1 / 27

Oleh: Purwadi, M.Si.

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi High Performance Liquid Chromatography. Oleh: Purwadi, M.Si. Universitas Tulang Bawang, Bandar Lampung, 2009. Kromatografi Kolom Terbuka. Sistem pemasukan sampel: manual, tidak volumetrik  Injector

bette
Download Presentation

Oleh: Purwadi, M.Si.

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi High Performance Liquid Chromatography Oleh: Purwadi, M.Si. Universitas Tulang Bawang, Bandar Lampung, 2009

  2. Kromatografi Kolom Terbuka Sistem pemasukan sampel: manual, tidak volumetrik  Injector Waktu analisis lama, mengandalkan gaya grafitasi dan kapiler  pompa Hasil pemisahan kurang baik  pengemasan kolom Kesulitan Pengamatan hasil pemisahan untuk analit tidak berwarna  Detektor Kesulitan penghitungan kadar  integrator Color

  3. KCKT dikembangkan dari kromatografi kolom terbuka untuk menjawab kekurang-kekurangan tersebut Injector: Sistem pemasukan sampel: sample loop dan robotik injektor, sangat volumetrik Pompa: Waktu analisis singkat, pengulangan/presisi baik Kolom: baja, packing kompak, partikel sangat kecil, tekanan dapat dibuat besar  Hasil pemisahan baik Detektor: semua zat dapat diamati (tidak harus berwarna) Integrator:dilengkapi komputer, bisa menghitung AuC  mudah penghitungan kadar  Sehingga disebut: Kinerja Tinggi

  4. detektor kolom injektor oven pompa Wadah solven BAGAN SISTEM KCKT integrator

  5. WADAH FASE GERAK Merupakan tandon berisi fase gerak Mempunyai sistem penyaring

  6. POMPA Merupakan sistem agar fase gerak mengalir. Kinerja pompa yang diinginkan : • Tekanan yang dihasilkan tinggi • Fluktuasi tekanan rendah • Kecepatan aliran fase gerak tepat

  7. INJEKTOR: Alat untuk pemasukan sampel ke dalam sistem KCKT Pump Pump Column Column [INJECT] [LOAD]

  8. Sistem sample loop injektor posisi load Posisi inject kolom pompa kolom pompa sample loop

  9. OVEN KOLOM – instrumen pemanas • Syarat : • Keseragaman temperatur yang baik • Kestabilan temperatur yang baik • Ketepatan kontrol temperatur yang baik

  10. Kolom pada KCKT • > Penampang: baja tahan karat, tahan tekanan tinggi • Ukuran partikel sangat kecil: pengepakan lebih kompak, hasil pemisahan lebih baik • Dapat dipakai berulang

  11. DETEKTOR HPLC Yang umum dipakai • Detektor Ultraviolet / Visible (UV/VIS) • Detektor Photodiode Array (PDA) • Detektor Fluorescence (RF) • Detektor Konduktivitas(CDD) • Detektor Refraktive Indeks (RID) • Detektor Elektrokimia (ECD) • Detektor spektrometer massa

  12. DETEKTOR SPEKTROFOTOMETER UV/VIS Prinsip: penyerapan sebagian energi (hv) oleh molekul pada panjang gelombang tertentu => tereksitasi elektronik Eksitasi elektronik kuvet Ein Eout l Hk.Lambert-Beer A= eCl= - log (Eout / Ein)

  13. A= eCl= - log (Eout / Ein) absorbansi Kisaran linear 1 konsentrasi

  14. 275 nm 208 nm 275 nm 208 nm Pemilihan pjg gelb.: quantitative / preparative?

  15. DetektorPhotodiode Array Sample Cell Grating satu elemen dapat Mendeteksi absorban Pada satu pjg gelb.. D2 / W lamp 512 Elements Photodiode Array

  16. Detektor Photodiode Array : Kromatogram 3D Spektrum kromatogram Absorbansi Panjang gelb. waktu

  17. DetektorPhotodiode Array • Puncak dapatdi identifikasi dengan spektrum UV. • Pemeriksaan kemurnian puncakdapat dilakukan. • --overlap 3 spektrum • --rasio kromatogram • --perbandingan threshold dansimilarity index.

  18. Detektor Spektrofluoresen Excitation Wavelength * + hn1 * hn2+ A* Emission Wavelength hn2 hn1 Fluorescence A A

  19. Rancangan Cell untuk detektor Fluorescence

  20. A CHO N-R + R-NH2 A CHO o-phthalaldhyde (OPA) Reagen derivatisasi Reagen OPA untuk amine primer Reagen ADAM untuk asam lemak + R-COOH CHN2 CH2OCOR 9-anthryldiazomethane (ADAM)

  21. Sistem optik Detektor Refraktive Indeks

  22. Detektor Refraktive Indeks

  23. BAGIAN DARI SISTEM HPLC Kromatogram gula • Analytical Conditions • Column : Shim-pack CLC-NH2 • Mobile phase : Acetonitrile / water • = 7 / 3 • Flow rate : 1.0 mL/min • Temperature : Ambient • Peaks • 1. Glycerol • 2. Xylose • 3. Fructose • 4. Glucose • 5. Sucrose • 6. Manose • 7. Lactose

  24. Detektor Konduktifitas K (conductivity) = I [A] / E [V] =A [cm2] / L [cm] * k (k : specific conductivity) k= (I/E)*(L/A) V I A A L elektroda

  25. Konduktifitas sangat dipengaruhi temperatur. • Cell harus diletakkan pada kondisi temperatur terkontrol Detektor Konduktifitas

  26. Kromatogram anion dalam air laut • Analytical Conditions • Column : Shim-pack IC-A3 • Mobile phase : • 8.0 mM p-hydroxybenzoic acid • 3.2 mM Bis-Tris * • Flow rate : 1.5 mL/min • Temperature : 40 C • Injection Volume : 100 uL • Peaks • 1. F (1.4 ppm) • 2. Cl (10200 ppm) • 3. NO2 (10 ppm) • 4. Br (43 ppm) • 5. NO3 (44 ppm) • 6. SO4 (431 ppm) • Bis-Tris : bis (2-hydroxyethyl) iminotris (hydroxymethyl) methane

  27. Perbandingan detektor LOD : Limit deteksi (S/N=3) GC : Gradient Compatibility

More Related