1 / 72

Kelompok 3 | Mikrobiologi 2007 Herynda Cempaka Sari 10407020 Fida Farhana 10407021

Kelompok 3 | Mikrobiologi 2007 Herynda Cempaka Sari 10407020 Fida Farhana 10407021 Andriani Oktadianti 10407022 Aldina S Suwanto 10407023 Desy Suryani 10407024 Astri Elia 10407025 Arkasha 10407026 Hawa Firdausi 10407027 Galih Mara Santika 10407028

bart
Download Presentation

Kelompok 3 | Mikrobiologi 2007 Herynda Cempaka Sari 10407020 Fida Farhana 10407021

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kelompok 3 | Mikrobiologi 2007 HeryndaCempaka Sari 10407020 FidaFarhana 10407021 AndrianiOktadianti 10407022 Aldina S Suwanto 10407023 DesySuryani 10407024 AstriElia 10407025 Arkasha 10407026 Hawa Firdausi 10407027 Galih Mara Santika 10407028 Bastian Saputra 10407029

  2. SEJARAH Insect Virus merupakan virus yang mempunyai host berupa insect atauserangga. Pertama kali ditemukanpadaabad ke-20 padasilkworm (Bombyxmori)danmenyebabkan jaundice disease. Jaundice disease sendirisudahadasejakabad ke-16 namunsaatitu virus pun belumditemukanolehmanusiasehinggaagenpenyebabnyadiperkirakanmerupakan protozoa. Agenpenyebab jaundice disease inimerupakan insect virus paling terkenaldan paling banyakdipelajaridariantararatusankasus viral disease pada insect yang saatinisudahditemukan.

  3. Secaraumum, symptom akibat insect virus padaseranggadapatberupa: • tidaknafsumakan • perilakuberubah • diarrhea • perubahanwarnatubuhserangga • pergerakan yang lambat • lajureproduksiberkurang • kematian • seranggamuntah • Selaindarigejala-gejaladiatas, adanya insect virus dapatdiamatidengan : light microscopy (CPEs), electron microscopy, serology, molecular biology approach (DNA analysis by restriction endonuclease, molecular probes, etc), Viral particles in the ovary of mexican been beetle Viral particles in the nucleus of midgut epithelial cells of Diarhroaticaspeciosa

  4. MANFAAT • Agenuntuk Biological Control. Insect virus inihanyamenyerangseranggasajatanpamengganggutanamandandisebut-sebutsebagai “Cinderellas of Virology”. • Insect virus memiliki target yang amatspesifikdantidakmempengaruhi food chain. • Sejaktahun 1969, penggunaan insect virus untukmengontrolhamatanamansudahditelitidi Rhodes University, Afrika Selatan. • ContohnyakontrolakanhamaCryptophlebialeucotretayang menyerang citrus fruit diAfrika Selatan danmenyebabkankerugianbesar. Virus yang dipakaiadalahCryptophlebialeucotretagranulovirus(CLGV) • Insect virus saatinidimanfaatkandalam program intergrated pest management bersamadenganmikroba-mikroba yang pathogenic terhadapserangga.

  5. DIVERSITY Insect virus sejauhinitelahditemukanmenyeranganggota-anggotadari13 ordoinsecta. Insect virus ada yang merupakanDNA virus, ada yang merupakanRNA virus. Klasifikasi insect virus mengacupada International Committee on Taxonomy of Viruses, 1991. Sejauhini insect virus yang ditemukantelahdiklasifikasikandalam12 familidan 1 unclassified family.

  6. Parvoviridae

  7. Parvovirus • salah satu genus virus (densovirus) dalam famili parvoviridae • ditemukan menyerang serangga dari jenis Diptera, Orthoptera, Blattodea, Odonata, dan Lepidoptera (Kawase, 1985) • pertama kali diisolasi dari belatung spesies Galleria mellonella

  8. KarakteristikDensovirus Densovirus (DNV) memiliki ciri: • merupakan virus yang tidak ber amplop • memiliki asam nukleat ssDNA, • dikarakterisasi melaluli efek yang timbulkan pada inti sel inangnya.

  9. Akibat serangan DNV • Infeksi terjadi karena hipertropi pada sel nukleus • nukelusberubahmenjadieosinofilik (nukleusmenjadilebihpadat;dense nuclei). • warnanukleuspudar • Nukleus berisi partikel isometrik. • Paralisisterjadipadaselinang. • virus bersifat sangat virulen dan infektif pada spesies tipe GmDnv ditemukan pada industri belatung • sifat virulensi tinggi tidak berlaku pada hewan vertebrata (Bergoin and Tijssen, 1998).

  10. Densovirus dapat menginduksi perkembangan sayap pada kloning asexual dari rosy apple aphid, spesies Dysaphis plantaginea.

  11. Iridoviridae

  12. Ciri-ciri • besar • Tidakmemiliki envelope • NonoccludeddsDNA viruses • Merupakan virus icosahedral yang bereplikasipadasitoplasmaselinang

  13. Description and Significance • NamanyadiadaptasidarinamaDewiYunani ‘Iris’ yang merupakandewipelangi. Alasannya larva yang terinfeksi virus inidan pellet virus inimemilikiwarnasepertipelangi. • Inangnyakebanyakanhiduppadalingkunganakuatikataulingkunganlembab.

  14. Virion Structure of an Iridovirus • Terdiridarikapsiddanmembran lipid internal. • Tidakmemilikiamplop. • Kapsidnyabulatdanmemilikisimetriicosahedral. • Diameter kapsidantara 120-140 nm.. • Larva yang terinfeksi virus inidan pellet virus menghasilkan iridescence birukeunguan.

  15. Reproductive Cycle of an Iridoviridae in a Host Cell • Iridovirusmemasukiselinangdenganmekanismeendositosisdanterjadiuncoatingdiikutireplikasi virus. • Viral DNA ditransportkedalamnukleusdantranskripsidiinisiasiolehRNA polimerase II dariselinang. • DNA progeny ditransportkesitoplasmadanconcatamersbesarakandiproduksidisitoplasma. • Concatemersakandipackagekedalamvirion yang akanlepasdariselinangmelaluimekanisme budding atau cell lysis.

  16. Reproductive Cycle of an Iridoviridae in a Host Cell

  17. Viral Ecology & Pathology • Iridovirusesdariblackfly(Simulium spp.)ditemukandalam 2 bentuk : • convert (inapparent) • patent (lethal) • Rasiobentuk yang convert dan patent bergantungpadakondisilingkungandandensitasdari host bersangkutan. • fat bodies danhaemocytesmerupakan initial site replikasipadainfeksiinsect iridovirusyang lethal. Setelahituakanterjadisystemic infection. • Serangga yang terserangmenjadiflaccid dandescent 7-10 harisetelahinfeksi. Waktusampaiseranggamatidapatmencapai 3 mingguataulebih.

  18. Larvae of the grass grub Costelytra zealandica displaying blue colouration of the hindgut due to iridovirus infection.

  19. Pellet of purified Tipula iridescent virus crane fly larvae (Tipula spp)

  20. Baculoviridae

  21. Baculovirus • Family:Baculoviridae • Genus:Granulovirus (GV)Nucleopolyhedrovirus (NPV) • Double-stranded DNA viruses (dsDNA) • Berbentuk Batang • Patogen terhadap insekta dan arthropoda. • Baculovirus dapat ditemukan dimanapun serangga terinfeksi berada. Hujan dan angin dapat membawa baculoviruses dari satu tempat ke tempat lain.

  22. Partikel virus terdapat di dalam inclusion bodies yang disebut polihedra (NPV) atau granula (GV) • Infeksi baculovirus terjadi ketika serangga inang memakan polihedra atau granula • NPV menginfeksi lebih dari 500 species serangga. Umumnya, ditemukan pada Lepidoptera, Hymenoptera, Diptera, Thysanura, Trichoptera and Crustacea (shrimp). Paling banyak ditemukan pada Lepidoptera • GV diketahui hanya menginfeksi golongan lepidoptera

  23. An electron photomicrograph of NPV polyhedra

  24. Baculovirus Structure • Terdapat 2 bentuk: Budded Virus (BV) dan ODV (Occlusion Derived Virus) • Keduanya memiliki amplop yang disintesis di membran sel • Amplop BV mengandung phosphatidylserine; amplop ODV mengandung phosphatidylcholine dan phosphatidylethanolamine

  25. Diagram of a NPV life cycle • Siklus hidup baculovirus meliputi 2 bentuk virus yang berbeda, yaitu : • Occlusion derived virus (ODV) berada pada matriks protein (polyhedrin or granulin) dan bertanggungjawab dalam infeksi primer terhadap inang. • Budded virus (BV) dihasilkan dari sel inang yang terinfeksi selama infeksi sekunder.

  26. Larva serangga yang terinfeksi dengan NPV biasanya mati 2-12 hari setelah infeksi virus tergantung pada dosis, suhu, dan keadaan larva pada saat infeksi. • Saat serangga mati, Integumen mengalami lisis dan disintegrasi sehingga sangat rapuh. Apabila robek, dalam tubuh ulat akan keluar cairan hemolimfa yang mengandung jutaan polyhedra dan jatuh ke zona makan (daun, sampah daun) sehingga dapat termakan oleh larva serangga lainnya

  27. Wilting Disease • Serangga yang terinfeksi baculovirus : berkilau seperti minyak, rapuh, dan mengandung cairan bervirus. • Beberapa serangga terkadang mengalami pembengkakan membran integumen disertai dengan perubahan warna tubuh menjadi pucat-kemerahan, terutama pada bagian perut • Serangga dalam keadaan stres, dekomposisi, bahkan gerakannya menjadi lambat atau tidak bergerak sama sekali, dan tidak bisa makan.

  28. Biological Control Agent • Baculoviruses merupakan virus yang menginfeksi serangga (lepidoptera, hymenoptera, coleoptera). • Baculoviruses hanya menginfeksi arthropoda yang spesifik sehinggab idak berbahaya bagi tumbuhan, mamalia, burung, ikan, atau serangga non-target. • Satu NPV yang telah dirumuskan untuk mengendalikan serangga adalah MNPV dari ngengat gipsi, Lymantria dispar, atau LdMNPV sebagai Gypcheck.

  29. Partikel virus biasanyatidakdipengaruhiolehpestisida, namunbeberapasenyawaklorindapatmenghancurkan virus jikadiaplikasikandalamwaktubersamaan. • Dari 10 kombinasipestisida-virus,hasilnyamenunjukkan 9 kombinasitersebutmenyebabkanseranggatetaphidup. Jacquesdan Morris (1981) • Insektisidaspektrumsempit • Baik NPV dan GV harusbereplikasididalamselhidup • Produksiisolat NPV sebagaiinsektisidamikrobadilakukandengankulturjaringanseranggaataukoloniserangga.

  30. Polydnaviridae

  31. Polydnavirus • Terdapat pada tawon sebagai inangnya • Replikasi virus terjadi saat replikasi dna tawon • Tidak menyebabkan efek patogen terhadap tawon

  32. Bersimbiosis mutualisme dengan tawon yakni : • Ketika tawon menginjeksikan telurnya ke ulat sebagai inang dari tawon, virus juga ikut masuk ke dalam tubuh ulat dan berperan dalam menurunkan sistem imun dan memperlambat pertumbuhan dari ulat sehingga telur dari tawon dapat bertahan hidup • Ekspresi gen dari polydnavirus dalam inang parasit, misalnya ulat, mengganggu perkembangan dan metabolisme inang sehingga menguntungkan utnuk pertumbuhan dan bertahan hidupnya larva parasit dari tawon.

  33. Polydnavirus terbagi menjadi 2 : • Bracovirus • Icnovirus

  34. Bracovirus • Berasal dari famili dari tawon parasit “Braconidae“ • Serangga yang diserang semut, ulat daun, larva kumbang, rayap, dll.

  35. Icnovirus • Berasal dari famili dari tawon parasit “Ichneumonoidea“ • Serangga yang diserang ulat daun, larva kumbang, kupu - kupu, dll.

  36. Poxviridae

  37. Poxviridae • dsDNA, beramplop, menyeranginvertebratamaupun vertebrata. • Entomopoxvirus, terselubungdalamspheroid (matriks protein) sebagaiperlindungandarilingkungan. • MampumenginfeksiColeoptera, Lepidoptera, Orthoptera, Hymenoptera, danDiptera.

  38. Serangga yang sellemaknyaterinfeksiakanmenunjukkanpembengkakandanpemutihan, yang kemudianmenyebabkanproliferasidanhipertropi. • Kematiantidakterjadisecaracepat, larva dapathidup 12 sampai 72 harisetelahinfeksi. • EPV telahditemukandibeberapaordoserangga yang anggotanyamerupakanspesieshama, danmungkindapatbergunasebagaibiological control agents. • Dipercayabahwa EPV dapatdimanipulasimelaluiteknik-teknikmolekuleruntukmeningkatkankecepatanpembunuhandankarakteristik-karakteristik lain yang diinginkan.

  39. EntomopoxviruspadakumbangtanahOthnoniusbatesi.

  40. Ascoviridae

  41. Ascovirus yang pertama kali ditelitioleh Adams et.al (1979) pada cotton bollworm, H. zea, danpada clover cutworm, Scotogrammatrifolii. Sejaksaaatitu, ascovirusmulaidapatdiisolasidari larva H. virescens (Carner and Hudson, 1983) danspesiesnoctuidlainnya (Federici et al., 1991) • Larva yang telahterinfeksiascovirusbiasanyadapatbertahanselama 2-5 minggusetelahinfeksi, mengalamisedikitpengingkatanberat, dankemudianmati • Dapatditransmisiolehendoparasitic wasps, yang menujukkaninteraksisimbiotikdengan wasp host

  42. Cotton bollworm Clover cutworm

  43. Cytopathology • Infeksiascovirusdimulaidenganterjadinyahypertrophy padaintisel yang terinfeksi. • Hypertrophy padanukleusterusberlanjut, danmenyebabkanterjadinya cellular hypertophy • Setelahfragmentasimembraninti, lembaran-lembaranmembransitoplasmikbergabungsepanjangsel, danmempartisiselmenjadi cluster of vesicles (vesicles yang mengandungviriondibentukdaripembelahan host cell) • Setelahpembentukan vesicle selesai, vesicle berpisahsatusama lain danberkumpuldidalamjaringantempat vesicle tersebutdibentuk. • Seiringberkembangnyapenyakit, basement membrane darijaringan yang terifeksiakanterganggudankemudian vesicle dikeluarkankehemolymph (Federici et al., 1991)

More Related