1 / 12

BEBERAPA POLA PENDEKATAN UNTUK MENEMUKAN KEBENARAN

BEBERAPA POLA PENDEKATAN UNTUK MENEMUKAN KEBENARAN. ILMU = KEBENARAN.

chick
Download Presentation

BEBERAPA POLA PENDEKATAN UNTUK MENEMUKAN KEBENARAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BEBERAPA POLA PENDEKATANUNTUK MENEMUKAN KEBENARAN

  2. ILMU = KEBENARAN • ada perbedaan antara pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science). Pengetahuan itu bisa benar bisa salah. Pengetahuan yang benar disebut al-‘ilmu atau haq, sedangkan pengetahuan yang salah disebut persepsi atau opini. Pendek kata, pada hakikatnya, kebenaran (al-haq, al-‘ilmu) adalah mutlak, absolut, sedangkan yang berbeda-beda adalah persepsi orang tentang kebenaran.

  3. alamsebagaifaktadengansegalahukumnyaadalahabsolut, tetapiilmupengetahuanalam yang ditemukanmanusiabersifatrelatif. Sebagaicontoh, bahwa Al-Qur;anmenjelaskanbahwa planet ituadasebelas (ihda ‘asyratakaukaban), tetapiparaahliastronomimenyebutkanhanyasembilan. Demikianpuluhantahunpendapatitumendominasi. Kemudianditemukanlagisatu planet sehinggaberjumlah 10, kiniterakhirditemukansatu planet lagisehinggamenjadisebelas.  Jadijumlah planet sebagaifaktaadalahabsolutnamunpengetahuanmanusiatentang planet bersifatrelatif.

  4. Manusiadenganrasionyaberusahamencarikebenaran (ilmu). Caranya, setiap data yang masukkeotakakandiolahdenganparadigmaberfikirnyasehinggamenjadisebuahpengetahuan (kesimpulan), tetapiapakahkesimpulanitusebagaiilmuatauhanyapersepsibelumlahpasti. Karenaituwajarkalaukesimpulanseseorangtentangsesuatusukaberubah-ubah. Teori yang hariinidianggapbenartetapibeberapatahunkemudiandirevisibahkandibuang. Dalamprosesmenemukankebenaranitu, manusiaseringharusmenempuhkesalahan-kesalahan yang banyaktiadaterhingga, ataubersifattrial and error.

  5. Untunglahturunwahyu. Fungsiwahyuadalahuntukmembantumanusia agar janganterlalu lama ataujanganterlalusulitmenemukankebenaran, terutamadalampersoalan-persolanmetafisikaatautentanghakikatsesuatu. Dan sangatmungkinkalauhanyamengandalkankekuatannalarsemata, terlalubanyakhal yang takdapatditemukannyapadahalilmusangatpentingdimilikiuntukbekaldiduniaini, misalnyaapaartihidup, apaitumati, bagaimanasetelahmati, apaitusyetandanbagaimanasikapmanusiaterhadapsyetan. Wahyumemberikaninformasiseputarmasalah-masalahdiatas yang tidakmungkindapatditemukanmelaluipenelitianempirik.

  6. Manusia dengan rasio yang berfikir berlandaskan kausality, tidak dinilai serba mampu untuk mencapai segenap ilmu, karena rasio memiliki daya deteksi yang terbatas. Oleh karena itu, apabila rasio dijadikan sebagai ukuran segenap kebenaran agaknya terlalu riskan

  7. Denganhubungankausalitysebagaimanadijelaskandiatas, di Barat hanyadikenalduakatagoriilmu, yakniEmpirical Science (ilmuEmpirik) danRational Science (ilmurasional) Empirical scienceadalahmanakalakebenarannya yang bersumberkepadainderaterutamamata, dengankata lain dapatdilihat, diobservasiataudibuktikanmelaluieksperimen, misalnyailmukedokteran, Fisika, Kimia, Biologi, dll. Jikadalamujicobatersebuttidakterbuktiberartiteoriitusalah

  8. Sedangkan Rational science ialah kebenaran yang bersumber kepada rasio (akal). Benar tidaknya sesuatu diukur oleh signifikansi hubungan antara sebab dan akibat. Apabila terjadi hubungan sebab dan akibat yang jelas, maka itu dikatakan logis, rasional dan dianggap benar. Tetapi jika hubungan antara sebab dan akibat itu tidak nampak jelas maka dinilai tidak rasional dan salah.

  9. Di luar Empirical science dan Rational science adalah belief (kepercayaan) semata-mata dan bukan ilmu. Jadi berita tentang bangkit dari kubur, jin, malaikat, termasuk cerita tentang mukjizat, karena persoalan tersebut tak dapat dibuktikan dengan indera maupun dengan rasio, maka dinyatakan bukan ilmu melainkan sekadar kepercayaan

  10. sebenarnyailmuituadaempatmacambukanduasebagaimanadalampemikirandi Barat. KeempatmacamilmuituadalahilmuEmpirik (‘Ain al-yaqin), IlmuRasional (‘Ilmu al-yaqin), Suprarasional (Haqq al-yaqin) danMetarasional (‘ilmu al-Ghaib). Dalamterminologi lain, IlmuEmpirikdanilmuRasionaldikatagorikanIlmuBayány. IlmuSuprarasionalmerupakanilmuBurhány,sedangkanMetarasionaldisebutilmu ‘Irfány

  11. Di luar yang empat itu ada yang disebut irrasional, yakni manakala kejadian tersebut sangat mustahil menurut akal, misalnya dikatakan bahwa benda itu diam dan pada saat yang sama benda itu bergerak. Ini irrasional. Termasuk ke dalam irrasional adalah tahayyul. Irrasional bukanlah ilmu tetapi takhayyul (hayalan) atau kepercayaan tak berdasar.  Lihat tabel di bawah ini.

  12. KLASIFIKASI ILMU, SUMBER DAN OBJEK KAJIAN

More Related