1 / 17

BREEDING

BREEDING. KELOMPOK 2 RIZA PAMUNGKAS 200110100112 RISKY ADI PRADANA 200110100113 RIKA OKTAMEDYANA 200110100115 ARBINISSA MAYZURA 200110100116 ANDRIANTO 200110100117 TSANIYA FITRIANI 200110100119. BREEDING (PEMBIBITAN ).

Download Presentation

BREEDING

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BREEDING KELOMPOK 2 RIZA PAMUNGKAS 200110100112 RISKY ADI PRADANA 200110100113 RIKA OKTAMEDYANA 200110100115 ARBINISSA MAYZURA 200110100116 ANDRIANTO 200110100117 TSANIYA FITRIANI 200110100119

  2. BREEDING (PEMBIBITAN ) Pembibitanadalahkegiatanbudidayamenghasilkanbibitternakuntukkeperluansendiriatauuntukdiperjualbelikan.

  3. SISBITNAS SistemPerbibitanTernakNasionaladalahtatanan yang mengaturhubungandansalingketergantunganantarapengelolaansumberdayagenetik, pemuliaan, perbanyakan,produksi,peredaran, pemasukandanataubibitunggul, pengawasanpenyakit, pengawasanmutu, pengembanganusahadankelembagaan.

  4. PASAL 2 SISBITNAS (1) Sistem Perbibitan Ternak Nasional dimaksudkan untuk memberikan jaminan kepadapeternakuntukmendapatkanbibitunggulsecaraberkelanjutan. (2) SistemPerbibitanTernakNasionalbertujuanuntukmengoptimalkanketerkaitandansalingketergantunganpelakupembibitandalamupayapenyediaanbenihdanataubibitternakdalamjumlah, jenisdanmutu yang sesuaidengankebutuhan.

  5. PASAL 3 RuanglingkupSistemPerbibitanTernakNasionalmeliputi 1. PemanfaatanSumberDayaGenetikTernak; 2. PemuliaanTernak; 3. ProduksidanPeredaranBenihdanBibitTernak; 4. Wilayah SumberBibit; 5. KelembagaanPerbibitan; 6. PemasukandanPengeluaranBenihdanatauBibitTernak; 7. Standarisasi dan Sertifikasi; dan 8. PengawasanBenihdanatauBibitTernak.

  6. PEDOMAN PEMBIBITAN SAPI POTONG YANG BAIK Dilakukandalamrangkamelindungipeternaksapipotongdaribibit yang tidaksesuaidenganstandarmutudanpersyaratanteknis minimal yang ditetapkan, diperlukanpembinaan, bimbingan, pengawasan, danproduksipembibitansapipotong yang baik (Good breeding practice)

  7. LOKASI • Lokasiusahapembibitansapipotongharusmemenuhipersyaratansebagaiberikut: 1. tidakbertentangandenganRencanaUmum Tata Ruang (RUTR) dan Rencana Detail Tata Ruang Daerah (RDTRD) setempat; 2. mempunyaipotensisebagaisumberbibitsapipotongsertadapat ditetapkansebagaiwilayahsumberbibitternak; 3. terkonsentrasidalamsatukawasanatausatu Village Breeding Center (VBC) atausatu unit pembibitanternak; 4. tidakmenggangguketertibandankepentinganumumsetempat; 5. memperhatikanlingkungandantopografisehinggakotorandanlimbah yang dihasilkantidakmencemarilingkungan; 6. jarakantarausahapembibitansapipotongdenganusahapembibitan unggas minimal 1.000 meter.

  8. LAHAN Lahanuntukusahapembibitansapipotongharusmemenuhipersyaratansebagaiberikut: 1. Bebasdarijasadrenikpatogen yang membahayakanternakdanmanusia; 2. Sesuaidenganperuntukannyamenurutperaturanperundang-undangan yang berlaku.

  9. KLASIFIKASI BIBIT Bibit sapi potong diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu: a. bibitdasar (elite/foundation stock), diperolehdariprosesseleksirumpunataugalur yang mempunyainilaipemuliaandiatasnilai rata-rata; b. bibitinduk (breeding stock), diperolehdariprosespengembanganbibitdasar; c. bibitsebar (commercial stock), diperolehdariprosespengembanganbibitinduk.

  10. STANDAR MUTU Untukmenjaminmutuproduk yang sesuaidenganpermintaankonsumen, diperlukanbibitternak yang bermutu, sesuaidenganpersyaratanteknis minimal setiapbibitsapipotongsebagaiberikut:

  11. PERSYARATAN UMUM • i. sapibibitharussehatdanbebasdarisegalacacatfisikseperticacatmata (kebutaan), tandukpatah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal, sertatidakterdapatkelainantulangpunggungataucacattubuhlainnya; • ii. semuasapibibitbetinaharusbebasdaricacatalatreproduksi, abnormal ambingsertatidakmenunjukkangejalakemandulan; • iii. sapibibitjantanharussiapsebagaipejantansertatidakmenderita cacat pada alat kelaminnya.

  12. SELEKSI BIBIT Seleksibibitsapipotongdilakukanberdasarkanperformananakdanindividucalonbibitsapipotongtersebut, denganmempergunakankriteriaseleksisebagaiberikut:

  13. SAPI INDUK • a. sapiindukharusdapatmenghasilkananaksecarateratur; • b. anakjantanmaupunbetinatidakcacatdanmempunyairasiobobotsapihumur 205 hari (weaning weight ratio) diatas rata-rata.

  14. CALON PEJANTAN a.bobotsapihterkoreksiterhadapumur 205 hariumurindukdanmusim kelahiran, di atas rata-rata; b. bobot badan umur 365 hari di atas rata-rata; c. pertambahanbobotbadanantaraumur 1-1,5 tahundiatasratarata; d. bobot badan umur 2 tahun di atas rata-rata; e. libido dan kualitasspermanyabaik; f. penampilanfenotipesesuaidenganrumpunnya.

  15. CALON INDUK a. bobotsapihterkoreksiterhadapumur 205 hariumurindukdanmusim kelahiran, di atas rata-rata; b. bobot badan umur 365 hari di atas rata-rata; c. penampilanfenotipesesuaidenganrumpunnya.

  16. INDIKATOR PERFORMANCE REPRODUKSI • Fertilitasdariternaksapipotong • Jarakantarakebuntingan 1 dengan yang lainnya

More Related