1 / 34

INFERTILITAS

INFERTILITAS. Dr. PUTRI SRI LASMINI, SpOG (KFER). DEFINISI INFERTILITAS. Belum terjadi kehamilan pada pasangan suami istri yang telah berhubungan teratur selama satu tahun tanpa memakai alat/metode kontrasepsi.

ardith
Download Presentation

INFERTILITAS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. INFERTILITAS Dr. PUTRI SRI LASMINI, SpOG (KFER)

  2. DEFINISI INFERTILITAS • Belum terjadi kehamilan pada pasangan suami istri yang telah berhubungan teratur selama satu tahun tanpa memakai alat/metode kontrasepsi. • Definisi waktu tidak berlaku pada suami atau istri dengan penyebab infertilitas yang jelas seperti haid tidak teratur, salpingitis, endometriosis, tidak turunnya testis atau orkitis.

  3. Pembagian Infertilitas • Infertilitas Primer : jika istri belum berhasil hamil walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan pada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut • Infertilitas Sekunder : istri pernah hamil, akan tetapi istri tidak hamil lagi walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan

  4. PENYEBAB INFERTILITAS • Faktor istri • Faktor suami • Faktor suami-istri • Faktor yang tidak dapat dijelaskan

  5. Faktor Istri

  6. Faktor Suami

  7. PROSES KEHAMILAN

  8. Nilai analisa sperma normal (WHO) • Volume 2.0 ml • pH 7.2 – 8.0 • Konsentrasi 20 juta / ml • Sperma total 40 juta / ejakulat • Motilitas 25 % gerak cepat • 50 % gerak maju • Vitalitas 75 % hidup • 25 % mati • Morfologi 30 % bentuk normal • Leukosit < 1 juta / ml • Liquefication time dalam 30 menit • Uji imunobead < 50 % • MAR < 50 %

  9. Tentukan ovulasi • Pastikan apakah siklus haidnya berovulasi • Gambaran siklus yang tidak berovulasi : • Oligomenorrhea atau amenorrhea • Kadar progesteron yang rendah pada fase luteal

  10. Tentukan pola haidnya Eumenorea (25 -35 hari) Polimenorea (<25 hari) Oligomenorea (> 31 hari) Amenorea

  11. Metode penentuan ovulasi • Suhu basal badan • Rentangan lendir serviks • Biopsi endometrium • Pemeriksaan LH pada urine • Kadar progesteron mid-luteal • Pemeriksaan ovulasi dengan USG H 12 dan 15 -pecah atau tidak (LUF) + cek lendir Cervix

  12. PENCATATAN SUHU BASAL BADAN

  13. Pengukuran suhu basal badan (SBB) Progesteron akan meningkatkan suhu basal badan sebe-sar 0.2 – 0.5oC Tidak rutin The use of basal body temperature charts to confirm ovulation does not reliably predict ovulation and is not recommended. (B)

  14. Pemeriksaan lendir serviks Tidak rutin Lendir serviks di bawah pengaruh hormon estrogen bisa diregangkan di antara 2 jari atau di antara 2 slide mikroskop (uji spinnbarkeit)

  15. Endometrial dating Tidak dianjurkan lagi Women should not be offered an endometrial biopsy to evaluate the luteal phase as part of the investigation of fertility problems because there is no evidence that medical treatment of luteal phase defect improves pregnancy rates.(B)

  16. Kadar progesteron mid-luteal Biasanya diperiksa pada hari ke 7 pasca ovulasi atau 7 hari menjelang haid berikutnya Normal : 10 – 30 ng/ml (Sumber : Lab. Makmal FKUI) Women with regular menstrual cycles and more than 1 year’s infertility can be offered a blood test to measure serum progesterone in the midluteal phase of their cycle (day 21 of a 28-day cycle) to confirm ovulation.(B)

  17. Cara melakukan deteksi ovulasi menggunakan kit LH (-) (-) (+) (+) (X) Pada kasus PCOS dapat memberikan hasil positip palsu

  18. Tidak rutin Estrogen Progesteron Uji pasca sanggama (UPS) terbukti tidak memiliki nilai untuk memprediksi fertilitas, namun lebih merupakan bioassay untuk menunjukkan perubahan pola hormon. Mukus yang mampu membenang berada di bawah pengaruh estrogen, sementara ketidakmampuan membenang karena dipengaruhi oleh progesteron The routine use of postcoital testing of cervical mucus in the investigation of fertility problems is not recommended because it has no predictive value on pregnancy rate. (A)

  19. Cara yang optimal untuk menilai ovulasi pada wanita dengan siklus haid yang irregular adalah dengan cara mengkombinasikan pemeriksaan ultrasonografi serial transvaginal dengan pemeriksaan hormon

  20. Pemeriksaan HSG • Infertilitas tuba terjadi pada 15 – 50 % pasangan • HSG menggambarkan kavum uteri dan kedua tuba falopii • Dilakukan pada 10 hari pertama siklus haid, di mana tidak ada risiko kehamilan dan tidak boleh dilakukan saat pasien masih berdarah

  21. Pemeriksaan HSG

  22. Pemeriksaan uterus dengan HSG

  23. Pemeriksaan tuba dengan HSG

  24. SONOSALPINGOGRAFI • Disebut juga Sion test dg memakai sonografi transvaginal utk melihat patensi tuba dengan melihat spill (cairan yg keluar dr ujung fimbrae dr tuba falopii), pd USG tuba isoekoik dan tdk terlihat utk itu dimasukkan cairan salin steril atau media kontras positif (Hy-Co-Sy) kedalam kateter Foley no.8 yg dimasukkan kedalam uterus • Noninvasif, lebih murah.

  25. PERBANDINGAN 3 PROSEDUR HSG LAPAROSKOPI SONOGRAFI Serviks Kel.kongenital + - + Servisitis - - + Uterus Kel.kongenital + Histereskopi + Miometrium - - ++ Endometrium - - ++ Tuba Morfologi + + + Mobilitas - + + Patensi + + + SSG

  26. PERBANDINGAN 3 PROSEDUR HSG LAPAROSKOPI SONOGRAFI Ovarium Morfologi-+ + Folikel - + ++ Perlengketan - ++ + Kavum Douglas - + + Harga/waktu ++ +++ + Radiasi + + _ Nilai terapi - + +

  27. Terima Kasih

  28. Tabel 1. Hirarki evidence • Level Evidence • 1a Systematic review and meta-analysis of randomised • controlled trials (RCT) • 1b At least one randomised controlled trial • 2a At least one well-designed controlled study without • randomisation • 2b At least one other type of well-designed quasi-experimental • study • Well-designed non-experimental descriptive study, such as • comparative studies, correlation studies, or case studies • Expert committee reports or opinions and/or clinical • experience of respected authorities Back

  29. Grade A B C D GPP T A Strength of evidence Directly based on level 1 evidence Directly based on level 2 evidence or extrapolated recommendation from level 1 evidence Directly based on level 3 evidence or extrapolated recommendation from level 1 or 2 evidence Directly based on level 4 evidence or extrapolated recommendation from level 1, 2 or 3 evidence The view of Guideline Development GroupRecommendation from a NICE Technology Appraisal BACK

  30. Siklus haid Eumenorea (25 -35 hari) Polimenorea (<25 hari) Oligomenorea (> 31 hari) Amenorea

  31. Women should not be offered an endometrial biopsy to evaluate the luteal phase as part of the investigation of fertility problems because there is no evidence that medical treatment of luteal phase defect improves pregnancy rates.(B)

  32. (-) (-) (+) (+) (X)

More Related