1 / 19

INDIKATOR PENCAPAIAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN

INDIKATOR PENCAPAIAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN. INDIKATOR PENCAPAIAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN. R. SITI MARYAM. R. SITI MARYAM. PROMOSI KESEHATAN. Proses pemberdayaan perorangan, kelompok dan masyarakat, untuk dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya

ayanna
Download Presentation

INDIKATOR PENCAPAIAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. INDIKATOR PENCAPAIAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN INDIKATOR PENCAPAIAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN R. SITI MARYAM R. SITI MARYAM

  2. PROMOSI KESEHATAN Proses pemberdayaan perorangan, kelompok dan masyarakat, untuk dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Health promotion is the proces of enabling people to control over and improve their health. (WHO, 1986).

  3. Promosi Kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Pusat Promkes Depkes). • Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui kelompok-kelompok potensial di masyarakat, bahkan semua komponen masyarakat. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan sesuai sosial budaya setempat, artinya sesuai dengan keadaan, permasalahan dan potensi setempat.

  4. RUANG LINGKUP • Pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada perubahan/ perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan. • Pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada pengenalan produk/ jasa melalui kampanye. • Upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi. • Upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. • Upaya advokasi di bidang kesehatan yaitu upaya untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang/ sektor, sesuai keadaan). • Pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan masyarakat (community development), penggerakkan masyarakat (social mobilization), pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll.

  5. KERANGKA KONSEP

  6. KEGIATAN NYATA • Pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian semua komponen masyarakat untuk dapat hidup sehat. • Pengembangan kemitraan, yaitu upaya untuk membangun hubungan para mitra kerja berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling memberikan manfaat. • Upaya advokasi, yaitu upaya untuk mendekati, mendampingi, da mempengaruhi para pembuat kebijakan sacara bijak, sehingga mereka sepakat untuk memberi dukungan terhadap pembangunan kesehatan.

  7. Pembinaan suasana, yaitu kegiatan untuk membuat suasana atau iklim yang mendukung terwujudnya perilaku sehat dengan mengembangkan opini publik yang positif melalui media massa, tokoh masyarakat, “public figur”, dll. • Pengembangan Sumber Daya Manusia, yaitu kegiatan pendidikan, pelatihan, pertemuan-pertemuan, dll untuk meningkatkan wawasan, kemauan, dan keterampilan baik petugas kesehatan maupun kelompok-kelompok potensial masyarakat. • Pengembangan iptek, yaitu kegiatan untuk selalu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang promosi, informasi, komunikasi, pemasaran, advokasi, dll yang selalu tumbuh dan berkembang. • Pengembangan media dan sarana, yaitu kegiatan untuk “mempersenjatai” diri dengan penyediaan media dan sarana yang diperlukan untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan. • Pengembangan infrastruktur, yaitu kegiatan penunjang promosi kesehatan: sekretariat, tim promosi, serta berbagai perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan.

  8. INDIKATOR KEBERHASILAN Indikator input : • Adanya organisasi/ lembaga khusus promosi kesehatan. • Pemenuhan standar tenaga profesional di kabupaten/ kota. • Pemenuhan standar sarana promosi kesehatan di kabupaten/ kota. Indikator proses : • Adanya kebijakan sektor yang mendukung pengembangan perilaku dan lingkungan sehat (minimal 3 per sektor). • Frekuensi informasi melalui media massa (TV: 5 kali/mgg; Radio: 1 kali/hr; Koran : 2 kali/mgg). • Jumlah kelompok potensial yang bergerak bidang kesehatan di kabupaten/kota (5 kelompok per kecamatan). Indikator output : • Perorangan: perbaikan persentase faktor perilaku berisiko (aktivitas fisik, diet/gizi baik dan tidak merokok) : 80% • Persentase tatanan keluarga sehat (PHBS) : 65 % • Ratio Desa/ Posyandu = 1 : 5

  9. PHBS • Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

  10. PHBS Bidang Kesehatan Lingkungan: cuci tangan pakai sabun (CTPS) setelah buang air besar

  11. MASALAH Kesadaran masyarakat Indonesia untuk cuci tangan pakai sabun (CTPS) terbukti masih sangat rendah. Tercatat, rata-rata hanya 12% masyarakat yang melakukan CTPS setelah buang air besar di jamban. Demikian gambaran kesadaran CTPS di Tanah air berdasarkan survei environmental service program (ESP) tentang perilaku masyarakat terhadap kebiasaan mencuci tangan yang dilakukan Depkes dan instansi lainnya pada 2006.

  12. ANALISIS SWOT STRENGTH • Kemauan yang kuat dari semua pihak untuk mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010. • Menggerakkan institusi pendidikan kesehatan untuk mendukung kegiatan PHBS. • Dengan melakukan CTPS membuat anggota keluarga tidak mudah sakit dan pengeluaran biaya dapat dialokasikan untuk pendidikan atau modal usaha.

  13. WEAKNESS • Kesadaran yang rendah dari masyarakat untuk melakukan CTPS. • Kurangnya dukungan dari semua pihak (individu, keluarga, masyarakat, Penggerak PKK, LSM, penentu kebijakan, petugas kesehatan, dll)

  14. OPPORTUNITY • Terbuka bagi siapa saja untuk membantu melakukan pendidikan dan penyuluhan mengenai CTPS. • Kepada pihak swasta sebagai sarana promosi

  15. THREAT • Tidak mendapat dukungan dari penentu kebijakan dan masyarakat. • Dana untuk melakukan kegiatan tidak ada. • Tidak ada peningkatan persentase CTPS menunjukkan kinerja dan citra pemerintah buruk.

  16. SIMPULAN • Promosi Kesehatan adalah proses pemberdayaan perorangan, kelompok dan masyarakat, untuk dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya. • Essensi promosi kesehatan adalah pemberdayaan masyarakat. Sedangkan pemberdayaan adalah upaya untuk membuat daya sehingga mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri. Untuk itu tentu diperlukan upaya untuk merubah, menumbuhkan atau mengembangkan perilaku positif. Hal ini merupakan bidang garapan utama pendidikan kesehatan. • Promosi Kesehatan juga mencakup Penyuluhan Kesehatan, karena dalam rangka pemberdayaan, tentu diperlukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran, di samping pengetahuan, sikap, dan perbuatan. Untuk itu tentu diperlukan upaya penyediaan dan penyampaian informasi, yang merupakan bidang garapan penyuluhan kesehatan. Makna asli penyuluhan sendiri adalah pemberian penerangan dan informasi.

  17. Promosi Kesehatan sejalan dengan Komunikasi, Informasi dan Edukasi. Oleh karena itu, untuk melakukan pemberdayaan masyarakat tentu diperlukan upaya untuk membuka jalur komunikasi, yang selanjutnya diisi dengan penyampaian dan dimantapkan dengan edukasi. • Promosi Kesehatan juga menampung aspirasi pemasaran sosial, karena promosi juga berarti mengenalkan produk (yaitu perilaku hidup sehat) secara luas kepada masyarakat sehingga mereka dapat menerima dan memanfaatkannya (mempraktekkannya) dalam kehidupan sehari-hari. • Promosi Kesehatan mengandung pengertian mobilisasi publik karena dalam promosi kesehatan diperlukan adanya advokasi kebijakan sehingga kebijakan yang ada dapat memberikan dukungan bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat. Hal ini merupakan “law enforcement” yang dapat “memaksa” atau memobilisasi masyarakat untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Selain itu pembentukan opini publik yang merupakan salah satu upaya promosi kesehatan juga dapat diartikan sebagai upaya memobilisasi masyarakat untuk memilih perilaku hidup sehat.

  18. SARAN • Berusaha secara individual melakukan perilaku hidup bersihdan sehat terutama cuci tangan pakai sabun setelah buang air besar. • Menanamkan sejak dini pada anak-anak dalam keluarga tentang perilaku hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan pakai sabun, buang sampah pada tempatnya, melakukan olahraga, dll. • Bersama dinas kesehatan mengadvokasi Gubernur, Bupati/ Walikota dan DPRD serta Camat, Lurah, dan tokoh masyarakat untuk memperoleh dukungan kebijakan dan dana bagi pembinaan PHBS. • Kepada institusi pendidikan kesehatan yang sedang praktik di RS, Puskesmas atau di masyarakat melakukan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, kelompok, dan masyarakat bekerja sama dengan pihak setempat. • Kepada pihak swasta atau LSM menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan guna mendukung program kesehatan, misalnya membuat iklan layanan masyarakat tentang cuci tangan pakai sabun dan akibatnya. • Bekerja sama dengan pihak sekolah secara berkesinambungan melakukan penyuluhan kesehatan kepada murid-muridnya.

  19. THANK YOU

More Related