas daerah seperti pengelolaan DAS • Sudah terbentuk organisasi yang memungkinkan pertukaran informasi lintas batas negara seperti AHA Center, IO TWS, PTWS dan AEIC

  21. HFA Priority 2:4 Pengkajian risiko lokal dan nasional mempertimbangkan risiko-risiko regional/lintas batas, guna menggalang kerja sama regional mengenai pengurangan risiko Kendala/Tantangan: • Lemah dalam pengimplementasian • Kerjasama baru ditingkat penguatan kapasitas, belum pada melakukan kajian risiko bersama (lintas batas) • Masih dalam tataran sosialisasi kebijakan tingkat ASEAN dengan negara bersangkutan (untuk AADMER) • Keterlibatan komunitas NGO dalam area kajian risiko belum optimal.

  22. HFA Priority 2:4 Pengkajian risiko lokal dan nasional mempertimbangkan risiko-risiko regional/lintas batas, guna menggalang kerja sama reginal mengenai pengurangan risiko Rekomendasi/Opportunity:

  23. Pendorong Kemajuan (Drivers of Progress) • Apakah faktor-faktor tersebut bertindak sebagai pendorong atau katalis untuk mencapai kemajuan yang berarti dalam pengurangan risiko bencana dan pemulihan yang berkelanjutan dari bencana. • Faktor-faktor tersebut bervariasi dalam konteks nasional dan daerah, namun umumnya menekankan faktor-faktor/isu-isu yang dipandang penting oleh satu negara untuk dipadukan ke dalam perencanaan, kebijakan dan program sebagai cara untuk mencapai sasaran-sasaran pengurangan risiko bencana. • Penilaian anda akan mempertimbangkan seberapa besar penekanan diberikan pada masing-masing faktor tersebut dalam mewujudkan hasil pengurangan risiko bencana yang diinginkan. Pendekatan terpadu multibahaya dalam pengurangan risiko bencana dan pembangunan. Perspektif jender tentang pengurangan risiko dan pemulihan diadopsi dan dilembagakan Kapasitas untuk pengurangan risiko dan pemulihan teridentifikasi dan diperkuat Pendekatan keamanan manusia dan kesetaraan sosial dipadukan ke dalam aktivitas-aktivitas pengurangan risiko bencana dan pemulihan Keterlibatan dan kemitraan dengan para aktor nonpemerintah: antara lain masyarakat sipil dan sektor swasta telah digalakkan di semua tingkat. Pendorong kemajuan kontekstual lainnya sesuai dengan konteks/kondisi nasional dan daerah

  24. Pendorong Kemajuan# 1:

  25. 1. Identifikasi apabila ada upaya-upaya atau penekanan lebih lanjut yang mungkin diperlukan di tahun-tahun mendatang dan pikirkan juga jenis-jenis investasi/strategi yang diperlukan sehingga masing-masing upaya pengurangan risiko bencana dan pemulihan memberikan penekanan yang optimal pada “pendorong-pendorong” yang relevan. Ini juga merupakan kesempatan untuk menjelaskan mengapa satu hasil tertentu yang diharapkan menekankan – atau tidak menekankan – pada satu pendorong. Penyusunan pedoman Penguatan kapasitas Sosialisasi Penyediaan sumberdaya yang berkesinambungan Penguatan dan advokasi kerjasama lintas batas

  26. Pendorong Kemajuan # 2:

  27. 2. Identifikasi apabila ada upaya-upaya atau penekanan lebih lanjut yang mungkin diperlukan di tahun-tahun mendatang dan pikirkan juga jenis-jenis investasi/strategi yang diperlukan sehingga masing-masing upaya pengurangan risiko bencana dan pemulihan memberikan penekanan yang optimal pada “pendorong-pendorong” yang relevan. Ini juga merupakan kesempatan untuk menjelaskan mengapa satu hasil tertentu yang diharapkan menekankan – atau tidak menekankan – pada satu pendorong. Pemenuhan kebutuhan data dan informasi untuk memenuhi pertimbangan mainstreaming gender dalam PRB Pemahaman dan sosialisasi konteks gender yang lebih baik, terutama di tingkat daerah, yang akan berdampak terhadap dukungan kebijakan yang lebih baik

  28. Pendorong Kemajuan # 3:

  29. 3. Identifikasi apabila ada upaya-upaya atau penekanan lebih lanjut yang mungkin diperlukan di tahun-tahun mendatang dan pikirkan juga jenis-jenis investasi/strategi yang diperlukan sehingga masing-masing upaya pengurangan risiko bencana dan pemulihan memberikan penekanan yang optimal pada “pendorong-pendorong” yang relevan. Ini juga merupakan kesempatan untuk menjelaskan mengapa satu hasil tertentu yang diharapkan menekankan – atau tidak menekankan – pada satu pendorong.

  30. Pendorong Kemajuan # 4:

  31. 4. Identifikasi apabila ada upaya-upaya atau penekanan lebih lanjut yang mungkin diperlukan di tahun-tahun mendatang dan pikirkan juga jenis-jenis investasi/strategi yang diperlukan sehingga masing-masing upaya pengurangan risiko bencana dan pemulihan memberikan penekanan yang optimal pada “pendorong-pendorong” yang relevan. Ini juga merupakan kesempatan untuk menjelaskan mengapa satu hasil tertentu yang diharapkan menekankan – atau tidak menekankan – pada satu pendorong.

  32. Pendorong Kemajuan # 5:

  33. 5. Identifikasi apabila ada upaya-upaya atau penekanan lebih lanjut yang mungkin diperlukan di tahun-tahun mendatang dan pikirkan juga jenis-jenis investasi/strategi yang diperlukan sehingga masing-masing upaya pengurangan risiko bencana dan pemulihan memberikan penekanan yang optimal pada “pendorong-pendorong” yang relevan. Ini juga merupakan kesempatan untuk menjelaskan mengapa satu hasil tertentu yang diharapkan menekankan – atau tidak menekankan – pada satu pendorong.

  34. Pendorong Kemajuan # 6:

  35. 6. Identifikasi apabila ada upaya-upaya atau penekanan lebih lanjut yang mungkin diperlukan di tahun-tahun mendatang dan pikirkan juga jenis-jenis investasi/strategi yang diperlukan sehingga masing-masing upaya pengurangan risiko bencana dan pemulihan memberikan penekanan yang optimal pada “pendorong-pendorong” yang relevan. Ini juga merupakan kesempatan untuk menjelaskan mengapa satu hasil tertentu yang diharapkan menekankan – atau tidak menekankan – pada satu pendorong.

  36. Selesai

More Related