1 / 25

PERSAMAAN FUNDAMENTAL

BAB II. (BAGIAN 2). PERSAMAAN FUNDAMENTAL. 4. RESIDUAL PROPERTY DARI PERSAMAAN KEADAAN. 4.1. RESIDUAL PROPERTY DARI PERS. VIRIAL. Untuk pers. virial 2 suku:. Dari pers. (2.46):. (T konstan). Diperoleh:. (2.51). Jika pers. (2.51) dimasukkan ke pers. (2.44):. (2.44). akan diperoleh:.

Download Presentation

PERSAMAAN FUNDAMENTAL

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BAB II (BAGIAN 2) PERSAMAAN FUNDAMENTAL

  2. 4. RESIDUAL PROPERTY DARI PERSAMAAN KEADAAN 4.1. RESIDUAL PROPERTY DARI PERS. VIRIAL Untuk pers. virial 2 suku: Dari pers. (2.46): (T konstan) Diperoleh: (2.51)

  3. Jika pers. (2.51) dimasukkan ke pers. (2.44): (2.44) akan diperoleh: (2.52) Substitusi pers. (2.51) dan (2.52) ke pers. (2.45) (2.53)

  4. 4.2. RESIDUAL PROPERTY DARI PERS. KUBIK Pers. (2.46), (2.47) dan (2.48) tidak bisa digunakan untuk persamaan keadaan dengan P eksplisit. Oleh karena itu harus diubah bentuknya agar V menjadi variabel integrasi. (T konstan) (T konstan) (T konstan) (2.54)

  5. Jika pers. (2.54) dimasukkan ke (2.46): Pada persamaan di atas, batas bawah integrasi adalah P = 0. Ini merupakan kondisi gas ideal: P = 0  V =  Z = 1

  6. (2.55) Yang harus diingat adalah bahwa integrasi ini dievaluasi pada kondisi T konstan.

  7. Persamaan untuk HR diturunkan dari pers. (2.42): (2.42) Selanjutnya pers. (2.40) dimasukkan, maka akan diperoleh:

  8. yang berada di suku pertama ruas kanan pers. (2.56) diturunkan dari persamaan: Persamaan terakhir dibagi dengan dT dengan V konstan: (2.56)

  9. (2.56a)

  10. Suku terakhir di ruas kanan pers. (2.56) merupakan hasil penurunan pers. (2.55) terhadap T pada V konstan: (2.55) (2.56b)

  11. Pers. (2.56a) dan (2.56b) dimasukkan ke pers. (2.56): (2.57)

  12. (2.55) Persamaan keadaan bentuk kubik:

  13. (2.58) Untuk suku-suku yang berada dalam integral: Jika diintegralkan akan diperoleh:

  14. Jika pers. terakhir dimasukkan ke pers. (2.58): (2.59) Pers. (2.59) ini merupakan pers. untuk GR yang di-turunkan dari pers. keadaan kubik.

  15. yang berada di dalam tanda integrasi dievaluasi dengan menggunakan persamaan: Untuk menghitung HR digunakan pers. (2.57): (2.57)

  16. Integrasi pada pers. (2.57):

  17. Jika persamaan terakhir dimasukkan ke pers. (2.57): (2.60) Pers. (2.60) ini merupakan pers. untuk HR yang di-turunkan dari pers. keadaan kubik.

  18. SR dihitung dengan menggunakan persamaan (2.45): (2.45) (2.61)

  19. CONTOH SOAL Hitung HR dan SR untuk gas n-butana pada 500K dan 50 bar dengan menggunakan persamaan RK. PENYELESAIAN Untuk gas n-butana: Untuk persamaan RK: Tc = 425,1 K Pc = 37,96 bar  = T½  = 1  = 0 a = 0,42748 b = 0,08664

  20. =290.026.312 V dihitung dengan cara iteratif terhadap persamaan: Tebakan awal:

  21. Pada iterasi ke-10 diperoleh hasil V = 569,7 cm3/mol

  22. = – 1,0833 HR = (8,314) (500) (– 1,0833) = – 4.503,3 J mol-1

  23. = – 0,78735 SR = (8,314) (– 1,0833) = – 6.546 J mol-1

More Related