1 / 53

Pengembangan Pembelajaran Penjasorkes Berbasis Kur 2013

Pengembangan Pembelajaran Penjasorkes Berbasis Kur 2013. Prof. Dr. Adang Suherman, M.A., Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung, 25 Oktober 2013 Prodi POR, SPs, UPI. Tujuan Kegiatan. Mengenal Esensi Perubahan Kur 2013

barbie
Download Presentation

Pengembangan Pembelajaran Penjasorkes Berbasis Kur 2013

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pengembangan Pembelajaran Penjasorkes Berbasis Kur 2013 Prof. Dr. Adang Suherman, M.A., Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 25 Oktober 2013 Prodi POR, SPs, UPI

  2. Tujuan Kegiatan • Mengenal Esensi Perubahan Kur 2013 • Perbedaan Kur 2013 dan sebelumnya • Mengetahui konsekuensi perubahan • Perubahan pembelajaran kur 2013 • Pembelajaran saintifik dan tematik • Pengertian tematik • Karakteristik pemebalajaran (ciri) • Rambu-rambu mnggunakan pembelajaran tmtik • Pemilihan tema • langkah pembelajaran tematik • Pemetaan KD: (Cara KD_tema dan Tema_KD) • Menetapkan jarinag tema • Penyusunan silabus pembelajaran tema • Penyusunan RPP • Pengelolaan kelas: alat, ruang, siswa, • penutup

  3. ANAK BELAJAR DARI LINGKUNGANNYA • Jikaanakdibesarkandengancelaan, iabelajarmemaki. • Jikaanakdibesarkandenganpermusuhan, iabelajarberkelahi. • Jikaanakdibesarkandengancemoohan, iabelajarrendahdiri. • Jikaanakdibesarkandenganpenghinaan, iabelajarmenyesalidiri. • Jikaanakdibesarkandengantoleransi, iabelajarmenahandiri. • Jikaanakdibesarkandengandorongan, iabelajarpercayadiri. • Jikaanakdibesarkandenganpujian, iabelajarmenghargai. • Jikaanakdibesarkandenganperlakuanbaik, iabelajarkeadilan. • Jikaanakdibesarkandengan rasa aman, iabelajarmenaruhkepercayaan. • Jikaanakdibesarkandengandukungan, iabelajarmenyenangidirinya. • Jikaanakdibesarkandengankasihsayang, iabelajarmenemukancintadalamkehidupannya. (Hukum Dorothy dalamYudianto, 2011)

  4. PEMBUAT PERUBAHAN Profesional Prinsip Moralitas Prinsip Efisiensi Theodore Roosevelt, 1894

  5. PerkembanganKurikulum di Indonesia 1975 KurikulumSekolahDasar 2004 Rintisan KurikulumBerbasisKompetensi (KBK) 1947 RencanaPelajaran → DirincidalamRencanaPelajaranTerurai 1994 Kurikulum1994 1968 KurikulumSekolahDasar 2013 Kurikulum 2013 1985 1965 1945 1955 1975 1995 2005 2015 1984 Kurikulum 1984 2006 Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) 1973 Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) 1997 RevisiKurikulum 1994 1964 RencanaPendidikanSekolahDasar

  6. Elemen Perubahan Elemen Perubahan

  7. Elemen Perubahan

  8. Perubahan untuk Semua Mata Pelajaran

  9. Keseimbangan antara sikap, keterampilan dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills PT Skill Knowledge Attitude SMA/K SMP SD Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960).

  10. Proses yang Mendukung Kreativitas Pendekatan integratif (SD), Saintifik, dan Kontekstual PROSES PEMBELAJARAN • Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: • Observing [mengamati] • Questioning [menanya] • Associating [menalar] • Experimenting [mencoba] • Networking [Membentuk jejaring] PROSES PENILAIAN Penilaian Otentik • Penilaian berbasis portofolio • Pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal • Memberi nilai bagi jawaban nyeleneh • Menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya • Penilaian spontanitas/ekspresif • dll

  11. PENYEMPURNAAN POLA PIKIR

  12. Teacher Centered Student Centered Satu Arah Interaktif Penyempurnaan Pola Pikir (1) Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama. Pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya)

  13. Peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet Terisolasi Jejaring Pasif Aktif- Mencari & Kritis Penyempurnaan Pola Pikir (2) Pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains (saintifik)

  14. Pengalaman yang diperoleh akan lebih beragam dengan multi media (AVA). Belajar Sendiri Belajar Kelompok Media Tunggal Multi Media Penyempurnaan Pola Pikir (3) Produktivitas kerja akan semakin meningkat jika dilakukan secara kelompok (½n (n-1))

  15. Dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik. Berbasis Massal Mono- dicipline Multi- dicipline Penyempurnaan Pola Pikir (4) Kebutuhan Pelanggan

  16. Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas • : • 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 berasal dari genetik. • 2/3 kemampuan kecerdasan dari genetik dan 1/3 dari pendidikan. • Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: • Observing [mengamat] • Questioning [menanya] • Experimenting [mencoba] • Associating [menalar] • Networking [Membentuk jejaring] • (Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review)

  17. CREATIVITY? • Creativity may be defined in many ways. • In term of process,Creativity is the process of • sensing problems or gaps in information, • forming ideas or hypotheses, • testing and modifying these hypotheses, and • communicating the results.

  18. Konsep-Hukum Universal • Hukum Kreativitas: • Kreativitas adalah menular • Kreativitas adalah benda gas • Kreativitas tidak dibatasi oleh sumber daya tetapi oleh imaginasi • Berlaku hukum universal pengetahuan • Kapasitas belajar efektif dan efisien Hukum Pengetahuan: • Tidak berlaku hukum kekekalan massa • Tidak berlaku hukum konservasi energi • Tidak berlaku hukum beda potensial

  19. Konsep Pembelajaran bersifat konstekstual • Contextual Teaching and Learning (CTL) approach merupakankonsepbelajar yang mengaitkanmateri yang diajarkandengansituasidunianyatasiswadanmendorongsiswamembuathubunganantarapengetahuan yang dimilikinyadenganpenerapannyadalamkehidupanmerekasebagaianggotakeluargadanmasyarakat (Shulman)

  20. MODEL PEMBELAJARAN BERSIFAT SAINTIFFIK • Inquiry learning (convergen, divergent, guided discovery, problem solving) • Problem-based learning. • Cooperative learning.. • Project-based learning. • Authentic assessment.

  21. Kerangka Pikir Strategi Pembelajaran Penelitian (Inquiry learning) • Mengajarsesungguhnyaadalahmengajarkansiswabagaimanabelajar efektif dan efisien: capacity of learning efectivelly and efficiency • Kegiatan meneliti merupakan bagian integral dalam kehidupan nyata di lingkungan profesional maupun akademia • Siswa mempelajari pengatahuan dengan cara yang sama seperti bagaimana pengatahuan itu sendiri diperoleh/berkembang. • strategi Inquiry meujuk pada proses dan keterampilan yang digunakan oleh para scientis dalam melakukan penelitian . • Startegi inquiry melibatkan pemahaman mengenai “bagaimana dan mengapa pengetahun berubah dalam merespon bukti2, analisis logis, dan berbagai penjelasan yang diperdebatkan dalam komunitasnya (NRC 2000, p. 21).

  22. Kerangka Pikir Strategi Problem-based learning • Masalah merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkand ari kehidupan dan setiap orang harus mampu mengatasinya • Siswa diberi masalah baik yang bersifat nyata maupun buatan guru sendiri • Malasah tersebut harsu dipecahkan dengan melibatkan berpikir kritis • Pemikiran kritis, idealnya diambil dari berbagai disiplin ilmu • Masalah yang diberikan pada siswa hendaknya sesusi dengan karakteristik siswanya untuk menignkatkan minat dan partisipasi belajarnya

  23. Kerangka Pikir Strategi Pembelajaran Kerjasama (Cooperative learning) • Manusia adalah mahluk sosial, keterampilan sosial merupakan penentu keberhasilan hidup individual maupun komunal • Siswa belajar bekerja bersama dalam sebuah kelompok yang terfokus pada tujuan bersama melalui kolaborasi dan saling menghargai • Setiap siswa dalam kelompok harus membuat kontribusi yang sma pentingnya terhadap pencapaian tujuan bersama • The group has not achieved untill all of its members have achieved

  24. Kerangka Pikir Strategi pembelajaran Program dan produk (Project-based learning) • Produk yang berguna dan realistik dari suatu program atau pekerjaan merupakan tuntutan setiap profesi • Siswa bekerja secara baik secara individu (independen) atau kolaborasi untuk mengerjakan program yang sesuai dengan minat atau keahliannya • program atau produk yang dikerjakan seringkali menguntungkan bagi orang lain, berguna dalam penanaman keterampilan sosial, dan seringkali terkait dengan kemampuan pemberian layanan kepada orang lain (service learning) • Penekanan diberikan pada pembiasaan menghasilkan produk kerja yang realistis dan berguna

  25. Kerangka Pikir Strategi Penilaian Sebenarnya (Authentic assessment) • Nilai hasil ujian yang tertera dalam rapot bersifat intrumental/sementara, nilai yang sedungguhnya adalah kulaitas dan kuantitas proses dan hasil yang dilakukan seseorang dalam menjalani kehidupannya baik sebagai guru maupun profesi lainnya • Siswa dinilai berdasarkan pekerjaan yang betul-betul refresentatif, relevan, pada lingkungan nyata, dan sesuai dengan karir yang digelutinya • Salah satu contoh penilaian otentik adalah portefolio, yaitu kumpulan bukti produk pekerjaan siswa yang representatif dan bermakna/sesuaif tujuan dan menggambarkan perkembangan kemajuan usaha/proses maupun hasil belajarnya.

  26. Pendekatan Saintifik

  27. 1 2 3 4

  28. DISAIN UMUM saintifik approach Model pembelajaraninimenekankanpadahasratbelajartentangsegalasesuatusecaralebihbermaknadengancaramendapatkandanmengorganisir data, memahamimasalahdansolusinya, mengembangkankonsep yang bermaknauntukmelakukannya. Setiaprancangan model memilikipenekanan yang berbeda-beda, (perolehaninformasidankonsep, pembuatankonsepdanujihipotesis, kreativitasberpikir), garisbesarrancangannyasbb.

  29. Tujuan Kurikulum dan tantangan Kurikulum pendidikan jasmani 2013

  30. TUJUAN KURIKULUM MEMPERSIAPKAN INSAN INDONESIA UNTUK MEMILIKI KEMAMPUAN HIDUP SEBAGAI PRIBADI DAN WARGANEGARA YANG PRODUKTIF, KREATIF, INOVATIF, DAN AFEKTIF SERTA MAMPU BERKONTRIBUSI PADA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA, BERNEGARA DAN PERADABAN DUNIA.

  31. Masalah Pembelajaran Saintifik • Terbatasnya jumlah guru yang berkeyakinan bahwa siswa dapat berpikir produktif (medapatkan sesuatu yang tidak diketahui dan diingat sebelumnya), akibatnya para guru: • berlebihan dalam mengandalkan daya ingat siswa, • melupakan penciptaan lingkungan yg dapat membuat anak mencari tau, • lebih menekankan pada recall and reproduction, • mengabaikan problem solving, creative thinking, and decision making. • Wacana integratif non latar belakang penjas bahkan penjas dihilangkan (kompas.com, rabu 11 des 2013) • Pengenalan saintifik dalam kurikulum baru muncul dalam kurikulum 2013 sekarang, itupun baru sebatas dokumen belum pada kenyataan • Kecenderungan saintifik diajarkan baru sebatas konseptual dan diajarkan secara direktif bukan sebagai sebuah cara berpikir “a way of thinking or discovery and inquiry”

  32. Peluang dan Tantangan Penjas pada Kur 2013 • Penjasdapatmenjangkausemuaranahperilakuseperti domain fisik, sosial, afektif, dankognitif • Penjasmemilikikontribusiunik: sptkebugaranjasmani, keterampilangerak, . . . . • kurikulum 2013 berbasis sain dan tidak lagi banyak didikte atau menghafal • kurikulum 2013 SD selain saintifik juga integratif • kurikulum 2013 peluang sekaligus juga tantangan bagi duniapendidikan jasmani

  33. Konsep Pembelajaran Tematik • menggunakan tema sebagai pemersatu beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali pertemuan • menggunakan tema untuk memahami gejala-gejala, konsep, baik yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya. • Pendekatan yang mencerminkan dunia riil di dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak. • Suatu cara integrasi sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara simultan dalam proses pembelajaran dan atau integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan.

  34. Ciri pembelajaran tematik • Berpusat pada anak didik; • Memberikan pengalaman langsung kepada anak didik; • Pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu nyata dan jelas; • Menyajikan suatu konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran • Bersifat fleksibel; • Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak didik.

  35. Rambu-Rambu Penggunaan Tematik • Tidak semua mata pelajaran harus disatukan. • Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester • Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, tidak harus dipadukan, namun diberikan secara tersendiri. • Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri. • Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta pananaman nilai-nilai moral. • Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, lingkungan dan daerah setempat.

  36. Pertimbangan Pemilihan Tema • Rentang kedekatan tema dengan kehidupan anak • Rentang tingkat kesulitan tema bagi anak • Rentang kemenarikan tema bagi anak, termasuk persitiwa-peristiwa yang menarik minat anak

  37. Tahapan pemilihan tema • Memilih KD dalam kurikulum; • Mengidentifikasi tema yang sesuai dengan KD; • Menata dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan tema; • Menjabarkan tema ke dalam sub-sub tema agar cakupan tema tidak terlalu luas; • Memilih subtema yang sesuai.

  38. Langkah Pembelajaran Tematik • Daftar Tema • Pemetaan Kompetensi Dasar/jaringan tema • Penyusunan silabus pembelajaran tema • Penyusunan RPP

  39. Pemetaan Kompetensi Dasar

  40. Pemetaan Kompetensi Dasar

  41. Menetapkan jaringan tema

  42. Memetakan jaringan tema dengan KD dalam Mapel Sendiri (Penjasorkes)

  43. Penyusunan silabus pembelajaran tematik (cara 1)

  44. Penyusunan silabus pembelajaran tematik (cara 2) Fenomena aktivitas fisik lingkungan anak SD: playing for life; AASC; video games : lempar tangkap, petak, kain, target, tennis

  45. Penyusunan RPP • Tema atau mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester • Tujuan pembelajaran; KD, Indikator • Alat dan media, serta sumber yang digunakan • Kegiatan Pembelajaran • pendahuluan, • inti, dan • penutup. • Penilaian dan tindak lanjut

More Related