1 / 76

VICTIMOLOGI

VICTIMOLOGI. Prepare By : Ikama Dewi ST.,SH.,MH. PENDAHULUAN. Kajian Hk pidana. THE HOLY TRINITY (Trinitas Yang Suci ) . PERBUATAN (TINDAK PIDANA). ORANG (KESALAHAN/PJP ). PIDANA (SANKSI). Asas Legalitas. Asas Kesalahan. Stelsel2 Pemidanaan. PENDAHULUAN. Kajian Hk Pidana

ardith
Download Presentation

VICTIMOLOGI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. VICTIMOLOGI Prepare By : Ikama Dewi ST.,SH.,MH Doc Ikamadewi

  2. PENDAHULUAN Kajian Hk pidana THE HOLY TRINITY (Trinitas Yang Suci) PERBUATAN (TINDAK PIDANA) ORANG (KESALAHAN/PJP) PIDANA (SANKSI) Asas Legalitas Asas Kesalahan Stelsel2 Pemidanaan Doc Ikamadewi

  3. PENDAHULUAN Kajian Hk Pidana (substansi/materi) THE HOLY TRINITY (Trinitas Yang Suci) PERBUATAN (TINDAK PIDANA) (Pelaku) ORANG (KESALAHAN/PJP) (Pelaku) PIDANA (SANKSI) (Pelaku) + KORBAN Dikaji lebih dalam, melalui Viktimologi Doc Ikamadewi

  4. Kajian/Orientasi HP: • Perbuatan • Pertangungjawaban Pidana • Pidana/sanksi • + Korban (Viktim) Doc Ikamadewi

  5. PENDAHULUAN Pengertian Viktimologi Secara etimologi, asal kata “Victim” berarti korban, dan “Logos” berarti ilmu pengetahuan. @ Pengetahuan/Ilmu Pengetahuan ttg Korban Pengertian terminology, adalah studi yg mempelajari tentang korban, penyebab terjadinya korban/timbulnya korban, dan akibat-akibat penimbulan korban yang merupakan masalah manusia sebagai suatu kenyataan social. Doc Ikamadewi

  6. PENDAHULUAN • Korban dan penyebab terjadinya korban/timbulnya korban yaitu : individu, kelompok, korporasi, swasta/ pemerintah • akibat penimbulan korban : sikap dan tindakan thd korban dan atau pihak pelaku serta mereka yang secara langsung/tdk terlibat dalam terjadinya suatu kejahatan. Doc Ikamadewi

  7. Kamus ilmu pengetahuan social, victimologi adalah studi tentang tingkah laku victim sebagai salah satu penentu kejahatan.…… pengertian yg lebih sempit/terbatas…. [2] Hugo Reading, Kamus Ilmu-ilmu social, Jakarta, Rajawali, 1986, hlm.457 Doc Ikamadewi

  8. Arif Gosita Mrp pengertian yg luas, sebab dari kenyataan sosial yang dapat disebut sebagai korban tidak hanya korban perbuatan pidana (kejahatan) saja tetapi dapat korban bencana alam, korban kebijakan pemerintah dan lain-lain. Victimologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang mengkaji semua aspek yang berkaitan dengan korban. Doc Ikamadewi

  9. Konsekwensinya, suatu victimisasi harus dipahami sebagai berikut:[1] Korban akibat perbuatan manusia, korban akibat perbuatan manusia dapat menimbulkan perbuatan kriminal misalnya: korban kejahatan perkosaan, korban kejahatan politik. Dan yang bukan bersifat kriminal (perbuatan perdata) misalnya : korban dalam bidang Administratif/Korban kebijakan pemerintah; [1] J.E. Sahetapy, Victimologi sebuah Bunga Rampai, Sinar Harapan, Jakarta, 1987, hlm.35 Doc Ikamadewi

  10. Next • Korban di luar perbuatan manusia, korban akibat di luar perbuatan manusia seperti bencana alam dan lain sebagainya. Doc Ikamadewi

  11. Tujuan dan Manfaat Victimologi Viktimologi juga merupakan sarana penanggulangan kejahatan/ mengantisipasi perkembangan kriminalitas dalam masyarakat. sehingga viktimologi sebagai sarana penanggulangan kejahatan juga masuk kedalam salah satu proses Kebijakan Publik. Antisipasi kejahatan yang dimaksud meliputi perkembangan atau frekuensi kejahatan, kualitas kejahatan, intensitas kejahatan dan kemungkinan munculnya bentuk-bentuk kejahatan baru. Doc Ikamadewi

  12. Social Welfare Policy Konkritisasi Hukum Social Policy Posisi Krim dan Victimologi Goal SW/SD Social Defence Policy Formulasi Penal Aplikasi Criminal Policy Eksekutif Non Penal POSISI KRIM-VICTIM DALAM PROSES KEBIJAKAN PUBLIK Doc Ikamadewi

  13. Konsekuensi logis dari meningkatnya kejahatan atau kriminalitas adalah bertambahnya jumlah korban, sehingga penuangan kebijakan yang berpihak kepada kepentingan korban dan tanpa mengenyampingkan pelaku mutlak untuk dilakukan, sehingga studi tentang viktimologi perlu untuk dikembangkan. Doc Ikamadewi

  14. Manfaat dari studi mengenai korban (Arif Gosita) Dengan viktimologi akan dapat diketahui siapa korban, hal-hal yang dapat menimbulkan korban, viktimisasi dan proses viktimisasi; Viktimologi memberikan sumbangan pemikiran tentang korban, akibat tindakan manusia yang telah menimbulkan penderitaan fisik, mental dan social; Doc Ikamadewi

  15. Next • melalui studi victimologi akan memberikan pemahaman kepada setiap individu mengenai hak dan kewajibannya dalam rangka mengantisipasi berbagai bahaya yang mengancamnya; • viktimologi memberikan sumbangan pemikiran mengenai masalah viktimisasi tidak langsung, dampak social polusi industri, viktimisasi ekonomi, politik dan penyalahgunaan kewenangan. • viktimologi memberikan dasar pemikiran dalam penyelesaian viktimisasi criminal atau factor victimogen dalam sistem peradilan pidana. Doc Ikamadewi

  16. Dari uraian di atas pada dasarnya ada tiga hal pokok berkenaan dengan manfaat studi tentang korban yaitu: • manfaat yang berkenaan dengan usaha membela hak-hak korban dan perlindungan hukumnya;(Praktis) • manfaat yang berkenaan dengan penjelasan tentang peran korban dalam suatu tindak pidana, dan(Filosofis) • manfaat yang berkenaan dengan usaha pencegahan terjadinya korban.(Action) Doc Ikamadewi

  17. Kedudukan Viktimologi Awalnya menjadi perdebatanapakah sbg bag dari kriminologi atau sbg cabang ilmu yang mandiri yg sejajar dg disiplin ilmu yg lain. Doc Ikamadewi

  18. Penologi Etiologi Hk Pidana Kriminologi Viktimologi Doc Ikamadewi

  19. Segi tiga Study Kejahatan Kejahatan Penjahat Reaksi Sosial Doc Ikamadewi

  20. Segi empat Kejahatan Korban Kejahatan Penjahat Reaksi Sosial Doc Ikamadewi

  21. Paul Separovic, dasar pembeda pada Ruang Lingkup Kajiannya OBJEK R/L Victimologi Korban akibat Kejahatan Semua Korban Viktimologi sbg bagian Dari kriminologi…. Nagel Viktimologi sbg disiplin ilmu tersendiri….. (Mendelsohn) Doc Ikamadewi

  22. Dalam symposium victimologi yang pertama di Yerusalem tahun 1973 NAGELmelaporkan bahwa victimologi dewasa ini merupakan gagasan atau pemikiran baru dalam kriminologi, karena telah terjadi pergeseran pemikiran yang tidak lagi melihat kejahatan melalui studi “Factor Criminoligy”akan tetapi mengarah pada “Criminologi of Relationship”. Doc Ikamadewi

  23. Pengertian Korban Apa yang dimaksud dengan korban ? Doc Ikamadewi

  24. *Korbantidak saja dipahami sebagai obyek dari suatu kejahatan tetapi juga *Korban harus dipahami sebagai subyek yang perlu mendapat perlindungan secara social dan hukum . *Korban adalah orang baik, individu, kelompok ataupun masyarakat yang telah menderita kerugian yang secara langsung telah terganggu akibat pengalamannya sebagai target dari kejahatan *subyek lain yang dapat menderita kerugian akibat kejahatan adalah badan hukum. Doc Ikamadewi

  25. Bila hendak membicarakan mengenai korban, maka seyogyanya dilihat kembali pada budaya dan peradaban Ibrani kuno. Dalam peradaban tersebut, asal mula pengertian korban merujuk pada pengertian pengorbanan atau yang dikorbankan, yaitu” mengorbankan seseorang atau binatang untuk pemujaan atau hirarki kekuasaan”.[1][1]http://www.faculty.ncwc.edu/toconnor/300/300lect01.htm Doc Ikamadewi

  26. Selama beberapa abad, pengertian korban menjadi berubah dan memiliki makna yang lebih luas. Ketika viktimologi pertama kali ditemukan yaitu pada tahun 1940-an, para ahli viktimologi seperti Mendelshon, Von Hentig dan Wolfgang cenderung mengartikan korban berdasarkan text book dan kamus yaitu ”orang lemah yang membuat dirinya sendiri menjadi korban”.[1][1] Ibid Doc Ikamadewi

  27. Pemahaman seperti itu ditentang habis-habisan oleh kaum feminist sekitar tahun 1980-an, dan kemudian mengubah pengertian korban yaitu “setiap orang yang terperangkap dalam suatu hubungan atau situasi yang asimetris. Asimetris disini yaitu segala sesuatu yang tidak imbang, bersifat ekploitasi, parasitis (mencari keuntungan untuk pihak tertentu), merusak, membuat orang menjadi terasing, dan menimbulkan penderitaan yang panjang”.[1][1]http://www.victoborg.com/html/feminist victimology Doc Ikamadewi

  28. Istilah korban pada saat itu merujuk pada pengertian “setiap orang, kelompok, atau apapun yang mengalami luka-luka, kerugian, atau penderitaan akibat tindakan yang bertentangan dengan hukum. Penderitaan tersebut bisa berbentuk fisik, psikologi maupun ekonomi”.[1][1]http//www.faculty.ncwc.edu/toconnor/300/300lect01.htm Doc Ikamadewi

  29. Kamus umum bahasa Indonesia ”korban adalah orang yang menderita kecelakaan karena perbuatan (hawa nafsu dan sebagainya) sendiri atau orang lain”.[1] [1] Purwadarminta, Kamus umum Bahasa Indonesia, P.N. Balai Pustaka, Jakarta, 1976, hlm.33 Doc Ikamadewi

  30. Menurut Arif Gosita Pengertian korban adalah mereka yang menderita jasmani dan rohani sebagai tindakan orang lain yang mencari pemenuhan kepentingan diri sendiri atau orang lain yang bertentangan dengan kepentingan dan hak asasi yang menderita.[1] Pengertian yang disampaikan oleh Arif Gosita tersebut sudah diperluas maknanya, tidak hanya untuk perorangan tetapi berlaku bagi subyek hukum yang lain, seperti badan hukum, kelompok masyarakat dan korporasi. Timbulnya korban erat kaitanya dengan kejahatan. [1] Arif Gosita, Kumpulan Makalah Masalah Korban, Akademika Presindo, Jakarta,2003, ,hlm.41-42 Doc Ikamadewi

  31. Sahetapy “korban adalah orang perorangan atau badan hukum yang menderita luka-luka, kerusakan atau bentuk-bentuk kerugian lainnya yang dirasakan, baik secara fisik maupun secara kejiwaan. Kerugian tersebut tidak hanya dilihat dari sisi hukum saja, tetapi juga dilihat dari segi ekonomi, politik maupun social budaya. Mereka yang menjadi korban dalam hal ini dapat dikarenakan kesalahan si korban itu sendiri, peranan korban secara langsung atau tidak langsung, dan tanpa adanya peranan dari si korban.[1] [1] J.E Sahetapy, Victimologi sebuah Bunga Rampai, Sinar Harapan, Jakarta, 1987, hlm.25 Doc Ikamadewi

  32. Van Boven Merujuk pada Deklarasi Prinsip-prinsip Dasar Keadilan bagi korban Kejahatan dan penyalahgunaan kekuasaan (Declaration of basic Principle of justice for victim of crime and abuse of power) yang mendefinisikan korban adalah:[1] Orang yang secara individual maupun kelompok telah menderita kerugian, termasuk cedera fisik maupun mental, penderitaan emosional, kerugian ekonomi atau perampasan yang nyata terhadap hak-hak dasarnya, baik kerana tindakan (by act) maupun karena kelalaian (by omission). [1] Theo Van Boven, (editor:Ifdal kasim),Mereka yang Menjadi Korban (Hak Korban atas Restitusi, Kompensasi dan Rehabilitasi),Elsam, Jakarta,2002, hlm.13 Doc Ikamadewi

  33. Berdasarkan pada beberapa pengertian tersebut diatas, pengertian korban bukan hanya untuk manusia saja atau perorangan saja, akan tetapi dapat berlaku juga bagi badan hukum, badan usaha, kelompok organisasi maupun Negara. Perluasan pengertian subyek hukum tersebut karena badan hukum atau kelompok tersebut melaksanakan hak dan kewajiban yang dilindungi oleh hukum atau dengan kata lain subyek hukum tersebut dapat merasakan penderitaan atau kerugian atas kepentingan yang dimiliki akibat perbuatan sendiri atau pihak lain seperti yang dirasakan oleh manusia. Doc Ikamadewi

  34. Rancangan Deklarasi dan Resolusi Konggres PBB ke-7 yang kemudian menjadi Resolusi MU-PBB 40/34, [1] bahwa yang dimaksud dengan korban adalah orang-orang, baik secara individual maupun kolektif, yang menderita kerugian akibat perbuatan (tidak berbuat) yang melanggar hukum pidana yang berlaku di suatu Negara, termasuk peraturan-peraturan yang melarang penyalahgunaan kekuasaan.[1]United Nation, A Compilation of International Instrument, Volume I, New York, 1993, hlm.382 Doc Ikamadewi

  35. Pengertian kerugian(Harm) mnrt Resolusi tsb, meliputi :- kerugian fisik maupun mental (Physical or mental injury), - penderitaan emosional(emotional suffering),- kerugian ekonomi(economic loss) atau- perusakan substansial dari hak-hak asasi manusia mereka (substantial impairment of theirfundamental rights). Doc Ikamadewi

  36. Korban…..Berdasarkan makna dan hakekat ~ Korban sacrifice yaitu bentuk korban/pengorbanan yg dikaitkan dg hal-hal yang bersifat metafisik, supranatural (korban dalam upacara keagamaan) ~ Korban secara Keilmuan (Viktimologi) yaitu semua bentuk korban yang tidak termasuk dalam pengertian yang pertama. (korban akibat kejahatan, kecelakaan, bencana alam, kesewenangan penguasa, pelangaran ham, penyalahgunaan kekusaan di bidang ekonomi) Doc Ikamadewi

  37. Peran Korban Untuk melihat peran, karateristik pelaku dan korban kejahatan, CARROL mengajukan rumus yang cukup popular dengan pendekatan rasional analitis. Menurutnya kejahatan adalah realisasi keputusan yang diambil dengan turut mempertimbangkan beberapa factor antara lain SU (Subyektife Utility), p(S) (Probability of Success), G (Gain), p(F) (Probability of Fail) dan L (Loss).[1] Sehingga Carrol Menggambarkan dengan Rumus: SU= (p(S)xG)-(p(F)xL) [1] John S Carrol, Commiting A Crime, The Offender Decicion, San Francisco, 1982, hal. 103 Doc Ikamadewi

  38. Dari rumus diatas dapat dijelaskan bahwa seseorang yang akan melakukan kejahatan harus mempertimbangkan beberapa hal yang selanjutnya akan menghasilkan keputusan, apakah ia akan melakukan tindak pidana ataukah tidak. Inilah yang dimaksud dengan Subyektive Utility (SU) Doc Ikamadewi

  39. Hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah: • p(S)/ Probability of Succes = seberapa besar kemungkinan keberhasilan rencana kejahatan • G (Gain) = seberapa besar keuntungan (materi/kepuasan)yang akan diperoleh; • p(F)/ Probability Of Fail = seberapa besar kemungkinan gagalnya rencana kejahatan dan; • L (Loss) = seberapa besar kerugian yang akan diderita manakala kejahatan yang dilakukan gagal dan tertangkap. Doc Ikamadewi

  40. Jika rumus di atas dianalisis dengan optik korban, akan nampak bahwa factorp(S)/Seberapa besar keberhasilan rencana kejahatan,danp(F) / Seberapa besar kemungkinan rencana kegagalan, sebagian besar terletak pada korban artinya berhasil atau tidaknya rencana kejahatan tergantung pada keadaan diri atau pun tipologi calon korban. Doc Ikamadewi

  41. Dengan meminjam istilah Manheimyang menggambarkan adanya laten Victim (Mereka yang cenderung menjadi korban dibandingkan orang lain,misalnya wanita, anak-anak dan manula) maka pelaku akan merasa optimis akan keberhasilan dari kejahatanya. Doc Ikamadewi

  42. Sedangkan factor Gain/seberapa besar keuntungan materi/kepuasan yang diperolehTerlihat pada sikap korban yang senang dengan gaya hidup mewah dan pamer materi yang lebih menjurus pada peningkatan daya tarik atau rangsang, sehingga pelaku kejahatan dengan cara dini sudah dapat memperkirakan besarnya keuntungan yang akan diperoleh. Doc Ikamadewi

  43. Resiko Korban, yaitu:kondisi/keadaan trtentu yg berpeluang terjadinya viktimisasi Berdasarkan typologi korban Hentig: • The young • The Female • The old • Immigrants • The mentaly defektif • Minorities • Dul normals • Depressed • The acquisitive • The Wanton • Heartbroken • Tormentors • The blocked Doc Ikamadewi

  44. SCHAFER, bdasarkan type daerah & masy.nya. • Masy kecil/besar • Daerah bisnis • Wilayah pemukiman • Faktor situasi Doc Ikamadewi

  45. Macam-macam Korban Kejahatan Doc Ikamadewi

  46. Konggres PBB ketujuh telah mengelompokkan macam-macam korban sebagai berikut: • Korban kejahatan konvensional adalah korban yang diakibatkan oleh tindak pidana biasa atau kejahatan biasa misalnya, pembunuhan, perkosaan, penganiayaan dan lain-lain; • Korban non-konvensional adalah korban kejahatan yang diakibatkan oleh tindak pidana berat seperti terorisme, pembajakan, perdagangan narkotika secara tidak sah, kejahatan terorganisir dan kejahatan computer; • Korban kejahatan akibat penyalahgunaan kekuasaan (Ilegal abuses of power) terhadap hak asasi manusia alat penguasa termasuk penangkapan serta penahanan yang melanggar hukum dan lain sebagainya. Doc Ikamadewi

  47. Pengelompokan atas macam-macam korban tersebut didasarkan atas perkembangan masyarakat. Terhadap korban kategori ketiga adanya korban penyalahgunaan kekuasaan berkaitan dengan pelanggaran hak asasi manusia.Kemudian sejak viktimologi diperkenalkan sebagi suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji permasalahan korban serta segala aspeknya, maka wolfgang melalui penelitiannya menemukan bahwa ada beberapa macam korban yaitu:[1][1]Dalam makalah “Beberapa catatan umum Tentang Masalah Korban, disampaikan oleh Marjono reksodiputro dalam seminar sehari tentang Relevansi Viktimologi di Universotas Airlangga, surabaya pada 23 Maret 1985 Doc Ikamadewi

  48. Wolfgang • Primary victimization, adalah korban individual/perorangan bukan kelompok; • Secondary Victimization, korbannya adalah kelompok, misalnya badan hukum; • Tertiary Victimization, yang menjadi korban adalah masyarakat luas; • Non Victimozation, korbannya tidak dapat segera diketahui misalnya konsumen yang tertipu dalam menggunakan hasil produksi. Doc Ikamadewi

  49. Tipologi KorbanUntuk memahami peran korban, harus dipahami pula tipologi korban yang dapat diidentifikasi dari keadaan dan status korban. Tipologi yang dimaksud adalah sebagai berikut: • Unrelated victims, yaitu korban yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan terjadinya korban, misalnya pada kasus kecelakaan pesawat. Dalam hal ini tanggungjawab sepenuhnya terletak pada pelaku. • Provocative Victims, yaitu seseorang yang secara aktif mendorong dirinya menjadi korban, misalnya kasus selingkuh, dimana korban juga sebagai pelaku. • Participating Victims, yaitu seseorang yang tidak berbuat tetapi dengan sikapnya justru mendorong dirinya menjadi korban. Doc Ikamadewi

  50. Next • Biologically weak Victims, yaitu mereka yang secara fisik memiliki kelemahan atau potensi untuk menjadi korban, misalnya orang tua renta, anak-anak dan orang yang tidak mampu berbuat apa-apa. • Socially Weak Victims, Yaitu mereka yang memiliki kedudukan social yang lemah yang menyebabkan mereka menjadi korban, misalnya korban perdagangan perempuan, dan sebagainya. • Self Victimizing Victims, yaitu mereka yang menjadi korban karena kejahatan yang dilakukannya sendiri, pengguna obat bius, judi, aborsi dan prostitusi. Doc Ikamadewi

More Related