1 / 60

PENGEMBANGAN DESAIN INSTRUKSIONAL

PENGEMBANGAN DESAIN INSTRUKSIONAL. Oleh : Dr. Djoko Santosa TH, M.Pd. PENGEMBANGAN DESAIN INSTRUKSIONAL.

ankti
Download Presentation

PENGEMBANGAN DESAIN INSTRUKSIONAL

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENGEMBANGAN DESAIN INSTRUKSIONAL Oleh: Dr. DjokoSantosa TH, M.Pd.

  2. PENGEMBANGAN DESAIN INSTRUKSIONAL Dalam suatu siklus lengkap kegiatan instruksional, letak pengembangan instruksional berada pada tahap pertama. Selanjutnya, menyusul pelaksanaan kegiatan instruksional sebagai tahap kedua dan evaluasi instruksional sebagai tahap ketiga.

  3. Siklus Lengkap Kegiatan Instruksional Tahap I Tahap II Tahap III Pengembangan Instruksional Pelaksanaan Kegiatan Instruksional Evaluasi Instruksional

  4. Desain Pengembangan Instruksional Penggunaan Pendekatan Sistem dalam Pengembangan Instruksional telah menghasilkan berbagai desain. Tidak semua desain itu serupa. Sebagian sesuai untuk digunakan untuk memecahkan masalah yang lebih luas, sebagian lagi sesuai untuk pemecahan masalah yang lebih sempit, yaitu di suatu lembaga yang mempunyai kondisi khusus. Berikut ini disampaikan lima desain pendekatan sistem yang telah digunakan, baikoleh pengarangnya sendiri maupun oleh orang lain. Perbandingan kelima desain ini diturunkan dari karya Twelkel, Urbach danBuck (1971). Judul dan pengarang kelima desain yang tergolong sebagai pendahulu tersebut tampak dalam daftar berikut ini:

  5. Daftar Lima Desain Pendekatan Sistem dalam Pendidikan

  6. Desain Teaching Research System

  7. INSTRUCTIONAL SYSTEM DEVELOPMENT MODEL

  8. SYSTEM APPROACH FOR EDUCATION (SAFE)

  9. Project MINERVA Instructional System Design Mengumpulkan Data Pekerjaan Mengidentifikasi Persyaratan Latihan Merumuskan Merumuskan Tujuan Tujuan Penampilan Penampilan Memilih Memilih Isi Strategi Mata Pelajaran Instruksional Memproduksi Bahan Instruksional Mengevaluasi Melaksanakan Melaksanakan Kegiatan Kegiatan dan Menganalisa Instruksional Instruksional Tes Tindak Lanjut Lulusan

  10. THE BANATHY MODEL

  11. Kelima desain pendekatan sistem tersebut dapat dibandingkan dari segi penetapan prosesnya. Tiga tahap yang akan digunakan sebagai dasar perbandingan adalah: 1. TAHAP PERTAMA Definisi Masalah dan Organisasi yang meliputi: a. Identifikasi Masalah b. Analisis Setting c. Organisasi Pengelolaan 2. TAHAP KEDUA Analisis dan Pengembangan Sistem, meliputi: a. Identifikasi Tujuan b. Penentuan Metode c. Penentuan Prototipe 3. TAHAP KETIGA Evaluasi, meliputi: a. Melaksanakan tes atau uji coba prototipe b. Menganalisis hasil uji coba c. Implementasi atau uji coba ulang

  12. 1. TAHAP PERTAMA, Definisi Masalah dan Organisasi yang meliputi: a. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan proses membandingkan keadaan sekarang dengan keadaan yang seharusnya. Hasilnya akan menunjukkan kesenjangan antara kedua keadaan tersebut. Kesenjangan itu disebut kebutuhan (needs). Bila kesenjangan kedua keadaan tersebut besar, kebutuhan itu perlu diperhatikan atau diselesaikan. Kebutuhan yang besar dan ditetapkan untuk diatasi itu disebut masalah, sedangkan kebutuhan yang lebih kecil mungkin untuk sementara atau seterusnya diabaikan. Ia merupakan kebutuhan yang tidak dianggap sebagai masalah. Hasil akhir dari identifikasi masalah adalah perumusan tujuan umum.

  13. Bila diperhatikan, bahasa yang digunakan kelima desain di atas berbeda, tetapi maksudnya sama. Perbandingan istilah yang diguna- kan oleh kelima desain tersebut tampak sebagai berikut:

  14. b. Analisis Setting Analisis setting meliputi kegiatan menentukan karakteristik siswa dan sumber belajar yang tersedia untuk digunakan dalam pemecahan masalah. Apa bahasa yang dipergunakan oleh kelima desain di atas?

  15. c. Organisasi Pengelola Kegiatan yang termasuk Organisasi Pengelolaan cukup luas yaitu meliputi: • Pendefinisian tugas dan tanggung jawab yang diperlukan • Pembentukan jaringan berkomunikasi untuk mengorganisasikan pengumpulan dan pendistribusi- an informasi kepada tim pengembangan. • Pembentukan rencana proyek dan prosedur kontrol

  16. Kegiatan pengembangan instruksional untuk skala luas seperti skala nasional, regional, perguruan tinggi atau lembaga, biasanya dilaksanakan oleh suatu tim. Untuk itu, perlu dibentuk suatu organisasi formal yang membagi tugas dan tanggung jawab setiap anggota tim dengan jelas agar kegiatan pengembangan instruksional itu sejauh mungkin terhindar dari hambatan atau kegagalan. Selanjutnya lihat kembali kelima desain yang kemudian bandingkan masing-masing dan terminologi apa yang mereka gunakan untuk menjelaskan pengertian organisasi pengelolaan ini.

  17. 2. TAHAP KEDUA, Analisis, dan Pengembangan Sistem Hasil kegiatan tahap pertama, yaitu Definisi Masalah dan organisasi memberikan arah kepada tim atau mengembangkan instruksional untuk memulai kegiatan tahap kedua, yaitu tahap Analisis dan Pengembangan Sistem. Tahap ini meliputi tiga langkah, yaitu: identifikasi tujuan, penentuan metode, dan pembuatan prototipe.

  18. a. Identifikasi Tujuan Tujuan adalah apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik setelah menyelesaikan proses belajar. Tujuan ini harus bermanfaat bagi peserta didik. Ia berbentuk perilaku yang dapat diukur. Tujuan ini kemudian diuraikan menjadi tujuan-tujuan khusus, yaitu tujuan yang lebih rinci dan spesifik. Selanjutnya tujuan khusus ini disusun dalam urutan yang logis. Atas dasar tujuan inilah isi pelajaran dipilih dan disajikan kepada peserta didik kelak.

  19. Kelima desain yang dibandingkan menggunakan istilah yang berbeda untuk menggambarkan pengertian tujuan tersebut.

  20. b. Penentuan Metode Penentuan metode dan media instruksional sangat penting untuk memungkinkan peserta didik mencapai tujuan instruksional. Metode yang diidentifikasi dapat lebih dari satu atau beberapa alternatif metode, karena dalam uji coba ada kemungkinan metode yang digunakan tidak efektif sehingga perlu diganti dengan metode lain.

  21. Istilah yang digunakan para ahli bervariasi. Ada yang menggunakan istilah metode instruksional untuk pengertian cara dan alat–alat yang digunakan dalam kegiatan instruksional, ada pula yang memisahkan pengertian metode dan media sebagai cara dan alat transmisi. Sebagian lagi menggunakan istilah strategi instruksional untuk menggantikan kedua kata metode dan media tersebut.

  22. c. Pembuatan Prototipe Pembuatan prototipe merupakan permulaan produksi untuk menghasilkan barang yang sesungguhnya. Di samping itu, pada materi ini pula dimulai pengembangan desain evaluasi dan permulaan review teknis terhadap sistem tersebut oleh para ahli serta penyusunan tes yang akan digunakan untuk mengukur perilaku siswa, baik sebelum maupun setelah uji coba.

  23. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelima desain yang dibandingkan tampak dalam tabel di bawah ini:

  24. 3. TAHAP KETIGA, Evaluasi Tahap akhir dari suatu proses pengembangan instruksional adalah evaluasi. Hasilnya akan menjadi dasar pengambilan keputusan tentang dua hal, yatitu: seberapa baik prototipe instruksional dalam mencapai tujuan, dan bagian mana yang masih lemah sehingga perlu direvisi serta bagaimana merevisinya.

  25. Banyak ahli pengembangan instruksional berpendapat bahwa evaluasi merupakan dasar dalam pendekatan sistem, sehingga tanpa evaluasi yang memadai seluruh proses pengembangan instruksional itu kehilangan maknanya. Tahap evaluasi meliputi tiga langkah, yaitu: pelaksanaan uji coba prototipe, analisis hasil dan implementasi/penggunaannya kembali

  26. a. Uji Coba Prototipe Instruksional Uji coba prototipe biasanya mengambil bentuk-bentuk di bawah ini: • Uji coba pengembangan untuk melihat komponen yang perlu direvisi • Uji coba validasi untuk melihat seberapa jauh peserta didik mencapai tujuan instruksional. • Uji coba lapangan untuk menentukan apakah pengajar dan peserta didik lain dapat menggunakan bahan-bahan tersebut.

  27. Berbagai istilah dan langkah digunakan oleh pengembangan instruksional untuk melaksanakan uji coba prototipe ini.

  28. TUGAS : • BUAT RANCANGAN UJI COBA DARI MASING-MASING MODEL/DESAIN YANG DAPAT DITERAPKAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN EKONOMI. • PILIH SALAH SATU DARI BERBAGAI JENJANG PENDIDIKAN, BAIK DI SMP, SMA MAUPUN SMK

  29. b. Analisis Hasil Analisis hasil melibatkan tiga jenis kegiatan, yaitu: pertama, tabulasi dan memproses data evaluasi. Kedua, menentukan hubungan antara metode yang digunakan, hasil yang dicapai dan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, menafsirkan data. Kualitas revisi yang akan dibuat tergantung kepada interpretasi ini.

  30. Kelima desain yang diperbandingkan menggunakan istilah yang berbeda seperti tampak dalam tabel berikut:

  31. c. Implementasi/Uji Coba Ulang Berdasarkan interpretasi data hasil uji coba, revisi dilakukan dari revisi kecil sampai revisi total. Akhirnya, keputusan harus diambil untuk mengakhiri uji coba ulang dan kemudian mengimplementasikan ke dalam pembelajaran.

  32. Kelima desain yang diperbandingkan menggunakan beraneka ragam istilah untuk menyatakan revisi tersebut.

  33. Bila anda perhatikan perbandingan kelima desain di atas, ternyata di samping istilah-istilahyang mereka gunakan tidak sama, urutan langkah-langkah yang mereka tempuh juga tidak selalu sama. Ini menunjukkan bahwa proses pengembangan instruksional itu tidak terdiri atas urutan langkah-langkah yang baku, atau yang tidak dapat ditawar lagi. Yang ada dan sudah baku adalah desain dasar untuk pengembangan instruksional, yaitu: mengidentifikasi mengembangkan, dan meng- evaluasi atau merevisi

  34. C. DESAIN YANG TERBAIK ? Mengikuti perbandingan kelima desain pendekatan sistem yang diterapkan dalam desain instruksional mungkin ada orang yang ingin memilih salah satu yang terbaik dan menganggapnya sebagai desain standar untuk semua macam kegiatan instruksional. Keinginan seperti itu sebaiknya dibatalkan, sebab setiap model itu baik dan sesuai untuk kondisi tertentu. Kondisi yang dimaksud adalah besar-kecilnya atau kompleks tidaknya suatu lembaga pendidikan, ruang lingkup tugas lembaga pendidikan, serta kemampuan pengelola.

  35. Setiap desain itu dimaksudkan untuk menghasilkan suatu sistem instruksional. Prosedur yang mirip digunakan antara satu dengan yang lain, tetapi mereka menggunakan penjelasan urutan dan bahasa yang tidak selalu sama. Seorang pengembang instruksional dapat memilih salah satu diantaranya yang dianggapnya sesuai, atau mungkin pula mengkombinasikan beberapa diantaranya untuk menyusun suatu model baru. Pertanyaan yang lebih mendasar adalah: seberapa jauh desain itu dapat digunakan secara efektif dan efisien?

More Related