1 / 23

A. SISTEM PRODUKSI

Manajemen Produksi dan Operasi merupakan manajemen dari suatu sistem transformasi yang mengkonversikan masukan ( inputs ) menjadi keluaran ( outputs) yang berupa barang atau jasa. A. SISTEM PRODUKSI. Informsi Umpan Balik. Secara singkat ruang lingkup sistem produksi :

Download Presentation

A. SISTEM PRODUKSI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Manajemen Produksi dan Operasi merupakan manajemen dari suatu sistem transformasi yang mengkonversikan masukan (inputs) menjadi keluaran (outputs) yang berupa barang atau jasa. A. SISTEM PRODUKSI Informsi Umpan Balik

  2. Secarasingkatruanglingkupsistemproduksi : 1. MetodePerencanaanProduksi (production planning) 2. PelaksanaanProduksi. 3. PengendalianProduksi. Pembelian Proses Faktor Produksi Pengolahan Pengendalian Produksi Perencanaan Produksi Umpan Balik Berdasarkan perencanaan jenis dan skala produksi dapat dihitung kebutuhan modal. Dengan modal yang tersedia, selanjutnya dapat menyediakan atau membeli berbagai faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin dan teknologi, bahan baku, bahan penolong, tanah, gedung dan sebagainya.

  3. Contoh – Contoh Sistem Produksi

  4. Bahan baku dan bahan penolong yang telah dibeli harus disimpan digudang. Selanjutnya, bila bahan – bahan tersebut harus diolah, berarti bahan – bahan tesebut harus dikeluarkan dari gudang untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam mesin – mesin produksi. Melalui proses pengolahan itu, bahan – bahan menjadi barang setengah jadi atau langsung menjadi barang jadi. Proses tersebut dapat digambarkan seperti pada gambar dibawah ini. B. PROSES PRODUKSI

  5. Proses Produksi Gudang Gudang Rangkaian Mesin Pengolah (Assembly Lines) Bahan Baku Barang Jadi Mesin I Mesin II Mesin III Proses Produksi Dari gambaran diatas dapat dibayangkan apa yang terjadi jika bahan baku dan bahan penolong digudang habis. Tentu saja proses produksi dapat terhenti yang berarti kerugian untuk perusahaan.

  6. 1. Proses Produksi Terus Menerus Jenis Produksi Gudang barang Setengah jadi Mesin Perakit (MP) Gudang barang Gudang Bahan Proses Produksi Mesin I Mesin II MP Mesin III Peng- Angkutan Barang ½ jadi Penyim- Panan Barang Jadi Penyim- Panan Barang ½ Jadi Penyim- panan Barang Peng- Angkutan Bahan Perakitan Proses Proses Terus - menerus

  7. 2. Proses Produksi Terputus – putus Gudang Bahan I 1 Mesin – mesin Pemotong (R-1) Produk A Gudang Bahan II 2 Mesin – mesin Pemotong (R-2) Produk B Gudang Bahan III Produk A Produk B 3 Produk A Mesin – mesin Pemotong (R-3) Mesin – mesin Pemotong (R-4) Gudang Barang Jadi (R-5)

  8. Lokasi hal yang penting bagi suatu perusahaan karena akan mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan penentuan lokasi suatu perusahaan dengan tepat, untuk dapat membantu perusahaan beroperasi atau berproduksi dengan lancar, efektif dan efisien. C. PENENTUAN LOKASI SUATU PABRIK

  9. Penentuan Lokasi Yang Baik dapat menentukan : 1. Kemampuan melayani konsumen 2.Mendapatkan bahan mentah yang cukup dan kontinue dengan harga yang layak atau mem uaskan. 3.Mendapatkan tenaga buruh yang cukup 4.Memungkinkan diadakannya perluasan pabrik di kemudian hari.

  10. Lokasi pabrik/perusahaan yang baik pada suatu jangka waktu tertentu belum tentu baik untuk waktu dikemudian hari karena : a).Berubahnya adat kebiasaan masyarakat. b).Berpindahnya pusat-pusat penduduk dan perdagangan. c).Adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan yang lebih baik.

  11. 1. Faktor utama (Primary Factors) Faktor yang langsung mempengaruhi tujuan utama perusahaan a. Letak dan Pasar Letak perusahaan dekat dengan pasar, pelayanan konsumen akan lebih cepat. b. Letak dari sumber-sumber bahan mentah Jika perusahaan didirikan dekat dengan bahan mentah untuk menjamin tersedianya bahan baku secara kontinue, sehingga kontinue pabrik dapat terjamin. c. Terdapat fasilitas pengangkutan. Sarana pemindahan bahan baku dari sumber-sumbernya ke pabrik atau perusahaan dan pemindahan barang jadi ke pasar. d. Supplay buruh dan tenaga kerja yang tersedia untuk menjamin tersedianya tenaga kerja dan kualitas serta skill yang tinggi. e. Terdapat pembangkit tenaga listrik 2. Suatu pabrik memerlukan tenaga listrik untuk keperluan menjalankan mesin- mesin serta penerangan bagi pabrik secara keseluruhan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi suatu prusahaan atau pabrik :

  12. 2. Faktor Sekunder a. Rencana masa depan b. Biaya, tanah dan gedung, terutama dalam hubungan dengan rencana masa depan. c. Kemungkinan perluasan. d. T erdapatnya fasilitas service. e. Terdapatnya fasilitas pembelanjaan f. Water Supply (persediaan air) g. Tinggi rendahnya pajak dan undang-undang perpajakan. h. Masyarakat di daerah itu (sikap, besar dan keamanan). i. Iklim j. Tanah k. Perumahan yang ada dan fasilitas lainnya.

  13. SUB URBAN AREA (Daerah pinggir kota) Daerah pinggiran kota besar atau kota-kota kecil yang berada dekat dengan kota besar. Keuntungan penempatan pabrik di daerah Sub Urban mencakup keuntungan-keuntungan penempatan pabrik di kota besar dan di kota kecil, terdiri dari : 1. Upah buruh relatif murah daripada di kota besar 2. Letaknya relatif dengan pasar daripada daerah luar kota 3. Harga tanah relatif lebih murah daripada di kota-kota besar dan tanah yang luas banyak tersedia untuk kemungkinan perluasan. 4. Banyak mempunyai hubungan transportasi ke kota-kota besar sebagai pasar untuk barang-barang yang akan dihasilkan. 5. Dekat dengan service industries yang umumnya banyak terdapat di kota-kota besar.

  14. 6.Tidak perlu membangun atau mendirikan pembangkit tenaga listrik (power- station) sendiri, karena listrik di kota besar biasanya dapat dengan mudah mencapai daerah ini daripada daerah-daerah luar kota. 7.Pajak-pajak pada umumnya lebih rendah atau murah. 8.Biaya-biaya gedung/bangunan relatif lebih rendah atau murah. 9.Adanya persediaan tenaga kerja yang besar dibanding dengan daerah-daerah yang jauh diluar kota. 10.Hanya sedikit waktu dan usaha yang dikeluarkan ke danpulang dari pekerjaan. 11.Sedikitnya pembolosan (abenteisme) karena kesempatan kerja disini kurang. 12. Adanya labor relation yang lebih akrab.

  15. Tahap-tahap dalam memilih lokasi suatu pabrik : Tahap pertama Melihat kemungkinan daerah-daerah yang dapat ditentukan sebagai daerah-daerah alternatif dengan melihat ketentuan dari pemerintah daerah setempat mengenai daerah-daerah mana yang diperkenankan untuk mendirikan pabrik tertentu. Tahap kedua Melihat pengalaman orang lain atau pengalaman kita sendiri dalam menentukan lokasi suatu pabrik Tahap ketiga Mempertimbangkan nilai-nilai masyarakat dari daerah yang telah dipilih pada tahap kedua.

  16. D. ANALISIS BIAYA 1 . Biaya Biaya adalah jumlah yang diukur dalam satuan uang, yaitu pengeluaran-pengeluaran dalam bentuk pemindahan kekayaan, pengeluaran modal saham, jasa-jasa yang diserahkan atau kewajiban-kewajiban yang ditimbulkan dalam hubungannya dengan barang-barang atau jasa-jasa yang diperoleh atau yang akan diperoleh. 2. Penggolongan Biaya a. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan volume produksi pada periode dan tingkat tertentu. Namun pada biaya tetap ini biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume produksi. Semakin tinggi volume produksi, semakin rendah biaya satuannya. Sebaliknya, semakin rendah volume produksi semakin tinggi biaya persatuannya. b. Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding (proporsional) sesuai dengan perubahan volume produksi. Semakin besar volume produksi semakin besar pula jumlah total biaya variabel yang dikeluarkan. Sebaliknya semakin kecil volume produksi semakin kecil pula jumlah total biaya variabel.

  17. c. Biaya Semi Variabel Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume produksi, namun perubahannya tidak proporsional. 3. Break Event Point (BEP) Analisis titik impas pada prinsipnya hanya sekadar menetapkan pada tingkat penjualan dan produksi berapa unit sehingga terjadi keadaan impas, dimana total penghasilan sama dengan total biaya yang telah dikeluarkan. Titik impas terjadi pada waktu total biaya atau ”total cost” sama dengan total penghasilan (total revenue). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa titik impas terjadi pada waktu : TC = TR.

  18. Analisis BEP Berdasarkan Laporan Laba Rugi Format Susunan Laporan Laba-Rugi denga Konsep Variabel Costing LAPORAN LABA-RUGIPER 31 DESEMBER 19 .... Penjualan (sales) ……………………………………………………....... Rp. …….. Dikurangi : Harga pokok penjualan variabel (variabel cost of good sold) Rp. …….. – Marjinal kontribusi kotor (gross contribution margin) Rp. ……. Dikurangi : Biaya komersial variabel ( commercial variabel cost) Biaya pemasaran variabel (variabel selling cost)……….Rp. …….. Biaya administrasi umum variabel………………………. Rp. …….. + (variable administration & general cost) Rp. …….. -

  19. Marjinal kontribusi bersih (net contribution margin) Rp. …….. Dikurangi : Biaya Tetap (fixed cost): Biaya overhead pabrik tetap ………………………………Rp. …….. (fixed manufacturing overhead cost) Biaya pemasaran tetap …………………………………….Rp. …….. (fixed selling expense) Biaya administrasi dan umum tetap ……………………... Rp. …….. + (fixed general expense) Rp. …….. - Laba bersih sebelum pajak (net income before tax) Rp. …….. Dikurangi : Pajak (tax) ………………………………………………………………… Rp. …….. – Laba bersih setelah pajak (net income after tax) …………… Rp. ……..

  20. Kalkulasi Harga Pokok yang Dilakukan oleh Perusahaan Kecap Jenis Biaya Nilai (Rupiah) I. Biaya Variabel 1. Biaya Variabel - Kedelai 86.400.000 - Garam 24.000.000 - Gula Merah 288.000.000 398.400.000 2. Biaya upah langsung - Pembuatan Sari Kacang 2.160.000 - Pengolahan Kecap 3.168.000 - Pekerja harian lain 4.480.000 9.508.000 3. Biaya overhead pabrik - Bumbu-bumbu (aroma) 6.340.000 - Bahan Bakar 2.800.000 - Listrik (produksi) 702.000 9.842.000

  21. Jumlah biaya produksi variabel (1+2+3) 417.750.000 4. Biaya administrasi dan umum - Listrik (administration) 160.000 - Telepon 492.000 - Lain-lain 1.040.000 1.692.000 3. Biaya Penjualan - Pengepakan 11.088.000 - Transport 1.800.000 13.568.000 Total Biaya Administrasi Variabel (4+5) 15.160.000 Total Biaya Variabel (I.. 1+2+3+4+5) 432.910.000

  22. Rincian biaya : II. BIAYA TETAP 1. Overhead Pabrik - Listrik 615.000 - Depresiasi per Tabel 1.200.000 - Depresiasi Mesin 1.000.000 - Pemeliharaan Pabrik 137.800 - Gaji Kabag Produksi 1.500.000 4.525.000 2. Biaya Administrasi dan Umum - Gaji Pimpinan 6.000.000 - Gaji Sekretari 1.360.000 - Gaji Kabag Adm. Dan Umum 1.800.000 - Gaji Staf 5.200.000 - Gaji Keamanan 2.400.000 - Kesejahteraan Karyawan 3.200.000 - Dana Sosial 600.000 - Perjalanan Dinas 720.000 21.280.000 3. Biaya Pemasaran - Gaji Kabag Penjualan 1.520.000 - Gaji Salesman 2.600.000 - Gaji Sopir 5.360.000 - Depresiasi Kendaraan 12.000.000 - Pemeliharaan Kendaraan 504.000 21.984.000 4. Biaya Modal - Bunga Bank 14.150.000 Total Biaya Tetap (II. 1+2+3+4) 62.239.600 Total Biaya Variabel (dari I) 432.910.000 Total Biaya (I + II) Rp. 495.149.000 Jenis Biaya Nilai (Rupiah)

  23. Laporan Laba Rugi Kecap Tahun Penjualan 55.000 lusin @ Rp. 10.000 Rp. 550.000.000 … (1) Biaya Variabel : - Biaya produksi variabel Rp. 417.000.000 - Administrasi dan Umum Rp. 1.692.000 - Penjualan Rp. 13.468.000 Dikurangi : Jumlah biaya variabel Rp. 432.910.000 .... (2) Marjinal Kontribusi (1-2) Rp. 117.090.000 .... (3) Dikurangi : Biaya Tetap : - Overhead pabrik Rp. 4.525.000 - Administrasi dan Umum Rp. 21.280.000 - Penjualan Rp. 21.894.000 - Bunga Bank Rp. 14.450.000 Jumlah Biaya Tetap Rp. 61.239.000 .... (4) Laba Bersih Usaha (3 – 4) Rp. 54.851.000

More Related