1 / 26

Bab 0 3 . PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS RUMAH SAKIT

Bab 0 3 . PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS RUMAH SAKIT. Prof. dr. H. Soedjajadi Keman, MS., Ph.D. Departemen Ilmu Kesehatan Lingkungan FKM Unair. Pendahuluan. Disadari bahwa limbah layanan medis dapat menimbulkan dapak negatif thd kesehatan dan keselamatan dari petugas, pemulung dan masyarakat

brick
Download Presentation

Bab 0 3 . PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS RUMAH SAKIT

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Bab 03.PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS RUMAH SAKIT Prof. dr. H. Soedjajadi Keman, MS., Ph.D. Departemen Ilmu Kesehatan Lingkungan FKM Unair

  2. Pendahuluan • Disadari bahwa limbah layanan medis dapat menimbulkan dapak negatif thd kesehatan dan keselamatan dari petugas, pemulung dan masyarakat • Limbah layanan medis dapat menjadi tempat berbiaknya mikro-organisme dan sarang vektor penyakit dan tikus • Secara garis besar dibagi menjadi sampah medis dan sampah non medis

  3. Jumlah Sampah • Langkap pokok pengelolaan sampah adalah mengukur produksi sampah karena menentukan jumlah dan volume sarana penyimpanan dan pembuangan sampah, seperti pemilihan ukuran incinerator, alat angkut, dll. • Pengukuran jumlah sampah dapat menggunakan ukuran berat atau ukuran volume

  4. Berat dan Volume Sampah Rumah Sakit • Diperkirakan produksi dampah domestik adalah 2 Kg/pasien/hr sedang di AS = 3,25 Kg/pasien/hr • Volume sampah diperlukan untuk menentukan ukuran bak dan sarana pengangkutan, shg perlu survei pada Rumah Sakit setempat • Meningkatnya produksi samah RS karena peningkatan penggunaan barang disposable

  5. Pengangkutan Sampah • Pengangkutan dalam ruangan memakai kereta, sedangkan untuk bangunan bertingkat dapat dibantu dgn menyediakan cerobong sampah atau lift pada sudut ruangan • Kereta sampah supaya dipisah antara sampah medis dan sampah non-medis, karena berkaitan dengan metode pembuangan dan pemusnahannya • Dalam strategi pengelolaan sampah RS perlu ditetapkan lebih dulu prosedur standar (PROTAP) pengelolaan sampah yang harus dipatuhi oleh semua fihak yang terlibat

  6. Sarana Pengangkutan Sangat diharapkan kendaraanyang dipakai mengangkut sampah medis dan sejenisnya hanya untuk itu saja Mudah diangkut dan dibongkar serta mudah dibersihkan dan dilengkapi alat pengumpul kebocoran Harus dipasang tanda atau kode untuk sampah medis/klinis

  7. Metode Pembuangan • Sebagian besar limbah medis / klinis dibuang dengan metode incinerator atau setelah sterilisasi (autoclave atau bahan kimia hipoklorit / permanganat) dengan sanitary landfill • Evaluasi keberhasilan pengelolaan sampah bisa dilihat dengan indikator : - akumulasi sampah tak terangkut - peningkatan populasi lalat - adanya keluhan masyarakat, pasien, pengunjung atau petugas rumah sakit

  8. Limbah Layanan Medis • Rumah sakit merupakan penghasil limbah medis/klinis terbesar, sehingga perlu pengolahan pendahuluan sebelum diangkut ke tempat pengumpulan dan pemusnahan • Limbah atau sampah medis/klinis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawata, gigi, veterinary, farmasi atau sejenisnya, pengobatan, perawatan, pendidikan dan penelitian yang menggunakan bahan beracun dan infeksius • Jenis limbah klinis : - benda tajam - limbah farmasi - limbah infeksius - limbah kimia - limbah jar tubuh - limbah radioaktif - limbah sitotoksik

  9. KategoriLimbah Medis/Klinis • Golongan A : a. Dressing bedah, swab dan semua limbah terkontaminasi; b. Bahan linen kasus penyakit infeksi c. Seluruh jar tubuh manusia, hewan dari lab, dan hal lain yang berkaitan dengan swab dan dressing • Golongan B : Syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas dan benda tajam lainnya • Golongan C : Limbah lab dan post partum, kecuali yg masuk gol. A • Golongan D : Limbah bh kimia dan farmasi tertentu • Golongan E : Pelapis bed-pan disposable, urinoir, incontinence, pad dan stamagbags

  10. Pemilahan dan Pengurangan Sampah Medis • Alur limbah hrs diidentifikasi dan dipilah • Reduksi volumelimbah merupakan proses yang kontinyu • Pemisahan limbah B3 dari limbah lainnya pada tempat penghasil adalah kunci pembuangan yang paling baik • Dengan limbah berada di kantong dan kontainer yang sama untuk penyimpanan, pengumpulan dan pembuangan akan mengurangi kemungkinan kesalahan petugas dlm penanganan

  11. Penampungan Sampah Medis • Sarana penampungan limbah medis harus memadai, diletakkan pada tempat yang pas, aman, dan higienis • Pemadatan adalah cara yang efisien dalam penyimpanan sampah medis yang bisa dibuang di sanitary landfill, namun pemadatan tidak boleh dilakukan pada limbah infeksius dan benda tajam

  12. Pemisahan Sampah Medis • Untuk memudahkan berbagai macam sampah/limbah medis yang dbuang, maka harus dilakukan pemisahan dengan memakai kantong plastik berwarna (kode warna)

  13. Standarisasi Kantong dan Kontainer Pembuangan Limbah medis • Karena terdapat berbagai macam kantong dan kontainer serta logo (simbol) yang dipergunakan untuk pembuangan sampah medis, maka perlu standardisasi nasional warna dan kode masing-masing jenis sampah medis • Keseragaman akan memberikan keuntungan sbb : - mengurangi biaya dan waktu pelatihan petugas - meningkatkan keamanan petugas dalam/luar RS - pengurangan biaya produksi kantong dan kontainer • Kantong dan kontainer harus kuat, bermutu, tidak mudah robek dan tidak bereaksi dgn sampah yang disimpan di dalamnya

  14. Kode Simbol/Piktogram Standard (lihat juga GHS) • Sampah Infeksius Kantong berwarna kuning dengan simbol biohazard yang berwarna hitam (international) • Sampah Citotoksik Kantong berwarna ungu dengan simbol limbah sititoksik (pembelahan sel fase telofase) • Sampah Radioaktif Kantong berwarna merah dengan simbol trefoil (bhs lain : trifolium, three-leaved plant (international) • Sampah Umum Kantong warna hitam dengan simbol tulisan “Domestik” warna putih

  15. Pengelolaan Sampah Medis Golongan A • Dressing bedah dan limbah medis lainnya ditampung dlm bak penampungan limbah medis, dilengkapi dengan kantong plastik diikat kuat kalau ¾ isi sudah penuh, maksimal 1 hari sekali diangkut, dimusnahkan dgn incinerator • Prosedur yg digunakan disetujui Pimpinan jbj, Kepala Bagian Sanitasi dan Dinas Kesehatan • Semua jar tubuh, placenta dll ditampung bak medis dalam kantong yang tepat untuk dimusnahkan dgn incinerator • Alat lab yabg terinfeksi dimusnahkan dengan incinerator dan incinerator dioperasikan dibawah pengawasan bagian sanitasi Rumah Sakit

  16. Pengelolaan Sampah Medis Golongan B • Syringe, jarum, dan cartridge hendaknya dibuang dalam keadaan tertutup • Sampah ini hendaknya ditampung dalam bak tahan benda tajam yang bilamana penuh ( atau dengan interval maksimal tidak lebih dari 1 minggu) hendaknya diikat dan ditampung dalam bak sampah medis sebelum diangkut dan dimusnahkan dengan incinerator

  17. Pengelolaan Sampah Medis Golongan C • Pembuangan sampah medis yang berasal dari unit patologi kimia, haematologi, transfusi darah, mikrobiologi, histologi dan post partum serta unit sejenisnya (binatang percobaan) dibuat dalam kode pencegahan infeksi dalam lab klinis dan ruang post mortum dan publikasi lainnya

  18. Pengelolaan Sampah Medis Golongan D • Barang-barang yang lebih atau produk medis baru sebagian digunakan hendaknya dikembalikan kepada petugas yang bertanggung jawab di bagian Farmasi Rumah Sakit

  19. Pengelolaan Sampah Medis Golongan E • Kecuali yang berasal dari ruangan dengan risiko tinggi, isi sampah medis golongan E ini bisa dibuang melalui saluran air “sluicer”, WC atau unit pembuangan untuk itu • Sampah yang tidak dapat dibuang melalui saluran air hendaknya disimpan dalam bak penampungan sampah medis dan dimusnahkan dengan incinerator

  20. Transportasi Sampah MedisKereta atau Trolli • Permukaan harus licin, rata dan tidak tembus • Tidak akan menjadi sarang serangga • Mudah dibersihkan dan dikeringkan • Sampah tidak menempel di alat angkut • Sampah mudah diisikan, diikat dan dituang kembali

  21. Kalau Tidak Tersedia Sarana Transportasi Limbah Medis • Harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam bak truck pengangkut sampah, dan dilakukan upaya mencegah kontaminasi sampah lain yang dibawa • Harus dapat dijamin bahwa sampah dalamkeadaan aman dan tidakterdapat kebocoran atau tumpahan

  22. Tempat Penampungan Sementara • Sampah medis hendaknya diangkut sesering mungkin, dikatakan penuh itu kalau 2/3 atau ¾ kantong penuh • Sementara menunggu pengangkutan, hendaknya : - Simpan dalam kontainer memenuhi syarat - Lokasi strategis, dalam kantong warna dan kode terpisah - Taruh di tempat yg kering dan ada sarana pencuci - Aman dari orang yang tak bertanggung jawab - Terjangkau kendaraan pengangkut sampah • Sampah medis yang tidak berbahaya dapat ditampung bersama sampah lain sambil menunggu pemusnahan

  23. Peringatan • Peringatan bahaya dari kontainer bertekanan, seperti kaleng aerosol hendaknya tidak dimasukkan ke dalam kantong sampah yg akan dimusnahkan dengan incinerator !!

  24. Kebijakan Pembuangan Sampah Medis/Klinis • RS hendaknya menetapkan peraturan standard (protap) yang jelas untuk penanganan, penampungan, pengangkutan, dan pembuangan limbah medis/klinis • Protap tersebut harus disesuaikan dengan kondisi lokal serta perlu untuk diikuti dengan latihan sesuai dengan kategori dan fungsi tenaga yang ada • Perlu ditetapkan seorang petugas yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan untuk pengembangan program sanitasi rumah sakit

  25. Latihan Penanganan dan Pembuangan • Semua petugas yg kerja di tempat penghasil sampah medis (pemyimpan dan pengumpul) harus mendapat informasi dan pelatihan dalam pengelolaannya serta pemakaian APD - memeriksa pakah kantong telah tertutup - menangani kantong dgn pegang lehernya saja - tahu prosedur mengatasi tumpahan - memastikan pengikat kantong tidak putus selama proses • Petugas yang bertanggung jawab thd pengangkutan perlu menjamin bahwa : - pemungut, sopir dan petugas lain sadar akan bahayanya - menguasai prosedur standard kalau ada tumpahan

  26. Sekian Terima Kasihatas perhatian Anda

More Related