1 / 27

MENANGKAP ( CAPTURE ), KODIFIKASI ( CODIFICATION ) DAN BERBAGI ( SHARING ) PENGETAHUAN

MENANGKAP ( CAPTURE ), KODIFIKASI ( CODIFICATION ) DAN BERBAGI ( SHARING ) PENGETAHUAN. REVIEW. Tiga tahapan utama dalam siklus manajemen pengetahuan terintegrasi yaitu : 1. Menangkap atau menciptakan pengetahuan . 2. Membagi dan menyebarkan pengetahuan .

baakir
Download Presentation

MENANGKAP ( CAPTURE ), KODIFIKASI ( CODIFICATION ) DAN BERBAGI ( SHARING ) PENGETAHUAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MENANGKAP(CAPTURE), KODIFIKASI (CODIFICATION) DAN BERBAGI (SHARING) PENGETAHUAN

  2. REVIEW Tigatahapanutamadalamsiklusmanajemenpengetahuanterintegrasiyaitu : 1. Menangkapataumenciptakanpengetahuan. 2. Membagidanmenyebarkanpengetahuan. 3. Mengakuisisidanaplikasipengetahuan.

  3. BeberapaMetodeTacit Knowledge Capture Sejumlahteknikmungkindapatdigunakanuntukmenangkappengetahuan tacit dariindividudandarikelompok, seperti : • Ad hoc sessions • Road maps • Learning histories • Action learning • E-learning • Learning from others through business guest speakers and benchmarking against best practices

  4. EXPLICIT KNOWLEDGE CODIFICATION Kodifikasipengetahuanadalahtahapanselanjutnyadarimemperluaspengetahuan. Denganmengubahpengetahuantacitmenjadibentuk yang eksplisitdantangiblesepertisuatudokumen, yang pengetahuandapatdikomunikasikansecaralebihluasdandengansedikitbiaya. Dokumendapatdisebarkansecaraluasmelaluiintranet korporatdanberlangsung lama, yang dapatmembuatnyatersediasebagaireferensidanketikadiperlukan, baikolehstaf yang adadanstafdimasa yang akandatang.

  5. EXPLICIT KNOWLEDGE CODIFICATION Kodifikasipengetahuaneksplisitdapattercapaimelaluiberbagaiteknikseperti • Cognitive mapping, • Decision trees, • Knowledge taxonomies, • Task analysis.

  6. Cognitive Mapping Petakognitifadalahcara yang baikuntukmengkodingpengetahuan yang ditangkapkarenapetajugamenangkapkonteksdanantarhubungan yang kompleksantarakonsep-konsepkunci yang berbeda. Petakognitifberdasarkanpemetaankonsep (Leake et al., 2003), petakonsepmerepresentasikankonsepdanrelasidalambentukgrafikduadimensi, dengan node/titikmerepresentasikankonsepkunci yang dihubungkanolehhubungan-hubungan (links) yang merepresentasikanproposisi. Tujuandarisisteminiadalahuntukmengorganisasikanlebihbaikpengetahuaneksplisitdanmenyimpannyadalammemorikorporatuntukpenyimpananjangkapanjang.

  7. Cognitive Maps

  8. Decision Trees Pohonkeputusanadalahmetode lain yang digunakansecaraluasuntukmengkodifikasipengetahuaneksplisit. Pohonkeputusanbiasanyadalambentukflowchart, denganjalur (path) alternatifmengindikasikandampakdarikeputusanberbeda yang dibuatpadatitikwaktuitu. Bentukgrafiknyamembuatnyamudahdimengertidanpohonkeputusantentusajasangatsesuaiuntukpengkodinganpengetahuanproses. Contohberikutadalahproses maintenance preventifpadaperalatanpabrik.

  9. Decision Trees

  10. Knowledge Taxonomies Taksonomipengetahuanmembuatpengetahuandapatsecaragambardirepresentasikansehinggamerefleksikanorganisasikonsepdalambidangkeahliankhususatauuntukorganisasisecaralebihluas. Taksonomiadalahsistemklasifikasidasaryang membuatkitadapatmenggambarkankonsepdanketergantungannya-biasanyadalambentukhierarki. Makin tinggikonsepdiletakkan, makinumumataugenerikkonseptersebut. Makin rendahsuatukonsepditempatkan, makinspesifikhaltersebutpadakategori level tinggi. Konstruksitaksonomimelibatkanidentifikasi, mendefinisikan, membandingkandanmengelompokkanelemen.

  11. Knowledge Taxonomies

  12. Faktor – Faktor yang MempengaruhiPenciptaanPengetahuan • Strategy: Penyelarasanstrategiorganisasidenganstrategi Knowledge Management • Measurement: Pengukuranataupenilaiandengancaramenentukanapakahterjadiperbaikansetelahadanya Knowledge Management atauapakahadamanfaat yang telahdiambil • Policy: Aturantertulis yang telahdibuatolehorganisasisebagaidasarmelakukankegiatanoperasionalorganisasi • Content: Bagian dari Knowledge-Base Organisasi yang ditangkap secara elektronik • Process: Proses yang digunakanoleh Knowledge Worker diorganisasi, dalamtujuanmencapai misi dan visi organisasi • Technology: Teknologi yang dijadikansebagaifasilitatoratau media antaraprosesidentifikasi, penciptaan, dandifusipengetahuandiantaraelemen-elemenorganisasi. • Culture: Lingkungan dan budaya dalam organisasi

  13. PERANAN BUDAYA ORGANISASI

  14. ALASAN PERLUNYA BUDAYA ORGANISASI Upayamengatasimasalah-masalaheksternaldan internal didalamorganisasimakaperlumembentuksuatubudayaorganisasi yang kuatdansehat, bilainginmempertahankandiri, bahkanjikainginterustumbuhdanberkembangmenjadiorganisasi yang efektif.

  15. EFFECTIVE KNOWLEDGE MANAGEMENT 80% Organizational culture and human factors 20% Technology

  16. MENCIPTAKAN BUDAYA ORGANISASI • Budaya organisasi padaumumnyatidak statis (dinamis) • Budaya organisasi dibuat oleh individu atau kelompokdalamorganisasi. • Individu atau kelompok berpartisipasi dalam organisasi dengan membawa pengalamannya, kepribadian, keterampilan, kepercayaan dan nilai yang berkaitan dengan lingkungan bermain pada masa anak-anak, latar belakang keluarga, posisi kelas sosial, jender, etnis, agama, tingkat pendidikan, pelatihan profesional, pengalaman organisasi.

  17. DEFINISI BUDAYA ORGANISASI • Robbins (1990), budayaorganisasimerupakannilai-nilaidominanataufalsafah yang menuntunkebijaksanaanorganisasiuntukparaanggotaorganisasitersebut. Budayaorganisasijugamerupakansistemnilai yang diyakini, dipelajari, diterapkan, sertadikembangkansecaraberkesinambungan, dandijadikanacuanperilakuolehsemuaanggotaorganisasiuntukmencapaitujuanperusahaan yang telahditetapkan.

  18. DEFINISI BUDAYA ORGANISASI • Shein (Renstra LAPAN, 2005) – pakardalam “Applied Strategic Planning” mendefinisikanbudayaorganisasisebagaisuatupoladariasumsi-asumsidasar (keyakinandanharapan) yang ditemukanataupundikembangkanolehsuatukelompoktertentudariorganisasi, dankemudianmenjadiacuandalammengatasipersoalan-persoalan yang berkaitandenganadaptasikeluardanintegrasi internal, yang dalamkurunwaktutertentutelahberfungsidenganbaik, makadipandangsah, karenanyadibakukan, sehinggasetiapanggotaorganisasiharusmenerimanyasebagaicara yang tepatdalampendekatanpelaksanaanpekerjaan-pekerjaandalamorganisasi.

  19. Kesimpulan…. • BudayaOrganisasiadalahsuatupoladarikeseluruhankeyakinandanharapan yang dipegangteguhsecarabersamaolehsemuaanggotaorganisasidalampelaksanaanpekerjaan yang adadalamorganisasitersebut • Budayadalamsuatuorganisasiadalahmenjadipengikatsemuakaryawandansekaligussebagaipemberiartidanmaksuddariketerlibatankaryawandalamorganisasi.

  20. A communal culture can give its members a sense of belonging, though it also is task-driven. Leaders of this culture are usually very inspirational and charismatic. The major negative is that they often exert too much influence and other members are rarely vocal. HIGH SOLIDARITY HIGH SOCIALITY (COMMUNAL CULTURE)

  21. In a networked culture, members are treated as friends and family. People have close contact with each other and love each other. They are willing to help each other and share information. The disadvantage of this culture is that people are so kind to each other that they are reluctant to point out and criticize the poor performance. LOW SOLIDARITY HIGH SOCIALITY (NETWORK CULTURE)

  22. A mercenary culture focuses on strict goals. Members are expected to meet the goals and to get the job done quickly. Since everyone focuses on goals and objectivity, there is little room for political cliques. The negative is that those with poor performance may be treated inhumanely. HIGH SOLIDARITY LOW SOCIALITY (MERCENARY CULTURE)

  23. In a fragmented culture, the sense of belonging to and identification with the organization is usually very weak. The individualists constitute the organizations, and their commitment is given first to individual members and task work. The downside is that there is a lack of cooperation. LOW SOLIDARITY LOW SOCIALITY (FRAGMENTED CULTURE)

  24. Robbins (1990) Sepuluhkarakteristikbudaya yang berlakudisuatuorganisasi yang membedakanantarabudayadarimasing-masingorganisasi. YAITU….

  25. Inisiatif individual • Toleransiterhadaptindakanberesiko • Arah (direction) • Integrasi • Dukungandarimanajemen 6. Control 7. Identitas 8. Sistemimbalan (reward sistem) 9. Toleransiterhadapkonflik 10. Pola-polakomunikasi

  26. Sharing Knowledge Setelahpengetahuantelahdikumpulkan, laluharusdisimpan(stored) dandibagikan (shared). Berbagi (sharing) pengetahuanmelibatkanpemindahanpengetahuandarisatu (ataulebih) orangkeseseorang (ataulebih) lain. Fokusdari Knowledge Management tidakhanyapadapendistribusian (distribution) tidakjugapadapenyebaran (dissemination) pengetahuan, tetapipadapembagiannya(share). Meskipunpengetahuandapatdiperolehpadatahapanindividu, agar dapatbergunaharusdibagikandalamsuatukomunitas, yang seringkalidigambarkansebagaikomunitaspraktek. Contohnya, jikaterdapathanyasatuorang yang mengetahuiaturandanprosedurorganisasi, aturan dan prosedur seperti itu akan menjadi tidak berguna dan tak berarti. Berbagipengetahuan (knowledge sharing) kemudianmenjadikrusialketikaanggotabarudatangdan yang lain keluar.

More Related