AlexanderMcmahon4

,

Cerita Seorang Anak & Papa yang Baik Siap seorang rama dan anaknya yang pusat melakukan 1 buah perjalanan mengarungi sebuah bukit. Tebing yang terjal serta lembah yang cukup curam mebuat mereka harus semakin berhati-hati di dalam meniti tiap langkah kaki. Anak yang bersama ayahnya itu berumur masih orang muda. Ayahnya menghasut anaknya bagi ikut melaksanakan perjalanan bersamanya, untuk menggurui anak ini segala sesuatu tentang jagat dan isinya. Agar anak tersebut menelan banyak keahlian dan kapasitas yang bermanfa’at. Petualangan yang cukup jauh membuat ayah dan keturunan itu cukup kelelahan. Hingga tanpa berencana sang bujang terpeleset dan hampir lewat. Dengan spontan anak tersebut berteriak soalnya kaget. “ Waaaaahhhhh... ”. tapi si ayah pada cekatan merenggut tangan anaknya dan membantunya untuk balik berdiri. Bani itu tertegun, ada materi yang dalam fikirkanya. Dia ingin mengetes lagi. “Haaaaaaiiiiiiii.... ”. teriakan anak itu dari kepada gunung. Dulu dari kejauhan terdengar tanggapan yang sama melayani teriakanya. ” Haaaaaaiiiii... ”. anak ini semakin rongseng. “Siaaapaaaaa kaaaammmuuuuuu...? ”. teriaknya lagi. & dari teritori yang jauh pun terdengar hal yang serupa pula “ Siaaapaaaaa kaaammmuuuuu...? “. Bujang itu tambah tak menyadari, dia bertambah di kerjakan penasaran oleh asal dr suara ini. “ Aku bertanya di dalam mu, siapa nama mu? ”. Teriakan anak ini lagi. Serta lagi-lagi dia mendapat tantangan yang seperti. Anak tersebut di bakal jengkel oleh suara yang tak sungguh ada itu. “ Kamu tuli ya? Kamu gila? ”. http://www.ceritaanak.org/index.php/kumpulan-cerita-dongeng-anak Teriak keturunan itu pun. Tapi tantangan yang dia terima stabil sama dengan apa yang di ucapkanya. Anak itu semakin muak. “Kamu menghitamkan ku sungguh? Ku gabungan sama ayah ku jika kamu kekar.. ”. teriaknya lagi. & lagi-lagi dia mendapat jawaban yang serupa. Melihat tingkah laku polah anaknya, sang abi hanya mampu tersenyum. Lalu dia memanggil anaknya itu untuk menutup. “Nak.. seharusnya kamu teriakan begini.. Kamu tampan.. engkau baik.. engkau anak yang manis.. ”. Kata ayahnya. Sang bani pun menyampingi kata-kata ayahnya. Dan anehnya, dia mengikuti suara di seberang kian juga menyungkit dia. Soalnya rasa sebal, sang bani pun dan lalu bertanya di dalam ayahnya. “ Sebenarnya dia itu siapa yah? Kenapa dia meniru semua yang aku bicarakan? ’. Tanya sang budak. Sang bapak pun dan lalu menjelaskan.. “ Itu merupakan gema suara nak.. bahana dari talun mu yang di pantulkan oleh tebing dan tahang di gunung ini. Dia membalas setiap apa yang kamu katakan. Jika kamu berkata bagus, maka dia juga mau menjawab indah. Jika engkau berkata buruk, maka dia pun mau menjawab sesuatu yang jelek pula. Sebab dia terwujud dari apa-apa yang engkau katakan sendiri”. “Begitupun kehidupan.. dalam roh, kamu hendak menuai apa pun yang kau tanam. Bahwa kamu perbuatan baik di sesama, oleh karena itu kamu bakal mendapat reaksi yang indah pula. Apabila kamu melakukan jahat di dalam sesama, maka kamu meski akan merekam balasan yang serupa juga”. Jelas si ayah. Serta anak hal itu pun dari mengerti terjemahan dari sebuah kehidupan. Soalnya sebenarnya, roh adalah lamunan dari imbal balik apa pun yang kita lakukan.

Uploads

No contents published yet...