1 / 34

KLASIFIKASI TANAH

KLASIFIKASI TANAH. Proses Pembentukan Tanah. BATUAN: bagian dari kerak bumi yang mengandung satu macam atau lebih mineral yang terikat sangat kuat.Berdasarkan proses pembentukannya batuan dapat dikategorikan sebagai:. Batuan Beku (Igneous Rock) Contoh: granite, andesite, basalt

boyce
Download Presentation

KLASIFIKASI TANAH

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KLASIFIKASI TANAH

  2. ProsesPembentukan Tanah BATUAN: bagian dari kerak bumi yang mengandung satu macam atau lebih mineral yang terikat sangat kuat.Berdasarkan proses pembentukannya batuan dapat dikategorikan sebagai: • Batuan Beku (Igneous Rock) Contoh: granite, andesite, basalt • Batuan Endapan (Sedimentary Rock) Contoh: claystone, siltstone, sandstone, shales, limestone, coal • Batuan Metamorf (Metamorphic Rock) Contoh: gneiss, quartzite, slate, marble Tanah: hasil pelapukan batuan berupa kumpulan butiran-butiran partikel dengan ikatan antar butir yang lemah

  3. PembagianKelompok Tanah Berdasarkan Proses Transportasi: • Tanah Residual • Tanah Colluvial • Tanah Endapan Air (Alluvial Soils) • Tanah Endapan Angin (Eolian Soils) • Tanah Endapan Sungai Es (Glacial Soils) Tanah Residual: hasil pelapukan batuan dasar dan masih berada di tempat asalnya. Contoh: Tanah merah/tanah laterit hasil dekomposisi batuan di daerah tropis. Tanah merah lebih banyak mengandung lempung kaolinite, tidak begitu aktif, dan non-swelling.

  4. PembagianKelompok Tanah Tanah Colluvial: terbentuk dari tanah yang berpindah dari tempat asalnya akibat gaya gravitasi pada saat kejadian keruntuhan lereng Tanah Alluvial (endapan air): terbentuk dari tanah yang berpindah dari tempat asalnya akibat terbawa air yang mengalir • Fluvial: tanah deposit endapan sungai • Lacustrine: tanah deposit endapan danau • Coastal: tanah deposit endapan di tepi pantai • Marine deposits: offshore deposits Tanah Eolian (endapan angin): tanah deposit yang ditransportasikan oleh angin • Sand dunes • Loess (silty) • Volcanic dust

  5. PembagianKelompok Tanah Tanah Glacial: tanah yang terbentukkarenaterbawaolehperpindahan/gerakanmassaesdanoleh air darilelehanmassaestersebut Tanah Khusus: • Tanah Expansive: tanah yang berpotensi mengembang (peningkatan volume) akibat terjadi peningkatan kadar air dan menyusut bila kadar air berkurang. Clay shales dan tanah lempung montmorillonite • Tanah Collapsible: tanah yang berpotensi mengalami pengurangan volume yang besar bila terjadi peningkatan kadar air tanpa adanya perubahan beban luar.

  6. DistribusiButiran Tanah

  7. 0.002 0.075 4.75 75 200 Klasifikasi Tanah BerdasarUkuranButiran Tanah kohesif (Cohesive soils) Tanah non kohesif(Granular soils or Cohesionless soils) Lempung (clay) Lanau (silt) Pasir (sand) Kerikil (gravel) Kerakal (Cobble) Batuan (Boulder) Ukuran butiran (mm) Tanah berbutirhalus Tanah berbutirkasar

  8. UkuranPartikel Tanah

  9. Penggetar saringan hidrometer suspensi tanah-air Tumpukan saringan Analisa Saringan PenentuanDistribusiButiran Tanah • Pada tanah berbutir kasar …... Dengan analisa saringan Penentuan distribusi butiran: • Pada tanah berbutir halus …. Dengan analisa hydrometer Analisa hidrometer

  10. PengujianUntukKlasifikasi Tanah Uji Saringan dan Atterberg Limit • UjiSaringan (DistribusiUkuranPartikel) ASTM D422

  11. Kurvadistribusibutirantanah

  12. Parameter BentukKurvaDistribusiUkuranPartikel Tanah Koefisienkeseragaman (coefficient of uniformity) Cu D60 = diameter butir yang lolos saringan sebanyak 60 persen D10 = diameter butir yang lolos saringan sebanyak 10 persen Cu = 1 adalah tanah yang memiliki satu ukuran butir Cu = 2 atau 3 adalah tanah bergradasi buruk Cu >15 adalah tanah bergradasi baik

  13. Parameter Bentuk Kurva Distribusi Ukuran Partikel Tanah Koefisien kelengkungan (coefficient of curvature)Cc D30 = diameter butir yang lolos saringan sebanyak 30 persen Cc = 1 - 3 adalah tanah yang memiliki gradasi baik jika Cu > 4 untuk kerikil Cu > 6 untuk pasir

  14. Tanah bergradasi baik dan bergradasi buruk Tanah bergradasi buruk Tanah bergradasi baik Adanya rentang yang lebar sebaran ukuran butiran Gradasi lain, termasuk dua kasus khuusu berikut: Kerikil: Cc = 1-3 & Cu >4 • Begradasi Uniform • – ukuran butiran cenderung sama Pasir: Cc = 1-3 & Cu >6 (b) Bergradasi Gap – tidak ada butiran dalam wilayah ukuran butiran tertentu

  15. Kecenderungan Distribusi Ukuran Partikel Tanah

  16. Kecenderungan Distribusi Ukuran Partikel Tanah

  17. KarakteristikButiranKasar(Granular Soils)Kepadatanrelatif (Dr) • Mengukur seberapa padat butiran menyatu pada tanah berbutir kasar dalam %. 0 100 Paling lepas Paling padat • Dr juga disebut sebagai indeks kepadatan (ID).

  18. Konsistensi Tanah Berbutir Kasar (granular soils) menurut Dr menurut AS1726 - 1993 Kepadatan relatif Dr (%) Konsistensi 0-15 Sangat lepas 15-35 lepas 35-65 padat sedang 65-85 padat 85-100 sangat padat

  19. Batas Atterberg (ASTM D 4318) Dilakukan pada material tanah yang lolos saringan No. 40 (ukuran 0.425mm) SL PL LL

  20. Karakteristik Tanah BerbutirHalusdengankriteriaBatas Atterberg Batas cair (wL atau LL): Lempung mengalir sebagaimana cairan saat w > LL Batas plastis (wP atau PL): Kadar air lebih sedikit, lempung masih plastis Batas susut (wS atau SL): Pada w<SL, tidak ada pengurangan volume saat pengeringan

  21. Indeks plastisitas = Batas cair – Batasplastis Kadar air 0 plastis Indeks Plastisitas (PI) • Batas kadar air dimana tanah masih berperilaku plastis Batas susut (shrikage limit) Batas plastis (Plastic limit) Batas cair (Liquid limit)

  22. Batas Atterberg (ASTM D 4318) Plasticity Index: Liquidity Index: PL LL w

  23. Batas Atterberg (ASTM D 4318) Uji Batas Cair (liquid limit) Plastic Limit

  24. Uji Batas Atterberg Alat uji batas Atterberg

  25. Batas Atterberg (ASTM D 4318) Batas cair (liquid limit) 25

  26. Intermediate plasticity Low plasticity High plasticity 60 A-LinePI=0.73(LL-20) 40 Indeks plastisitas (PI) 20 0 100 0 20 35 50 Batas cair (liquid limit) Klasifikasi tanah berbutir halus • Hanya berdasarkan nilai LL dan PI Lempung (Clays) Lanau (silts)

  27. Diagram Plastisitas (ASTM, Casagrande) Untuk tanah berbutir halus dan bagian butir halus dari tanah berbutir kasar

  28. Sistem Klasifikasi Tanah Sistem USCS (Unified Soil Classification System) Digunakan oleh ASTM (American Society for Testing and Materials) dan the Uniform Building Code (UBC) Sistem AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials) Digunakan terutama untuk mengklasifikasikan tanah subgrade Sistem Departemen Pertanian Amerika (United States Department of Agriculture)

  29. Klasifikasi Tanah Menurut USCS Simbol utama :Simbol keterangan : G = Gravel (kerikil) W = well graded (gradasi baik) S = Sand (pasir) P = poorly graded (gradasi jelek) M = Mohs (silt, lanau) M = Mohs (silt, lanau) C = Clay (lempung) C = Clay (lempung) Pt = Peat (gambut) H = High consistency O = Ogranic (organik) L = Low consistency Contoh : GW (well graded gravel, kerikil bergradasi baik) SM (silty sand, pasir ke-lanau-an) CH (high consistency clay, lempung dengan konsistensi tinggi) OL (low consistency clay, tanah organik dengan konsistensi rendah)

  30. Klasifikasi Tanah menurut USCS

  31. Klasifikasi Tanah Menurut USCS

  32. KLASIFIKASI TANAH AASHTO

  33. KLASIFIKASI TANAH AASHTO

  34. Klasifikasi Tanah AASHTO Penentuan Klasifikasi Group A-4 s/d A-7

More Related